Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Penyakit Dalam
Ilmu Kepaniteraan Farmasi & Farmakologi Terapan
Sirosis
Klasifikasi secara
Sirosis konvensional
berdasarkan di Mikronodular,
penyebabnya : Sirosis
Makronodular,
Alkoholik, Campuran
Sirosis Biliaris, (yang
Sirosis memperlihatkan
pasca nekrotik,
Sirosis fungsional: Sirosis hati kompensata, Sirosis
gambaran mikro-dan
Cardiac
hati makronodular)
Cirrhosis
dekompensata
PATOGENESIS Alkohol akumulasi
lemak berlebih
Peningkatan tekanan
menurunkan oksidasi
vena cava inferior dan
asam lemak nekrosis
vena hepatica Sirosis
sel hati menciut, keras &
akumulasi abnormal di Laenec
tidak memiliki parenkim
hati udem hati
normal.
Sirosis
Sirosis pasca
cardiac Necroti
k
asites
menyempit
nafas
DIAGNOSIS
kriteria Soedjono dan Soebandiri tahun 1973, yaitu bila
ditemukan 5 dari 7 keadaan berikut:
1. eritema palmaris,
2. spider navy
3. vena kolateral eritema palmaris
4. asites dengan atau tanpa edema,
5. splenomegali,
spider navy
6. hematemesis dan melena,
7. rasio albumin dan globulin terbalik
Vena kolateral
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tes fungsi hati meliputi aminotransferase (AST), alkali
fosfatase, gamma glutamil transpeptisida, bilirubin,
albumin, dan waktu protombin
Pemeriksaan urin
Pemeriksaan Darah
Pemeriksaan radiologis
Biopsy hati
PENATALAKSANAAN
diet yang mengandung protein 1 g/kgBB dan kalori
2000-3000 kkal/hari
Asites : tirah baring dan diawali diet rendah garam
konsumsi garam sebanyak 5,2 gram atau 90 mmol/hari
spinorolakton dengan dosis 100-200 mg sekali dan
terjadinya penurunan berat badan 0,5 kg/hari).tanpa
dengan adanya edema kaki 1 kg/hari Terapi
spinorolakton dapat dikombinasikan dngan furosemide
dengan dosis 20-40 mg/hari apabila terapi spinorolakon
tidak adekuat.
Peritonitis Bakterial Spontan : Terapi diberikan 10-14
hari, norfloksasin (400mg/hari) dapat mencegah
rekurensi atau relaps.4
Sindrom hepatorenal dilakukannya transplantasi hati
hal ini dikarenakan terapi obat-obatan yang digunakan
seperti dopamin dan analog prostaglandin
Ensefalopati Hepatika : Sirup laktulosa dapat diberikan
dengan dosis 30-50 mL setiap jam. Pemberian neomisin
dengan dosis 0,5 1 g s
KOMPLIKASI
Komplikasi yang sering dijumpai antara lain peritonitis
bacterial spontan
DOSIS
1gr, 4x sehari
(1 jam
sebelum
makan,
sebelum tidur) EFEK SAMPING :
konstipasi
SANGOBION
HP PRO
SPIRONOLACTONE
FARMAKODINAMIK
Diuretik ini bekerja pada segmen yang berespons terhadap
aldosterone pada nefron distal, dimana homeostasis K+
dikendalikan.
Aldosterone menstimulasi reabsorpsi Na+ , membangkitkan
potensial negatif dalam lumen (dan kemudian ekskresinya).
Diuretik hemat kalium menurunkan reabsorpsi Na+ dengan
menantagonis aldosterone atau memblok kanal Na+
menyebabkan potensial listrik epitel tubulus menurun, sehingga
gaya untuk sekresi K+ berkurang.
LANJUTAN
Spironolakton secara kompetitif memblok ikatan
aldosteron pada reseptor sitoplasma meningkatkan
ekskresi Na+ (Cl- dan H2O) dan menurunkan sekresi
K+ yang diperkuat oleh listrik.
FARMAKOKINETIK
Absorpsi 70% diserap baik oleh saluran cerna pada pemberian
oral.
Distribusi 90% spironolakton dan metabolitnya berikatan dengan
protein plasma.
Metabolise Mengalami siklus enterohepatik dan metabolism
lintas pertama. Jalur spironolakton dapat dibagi menjadi dua rute
pertama dimana sulfur yang terdapat didalamnya dipertahankan
dan dimana sulfur dieliminasi oleh dethioacetylation. Spironolakton
ditransformasikan ke metabolit reaktif yang menonaktifkan enzim
Sitokrom P450 adrenal dan testis.
Ekskresi Primer melalui urin dan sekunder melalui empedu.
EFEK SAMPING
GINEKOMASTIA
MASTODINIA
GANGGUAN MENSTRUASI
PENURUNAN LIBIDO PADA PRIA
KONTRAINDIKASI
Hiperkalemia
Wanita hamil dan menyusui
Insufisiensi Ginjal Akut
Oddisons disease
Anuria
Kegagalan Ginjal Berat
INTERAKSI OBAT
Pemberian kortikosteroid, agonis 2 dan amfoterisin B
memperkuat efek hipokalemia.
Pemberian diuretik bersamaan dengan kuinidin dan obat lain
yang dapat menyebabkan aritmia ventrikel polimorfik akan
meningkatkan risiko efek samping ini.
Pemberian AINS akan mengurangi efek antihipertensi diuretik
menghambat sintesis PGE di ginjal.
Pemberian AINS, ACE inhibitor, dan Blocker dapat
meningkatkan risiko hiperkalemia.
DOSIS OBAT
25 50 mg, 1 X sehari
NEURODEX
FARMAKODINAMIK
Vitamin B1 sebagai koenzim pada dekarboksilasi asam alfa-keto
dan berperan dalam metabolism karbohidrat.
KONTRAINDIKASI
Hipersensitif terhadap obat golongan ini.
EFEK SAMPING
Pemakaian vitamin B6 dalam jangka waktu lama dapat
menyebabkan sindrom neuropati
DOSIS
1 Tablet per hari
VIPALBUMIN
Tujuan terapi
Meningkatkan daya tahan tubuh
Meningkatkan kadar albumin dan hemoglobin
Meningkatkan penyembuhan luka pasca op
Menghilangkan edema
Mempercepat proses penyembuhan penyakit
Sebagai untrisi tambahan buat lansia, ibu hamil dan
anak
Indikasi
Indikasi:
luka pos op
edema
hipoalbumin
anemia
Dosis
Dosis digunakan 3x sehari
2 kapsul.
Pasca operasi, & luka
bakar 3x sehari 4 kapsul.
Sebagai suplemen 1x
sehari 1 kapsul.
Hipoalbumin 1-3 botol/hari
MYCOSTATIN DROP
Tujuan terapi
Pengobatan kandidiasis pada rongga mulut
Indikasi: kandidiasis
Famakodinamik
Nystatin dihasilkan oleh streptomyces noursei,mekanisme
kerja obat ini dengan cara merusak membran sel yaitu terjadi
perubahan permeabilitas \\Makalah.doc 11 - 13 membran sel.
Sediaan berupa suspensi oral 100.000 U / 5ml dan bentuk
cream 100.000 U/g, digunakan untuk kasus denture
stomatitis.
Nistatin tidak diserap dari membran mukosa atau dari kulit.
Obat ini terlalu toksik untuk pemberian parenteral. Bila
diberikan per oral, absorpsinya asedikit sekali dan kemudian
kemudian diekskresi melalui feses.
Spektrum antijamurnya sebenarnya juga mencakup
mencakup jamur-jamur sistemik, namun karena
toksisitasnya, nistatin hanya digunakan untuk terapi
infeksi Candida pada kulit, membran membran mukosa
dan saluran saluran cerna
Nistatin efektif untuk kandidiasis oral, kandidiasis
vaginal dan esofagitis karena Candida
Kontraindikasi
Tidak boleh digunakan untuk terapi mikosis sistemik.
Hentikan terapi jika timbul iritasi atau sensitiasi. Hamil
dan laktasi
Efek samping
Ruam kulit, urticaria dan sindrom steven johnson namun
sangat jarang
Dosis
Dewasa: 4x 1-6 ml.
Dosis tetap diberikan selama 48 jam setelah gejala
menghilang
Berikan bersama makanan, biarkan didalam rongga
mulut selama mungkin sebelum ditelan
TETRASIKLIN
Farmakodinamik Tetrasiklin
Antibiotik bersifat bakteriostatik
Menghambat sintesis protein dengan berikatan pada
ribosom 30s
Menghambat pengikatan asam amino tRNA ke acceptor
mRNA sehingga rantai peptida tidak terbentuk.
Farmakokinetik
Absorbsi
Kira-kira 30-80% tetrasklin diserap lewat saluran cerna. Doksisiklin dan
minosiklin diserap lebih dari 90%. Absorpsi ini sebagian besar
berlangsung di lambung dan usus halus bagian atas.
Distribusi
Dalam plasma serum jenis tetrasiklin terikat oleh protein plasma.
Pemberian oral 250 mg tetrasiklin, klortetrasiklin dan oksitetrasiklin
tiap 6 jam menghasilkan kadar sekitar 2,0-2,5 g/ml. Obat golongan ini
ditimbun dalam sistem retikuloendotelial di hati, limpa dan sumsum
tulang, serta di dentin dan email gigi yang belum bererupsi. Golongan
tetrasiklin menembus sawar uri, dan terdapat dalam air susu ibu dalam
kadar yang relatif tinggi.
Metabolisme
Obat golongan ini tidak dimetabolisme secara berarti di hati.
Doksisiklin dan minosiklin mengalami metabolisme di hati
yang cukup berarti sehingga aman diberikan pada pasien
gagal ginjal
Ekskresi
Golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin berdasarkan
filtrasi glomerulus. Pada pemberian per oral kira-kira 20-55%
golongan tetrasiklin diekskresi melalui urin. Golongan
tetrasiklin yang diekskresi oleh hati ke dalam empedu
mencapai kadar 10 kali kadar serum.
Interaksi Obat
Antasida, garam besi, garan zink. Menyababkan absorpsi dan kadar serum
tetrasiklin turun.
Tetrasiklin dengan garam bismuth menyebabkan kadar serum tetrasiklin
turun.
Cholestyramine atau colestipol menyebabkan absorpsi tetrasiklin turun
sehingga kadar serumnya juga turun.
Anti koagulan oral. Efek antikoagualan meningkat karena berkurangnya
vitamin K yang diproduksi bakteri dalam usus akibat pemakaian tetrasiklin.
Kontrasepsi oral. Tetrasiklin mempengaruhi resirkulasi enterohepatik
kontrasepsi steroid, sehingga menurunkan efeknya.
Indikasi Tetrasiklin
Infeksi kulit
Pengobatan amoebic disentry
Infeksi yang disebabkan streptokokus, stafilokokus, dan
infeksi lainnya yang sesitif terhadap tetrasiklin
Kontraindikasi Tetrasiklin
Penderita tukak lambung
Gangguan fungsi hati & ginjal
Penderita hipersensitif terhadap tetrasiklin
Anak < 8 tahun
Wanita hamil dan menyusui
Efek Samping Tetrasiklin
Gangguan GI
Hepatotoksik & renotoksik
Pewarnaan gigi & dental hipoplasia pd anak
Dosis Tetrasiklin
Dewasa:
250 300mg 3-4kali/hari
Anak > 8 tahun:
25 50mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 dosis
CAPTOPRIL
Farmakodinamik Captopril
Captopril merupakan penghambat yang kompetitif
terhadap enzim pengubahangiotensin-I menjadi
angiotensin-II /angiotensin converting enzyme (ACE).
Angiotensin II merupakanvasokontriktoryang
berpotensi dan bertindak untuk melepaskan
aldosteron.Dengan demikian, captopril menurunkan
tahanan vaskular perifer dan tekanan darah dan
menghambat retensi air dan garam yang normalnya
ditimbulkan oleh aldosteron
Farmakokinetik Captopril
Absorbsi : Pemberian captopril secara oral memberikan
penyerapan yang cepat dengan tingkat darah puncak
sekitar 1 mg/mL yang ditemukan 1/2 sampai 1 jam
setelah dosis 100 mg. Penyerapan minimal rata-rata
sekitar 75%.Kehadiran makanan di saluran pencernaan
mengurangi penyerapan sebesar 25 sampai 40 persen.
Distribusi : Volume fase terminaldistribusi(2L/kg)
menunjukkan bahwa captopril didistribusikan ke jaringan
dalam.Sekitar 30 persen dari obat terikat padaprotein
plasma.
Metabolisme : Sekitar setengah dosis yang diserap
dengan cepat dimetabolisme.
Ekskresi : Captopril diekskresikan terutama dalam
urin.Sekitar 40 persen dari dosis yang diberikan
diekskresikan dan tidak mengalami perubahan dalam
urin selama 24 jam. Jumlah pembersihannya dalam
tubuh adalah sekitar 0,8 L / kg / jam.
Interaksi Obat
Penggunaan bersamaan NSAID dan obat-obat ACE
inhibitor, dapat mengakibatkan kerusakan fungsi ginjal.
Selain itu, NSAID juga dapat menurunkan efek
antihipertensi ACE inhibitor.
Obat-obat diuretik (misalnyaHidroklorotiazid) dapat
mengaktifkan sistem renin-angiotensin-aldosteron,
sehingga bisa meningkatkan efek antihipertensi
captopril.
beta-adrenergik blocker meningkatkan efek
antihipertensi captopril
Indikasi Captopril
Pengobatan hipertensi ringan sedang.
Hipertensi berat digunakan bila terapi standard tidak
efektif atau tidak dapat digunakan.
Pengobatan gagal jantung kongestif, digunakan dengan
diuretik & bila mungkin dengan digitalis.
Kontraindikasi Captopril
Penderita hipersensitif terhadap captopril atau
penghambat ACE lainnya.
Wanita hamil & menyusui
Gagal ginjal
Stenosis aortik
Efek Samping Captopril
Proteinuria
Peningkatan ureum darah dan kreatinin
Idiosinkratik
Ruam
Neutropenia
Anemia
Trombositopenia
Hipotensi
Dosis Captopril
Hipertensi ringan-sedang:
Awal 12,5mg 2 kali sehari, pemeliharaan 25mg 2 kali sehari
dapat ditingkatkan maksimum 50mg 2 kali sehari.
Hipertensi berat:
Awal 12,5mg 2 kali, dapat ditingkatkan bertahap maksimum
25mg 3 kali sehari.
Gagal jantung:
Awal 6,5mg atau 12,5 mg. Pemeliharaan 25mg 2-3 kali sehari,
dapat ditingkatkan bertahap selang 2 mgg maksimum 150
mg/hari
Dosis Captopril
Lansia:
Gunakan dosis awal yang rendah
Anak-anak:
0,3mg/kgBB/hari hingga maksimum 6mg/kgBB/hari.