Вы находитесь на странице: 1из 15

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

KLIEN DENGAN OSTEOATRITIS

HERMALINDA
Pengertian
Osteoartritis (OA) merupakan penyakit
degeneratif sendi yang berkaitan dengan
kerusaka kartilago sendi.
vertebra, panggul, lutut dan pergelangan
kaki paling sering terkena.
Klasifikasi
OA dibedakan menjadi dua:
1.OA primer (ideopatik) , dimana kausanya
tidak diketahui dan tidak ada hubungan
dengan penyakit sistemik dan perubahan
lokal pada sendi.
2.OA sekunder didasari oleh adanya kelainan
endokrin, inflamasi, metabolik, pertumbuhan,
herediter, jejas mekanis/kimiawi dan
imobilisasi yang terlalu lama.
Patofisiologi
OA terjadi karena gangguan homeostasis dari
metabolisme kartilago dengan kerusakan
struktur proteoglikan kartilago.
Jejas mekanis dan kimia spt umur, stres,
penggunaan sendi berlebihan, defek anatomik,
obesitas, genetik dan faktor kebudayaan dapat
merangsang terbentuknya molekul abnormal
dan produk degradasi kartilago dalam cairan
sinovial sendi yang mengakibatkan terjadinya
inflamasi sendi, kerusakan kondrosit dan nyeri.
Osteoartritis terjadi sebagai hasil kombinasi antara degradasi rawan
sendi, remodelling tulang dan inflamasi cairan sendi.
Peningkatan degradasi kolagen akan mengubah keseimbangan
metabolisme rawan sendi. kelebihan produk hasil degradasi ini
cenderung berakumulasi di sendi dan menghambat fungsi rawan
sendi serta mengawali proses inflamasi.
Pada OA juga terjadi proses peningkatan fibrinogenik dan
penurunan fibrinolitik. proses ini menyebabkan terjadinya
penumpukan trombus dan komplek lipid pada pembuluh darah
subkondral yang menyebabkan iskemia dan nekrosis jaringan
subkondral. Hal ini mengakibatkan dilepaskannya mediator kimia
seperti prostaglandin dan interleukin yang dapat menimbulkan bone
angina lewat subkhodral yang diketahui mengandung ujung syaraf
yang menghantarkan nyeri.
Patoflow
multifaktor (yang mengganggu
homeostasis kartilago
pada sendi lutut

Kerusaka struktur Perubahan peningkatan


proteoglikan kartilago membran vaskularisasi
sendi lutut sinovial sendi lutut sendi lutut

Osteoartritis sendi lutut

Pembentukan
Pelunakan dan Kontraktur dan
osteofit pada
iregulitas sendi lutut instabilitas sendi lutut
sendi lutut
Kekakuan Peningkatan tekanan
sendi lutut Deformitas artikular sendi lutut
Hambatan mobilitas sendi lutut Kompresi saraf
fisik Peningkatan sendi lutut
beban sendi Nyeri
Manifestasi klinis
Nyeri sendi
Hambatan gerakan sendi
Kaku pagi
Krepitasi
Pembesaran sendi (deformitas)
Tanda-tanda peradangan
Perubahan gaya berjalan
Pemeriksaan Diagnostik
didasarkan pada gambaran klinis dan
radiologis.
Gambaran radiografis sendi adalah:
1.Penyempitan celah sendi
2.Peningkatan densitas tulang subkondral.
3.Kista tulang.
4.Osteofut pada pinggir sendi.
5.perubahan struktur anatomi sendi
PENATALAKSANAAN
Terapi non farmakologis
1.Informasi (health education).
2.Terapi fisik dan rehabilitasi
3.Penurunan berat badan
Terapi farmakologis
1.analgesik oral
2.Analgesik topikal
3.Obat anti inflamasi non steroid (OAINS)
4.Chondroprotective agent seperti: tetrasiklin,
asam hialuronat, kondroitin sulfat,
glikosaminoglikan, vitamin C, superoxide
desmutase.
Terapi bedah : apabila terapi farmakologis
tidak memberikan hasil yang baik dalam
mengurangi nyeri dan untuk melakukan
koreksi apabila terjadi deformitas yang
mengganggu aktivitas.
Asuhan keperawatan
Look: nyeri sendi lutut, pembesaran sendi
(deformitas) dan perubahan gaya
berjalan.
Feel: tanda peradangan (nyeri tekan,
gangguan gerak,rasa hangat yang merata
dan kemerahan), krepitasi.
Move: hambatan gerakan sendi lutut dan
kaku pagi.
Diagnosis keperawatan
Nyeri
Kerusakan mobilitas fisik
Risiko trauma
Risiko infeksi
Ansietas
Intervensi
NOC: kontrol nyeri (menilai faktor penyebab,
penggunaan obat dengan tepat, melaporkan
tanda/gejala nyeri, laporkan bila nyeri terkontrol)
NIC: Manajemen nyeri
Aktivitas: Lakukan penilaian nyeri, kaji ketidaknyamanan
seca non verbal, tentukan dampak nyeri, evaluasi
pengalaman pasien terhadap nyeri, tentukan tingkat
kebutuhan pasien, menyediakan informasi tentang nyeri,
kontrol faktor lingkungan, mengurangi faktor penyebab
nyeri, ajari penggunaan teknik non farmakologi, dorong
pasien diskusi pengalaman nyeri, pastikan pretreatmen
analgesi dan melibatkan keluarga.
Daftar pustaka
Corwin, J. E. 2000. Buku saku
patofisiologi. Jakarta: EGC.
Mutaqqin, A. (2013). Buku saku gangguan
muskuloskeletal. Jakarta: EGC.
Soeroso, J., Isbagia, H., Kalim, H., et al.
2006. Osteosrtritis; buku ajar ilmu penyakit
dalam, editor Sudoyo et al. Jakarta:
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Вам также может понравиться