Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Adapun tiga faktor yang dapat menyebabkan terjadi proses metamorfosa tersebut
sehingga mengakibatkan proses terbentuknya batuan metamorf, antara lain :
1. Perubahan Temperatur
Perubahan temperatur dapat terjadi karena adanya beberapa sebab, seperti
adanya pemanasan akibat intrusi magmatik dan perubahan gradient
geothermal. Adapun panas dalam skala kecil juga dapat terjadi akibat adanya
sebuah gesekan atau friksi selama terjadinya deformasi suatu massa batuan.
Pada batuan silikat misalnya, batas bawah terjadinya metamorfosa umumnya
berkisar pada suhu 150oC 50oC. Hal ini ditandai dengan munculnya mineral-
mineral Mg, yaitu carpholite, glaucophane, lawsonite, paragonite, prehnite
maupun slitpnomelane. Sedangkan untuk batas atasnya berkisar pada suhu
650oC 1100oC, tepatnya sebelum proses pelelehan dan tergantung pula pada
jenis jenis batuan asalnya.
2. Perubahan Tekanan
Tekanan yang dapat menyebabkan terjadinya proses metamorfosa pada dasarnya
bervariasi. Proses metamorfosa akibat intrusi magmatik dapat terjadi mendekati
tekanan permukaannya, di mana besarnya beberapa bar saja. Sedangkan proses
metamorfosa yang terjadi pada suatu kompleks ofiolit dapat terjadi dengan
tekanan lebih dari 30-40 kBar.
3. Aktivitas Kimiawi
Ativitas kimiawi fluida maupun gas yang berada pada jaringan antara butir
batuan, mempunyai peranan penting dalam proses metamorfosa. Hal ini
dikarenakan memang fluida aktif memiliki banyak peran, yaitu air, karbon
dioksida, asam hidroklorik, dan hidroflorik. Pada umumnya, fluida dan gas
tersebut berperan sebagai katalis atau solven, serta memiliki sifat untuk
membentuk reaksi kimia dan penyetimbang mekanis.
JENIS TEKSTUR BATUAN METAMORF
(Sukandarrumidi, 2014)
Merupakan kenampakan struktur planar pada suatu massa. Foliasi ini dapat
terjadi karena adanya penjajaran mineral-mineral menjadi lapisan-lapisan
(gneissoty), orientasi butiran (schistosity), permukaan belahan planar
(cleavage) atau kombinasi dari ketiga hal tersebut.
1.STRUKTUR FOLIASI
a) Staycleavage, merupakan
peralihan dari sedimen yang
berubah ke metamorf. Mineral-
mineralnya berukuran halus dan
kesan kesejajarannya halus sekali
dengan memperlihatkan belahan-
belahan yang rapat dimana mulai
terdapat daun-daun mika halus.
1.STRUKTUR FOLIASI
Metamorfosa dasar samudera yang dikenal dengan sebutan ocean floor ini
terjadi akibat adanya perubahan pada kerak samudera, tepatnya di sekitar
punggungan tengah samudera (mid oceanic ridges). Batuan metamorf yang
dihasilkan dari proses metamorfosa ini umumnya memiliki komposisi basa
dan ultrabasa. Selain itu, adanya pemanasan air laut juga menyebabkan
mudah terjadinya reaksi kimia antara batuan dengan air laut tersebut.
METAMORFOSA LOKAL
1. METAMORFOSA KONTAK
Metamorfosa kontak ini terjadi pada batuan yang mengalami pemanasan di sekitar kontak
massa batuan beku intrusif maupun ekstrusif. Perubahan terjadi karena adanya pengaruh panas
dan material yang dilepaskan oleh magma serta deformasi akibat gerakan massa. Proses yang
terjadi pada zona ini umumnya ialah rekristalisasi, reaksi kimia antara mineral, reaksi kimia
antara mineral dan fluida, serta penggantian dan penambahan material. Batuan yang dihasilkan
pada proses metamorfosa kontak ini umumnya memiliki butir-butir halus.
Zona metamorfosa kontak disebut juga contact aureole, yang menunjukkan semua derajat
metamorfisme dari area kontak hingga area nonmetamorfisme pada batuan padat di sekitarnya.
Perubahan tersebut semakin besar seiring dengan semakin dekat dengan titik kontak, dan
sebaliknya, semakin menurun bila semakin jauh dengan titik kontak.
Contoh dari metamorfosis termal atau sentuh ini adalah batu gamping yang berubah menjadi
batu marmer.
(GAMBAR)
1. METAMORFISME KONTAK
Terjadinya metamorfosis sentuh dapat dikenali dengan timbulnya mineral
indeks, yang dapat diketahui dengan melakukan penelitian petrografi pada
asahan tipis batuan yang bersangkutan.
Ketika batuan kontak terubah oleh intrusi beku, batuan terubah ini umumnya
menjadi lebih keras dan memiliki kristalin kasar. Banyak batuan terubah dari
metamorfisme kontak biasa disebut batutanduk (hornfels atau hornstone).
2. METAMORFOSA
KAUSTIK/THERMAL/OPTALIC
(PIROMETAMORFOSA)
(GAMBAR)
3. METAMORFOSA
KATAKLASTIK/DISLOKASI/KINEMATIK/DINAMIK
Metamorfosa hidrotermal ini terjadi akibat adanya perlokasi fluida atau gas
yang panas pada jaringan antar butir atau pada retakan-retakan batuan.
Sedemikian sehingga menyebabkan perubahan komposisi mineral dan kimia.
Selain itu, perubahan juga dipengaruhi karena adanya confining
pressure.Metamorfisme hidrotermal menyebabkan alterasi menjadi mineral
mineral hidrat kaya Mg Fe seperti talk, klorit, serpentin, aktinolit, tremolit,
zeolit, dan mineral lempung. Endapan kaya bijih sering terbentuk akibat
metamorfisme hidrotermal.
Contohnya batuan andesite yang berubah menjadi propilit.
(Gambar)
METAMORFISME TINDIHAN
Metamorfosis tindihan akan terjadi ketika batuan sedimen terkubur hingga
kedalaman beberapa ratus meter, dan suhu yang lebih besar dari 300 derajat
celcius dapat berkembang dengan tanpa adanya stres diferensial. Mineral
baru tumbuh, namun batuan tidak tampak sedang bermetamorfosis, mineral
utama yang biasanya dihasilkan dari proses ini adalah zeolit. Metamorfosis
tindihan ini merupakan metamorfosis tindihan tumpang tindih dengan
diagnesis sampai dengan batas tertentu. Dan metamorfosis inilah yang dapat
berubah menjadi metamorfosis regional seiring dengan meningkatnya suhu
dan juga tekanan.
CONTOH GAMBAR
5. METAMORFISME DAMPAK (IMPACT
METAMORPHISM / SHOCK METAMORPHISM)
Metamorfosa impact ini terjadi akibat adanya tabrakan hypervelocity sebuah
meteorit. Adapun kisaran waktunya hanya sekitar beberapa mikrodetik, di mana
pada umumnya ditandai dengan terbentuknya mineral coesite dan stishovite.
Tekanan-tekanan yang sangat tinggi dapat menghasilkan mineral yang hanya stabil
pada tekanan yang sangat tinggi, seperti polimorf SiO2 seperti koesit dan stishofit.
Selain itu mereka dapat menghasilkan tekstur yang dikenal sebagai shock lamellae
di butiran mineral, dan tekstur seperti kerucut pecah di batuan yang terkena
dampak.
Selain itu, metamorfosa impact ini berkaitan erat dengan panas bumi (geothermal).
CONTOH GAMBAR
6. METAMORFOSA RETROGADE (DIAROPTERIS)