Вы находитесь на странице: 1из 30

CORPORATE SOCIAL

RESPONSIBILITY
Vito Shiga Hendrastyo, S. IP, MBA
Dewasa ini tanggung jawab
perusahaan bukan hanya semata-
mata untuk memberi kepuasan bagi
para pemegang saham, tetapi
termasuk bertanggungjawab untuk
memperhatikan kondisi lingkungan
sekitar dimana perusahaan itu
berada.
Kepedulian pada lingkungan sekitar
secara lebih luas diistilahkan dengan
Corporate Social Responsibility (CSR).
DEFINISI CSR (1)
CSR adalah komitmen perusahaan
atau dunia bisnis untuk berkontribusi
dalam pengembangan ekonomi yang
berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab
sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan
antara perhatian terhadap aspek
ekonomi, sosial, dan lingkungan.
DEFINISI CSR (2)
CSR adalah sebuah pendekatan
dimana perusahaan
mengintegrasikan kepedulian sosial
dalam operasi bisnis mereka dan
dalam interaksi mereka dengan
para pemangku kepentingan
(stakeholders) berdasarkan prinsip
kesukarelaan dan kemitraan.
DEFINISI CSR (3)
The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD)
mendefinisikan CSR sebagi komitmen
dunia usaha untuk terus-menerus
bertindak secara etis, beroperasi
secara legal, dan berkontribusi untuk
peningkatan ekonomi, bersamaan
dengan peningkatan kualitas hidup
dari karyawan dan keluarganya
sekaligus juga peningkatan kualitas
komunitas lokal dan masyarakat
Dari berbagai definisi diatas dapat
ditarik benang merah bahwa CSR
merupakan kewajiban perusahaan yang
harus dipenuhi sebagai bentuk
komitmen dunia usaha untuk
menjalankan aktivitas bisnis
berdasarkan nilai etis dengan tujuan
memberikan perhatian dan kontribusi
secara seimbang baik kepada pihak
internal perusahaan maupun kepada
masyarakat dan pemangku kepentingan
lain yang lebih luas agar terwujud
proses pembangunan yang
PEMAHAMAN POKOK
MENGENAI CSR (1)
Pertama, suatu peran yang sifatnya
sukarela (voluntary) dimana suatu
perusahaan membantu mengatasi masalah
sosial dan lingkungan. Oleh karena itu
perusahaan memiliki kehendak bebas
untuk melakukan atau tidak melakukan
peran ini.
Kedua, disamping sebagai institusi profit,
perusahaan menyisihkan sebagian
keuntungannya untuk kedermawanan
(filantropi) yang tujuannya untuk
memberdayakan sosial dan perbaikan
PEMAHAMAN POKOK MENGENAI
CSR (2)
Ketiga, tanggung jawab sosial perusahaan
sebagai bentuk kewajiban (obligation)
perusahaan untuk peduli terhadap
mengentaskan krisis kemanusiaan dan
lingkungan yang terus meningkat.
Sifat dari CSR itu sendiri apakah bersifat
wajib atau sukarela ini masih menjadi
dilema, karena di satu sisi mengartikan CSR
sebagai sebuah tanggung jawab dan disisi
lain mengartikan CSR sebagai suatu yang
bersifat sukarela.
Perbedaannya adalah tanggung jawab
mempunyai efek sosial dan hukum apabila
tidak dipenuhi, sedangkan sukarela hanya
memiliki efek sosial apabila tidak dijalankan.
Investor juga ingin investasinya dan
kepercayaan masyarakat terhadap
perusahaannya memiliki citra yang
baik dimata masyarakat umum.
Dengan demikian, apabila perusahaan
melakukan program-program CSR
diharapkan berkelanjutan sehingga
perusahaan akan berjalan dengan
baik. Oleh karena itu, program CSR
lebih tepat apabila digolongkan
sebagai investasi dan harus menjadi
strategi bisnis dari suatu perusahaan.
Dengan adanya perbedaan pemahaman
mengenai konsep CSR, maka Indonesia
menuangkan dalam peraturan
perundangan, sbb:

UU No 40 Th 2007 tentang Perseroan


Terbatas
UU No 25 Th 2007 tentang Penanaman
Modal
Peraturan Menteri Negara BUMN
No Per-5/MBU/2007 tentang Program
Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan
Program Bina Lingkungan
Undang-undang merupakan norma
tertulis yang bersifat wajib dan
mempunyai sanksi hukum bagi para
pelanggarnya. Dengan diaturnya CSR
kedalam norma peraturan
perundangan, bisa dipahami bahwa
CSR merupakan suatu kewajiban yang
harus dijalankan oleh perusahaan.
HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN
CSR (1)
Definisi formal dari tanggung jawab CSR
adalah kewajiban manajemen untuk membuat
pilihan dan mengambil tindakan yang
berperan dalam mewujudkan kesejahteraan
dalam masyarakat. Tanggung jawab
perusahaan ini dikenal dengan istilah CSR.
CSR pada era sekarang ini mulai meningkat
sehubungan dengan banyaknya
permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat
akibat tindakan perusahaan.
HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN
CSR (2)
Prinsip CSR adalah mengenai kewajiban
perusahaan menjalankan usahanya sejalan
dengan nilai-nilai dan tujuan yang hendak
dicapai masyarakat ditempat perusahaan
tersebut beroperasi.
Semakin besar perusahaan atau semakin
besar dampak suatu perusahaan terhadap
masyarakat sekitarnya, semakin besar pula
bobot tanggung jawab yang harus
dipertahankan perusahaan itu pada
masyarakatnya.
HUBUNGAN PERUSAHAAN DENGAN
CSR (3)
Pada masa tahun 1990an banyak kalangan
mulai memberikan penafsiran yang
beragam tentang CSR. Tahun 1990an
dianggap sebagai tahun yang begitu tinggi
menyangkut pembahasan CSR.
MODEL CSR
Sejak tahun 1990an tersebut banyak model
CSR atau istilah lain yang diperkenalkan
seperti:
Corporate Social Performance (CSP)
METODE CSR
Metode Cause Branding
MANFAAT CSR BAGI PERUSAHAAN
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi
serta citra perusahaan
Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara
sosial
Mereduksi resiko bisnis perusahaan
Melebarkan akses sumber daya bagi
operasional usaha
Membuka peluang pasar yang lebih luas
Mereduksi biaya seperti dampak pembuangan
limbah
Memperbaiki hubungan dengan stakeholders
Memperbaiki hubungan dengan regulator
Manfaat lain yang akan dirasakan
oleh pihak perusahaan dengan
menerapkan CSR berdampak jangka
panjang, salah satunya jika ternyata
perusahaan menemukan potensi lain
di suatu daerah, maka masyarakat
dan pemerintah disana akan dengan
cepat mendukung keberadaan
perusahaan tersebut.
INDIKATOR KEBERHASILAN
CSR
Secara Umum
MODEL CSR DI INDONESIA
Keterlibatan langsung
PERMASALAHAN CSR (1)
a. Masih kurangnya pemahaman pihak
korporasi dalam melihat keuntungan
penerapan CSR bagi perusahaan.
b. Masih banyak perusahaan tidak mau
menjalankan program-program CSR
karena melihat hal tersebut hanya
sebagai pengeluaran biaya (cost centre).
c. Tekanan dari pihak pemerintah untuk
menerapkan CSR belum begitu kuat. Dan
itu termasuk masih lemahnya tekanan
dari pihak LSM. Dan ini terbukti dgn tidak
adanya sanksi kuat yg melanggar
PERMASALAHAN CSR (2)
d. Beberapa perusahaan bahkan dapat
dikatakan banyak dari mereka yang
masih menganggap konsep CSR sebagai
kosmetik , belum dalam arti CSR yg
sesungguhnya. Nuansa kosmetik
tercermin dari berbagai aspek seperti
perumusan kebijakan dan penentuan
orientasi program, pengorganisasian,
pendanaan, eksekusi program, hingga
evaluasi dan pelaporan.
PERMASALAHAN CSR (3)
e. Lebih jauh konsep CSR lebih dilihat
sebagai keputusan yang dilakukan atas
dasar bisa memberi keuntungan pada
perusahaan. Seperti harapan bisa
menaikkan harga saham perusahaan,
bisa ikut tender proyek, dll. Sehingga
menyebabkan keputusan penerapan CSR
belum melihat pada dampak keuntungan
secara jangka panjang.
CSR dan ISO
Dalam aktivitas bisnis yang semakin
kompleks, perusahaan saat ini dituntut untuk
harus memiliki sertifikasi yang sesuai dengan
yang diinginkan, seperti memiliki standar ISO
dan sejenisnya.

ISO sebagai induk organisasi standarisasi


internasionalmembentuk timyang membidani
lahirnya panduan dan standarisasi untuk CSR
yang diberi nama ISO 26000: Guidance
Standard on Social Responsibility.
CSR dan ISO
ISO 26000 menyediakan standard pedoman
yang bersifat sukarela mengenai tanggung
jawab sosial suatu institusi yang mencakup
semua sektor badan publik ataupun badan
privat baik di negaraberkembang maupun
negara maju.
ISO 26000 (1)
Sesuai dengan pemahaman yang digunakan oleh
para ahli yang menggodok ISO 26000 yang secara
konsisten mengembangkan CSR, maka tercakup 7
isu pokok, yaitu (ISO, 2010):
1. Pengembangan masyarakat
2. Konsumen
3. Praktik kegiatan institusi yang sehat
4. Lingkungan
5. Ketenagakerjaan
6. Hak Asasi Manusia
7. Tata kelola organisasi
ISO 26000 (2)
ISO 26000 menerjemahkan tanggung jawab sosial
sebagai tanggung jawab suatu organisasi atas
dampak dari keputusan dan aktivitasnya terhadap
masyarakat dan lingkungan, melalui perilaku yang
transparan dan etis yang (ISO 2010):
o Konsisten dengan pembangunan berkelanjutan dan
kesejahteraan masyarakat
o Memperhatikan kepentingan dari para stakeholders
o Sesuai hukum yang berlaku dan konsisten dengan
norma internasional
o Terintegrasi diseluruh aktivitas organisasi, meliputi
kegiatan, produk, maupun jasa.
Berdasarkan konsep ISO 26000, penerapan
CSR perusahaan hendaknya terintegrasi
diseluruh aktivitas organisasi yang
mencakup 7 isu pokok diatas.

Dengan demikian jika suatu perusahaan


hanya memperhatikan isu tertentu saja,
misalnya suatu perusahaan sangat peduli
terhadap isu lingkungan namun perusahaan
tersebut masih mengiklankan penerimaan
pegawai dengan menyebutkan secara
khusus kebutuhan pegawai sesuai dengan
gender tertentu, maka sesuai dengan
konsep ISO 26000 perusahaan tersebut
sesungguhnya belum melaksanakan CSR
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться