Вы находитесь на странице: 1из 24

ASSALAMUALAIKUM

WARROHMATULLAH
WABAROKATUH

SEMANGAT PAGI !!
KELOMPOK 1
LATAR BELAKANG dan TUJUAN
KEMUHAMMADIYAHAN

Agus Karyaman
Afifah
Della Amanda
Rizky Febrian
Ziaul Fatwa A Y
TATA TERTTIB PESERTA
DISKUSI
1. MEMATIKAN SEMUA GADGET

2. IKUT AKTIF DALAM DISKUSI


KEMUHAMMADIYAHAN

3. DILARANG MAKAN MAKANAN BERAT

4. DILARANG BERISIK

5. MEMPERHATIKAN PEMBICARA DI DEPAN


Latar Belakang

Ada 2 faktor yang melatar belakangi


berdirinya Muhammadiyah :
Faktor Intern :
berhubungan dengan pribadi
Ahmad Dahlan itu sendiri selaku
pendiri Muhammadiyah
Faktor Ekstern :
berkaitan dengan hal-hal yang terjadi di luar
diri Ahmad Dahlan, meliputi aspek sosial,
keagamaan, pendidikan dan politik bangsa
Faktor Internal
Setelah menunaikan ibadah haji pertama dan
kedua, Ahmad Dahlan mempunyai obsesi besar
tentang masa depan Islam yang mampu
membebaskan masyarakat seperti yang
diperankan Rasululloh dan para salafiyun. Islam
harus dipahami dari sumber utamanya, yaitu Al-
Quran dan Al-Sunnah.
Beliau akrab terhadap Al-Quran, dalam hal
membaca, menelaah, membahas, mengkaji
kandungan isinya.
Akhirnya lewat ayat yang telah ditelaahnya apakah
sikap yang harus dilakukan.
Q.S. an-Nisa 82




Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al
Quran? Kalau kiranya Al Quran itu bukan dari
sisi Allah, tentulah mereka mendapat
pertentangan yang banyak di dalamnya.
Q.S Muhammad; 24

Maka Apakah mereka tidak


memperhatikan Al Quran ataukah hati
mereka terkunci?
Q.S Ali Imran 104

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan


umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang makruf dan mencegah
dari yang munkar; merekalah orang-orang yang
beruntung.(QS. 3:104)
Memahami seruan ayat di atas, K. H. Ahmad
Dahlan tergerak hatinya untuk membangun
sebuah persyarikatan yang teratur dan rapi
Yang tugasnya berkhidmad melakasanakan
dakwah Islam amar maruf dan nahi munkar di
tengah-tengah masyarakat luas
Dalam pemahaman terhadap ayat Al-Quran tidak
sekedar pada tataran kognitif, tetapi menuntut
aktualisasi nyata sehingga masyarakat dapat
merasakan perubahan yang lebih baik. Dengan
cara demikian, risalah Islam sebagai Hudan dan
rahmatan lil-alamin terjadi di dalam masyarakat.
Faktor Eksternal
I. ASPEK SOSIAL DAN AGAMA

a.Keberadaaan umat islam

Realitas sosio-keagamaan yang dihadapi Ahmad


Dahlan ada dua yaitu; pertama masalah internal
umat Islam sendiri yang dalam melaksanakan
ajaran Islam tidak murni sesuai dengan Al-Quran
dan Al-Sunnah penuh dengan bidah, khurafat dan
tahayul. Kedua masalah eksternal yakni yang
berkenaan dengan penetrasi atas misi Kristen.
Dalam pandangan Ahmad Dahlan,
Islam sebagai agama maupun Islam
sebagai tradisi pemikiran yang terjadi di
Indonesia boleh dikatakan macet total.
Karena tidak mampu membawa dan
mendorong umat Islam Indonesia
menjadi masyarakat yang dinamis, maju,
dan modern. Ajaran-ajarannya banyak
dipengaruhi oleh budaya lokal yang
sebelumnya telah berkembang di
Indonesia. Hal inilah yang mempengaruhi
latar belakang kelahiran Muhammadiyah.
b.keberadaan umat non-islam:
Realitas sosio-keagamaan yang dihadapi
Ahmad Dahlan ada dua yaitu; pertama
masalah internal umat Islam sendiri yang
dalam melaksanakan ajaran Islam tidak
murni sesuai dengan Al-Quran dan Al-
Sunnah penuh dengan bidah, khurafat dan
tahayul. Kedua masalah eksternal yakni
yang berkenaan dengan penetrasi atas
misi Kristen.
Menyusul perkembangan sampai masa-masa
Politik Etis ditahun-tahun pertama abad ke-20,
sekolah-sekolah misi Kristen mulai ikut serta
dalam proses pendidikan pemerintah. Ahmad
Dahlan dikenal bersikap toleran terhadap para
misionaris Kristen dan cenderung bersikap tidak
bermusuhan. Dengan alasan untuk melindungi
keberadaan dan masa depan organisasinya,
pada dasarnya dia sangat kukuh dalam
pendiriannya menghadapi ancaman Kristen
terhadap Islam.
2.REALITAS PENDIDIKAN DI INDONESIA:

a.Sistem pendidikan barat


Pemerintah Belanda mendirikan pendidikan
sekolah yang mengajarkan ilmu-ilmu yang
diajarkan di dunia Barat. Yang tujuannya untuk
mencetak kader pribumi untuk menjadi
pegawai pemerintahan. Diharapkan alumni
yang menjadi pegawai pemerintah tidak
melakukan perlawanan terhadap pemerintah
Belanda. Namun, dalam pelaksanaanya
bertujuan menghantam sistem pendidikan
pesantren.
b.Sistem pendidikan pesantren
Pendidikan yang mengajarkan studi
keislaman tradisional, mislanya ilmu kalam,
ilmu fikih, tasawuf, bahasa arab berikut
variasinya, ilmu hadis, ilmu tafsir, dan lain-
lain. Proses belajar mengajar di lembaga
pendidikan ini juga masih tradisional.
Banyak alumni lembaga pendidikan ini
memiliki pola pikir yang menjauh dari
perkembangan modern.
3.REALITAS POLITIK ISLAM DI INDONESIA
Realitas politik bangsa yang dihadapi
Ahmad Dahlan dapat dipisahkan menjadi dua
periodik yakni politik Hindia Belanda sebelum
C.S Hurgronje dan setelah Hurgronje menjadi
penasehat Kolonial Belanda.
Periode pertama, Belanda menerapkan
kebijakan agar umat Islam tidak berontak
dengan mempersulit pengamalan ajaran
Islam.
Periode kedua, Belanda menerapkan
kebijakan ganda, satu pihak memberikan
kebebasan beragama terutama ibadah
mahdhah, dipihak lain melarang kegiatan-
kegiatan yang bersifat pencerdasan dan
kesadaran politik.
Sebelum Muhammadiyah resmi dideklarasikan,
ada lima langkah yang telah diambil oleh
Ahmad Dahlan sebagai proses awal untuk
mendIrikan Muhammadiyah.

Langkah-langkah ini adalah


(a) berdiskusi dengan guru-guru Kwekschool;
(b) (b) berdiskusi dengan orang-orang dekat unutk mencari
nama yang tepat bagi organissai yang akan didirikan;
(c) (c) mengajukan permohonan kepada Hoofdbestuur Budi
Oetomo agar mengusulkan kepada pemerinyahan
Hindia Belanda untuk berdirinya Muhammadiyah;
(d) (d) mengadkan rapat-rapat persiapan peresmian
berdirinya Muhammadiyah;
(e) dan (e) memproklamirkan berdirinya Muhammadiyah
TUJUAN
MUHAMMADYAH
Sejak berdiri (1912) hingga sekarang
(2004), Muhammadiyah telah mengalami
perubahan tujuan sebanyak 7 kali. Tujuan
yang terakhir hasil Muktamar ke-44 tahun
2000 di Jakarta adalah Menegakkan dan
menjunjung tinggi agama Islam sehingga
terwujud, masyarakat Islam yang sebenar-
benarnya
Posisi Muhammadiyah dalam kehidupan
nasional, dunia Islam, dan perkembangan
global ditandai dengan lima peran yang
secara umum menggambarkan misi
Persyarikatan. Kelima peran tersebut
adalah:
Pertama,
Muhammadiyah sebagai gerakan tajdid terus
mendorong tumbuhnya gerakan pemurnian
ajaran Islam dalam masalah yang baku (al-
tsawabit) dan pengembangan pemikiran dalam
masalah-masalah ijtihadiyah yang
menitikberatkan aktivitasnya pada dakwah amar
makruf nahi munkar. Muhammadiyah
bertanggung jawab atas berkembangnya syiar
Islam di Indonesia, dalam bentuk:
1) makin dipahami dan diamalkannya ajaran
Islam dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara,
2) kehidupan umat yang makin bermutu, yaitu
umat yang cerdas, berakhlak mulia, dan sejahtera
Kedua,

Muhammadiyah sebagai gerakan Islam


dengan semangat tajdid yang dimilikinya
terus mendorong tumbuhnya pemikiran Islam
secara sehat dalam berbagai bidang
kehidupan. Pengembangan pemikiran Islam
yang berwatak tajdid tersebut sebagai
realisasi dari ikhtiar mewujudkan risalah Islam
sebagai rahmatan lil-alamin yang berguna
dan fungsional bagi pemecahan
permasalahan umat, bangsa, negara, dan
kemanusiaan dalam tataran peradaban
global.
Ketiga,
sebagai salah satu komponen bangsa,
Muhammadiyah bertanggung jawab atas berbagai
upaya untuk tercapainya cita-cita bangsa dan
Negara Indonesia, sebagaimana dituangkan dalam
Pembukaan Konstitusi Negara. Upaya-upaya tersebut
melalui:
1) penegakan hukum dan pemerintahan yang bersih,
2) perluasan kesempatan kerja, hidup sehat dan
berpendidikan yang bebas dari kemiskinan,
3) peneguhan etika demokrasi dalam kehidupan
ekonomi dan politik,
4) pembebasan kehidupan berbangsa dan bernegara
dari praktek kemunkaran dan kemaksiatan;
Keempat,
sebagai warga Dunia Islam,
Muhammadiyah bertanggung jawab atas
terwujudnya kemajuan umat Islam di segala
bidang kehidupan, bebas dari ketertinggalan,
keterasingan, dan keteraniayaan dalam
percaturan dan peradaban global. Dengan
peran di dunia Islam yang demikian itu
Muhammadiyah berkiprah dalam
membangun peradaban dunia Islam yang
semakin maju sekaligus dapat
mempengaruhi perkembangan dunia yang
semakin adil, tercerahkan, dan manusiawi.
Kelima,
sebagai warga dunia, Muhammadiyah
senantiasa bertanggungjawab atas terciptanya
tatanan dunia yang adil, sejahtera, dan
berperadaban tinggi sesuai dengan misi
membawa pesan Islam sebagai rahmatan lil-
alamin. Peran global tersebut merupakan
keniscayaan karena di satu pihak
Muhammadiyah merupakan bagian dari dunia
global, di pihak lain perkembangan dunia di
tingkat global tersebut masih ditandai oleh
berbagai persoalan dan krisis yang mengancam
kelangsungan hidup umat manusia dan
peradabannya karena keserakahan negara-
negara maju yang melakukan eksploitasi di
banyak aspek kehidupan.
Terima Kasih

WASSALAMUALAIKUM
WARROHMATUULAH
WABAROKATUH

Вам также может понравиться