Вы находитесь на странице: 1из 16

Cara Pemeriksaan Gigi Geligi :

1. Inspeksi
2. Sondasi
3. Termis
4. Perkusi
5. Tekanan
6. Tes Mobility
7. Membau
8. Palpasi
9. Tes Vitalitas
10.Rontgen Foti
1. Insfeksi
Pemeriksaan dengan inspeksi memerlukan ;
- Cahaya matahari
- Kaca mulut
- Posisi penderita

Dengan inspeksi bisa juga melihat warna gigi sehat


berwarna putih kekuningan, kebiru-biruan atau
lebih gelap. Contoh : bila dindinga kavitas telah
tipis (tambalan membayang)terutama
padatambalan kelas ii, hal ini dapat memberi kesan
seolah gigi sudah mati. Jadi warna saja tidak dapat
menentukan gigi itu sudah mati.
2. Sondasi
Sisa makanan yang tertinggal dalam lubang karies
harus dibersihkan dengan ekskavator

Kadang kita temukan karies kecil di oklusal, tapi


pemeriksaan dngan sonde dapat dirasakan
kariesnya sudah dalam/ luas.

Pemeriksaan dengan sonde harus dilakukan tanpa


tekanan.
Guna pemeriksaan dengan sonde, untuk
mengetahui ;
a. Ada karies atau tidak
b. Kedalamam karies
c. Ada reaksi dari pulpa atau tidak
d. Ada perforasi atau tidak
3. Termis
Gigi harus dibersihkan dari sisa makanan dan
dikeringkan.
Pemeriksaan dengan termis ada 2, yaitu dingin
dan panas.

a. Cara pemeriksaan dengan termis dingin :


ambil kapas kecil dengan menggunakan
pinset, semprotan chlor ethyl pada kapas tsb
(jangan ke arah mata pasien), setelah
berbuih (kristal putih) kapas diletakkan pada
dasar kavita. Bila chlor ethyl tidak ada, dapat
diganti dengan air es.
Cara pemeriksaan dengan termis panas :
Biasanya digunakan udara panas dari;
- Semprotan angin/ chip blower
- Burnisher yang dipanaskan
- Gutapercha yang dipanaskan
- Karet poles pada gigi dengan tambalan besar
(amalgam)
4. Perkusi
Dapat digunakan untuk menentukan adanya
peradangan pada jaringan penyangga gigi.
Jika diperkirakan kelainannya agak parah, jangan
menggunakan tangkai instrumen tetapi gunakan
jari tangan dan mulailah mengetuk gigi sebelahnya
baru gigi yang diduga mempunyai kelainan. Jika
beberapa gigi diketuk ke arah apeks, yang paling
sensitif biasanya yang mengalami kelainan (cacat).
Caranya : ketuklah gigi yang sehat dulu, baru gigi
yang sakit. Perkusi harus dilakukan dari arah labial/
bukal, palatinal/ lingual, incisal/oklusal. Kadang dari
suara dapat diketahui bila suara nyaring gigi vital.
5. Tekanan
Tangkai instrumen dibungkus isolator karet, kain
kassa atau kapas.
Caranya :
Tangkai instrumen ditekankan pada gigi yang
memberikan keluhan.
Bisa juga pasien disuruh menggigit tangkai
instrumen yang sudah dibungkus, atau pasien
disuruh membuka dan menutup mulut sehingga
gigi beroklusi.
Bila memberikan reaksi berarti sudah terjadi
periodontitis. Selain itu juga untuk mengetahui
terjadi keretakan pada gigi.
6. Membau
Proses terjadinya bau ;
Sisa makanan yang tertinggal di dalam kavita/ sela-
sela gigi bila tidak dibersikan akan diubah menjadi
gas-gas yang berbau seperti NH3, H2S oleh bakteri
anaerob.

Caranya :
Karis dibersihkan dulu dari sisa-sisa makanan. Pada
karies yang basah, ambil kapas dengan pinset
kemudian ulaskan pada karies, lalu kapas dicium
maka akan tercium bau yang khas.
Bau mulut / halitosis dapat disebabkan karena :
a. Fisiologi ;
kurangnya aliran ludah selama tidur
makanan/ minuman
kebiasaan merokok
menstruasi
b. Patalogis ;
oral hygiene buruk
plak gigi
karies
gingivitis
7. Palpasi
Pemeriksaan dengan cara meraba.
Guna pemeriksaan palpasi :
Mengetahui keadaan akut atau kronis (misal infeksi
pada kelenjar mandibula). Pada yang akut sakit,
pada yang kronis tidak sakit tapi seperti ada biji.
- Mengetahui suhu di daerah yang sakit (pada
abses, suhu terasa panas)
- Mengetahui keras lunaknya suatu pembengkakan
(pada abses yang sudah matang akan terasa
lunak)
- Mengetahui lokasi pembekakan
- Mengetahui adanya fraktur (alveolar)
Caranya :
- Pada abses ; jari telunjuk kanan diletakkan
perlahan-lahan pada daerah pembengkakan
dengan sedikit tekanan
- Pada pemeriksaan kelenjar limfe, kepala pasien
ditundukkan, ibu jari bertumpuk pada pipi
kemudian kelenjar limfe diraba di bawah korpus
mandibula dengan jari telunjuk, jari tengah, jari
manis dan jari kelingking dengan gerakan
memutar secara perlahan-lahan tanpa tekanan.
8. Tes Mobilitas
Pemeriksaa dengan cara menggoyangkan gigi
Caranya :
Kita lakukan penekanan pada gigi yang akan
diperiksa dengan jari atau pinset.

Sebab-sebab terjadinya kegoyangan gigi :


- Adanya resorpsi akar (pada gigi sulung)
- Adanya resorpsi tulang alveolar akibat adanya
subgingival kalkulus
- Adanya trauma (benturan), misal; jatuh, terpukul
- Adanya penyakit sistemik, misal diabetes meletus
yang tidak terkontrol atau pada tahap lanjut.
9. Tes Vitalitas
TES APE = TES ALAT UJI PULPA ELEkTRONIK
Guna Vitalitester :
Untuk memeriksa apakah pulpa masih vital atau tidak
Caranya :
Gigi yang akan diperiksa dibersihkan dan dikeringkan,
ujung vitalitester diolesi pasta gigi. Mula-mula yang
diperiksa gigi sehat yang senama, kemudian baru pada
gigi yang sakit. Waktu mengetes mengambil daerah 1/3
dari incisal dan pada daerah email yang baik, tidak boleh
melakukan tes langsung pada tumpatan amalgam atau
dentin yang terbuka sebab akan memberikan reaksi yang
tidak benar.
Pada daerah servikal juga lebih sensitif.
Pada skala terlihat 0-12. angka dimana gigi yang sehat
bereaksi disebut irritation point. Kemudian ujung
vitalitester diletakkan pada gigi yang sakit.
Misal :
- Pada hyperemi pulpa, gigi akan bereaksi sebelum
irritaion point
- Pada pulpitis kronis, gigi bereaksi setelah
melewati irritation point
- Pada gigi non vital, gigi tidak memberikan reaksi.

Kontra indikasi:
- Jika gigi tidak mungkin diisolasi dan dikeringkan.
- Jika ujung alat tidak dapat diletakkan pada email
di dekat gingiva yang merupakan tempat terdekat
denga pulpa (1/3 mahkota gigi).
- Gigi dengan trauma 6 minggu sebelumnya.
- Gigi yang diberikan lokal anesthesi.
- Gigi dengan keluhan sakit hebat
10. Rontgen Foto
Suatu pemeriksaan menggunakan x-ray

Bila pemeriksaan no. 1 9 belum dapat ditentukan diagnosa


yang tepat, maka pemeriksaan dengan menggunakan x-ray
dapat menemukan diagnosa yang lebih lengkap, misalnya
menemukan kelainan-kelainan dalam tulang, yaitu;
- Hubungan antara benih gigi permanen dan gigi sulung
- Adanya gigi yang belum tumbuh (ada atau tidaknya benih)
- Adanya sisa akar
- Adanya karies aproksimal
- Adanya abses, granuloma, kista
- Posisi molar 3 yang infaksi
- Tumpatan yang over hanging
- Dan lain-lain

Вам также может понравиться