Вы находитесь на странице: 1из 80

ASKEP GADAR

DENGAN
HIPOGLIKEMIA

Hipoglikemia merupakan penyakit

yang disebabakan oleh kadar gula


darah (glukosa) yang rendah. Dalam
keadaan normal, tubuh
mempertahankan kadar gula darah
antara 70-11- mg/dl. ( Aina Abata,
2014).

Hipoglikemia merupakansalah satu

komplikasi akut yang dialami oleh penderita


diabetes mellitus.
Hipoglikemia disebut juga sebagai
penurunan kadar gula darah yang
merupakan keadaan dimana kadar glukosa
darah berada di bawah normal, yang dapat
terjadi karena ketidak seimbangan antara
makanan yang dimakan, aktivitas fisik dan
obat-obatan yang digunakan.

Sindrom hipoglikemia ditandai

dengan gejala klinis antara lain


penderita merasa pusing, lemas,
gemetar, pandangan menjadi kabur
dan gelap, berkeringat dingin, detak
jantung meningkat dan terkadang
sampai hilang kesadaran (syok
hipoglikemia) (Nabyl, 2009).

Epidemiologi
Menurut survey yang dilakukan

WHO, Indonesia menempati urutan


ke-4dengan jumlah penderita
diabetes terbesar di dunia setelah
India, Cina, dan Amerika Serikat.

Dengan prevalensi 8,6 % dari total

penduduk, diperkirakan pada tahun 1995


terdapat 4,5 juta pengidap diabetes dan
pada tahun 2025 diperkirakan meningkat
menjadi 12,4 juta penderita.
Sedangkan menurut Menkes, secara global
WHO memperkirakan penyakit tidak
menular (PTM) telah menyebabkan sekitar
60 % kematian dan 43 % kesakitan
diseluruh dunia (Supari, 2005).

Di Indonesia masih belum ada data,

secara umum insidens hipoglikemia.


Dalam sebuah penelitian, 80%
pasien dengan hipoglikemia
nokturnal tidak memiliki gejala.
Insiden hipoglikemia pada bayi baru
lahir ialah mencapai 1,3 - 3,0 / 1000
kelahiran hidup.

Hipoglikemia juga bisa terjadi sampai

14% bayi-baru-lahir yang sehat dan


dilahirkan dengan masa kehamilan
normal.
Dan 16% pada bayi-baru-lahir BMK
(besar untuk masa kehamilan) yang
dilahirkan dari ibu yang menderita
diabetes.

Anatomi Fisiologi
Pankreas merupakan sekumpulan

kelenjar yang panjangnya kira kira


15 cm, lebar 5 cm, mulai dari
duodenum sampai ke limpa dan
beratnya rata rata 60 90 gram.
Terbentang pada vertebrata lumbalis
1 dan 2 di belakang lambung.

Pankreas merupakan kelenjar

endokrin terbesar yang terdapat di


dalam tubuh baik hewan maupun
manusia. Bagian depan ( kepala )
kelenjar pankreas terletak pada
lekukan yang dibentuk oleh
duodenum dan bagian pilorus dari
lambung.

Bagian badan yang merupakan bagian

utama dari organ ini merentang ke arah


limpa dengan bagian ekornya
menyentuh atau terletak pada alat ini.
Dari segi perkembangan embriologis,
kelenjar pankreas terbentuk dari epitel
yang berasal dari lapisan epitel yang
membentuk usus.

Pankreas terdiri dari dua jaringan

utama, yaitu :
1. Asini sekresi getah pencernaan ke
dalam duodenum.
2. Pulau Langerhans yang tidak tidak
mengeluarkan sekretnya keluar,
tetapi menyekresi insulin dan
glukagon langsung ke darah.

Pulau pulau Langerhans yang

menjadi sistem endokrinologis dari


pamkreas tersebar di seluruh
pankreas dengan berat hanya 1 3 %
dari berat total pankreas.
Pulau langerhans berbentuk ovoid
dengan besar masing-masing pulau
berbeda.

Besar pulau langerhans yang terkecil

adalah 50 m, sedangkan yang


terbesar 300 m, terbanyak adalah
yang besarnya 100 225 m. Jumlah
semua pulau langerhans di pankreas
diperkirakan antara 1 2 juta.

Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel

utama, yaitu:
a. Sel sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 40 % ;
memproduksi glikagon yang manjadi faktor
hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai anti
insulin like activity .
b. Sel sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 80 %,
membuat insulin.
c. Sel sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 15 %,
membuat somatostatin.
Masing masing sel tersebut, dapat dibedakan
berdasarkan struktur dan sifat pewarnaan

Di bawah mikroskop pulau-pulau

langerhans ini nampak berwarna pucat


dan banyak mengandung pembuluh
darah kapiler. Pada penderita DM, sel
beha sering ada tetapi berbeda dengan
sel beta yang normal dimana sel beta
tidak menunjukkan reaksi pewarnaan
untuk insulin sehingga dianggap tidak
berfungsi.

Insulin merupakan protein kecil dengan

berat molekul 5808 untuk insulin


manusia. Molekul insulin terdiri dari dua
rantai polipeptida yang tidak sama,
yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini
dihubungkan oleh dua jembatan
( perangkai ), yang terdiri dari disulfida.
Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan
rantai B terdiri dari 30 asam amino.

Insulin dapat larut pada pH 4 7

dengan titik isoelektrik pada 5,3.


Sebelum insulin dapat berfungsi, ia
harus berikatan dengan protein
reseptor yang besar di dalam
membrana sel.

Insulin di sintesis sel beta pankreas dari

proinsulin dan di simpan dalam butiran


berselaput yang berasal dari kompleks
Golgi. Pengaturan sekresi insulin
dipengaruhi efek umpan balik kadar
glukosa darah pada pankreas. Bila kadar
glukosa darah meningkat diatas 100
mg/100ml darah, sekresi insulin meningkat
cepat. Bila kadar glukosa normal atau
rendah, produksi insulin akan menurun.

Selain kadar glukosa darah, faktor lain

seperti asam amino, asam lemak, dan


hormon gastrointestina merangsang
sekresi insulin dalam derajat berbedabeda.
Fungsi metabolisme utama insulin untuk
meningkatkan kecepatan transport glukosa
melalui membran sel ke jaringan terutama
sel sel otot, fibroblas dan sel lemak.

Etiologi
Adapun penyebab Hipoglikemia yaitu :
1.Dosis suntikan insulin terlalu banyak.
Saat menyuntikan obat insulin, anda
harus tahu dan paham dosis obat
yang anda suntik sesuai dengan
kondisi gula darah saat itu.

Celakanya, terkadang pasien tidak


dapat memantau kadar gula darahnya
sebelum disuntik, sehingga dosis yang
disuntikan tidak sesuai dengan kadar
gula darah saat itu.
Memang sebaiknya bila menggunakan
insulin suntik, pasien harus memiliki
monitor atau alat pemeriksa gula darah
sendiri.

2.Lupa makan atau makan terlalu sedikit.


.Penderita diabetes sebaiknya

mengkonsumsi obat insulin dengan kerja


lambat dua kali sehari dan obat yang kerja
cepat sesaat sebelum makan.
.Kadar insulin dalam darah harus seimbang
dengan makanan yang dikonsumsi. Jika
makanan yang anda konsumsi kurang
maka keseimbangan ini terganggu dan
terjadilah hipoglikemia.

3.Aktifitas terlalu berat.


.Olah raga atau aktifitas berat lainnya

memiliki efek yang mirip dengan insulin.


.Saat anda berolah raga, anda akan
menggunakan glukosa darah yang banyak
sehingga kadar glukosa darah akan
menurun.
.Maka dari itu, olah raga merupakan cara
terbaik untuk menurunkan kadar glukosa
darah tanpa menggunakan insulin.

4. Minum alkohol tanpa disertai makan.

Alkohol menganggu pengeluaran


glukosa dari hati sehingga kadar
glukosa darah akan menurun.

5. Menggunakan tipe insulin yang salah pada

malam hari.
.Pengobatan diabetes yang intensif
terkadang mengharuskan anda
mengkonsumsi obat diabetes pada malam
hari terutama yang bekerja secara lambat.
.Jika anda salah mengkonsumsi obat
misalnya anda meminum obat insulin kerja
cepat di malam hari maka saat bangun
pagi, anda akan mengalami hipoglikemia.

6. Penebalan di lokasi suntikan.


.Dianjurkan bagi mereka yang

menggunakan suntikan insulin agar


merubah lokasi suntikan setiap beberapa
hari.
.Menyuntikan obat dalam waktu lama pada
lokasi yang sama akan menyebabkan
penebalan jaringan. Penebalan ini akan
menyebabkan penyerapan insulin menjadi
lambat.

7. Kesalahan waktu pemberian obat

dan makanan.
.Tiap tiap obat insulin sebaiknya
dikonsumsi menurut waktu yang
dianjurkan.
.Anda harus mengetahui dan
mempelajari dengan baik kapan
obat sebaiknya disuntik atau
diminum sehingga kadar glukosa

8. Penyakit yang menyebabkan gangguan

penyerapan glukosa.
.Beberapa penyakit seperti celiac disease
dapat menurunkan penyerapan glukosa
oleh usus. Hal ini menyebabkan insulin lebih
dulu ada di aliran darah dibandingan
dengan glukosa.
.Insulin yang kadung beredar ini akan
menyebabkan kadar glukosa darah
menurun sebelum glukosa yang baru
menggantikannya.

9. Gangguan hormonal.
.Orang dengan diabetes terkadang

mengalami gangguan hormon


glukagon.
.Hormon ini berguna untuk
meningkatkan kadar gula darah.
Tanpa hormon ini maka pengendalian
kadar gula darah menjadi terganggu.

10.Pemakaian aspirin dosis tinggi.


.Aspirin dapat menurunkan kadar

gula darah bila dikonsumsi


melebihi dosis 80 mg.

11.Riwayat hipoglikemia sebelumnya.


.Hipoglikemia yang terjadi

sebelumnya mempunyai efek yang


masih terasa dalam beberapa
waktu. Meskipun saat ini anda
sudah merasa baikan tetapi belum
menjamin tidak akan mengalami
hipoglikemia lagi.

Faktor Resiko
Hipoglikemia
Bayi dari ibu dengan dibetes melitus

(IDM)
Neonatus yang besar untuk massa
kehamilan (BMK)
Bayi prematur dan lebih bulan
BBLR yang KMK/bayi kembar dapat
terjadi penurunan cadangan glikogen
hati dan lemak tubuh

Bayi sakit berat karena meningkatnya

kebutuhan metabolisme yang melebihi


cadangan kalori
Neonatus yang sakit atau stress
(sindrom gawat napas, hipotermia)
Bayi dengan kelainan
genetik/gangguan metabolik (penyakit
cadangan glikogen, intoleransi glukosa)

Neonatus puasa
Neonatus dengan polisitemia
Neonatus dengan eritroblastosis
Obat-obat maternal misalnya steroid,

beta simpatomimetik dan beta


blocker

Faktor predisposisi terjadinya hipoglikemia


pada pasien yang mendapat pengobatan
insulin atau sulfonylurea: (Mansjoer A,1999)
1.Faktor-faktor yang berkaitan dengan pasien
a. pengurangan/keterlambatan makan
b. kesalalahan dosis obat
c. latihan jasmani yang berlebihan
d. penurunan kebutuhan insulin

penyembuhan dari penyakit


nefropati diabetic
Hipotiroidisme
penyakit Addison
hipopituitarisme

e.hari-hari pertama persalinan


f. penyakit hati berat
g.gastro paresis diabetic

2.Faktor-faktor yang berkaitan dengan

dokter
a.pengendalian glukosa darah yang
ketat
b.pemberian obat-obat yang
mempunyai potensi hiperglikemik
c. penggantian jenis insulin

Manifestasi Klinik
Fase pertama

Gejala- gejala yang timbul akibat


aktivasi pusat autonom di
hipotalamus sehingga dilepaskannya
hormone epinefrin. Gejalanya berupa
palpitasi, keluar banyak keringat,
tremor, ketakutan, rasa lapar dan
mual (glukosa turun 50 mg%.

Fase keduayaitu

Gejala- gejala yang terjadi akibat mulai


terjadinya gangguan fungsi otak,
gejalanya berupa pusing, pandangan
kabur, ketajaman mental menurun,
hilangnya ketrampilan motorik yang
halus, penurunan kesadaran, kejangkejang dan koma (glukosa darah 20 mg
%).

Adapun gejala- gejala hipoglikemi yang tidak

khas adalah sebagai berikut.


Perubahan tingkah laku
Serangan sinkop yang mendadak
Pusing pagi hari yang hilang dengan makan
pagi
Keringat berlebihan waktu tidur malam
Bangun malam untuk makan
Hemiplegi/ afasia sepintas
Angina pectoris tanpa kelainan arteri
koronaria

Patofisiologi
Diabetes ketoasidosis disebabkan oleh tidak

adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah


insulin yang nyata, keadaan ini
mengakibatkan gangguan pada metabolisme
karbohidrat, protein, lemak, ada tiga
gambaran klinis yang penting pada diabetes
ketoasidosis.
Dehidrasi
kehilangan elektrolit
asidosis

Apabila jumlah insulin berkurang jumlah

glukosa yang memasuki sel akan berkurang


pula, di samping itu produksi glukosa oleh
hati menjadi tidak terkendali, kedua factor
ini akan menimbulkan hipoglikemia.
Dalam upaya untuk menghilangkan glukosa
yang berlebihan dalam tubuh, ginjal akan
mengekskresikan glukosa bersama-sama air
dan elektrolit (seperti natrium dan kalium).

Diuresis osmotic yang di tandai oleh

urinaria berlebihan (poliuria) ini akan


menyebabkan dehidrasi dan
kehilangan elektrolit.
penderita ketoasidosis diabetic yang
berat dapat kehilangan kira-kira 6,5
liter air dan sampai 400 hingga mEq
natrium, kalium serta klorida selama
periode waktu 24 jam.

Akibat defisiensi insulin yang lain adalah

pemecahan lemak (liposis) menjadi asam-asam


lemak bebas dan gliseral.asam lemak bebas
akan di ubah menjadi badan keton oleh hati,
pada keton asidosis diabetic terjadi produksi
badan keton yang berlebihan sebagai akibat
dari kekurangan insulin yang secara normal
akan mencegah timbulnya keadaan tersebut,
badan keton bersifat asam, dan bila bertumpuk
dalam sirkulasi darah, badan keton akan
menimbulkan asidosis metabolic.

Pada hipoglikemia ringan ketika

kadar glukosa darah menurun, sistem


saraf simpatik akan terangsang.
Pelimpahan adrenalin ke dalam darah
menyebabkan gejala seperti
perspirasi, tremor, takikardi,
palpitasi, kegelisahan dan rasa lapar.

Pada hipoglikemia sedang,

penurunan kadar glukosa darah


menyebabkan sel-sel otak tidak
memperoleh cukup bahan bakar
untuk bekerja dengan baik.

Tanda-tanda gangguan fungsi pada sistem

saraf pusat mencakup ketidak mampuan


berkonsentrasi, sakit kepala,vertigo, konfusi,
penurunan daya ingat, pati rasa di daerah
bibir serta lidah, bicara pelo, gerakan tidak
terkoordinasi, perubahan emosional,
perilaku yang tidak rasional, penglihatan
ganda dan perasaan ingin pingsan.
Kombinasi dari gejala ini (di samping gejala
adrenergik) dapat terjadi pada hipoglikemia
sedang.

Pada hipoglikemia berat fungsi sistem

saraf pusat mengalami gangguan yang


sangat berat, sehingga pasien
memerlukan pertolongan orang lain untuk
mengatasi hipoglikemia yang di deritanya.
Gejalanya dapat mencakup perilaku yang
mengalami disorientasi, serangan kejang,
sulit di bangunkan dari tidur atau bahkan
kehilangan kesadaran (Smeltzer. 2001).

Klasifikasi
1.Hipoglikemi Ringan (glukosa darah 50-

60 mg/dL)
.Terjadi jika kadar glukosa darah
menurun, sistem saraf simpatik akan
terangsang.
.Pelimpahan adrenalin ke dalam
darah menyebabkan gejala seperti
tremor, takikardi, palpitasi,
kegelisahan dan rasa lapar.

2.Hipoglikemi Sedang (glukosa darah <50

mg/dL)
.Penurunan kadar glukosa dapat
menyebabkan sel- sel otak tidak
memperoleh bahan bakar untuk bekerja
dengan baik.
.Tanda- tanda gangguan fungsi pada
sistem saraf pusat mencakup
keetidakmampuan berkonsentrasi, sakit
kepala, vertigo, konfusi, penurunan daya
ingat, bicara pelo, gerakan tidak

3.Hipoglikemi Berat (glukosa darah <35

mg /dL
.Terjadi gangguan pada sistem saraf
pusat sehingga pasien memerlukan
pertolongan orang lain untuk
mengatasi hipoglikeminya.
.Gejalanya mencakup disorientasi,
serangan kejang, sulit dibangunkan
bahkan kehilangan kesadaran

Penatalaksanaan
1.Menurut PERKENI (2006) pedoman

tatalaksana hipoglikemia sebagai


berikut :
.Glukosa diarahkan pada kadar
glukosa puasa yaitu 120 mg/dl.
.Bila diperlukan pemberian glukosa
cepat (IV) satu flakon (25 cc) Dex 40%
(10 gr Dex) dapat menaikkan kadar
glukosa kurang lebih 25-30 mg/dl.

2.Penanganan Hipoglikemia
.Glukosa Oral
.Sesudah diagnosis hipoglikemi

ditegakkan dengan pemeriksaan glukosa


darah kapiler, 10- 20 gram glukosa oral
harus segera diberikan. Idealnya dalam
bentuk tablet, jelly atau 150- 200 ml
minuman yang mengandung glukosa
seperti jus buah segar dan nondiet cola.

Sebaiknya coklat manis tidak diberikan

karena lemak dalam coklat dapat


mengabsorbsi glukosa. Bila belum ada
jadwal makan dalam 1- 2 jam perlu
diberikan tambahan 10- 20 gram
karbohidrat kompleks.
Bila pasien mengalami kesulitan menelan
dan keadaan tidak terlalu gawat, pemberian
gawat, pemberian madu atau gel glukosa
lewat mukosa rongga hidung dapat dicoba.

Glukosa Intramuskular
Glukagon 1 mg intramuskuler dapat

diberikan dan hasilnya akan tampak dalam


10 menit.Glukagon adalah hormon yang
dihasilkan oleh sel pulau pankreas, yang
merangsang pembentukan sejumlah besar
glukosa dari cadangan karbohidrat di
dalam hati.

Glukagon tersedia dalam bentuk suntikan

dan biasanya mengembalikan gula darah


dalam waktu 5-15 menit.Kecepatan kerja
glucagon tersebut sama dengan
pemberian glukosa intravena.

Bila pasien sudah sadar pemberian

glukagon harus diikuti dengan pemberian


glukosa oral 20 gram (4 sendok makan)
dan dilanjutkan dengan pemberian 40
gram karbohidrat dalam bentuk tepung
seperti crakers dan biscuit untuk
mempertahankan pemulihan, mengingat
kerja 1 mg glucagon yang singkat
(awitannya 8 hingga 10 menit dengan
kerja yang berlangsung selama 12 hingga
27 menit).

Reaksi insulin dapt pulih dalam

waktu5 sampai 15 menit. Pada


keadaan puasa yang panjang atau
hipoglikemi yang diinduksi alcohol,
pemberian glucagon mungkin tidak
efektif. Efektifitas glucagon
tergantung dari stimulasi
glikogenolisis yang terjadi.

Glukosa Intravena

Glukosa intravena harus dberikan


dengan berhati- hati. Pemberian
glukosa dengan konsentrasi 40 % IV
sebanyak 10- 25 cc setiap 10- 20
menit sampai pasien sadar disertai
infuse dekstrosa 10 % 6 kolf/jam.

Pemeriksaan Penunjang
1.Gula darah puasa

Diperiksa untuk mengetahui kadar gula


darah puasa (sebelum diberi glukosa 75
gram oral) dan nilai normalnya antara
70- 110 mg/dl.(5)
2.Gula darah 2 jam post prandial
Diperiksa 2 jam setelah diberi glukosa
dengan nilai normal < 140 mg/dl/2 jam

3.HBA1c

Pemeriksaan dengan menggunakan bahan


darah untuk memperoleh kadar gula darah
yang sesungguhnya karena pasien tidak
dapat mengontrol hasil tes dalam waktu 23 bulan. HBA1c menunjukkan kadar
hemoglobin terglikosilasi yang pada orang
normal antara 4- 6%. Semakin tinggi maka
akan menunjukkan bahwa orang tersebut
menderita DM dan beresiko terjadinya
komplikasi.

4. Elektrolit, tejadi peningkatan

creatinin jika fungsi ginjalnya telah


terganggu
5. Leukosit, terjadi peningkatan jika
sampai terjadi infeksi

Askep gawat darurat


A.Pengkajian
1.Airway (jalannapas)

Kajiadanyasumbatanjalannapas.Ter
jadikarenaadanyapenurunankesada
ran/komasebagaiakibatdariganggua
n transport oksigenkeotak.

Diagnosakeperawatan Ketidak efektifan

bersihan jalan napas b/dadanya benda asing


Intervensi :
Kajiadanya sumbatan jalan napas (lidah jatuh
ke belakang, sputum) sehubungan dengan
penurunan kesadaran
R/adanya sumbatan mempengaruhi proses
respirasi
Kaji frekuensi, kedalaman pernapasan
R/Berguna dalam evaluasi derajat distress
pernapasan

Kaji atau awasi secara rutin kulit dan warna

membrane mukosa.
R/ sianosis mungkin perifer (terlihat pada kuku)
atau sentral (terlihat sekitar bibir atau daun
telinga). Keabu-abuan dan sianosis sentral
mengindikasikan beratnya hipoksemia.
Auskultasi bunyi napas, catat area penurunan
aliran udara dan atau bunyi tambahan.
R/ bunyi napas mungkin redup karena penurunan
aliran udara. Adanya mengik mengindikasikan
spasme bronkus atau tertahannya secret.

Awasi tingkat kesadaran atau status mental

danSelidikiadanyaperubahan.
R/ Dapat menunjukkan peningkatan hipoksia
atau komplikasi.
Pasang spatel

2.Breathing (pernapasan)
.Merasa kekurangan oksigen dan napas

tersengal sengal, sianosis.


.Diagnosakeperawatan ;Pola napas tidak
efektif b/d adanya depresan pusat
pernapasan.

intervensi :
Kajifrekuensi, irama, kedalamanpernapasan.
R/ frekuensi dan kedalaman pernapasan menunjukan
usaha pasien mendapatkan oksigen.
Auskultasibunyinapas.
R/Bunyi napas mungkin terjadi redup karena penurunan
aliran udara.
Pantau penurunan bunyi napas
R/ penurunan bunyi napas mengindikasikan adanya
masalah pd pernafasan
Pertahankanposisi semi fowler.
R/ untuk mengurangi sesak yang dialami klien.

Catatkemajuan yang

adapadakliententangpernapasan
R/ mengindikasikan adanya kemajuan dalam
pengobatan.
BerikanoksigensesuaiadvisDokter
R/Memaksimalkan sediaan O2.

3.Circulation (sirkulasi)

Kebas ,kesemutandibagianekstremitas,
keringatdingin, hipotermi, nadilemah,
tekanandarahmenurun.
Diagnosa; Gangguan perfusi jaringan b/d
hipoksia jaringan. Ditandai dengan
peningkatan TIK, nekrosis jaringan,
pembengkakan jaringan otak, depresi SSP dan
oedema.

Intervensi :
Catat status neurologisecarateratur,

bandingkandengannilaistandart.
R/Mengkaji adanya kecenderungan pada
tingkat kesadaran dan potensial peningkatan
TIK dan bermanfaat dalam menentukan lokasi,
dan perkembangan kerusakan SSP.

Catat ada atau tidaknya refleks-refleks tertentu

seperti refleks menelan, batuk dan Babinski.


R/ Penurunan refleks menandakan adanya
kerusakan pada tingkat otak tengah atau batang
otak dan sangat berpengaruh langsung terhadap
keamanan pasien. Kehilangan refleks berkedip
mengisyaratkan adanya kerusakan pada daerah
pons dan medulla. Tidak adanya refleks batuk
meninjukkan adanya kerusakan pada medulla.
Refleks Babinski positif mengindikasikan adanya
trauma sepanjang jalur pyramidal pada otak.

Pantautekanandarah

R/ tekanandarah yang
menurunmengindikasikanterjadinyapenuruna
nalirandarahkeseluruhtubuh.
Perhatikan adanya gelisah meningkat,
tingkahlaku yang tidak sesuai.
R/ adanya gelisah menandakan bahwa terjadi
penurunan aliran darah kehipoksemia.

Tinggikan kepala tempat tidur sekitar 15-45

derajat sesuai toleransi atau indikasi.Jaga


kepala pasien tetap berada pada posisi netral.
R/Peningkatan aliran vena dari kepala akan
menurunkan TIK.
Berikan oksigen sesuai indikasi
R/Menurunkan hipoksemia, dapat
meningkatkan vasodilatasi dan volume darah
serebral yang meningkatkan TIK.

4.Disability (kesadaran)
.Terjadi penurunan kesadaran, karena

kekurangan suplai nutrisi keotak.


.Diagnose; Resiko tinggi injuri b/d
penurunan kesadaran.

Intervensi :
Berikanposisidengankepalalebihtinggi.

R/ Memonilisasirangsangan yang
dapatmenurunkan TIK
Kajitanda-tandapenurunankesadaran.
R/
Menentukantindakankeperawatanselanjutny
a
Observasi TTV
R/ Mengetahuikeadaanpasien

Aturposisipasienuntukmenghindarikerusaka

nkarenatekanan.
R/ Perubahanposisi secara teratur
menyebabkan penyebaran terhadap BB dan
meningkatkan sirkulasi pada
seluruhbagiantubuh
Beri bantuanuntukmelakukanlatihangerak.
R/ melakukan mobilisasi fisik dan
mempertahankan kekuatan sendi

5.Exposure.

Pada exposure kita melakukan pengkajian


secara menyeluruh. Karena hipoglikemia
adalah komplikasi dari penyakit DM
kemungkinan kita menemukan adanya
luka/infeksi pada bagian tubuh klien / pasien.

Вам также может понравиться