Вы находитесь на странице: 1из 21

Osteoporosis

SKENARIO
Seorang ibu yang telah mengalami menopause
ingin sekali mengendong anaknya yang baru
berumur 5 tahun, namun dia tidak sanggup
karena tulang punggung dan lututnya terasa
lemah. Dokter mneyatakan bahwa ibu tersebut
menderita Osteoporosis.
STRUKTUR MAKROSKOPIS
Setiap bagian dalam tubuh manusia disusun oleh
tulang dan otot. Tulang berfungsi untuk
membentuk rangka dan mempertahankan posisi
tubuh. Selain itu merupakan alat gerak pasif
dan diperngaruhi oleh alat gerak aktif yaitu
otot.Bentuk tulang berbeda-beda sesuai dengan
letak dan fungsinya.
VERTEBRA
EKSTREMITAS INFERIOR
Rangka bagian bawah terdiri atas pelvis, femur,
tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan tulang-tulang
phalanges.
Pelvis
Illium, ischium, pubis
Femur
Bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis
dan dibagian distal berartikulasi dengan tibia
melalui condyles
Tibia-Fibula
Lateral dibanding dengan tibia. Di bagian
proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia
Tarsal
7 tulang yang ber-artikulasi dengan fibula dan
tibia di proksimal dan metatarsal di distal.
Metatarsal
5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di
proksimal dan tulang phalangs di distal.
Phalanges
2 tulang phalangs di ibu jari dan 3 phalangs di
masing-masing jari sisanya.
STRUKTUR MIKROSKOPIS
Jenis-jenis sel dalam tulang :
Sel osteogenik
-Sel berbentuk gelendong dan memiliki inti
berwarna pucat
-Terdapat di lapisan dalam perikondrium,
endosteum, dan di saluran vaskular tulang
kompak
Osteoblas
- Terdapat pada permukaan tulang tempat
matriks ditambahkan
Berbentuk kuboid-piramid

Untuk pembentukan tulang-tulang baru selama


pertumbuhan, perbaikan dan membentuk
kembali tulang.
Osteosit

Osteoblas yang sudah matang dan mengisi


lakuna di dalam matriks
Inti gelap, dan dikelilingi lakuna
Osteoklas
inti yang besar dengan banyak anak inti yang
jumlahnya bervariasi
Terdapat di permukaan tulang yaitu lakuna
Untuk menghancurkan dan membentuk kembali
tulang
CIRI-CIRI OTOT
Kontraktilitas - memendek
Eksitabilitas - Serabut otot akan merespons

dengan kuat jika distimulasi oleh impuls saraf.


Ekstensibilitas meregang bila ditarik

Elastisitas kembali ke bentuk asal


MEKANISME KERJA OTOT
Otot dapat berkontraksi dan berelaksasi karena
adanya pengahantaran impuls saraf dari saraf ke
otot.
Setelah impuls saraf sampai pada otot, maka otot
akan mengubah energi kimia menjadi energi
mekanis. Penghantaran impuls saraf dimulai
dengan adanya potensial membrane dan
potensial aksi pada saraf.
Potensial Membrane Istirahat

Pada saat potensial membrane istirahat ini, ion


Na+ dan Cl- berada di luar membrane sel,
sedangkan K+ dan protein terdapat di dalam sel.
Potensial Aksi Saraf
Sinyal saraf dihantarkan oleh potensial aksi,
yang merupakan perubahan cepat pada potensial
membrane yang menyebar secara cepat di
sepanjang membrane serabut saraf. Untuk
menghantarkan impuls saraf, potensial aksi
bergerak di sepanjang serabut saraf sampai tiba
di ujung serabut saraf.
Tahap Potensial Aksi
Tahap Istirahat
Potensial membrane istirahat sebelum terjadinya
potensial aksi. Membran dikatakan menjadi
terpolarisasi selama tahap ini karena adanya
potensial membrane negative sebesar -90
milivolt.
Tahap Depolarisasi
Saat potensial aksi mencapai nilai 30 milivolt,
pintu natrium tidak dapat terbuka lagi, sehingga
natrium tidak dapat masuk ataupun keluar dari
sel.
Tahap Repolarisasi
- Kanal natrium mulai tertutup dan kanal kalium
terbuka dari biasanya. Difusi ion kalium yang
berlangsung cepat ke bagian luar akan
membentuk kembali potensial membrane
istirahat negative yang normal
TAHAP-TAHAP KONTRAKSI DAN RELAKSASI
SECARA FISIOLOGIS

Tahap kontraksi
Pelepasan muatan oleh neuron motorik.

Pelepasan transmiter (asetilkolin)

Pengikatan asetilkolin ke reseptor asetilkolin nikotinik.

Pengikatan konduktansi Na + dan K+ di membrane end-plate.

Pembentukan potensial aksi di serabut-serabut otot.

Penyebaran depolarisasi ke dalam di sepanjang tubulus T.

Pelepasan Ca2+ dari sisterna terminalis reticulum sarkoplasma

Pengikatan Ca2+ ke troponin C,

Pembentukan ikatan-silang (cross linkage) antara aktin dan miosin dan

pergeseran filamen tipis pada filamen tebal, sehingga menghasilkan


pergerakan.

Tahap relaksasi
Ca2+ dipompa kembali ke dalam reticulum sarkoplasma.

Pelepasan Ca2+ dari troponin.

Penghentian interaksi antara aktin dan miosin.


BIOKIMIA
Miofibril
Pita A(gelap)-daerah H
Pita I(terang)-garis Z

Miofibril terdiri 2 macam filamen :


Filamen tebal
Filamen tipis
Terdiri dari :
Aktin
Filamen tipis
Monomer aktin->G aktin
Tropomiosin
Fibrous
Rantai dan berikatan dengan aktin
Terdapat pada semua otot
Troponin
- Troponin I : menghambat interaksi F-aktin dengan miosin
melalui tropomiosin
Troponin C : mengikat Ca secara reversibel, mengikat 4Ca
Troponin T : berinteraksi dengan tropomiosin
Miosin
Filamen tebal
Bagian fibrous
Globuler, pada ujung (kepala)
Mempunyai aktivitas ATP ase
Dicerna oleh tripsin jadi 2 fragmen :
- LMM (light meromyosin)- tidak menunjukkan aktivitas
ATPase
- HMM (heavy meromyosin)- aktivitas ATPase dan
mengikat F-aktin
KONTRAKSI DAN RELAKSASI OTOT
Berdasarkan Aktin (otot skelet dan jantung)
Istirahat Ca sarkoplasma rendah
Sarkomer dirangsang->Ca dilepas ret.sarkoplasma-
>sarkoplasma-> Ca meningkat ->terikat pada TpC-
>interaksi TpI, TpT, Tropomiosin-> interaksi TpI, TpT,dan
Tropomiosin-> interaksi miosin dengan aktin->
KONTRAKSI
Jika Ca sarkoplasma menurun lagi-> tidak terjadi
interaksi miosin-aktin-> oleh adanya ATP-> miosin dan
aktin saling terlepas-> RELAKSASI
Berdasarkan Miosin (otot polos)
Fosforilasi p- light chain-> p-light chain-P, memrlukan
enzim miosin- light chain kinase + Ca
Defosforilasi p- light chain- P->p-light chain + Pi,
memerlukan enzim light chain phosfatase
P- light chain-p-> interaksi miosin- F-aktin-> KONTRAKSI
Bila Ca sarkoplasma <10-7 -> inaktivasi miosin-light chain
kinase-> tidak terbentuk p-light chain p-> defisiensi p-
light chain-p-> menghambat ikatan miosin- F-aktin dan
aktivitas ATPase- oleh adanya ATP ->F-aktin terlepas->
RELAKSASI
OSTEOPOROSIS
Menopause yang biasanya terjadi pada wanita
usia 40-an atau 50-an, secara dramatis
meningkatkan kecepatan keropos tulang, itulah
yang menyebabkan osteoporosis pada wanita
cenderung lebih tinggi dibandingkan pria.
Penyakit osteoporosis terjadi ketika tubuh
kehilangan tulang lebih cepat daripada yang
dapat membentuk tulang baru. Seiring waktu,
ketidakseimbangan antara kerusakan tulang dan
pembentukan menyebabkan massa tulang
menurun, sehingga patah tulang terjadi lebih
mudah.

Вам также может понравиться