Вы находитесь на странице: 1из 24

ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN DENGAN HERPES


SIMPLEKS-HERPES ZOSTER

PROGRAM STUDI ILMU


KEPERAWATAN
ESA UNGGUL
2009
Herpes simpleks adalah penyakit
kulit/selaput lender yang dissebabkan oleh
virus Herpes Simpleks. Virus ditularkan
melalui udara (aerogen) dan sebagian kecil
melalui kontak kulit langsung
Etiologi
Herpes virus homonis, yang berdiameter
100 nm. Floward dan Cushing yang
pertama kali mengemukakan bahwa ada
hubungan antara herpes virus hominis
dengan system saraf.
2 jenis tipe virus herpes
simplek
1. Virus Herpes Simpleks Tipe I (HSV I)
Penyakit kulit/selaput lendir
kata lain herpes labialis, herpes febrilis
Lesi umumnya dijumpai pada tubuh bagian atas (badan dari
pinggang ke atas sampai di sekitar mulut (herpes simpleks labialis)
termasuk matadan rongga mulut, selain itu dapat juga dijumpai di daerah
genetalia,
yang penularannya lewat koitus urogenetal(oral sex).

2. Virus Herpes Simpleks Tipe II (HSV II, Virus of love)


Penyakit ditularkan melalui hubungan sexual .
Tetapi juga dapat terjadi tanpa koitus, misalnya dapat terjadi pada
dokter/dokter gigi dan tenaga medis.
Lokalisasi lesi umumnya adalah bagian tubuh di bawah pusar , terutama
daerah genetalia ekstra genetal dapat pula terjadi akibat hubunganseksual
orogenetal
Masa inkubasi umumnya berkisqar antara 3-7 hari, tapi dapat lebih lama.
- Infeksi primer
Berlangsung kira-kira 3 minggu dan sering disertai gejala sistemik, seperti demam,
malaise, anoreksia dan dapat ditemukan pembengkakan kelenjar getah bening regional
- Fase laten
Tidak ditemukan gejala klinis, tetapi VHS dapat ditemukan dalam keadaan aktif pada
ganglion dorsalis. Penularan dapat terjadi pada fase ini, akibat pelepasan virus terus
berlangsung meskipun dalam jumlah sedikit.
- Infeksi Rekuren
Gejala yang timbul lebih ringan daripada infeksi primer dan berlangsung kira-kira 7-10
hari.
Reaktivasi VHS pada ganglion dorsalis mencapai kulit sehingga menimbulkana gejala
klinis
- Herpes Genetalia pada kehamilan
Kelainan yang timbul pada bayi dapat berupa ensefalitis, keratokonjungtivitis, ataqu
hepatitis, dapat pula lesi pada kulit
Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam setelah
ketuban pecah. Bila tranmisi terjadi pada Trimester I cenderung terjadi abortus, sedang
bila pada Trimester II terjadi prematuritas
Virus tersebut ditularkan melalui :
Aerogen
Kontak langsung dengan orang yang terinfeksi atau
dengan blitser atau ulcer.
Kontak dengan genital atau hasil sekresi oral
Penularan melalui Maternal-fetal
HSV tipe I ditularkan melalui kontak langsung dengan
saliva yang terinfeksi
HSV tipe II biasanya diperoleh dari STD (Sexual
Transmitted Disease)
Kematian akibat infeksi HSV-2 pada orang dewasa
memang jarang terjadi. Namun herpes genitalis perlu
penanganan serius, selain karena belum ada obat atau
vaksin yang efektif, perkembangan akibatnya pun sulit
diramalkan.
Virus herpes dapat ditemukan
pada vesikel dan dapat dibiak.
Jika tidak ada lesi dapat diperiksa
antibodi VHS. Pada percobaan
Tzanck dengan pewarnaan
Giemsa dari bahan vesikel dapat
ditemukan sel datia berinti
banyak dan badan inklusi
intranuklear.
Diagnosa Banding
Impetigo vexikobulosa, ulkus durum,
ulkus mole dan ulkus mikstum.
Komplikasi
Herpes Meningitis (oleh tipe II)
Herpes Ensefalitis (oleh tipe I)
Infeksi Neonatus
Herpes Keratitis
Medikamentosa

Non Spesifik
Analgesik saat serangan primer
Kotrimoxazole oral/Eritromisin untuk
infeksi sekunder
Zat pengering antiseptik
(povidoniodine), larutan garam faali
untuk kompres.
Psikoterapi
Non medikamentosa

Memberikan pendidikan kepada pasien dengan


menjelaskan hal sebagai berikut :

Jika ada tanda-tanda dari infeksi yang recurrent (perasaan


geli, terbakar, gatal) muncul dibagian tubuh yang terkena
infeksi herpes, maka jangan ada kontak dengan orang lain.
Jika infeksi herpes di mulut, maka hindari kontak mulut
Untuk orang yang terkena genital herpes, hindari hubungan
sexual termasuk kontak oral/genital selama periode symptom
atau lesi aktif. Kondom dapat menjaga penularan genital
herpes pada pasangan sexual.
Perawatan obstetric yang hati-hati dapat menjaga bayi yang
baru lahir dari infeksi herpes. Untuk ibu yang terkena infeksi
herpes aktif maka dianjurkan untuk SC.
Menjaga kondisi fisik dan menghindari stress psikis.
Pentingnya mematuhi pengobatan
Bahaya, komplikasi, cara penularan PMS, cara menghindari
infeksi PMS di masa datang dan perlunya pengobatan untuk
pasangan
Hindari hubungan seksual sebelum sembuh
Herpes Zoster adalah penyakit yang
disebabkan oleh infeksi virus varisela-
zoster yang menyerang kulit dan
mukosa.Infeksi ini merupakan reaktivasi
virus yang terjadi setelah infeksi primer.
Etiologi
Herpes zoster disebabkan oleh varisela
zoster virus (VZV). Infeksi virus ini dengan
cepat dapat dihancurkan oleh bahan
organik, deterjen, enzim proteolitik, panas
dan lingkungan pH yang tinggi.
PATOGENESIS
Infeksi Virus
Fase Multiplikasi Traktus respiratorius
bagian atas/orofaring

Viremia Primer Multiplikasi virus setempat

Fase Multiplikasi Kedua Pembuluh darah/saluran limfe

Viremia Sekunder Virus dimakan sel-sel retikulo-endotelial


(Replikasi Virus lebih banyak lagi)

Aliran darah

Demam/malaise

Kulit, membran mukosa


dan seluruh tubuh
Gejala prodromal biasanya rasa sakit dan parastesia pada
dermatom yhang terkena. Gejala ini terjadi beberapa hari
menjelang keluarnya erupsi.
Gejala konstitusi berupa sakit kepala, malaise, dan
demam.Terjadi pada 5% penderita (terutama anakl-anak)dan
timbul 1-2 hari sebelim terjadi erupsi.
Gambaran yang paling khas adalah erupsi yang lokalisata dan
hampir selalu unilateral. Umumnya erupsi terbatas pada
daerah kulit yang dipersarafi oleh salah satu ganglion saraf
sensorik.
Erupsi mulai makulopapula eritematus.12-24 jam kemudian
terbentuk vesikula yang dapat berubah menjadi pustula pada
hari ke-3.7 - 10 hari kemudian, lesi mengering menjadi
krusta.Krusta ini dapat menetap selama 2-3 minggu.
Keluhan yang berat biasanya terjadi pada penderita usia
tua.Pada anak-anak (jarang), hanya timbul keluhan ringan dan
erupsinya cepat menyembuh. Rasa sakit segmental pada
penderita lanjut usia dapat menetap, walaupun krustanya
sudah menghilang.
DAERAH PENYERANGAN
Herpes zoster oftalmika : menyerang dahi dan
sekitar mata
Herpes zoster servikalis :menyerang pundak dan
lengan.
Herpes zoster toraklais : menyerang dada dan
perut.
Herpes zoster lumbalis : menyerang bokong dan
paha.
Herpes zoster sakralis : menyerang sekitar anus
dan genetalia.
Herpes zoster otikum : menyerang telinga.
Terapi sistemik umumnya bersifat simptomatik,
untuk nyerinya diberikan analgesic
Asiklovir sejak lesi muncul dalam 3 hari pertama
karena lewat dari masa ini pengobatan tidak
efektif. Dosis anjuran 5x800 mg/hari selama 7
hari. Atas pertimbangan biaya dapat digunakan
5x400 mg/hari selama 7 hari.
imunostimulator, seperti isopresin 50 mg/kg
BB/hari, dosis maksimal 3000 mg sehari
Kortikosteroid diindikasikan untuk sindrom
Ramsay-Hunt untuk mencegah fibrosis ganglion,
prednison 3x20 mg/hari
Lokal : diberi bedak.&Bila erosif diberikan
kompres terbuka. Jika terjadi ulserasi dapat
diberikan salep antibiotik.
Neuralgia pascaherpetik dapat timbul pada
umur di atas 40 tahun, presentasenya 10-15%.
Pada herpes zoster oftalmikus dapat terjadi
berbagai komplikasi, diantaranya ptosis
paralitik, keratitis, skleritis, uveitis, korioretinitis
dan neuritis optik.
Paralisis motorik terdapat pada 1-5% kasus,
yang terjadi akibat penjalaran virus secara
perkontinuitatum dari ganglion sensorik ke
sistem saraf yang berdekatan.
Karena rasa nyeri dan gejala lainnya yang
bervariasi, biasanya pasien akan
mendapatkan obat analgetik, antipiretik, serta
obat antivirus, misalnya interferon, sesuai
dengan kebutuhan individual.
Suami atau istri dengan pasangan yang
pernah terinfeksi herpes genitalis perlu
melakukan proteksi individual berupa
penggunaan dua macam alat perintang, yaitu
spermicidal foam (busa pembasmi
sperma) dan kondom
PENGKAJIAN
Anamnesa
Identitas
Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat pekerjaan yang terpapar dengan penyakit
herpes.
Periode munculnyanya penyakit ini yang tidak
terdiagnosa
Status imun
Tanda prodromal, seperti rasa terbakar dan gatal
Tanda konstitusional (biasanya muncul dengan
berkembangnya lesi herpes) misalnya anoreksia,
malaise general.
General (secara umum)
Infeksi kulit
Penyakit oropharing
Herpes Genetalia
Keratokonjungtivitis
Sitem Neurologis
Genetalia
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d adanya
kerusakan kulit atau jaringan.
2. Kerusakan integritas kulit (gatal) b/d proses penyakit.
3. Resiko tinggi infeksi (penyebaran/aktivasi ulang) b/d
kurang informasi tentang penyakit
4. Gangguan konsep diri,perubahan penampilan peran
b/d krisis situasi, penyakit yang diderita.
5. Hipertemia b/d peningkatan tingkat metabolisme
sekunder proses penyakit
6. Kurang pengetahuan b/d kurang informasi tentang
penyakit
Frekuensi rata-rata kambuh gejala infeksi HSV sekitar
empat kali per tahun (John et al, 1993), meski ada juga
yang mengalami hingga lebih dari 12 kali setahun
Adapun faktor pencetus kambuhnya herpes antara
lain trauma (luka), hubungan seksual berlebihan,
demam, gangguan pencernaan, stres, kelelahan,
alkohol, obat-obatan, haid (pada wanita), serta sinar
ultraviolet.
Pencegahan Herpes Zoster seharusnya mencakup
pencegahan infeksi laten dan pencegahan reaktivasi
virus yang laten tersebut
Kinghorn dkk. (1986), ada pengobatan yang, selain
mampu menyerang hanya sel-sel terinfeksi, juga
memperpendek waktu penyembuhan lesi.
Thank you for
your kind
attention

Вам также может понравиться