Вы находитесь на странице: 1из 51

LAPORAN KASUS

MORBILI

Oleh :
Imelda Herman
1218011078

Perseptor :
dr. Firdinand Nurdin, Sp.A., M.Kes

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM AHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
Status Pasien
Medical Record
Nama Pasien : An. A
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 3 tahun
Tanggal lahir : 13 Juli 2013
Hubungan dengan orang tua : Anak
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Trimurjo

Nama Ayah : Tn. C


Umur : 42 tahun
Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Ny. C


Umur : 37 tahun
Pekerjaan : PNS
Anamnesis
Keluhan Utama : Demam
Keluhan Tambahan : Batuk, pilek, bercak kemerahan pada seluruh tubuh
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pada hari kamis, 21 juli 2016 pukul 17.30, orang tua pasien mengatakan
bahwa anaknya demam. Demam turun dengan obat penurun panas namun
demam hanya turun sementara. Demam tidak disertai menggigil dan tidak
disertai nyeri sendi. Demam tidak disertai mimisan, gusi berdarah ataupun
tanda perdarahan lainnya. Demam tidak disertai dengan kejang atau
penurunan kesadaaran maupun keluhan sesak napas. Riwayat bepergian ke
daerah endemis malaria disangkal.
Pada hari jumat, 22 juli 2016 pukul 10.00, orang tua pasien mengeluhkan
anaknya batuk berdahak. Batuk disertai pilek, hidung keluar lendir putih kental
dan terdapat keluhan nyeri saat menelan. Batuk tidak disertai sesak napas dan
riwayat meminum obat yang membuat buang air kecil merah disangkal.
Demam masih dirasakan oleh pasien, demam hanya turun sementara dengan
obat penurun panas.
Pada hari sabtu, 23 juli 2016 pukul 08.00, pasien masih demam dan
timbul sariawan didalam mulut pasien sehingga pasien sulit untuk makan.
Nafsu makan pasien menurun tapi tidak disertai mual muntah, dan tidak
disertai penurunan berat badan pasien yang drastis.
Pada hari minggu, 24 juli 2016 pukul 06.30, mata pasien tampak
merah dan terdapat kotoran yang lebih banyak dari biasanya. Keluhan
mata merah pasien disertai dengan timbul bercak kemerahan di kulit
yang terlihat pada telinga dan wajah, ruam disertai rasa gatal namun
riwayat alergi obat ataupun makanan sebelumnya disangkal.
Pada hari senin 25 juli 2016, ruam mulai terlihat di leher dan dada.
Namun ruam belum muncul pada ektremitas atas maupun bawah.
Demam dirasakan semakin meningkat dan tidak turun dengan obat
penurun panas.
Pada hari selasa 26 juli 2016 pukul 09.30, pasien tidak juga
mengalami perubahan klinis. Demam masih belum turun dan ruam sudah
terlihat menyebar ke seluruh tubuh hingga ekstremitas. Pasien juga telah
bab cair sebanyak 3 kali, sehingga keadaannya semakin lemah. Akhirnya
pada pukul 11.05 pasien dibawa ke RSUD Ahmad Yani untuk mendapatkan
penanganan lebih lanjut.
Anamnesis
Riwayat Penyakit Dahulu :
Berdasarkan pernyataan orangtua, pasien tidak pernah mengalami
keluhan serupa sebelumnya. Tidak ada riwayat penyakit demam
lama disertai gangguan pencernaan. Tidak ada riwayat demam
berdarah. Tidak ada riwayat penyakit yang diderita sejak lahir dan
tidak ada riwayat alergi obat ataupun alergi makanan.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya.
Pemeliharaan Kehamilan Ibu dan Prenatal
Riwayat Persalinan
Pemeriksaan di : Bidan
Lahir di : RS
Frekuensi : Trimester I : 2x
Trimester II : 2x Cukup bulan : 40 minggu

Trimester III : 4x Berat Badan: 3200 gram

Keluhan selama kehamilan :- Panjang Badan : 48 cm


Obat dan jamu yang dikonsumsi selama hamil :
Cacat :-
-
Anak ke :2
Kesan : Ibu kontrol kehamilan teratur dan tidak
Kesan: Persalinan normal
terdapat masalah pada kehamilan
Riwayat Imunisasi
Riwayat Makanan
Jenis
I II III IV V VI 0-4 bulan : susu formula
Imunisasi

4-18 bulan : susu formula + MPASI


BCG Saat lahir

>18 bulan : susu formula + makanan


DPT 2 bulan 4 bulan 6 bulan

keluarga
Polio Saat lahir 2 bulan 4 bulan 6 bulan
Kesan: Anak tidak mendapatkan asi eksklusif dan
Hepatitis B Saat lahir 1 bulan 6 bulan
makanan tambahan diberikan lebih dini
Campak

Kesan: imunisasi dasar tidak


lengkap.
Pemeriksaan Fisik
Status Present
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang Status Generalis
Kesadaran : Compos mentis Kelainan Mukosa Kulit/
Suhu : 38,2c (aksila) Subkutan Yang Menyeluruh
Frekuensi Nadi : 121x/menit Pucat : -
Frekuensi Nafas : 24x/ menit
Sianosis : -
Berat Badan Awal : 15 kg
Ikterus : -
Berat Badan Sekarang : 15 kg
Tinggi Badan : 103 cm
Oedem : -
Status Gizi : Normal Turgor : Baik
BB-TB : SD -2 s/d +2 (normal) Pembesaran KGB : -
BB-U : SD -2 s/d +2 (normal) Ruam makulopapular : +
TB-U : SD -2 s/d +2 (normal)
Kesan : Terdapat ruam
Kesan : Status gizi baik
makulopapular
Kepala
Muka : Simetris, normochepal, tampak ruam makulopapular
Rambut : Dalam batas normal, allopecia (-)
Ubun-ubun besar : Tidak cekung, tidak menonjol
Mata : Sklera ikterik -/-, konjungtiva hiperemis +/+, konjungtiva anemis -/-,
cekung -/-,
sekret (+/+)
Telinga : simetris, sekret (-)
Hidung : Simetris, napas cuping hidung (-), sekret (+) berwarna putih, kental.
Mulut : sianosis (-), mukosa bibir kering (+), stomatitis (+)
Kesan : Tampak ruam makulopapular pada wajah, konjungtiva hiperemis,
sekret mata(+), sekret hidung (+), mukosa bibir kering, stomatitis
Leher (+)
Bentuk : Simetris
Trakea : deviasi (-), faring hiperemis (+)
KGB : Tidak terdapat pembesaran
Kesan : Faring hiperemis

Thorak
Bentuk : Normal
Retraksi : (-)
Paru

Pergerakan dada simetris, suara napas vesikuler +/+ (N) , ronki -/-, wheezing -/-
Kesan : Pemeriksaan paru dalam batas normal

Jantung

Ictus cordis teraba, batas jantung normal, BJ1 BJ2 murni reguler, murmur (-) gallop (-)
Kesan: Pemeriksaan jantung dalam batas normal
Abdomen

Inspeksi : Datar
Palpasi : Supel, organomegali (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising Usus (+) Normal
Kesan : Pemeriksaan abdomen dalam batas normal
Ekstremitas

Jari Tangan : Lengkap, tanpa cacat, tidak sianosis, tidak oedem, terdapat ruam
makulopapular
Jari Kaki : Lengkap, tanpa cacat, tidak sianosis, tidak oedem, terdapat
ruam makulopapular
Hasil Pemeriksaan Darah Lengkap
Satuan
No Parameter Hasil
Nilai Normal
1. Leukosit 10.0 4,0-10,0 Ribu /UL

2. Eritrosit 4.18 3.50- 5.50 Ribu /UL

3. Hemoglobin 11.8 11.0 16.0 g/dL

4. Hematokrit 30.9 35.0 50.0 %

5. MCV 73,9 80.0-100.0 Fl

6. MCH 28.2 27.0-34.0 Pg

7. MCHC 332 32.0-36.0 g/dL

8. Trombosit 245 100-300 ribu/UI

9. Limfosit 42.0 20.0-40.0 mg/dL

10. Neutrofil 52.3 50.0-70.0 mg/dL

11. Eosinofil 0,2 0.5-5.0 mg/dL


Diagnosis
Diagnosis Kerja
Morbili

Diagnosis Banding
Rubella
Roseola infantum

Saran :
- Pemeriksaan apusan darah tepi
- Pemeriksaan serologi
- Catch up Imunisasi
Tatalaksana
Medikamentosa:
IVFD D5 Ns 12 tpm
Inj ampisilin 3 x 500 mg
Inj gentamisin 2 x 30 mg
Vitamin A 200.000 IU 1 x 1 PO
Paracetamol syr 3 x 1 cth
Ambroxol 3 x cth

Non medikamentosa
Tirah baring
Isolasi
Diet makanan cukup cairan dan kalori
Follow up pasien Follow up pasien
Selasa, 26-07-2016 Rabu, 27-07-2016
S Demam (+), Batuk (+), pilek (+), mata merah (+), S Demam (-), batuk (+), ruam makulopapular (+) sampai
bab cair (+) 3 kali, ruam makulopapular sampai ke ke ekstremitas, asupan peroral baik
ekstremitas O KU : tampak sakit sedang
O KU : tampak lemah
KS : Compos mentis
KS : Compos mentis
HR : 128 x/menit
HR : 130 x/menit
RR : 24 x/menit
RR : 22 x/menit
T : 36,8 C
T : 38,6 C
Normocephal, konjungtiva hiperemis (+/+), sekret hidung
Normocephal, konjungtiva hiperemis (+/+), sekret
(+), faring hiperemis (+), mukosa bibir kering, stomatitis (+),
hidung (+), faring hiperemis (+), mukosa bibir kering,
ruam makulopapular wajah (+), retraksi thorax (-), fremitus
stomatitis (+), ruam makulopapular wajah (+), retraksi
taktil Ka=Ki, sonor +/+, vesikuler +/+, ronki -/-, wheezing -/-,
thorax (-), fremitus taktil Ka=Ki, sonor +/+, vesikuler +/
Abdomen simetris datar, hepar teraba (-), lien teraba (-),
+, ronki -/-, wheezing -/-, abdomen simetris datar, hepar
shifting dullness (-), fluidwave -, akral hangat, ruam
teraba (-), lien teraba (-), shifting dullness (-), fluidwave -,
makulopapular pada ektremitas atas dan bawah (+)
akral hangat, ruam makulopapular pada ektremitas atas
P IVFD D5 Ns 12 tpm
dan bawah (+)
P IVFD D5 Ns 12 tpm Inj ampisilin 3 x 500 mg

Inj ampisilin 3 x 500 mg Inj gentamisin 2 x 30 mg

Inj gentamisin 2 x 30 mg Vitamin A 100.000 IU 1 x 1 PO

Vitamin A 100.000 IU 1 x 1 PO Ambroxol 3 x cth

Paracetamol syr 3 x 1 cth

Ambroxol 3 x cth
ANALISIS KASUS
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis morbili berdasarkan
ditemukannya keluhan demam sejak 5 hari sebelum
masuk rumah sakit pada anamnesa. Demam awalnya
naik turun yang kemudian demam dirasakan terus
semakin meningkat hingga satu hari sebelum masuk
Penegakan
rumah sakit yang diikuti keluhan timbulnya ruam
kemerahan diseluruh tubuh yang diawali dari wajah dan
Diagnosis
disertai mata merah. Keluhan demam juga disertai
dengan batuk dan pilek. Hal ini sesuai dengan
manifestasi klinis dari morbili yaitu koriza dan mata ANAMNESIS
meradang disertai batuk dan demam tinggi dalam
beberapa hari, diikuti timbulnya ruam yang memiliki ciri
khas, yaitu diawali dari belakang telinga kemudian
menyebar ke muka, dada, tubuh, lengan dan kaki
bersamaan dengan meningkatnya suhu tubuh.
Berdasarkan anamnesis juga didapatkan faktor risiko
penularan dari tetangga pasien yang mengalami keluhan
serupa 2 minggu sebelum keluhan pasien timbul.
Pada pemeriksaan fisik di temukan peningkatan suhu yaitu
38,2 derajat celcius. Pada pemeriksaan mata ditemukan
mata tampak merah dan terdapat sekret pada kedua mata.
Pada pemeriksaan hidung terdapat sekret berupa lendir

Penegakan
berwarna bening dan cair. Pada pemeriksaan tenggorok
faring hiperemis dan pada pemeriksaan kulit ditemukan ruam
makulopapular diseluruh tubuh, mulai dari wajah, dada,
abdomen dan keempat ekstremitas. Diagnosis
Sehingga dapat disimpulkan pada pasien ini terdapat
kelompok gejala klinis dari morbili 3C (cough, coryza, PEMERIKSAAN
conjungtivitis), disertai demam dan timbul ruam FISIK &
makulopapular yang khas pada morbili. PENUNJANG
Pada pemeriksaan laboratorium dalam batas normal. Pada
campak pemeriksaan penunjang sekedar membantu
diagnosis. Pada pasien ini tidak dilakukan pemeriksaan
serologi maupun pemeriksaan sitologik untuk menunjang
diagnosis, sehingga diagnosis hanya ditegakkan secara klinis.
Manifestasi Klinis

Stadium prodromal
Stadium erupsi Stadium penyembuhan
berlangsung 2-4 hari, ditandai (konvalesens)
ditandai dengan timbulnya ruam
dengan demam yang diikuti
makulopapular yang bertahan setelah 3 hari ruam berangsur-
dengan batuk, pilek, faring
selama 5-6 hari. Timbulnya ruam angsur menghilang sesuai
merah, nyeri menelan,
dimulai dari batas rambut di urutan timbulnya. Ruam kulit
stomatitis, dan konjungtivitis.
belakang telinga, kemudian menjadi kehitaman dan
Tanda patognomonik timbulnya
menyebar ke wajah, leher, dan mengelupas yang akan
enantema mukosa pipi di depan
akhirnya ke ekstremitas. menghilang setelah 1-2 minggu.
molar tiga disebut bercak Koplik.
Diagnosis
Demam tinggi terus-menerus > 38,50 C disertai batuk, pilek, nyeri menelan,
mata merah, fotofobia, seringkali diikuti diare
Anamnesis Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit,didahului suhu yang meningkat lebih
tinggi dari semula.
Saat timbul ruam, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak
mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Hiperpigmentasi merupakan tanda
penyembuhan

Pemeriksa
Stadium Prodormal
Stadium Erupsi

an Fisik
Stadium penyembuhan (konvalens)

Pemeriksaa Darah tepi : leukosit normal atau meningkat

n
Sitologi dan serologi
Pemeriksaan untuk komplikasi

Penunjang
Diagnosis Banding
Tatalaksana
Tirah Baring
Pemberian vitamin A
Pada pasien ini diberikan vitamin A 200.000 IU 1x1 PO, diberikan secara
oral. Vitamin A diberikan untuk membantu pertumbuhan epitel saluran
nafas yang rusak, menurunkan morbiditas campak juga berguna untuk
meningkatkan titer IgG
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai.
Pada pasien ini kebutuhan cairan disesuaikan dengan berat badan pasien.
Bedasarkan rumus pemberian cairan rumatan diberikan 1250 cc/hari
untuk pasien dengan berat badan 15 kg. Cairan yang diberikan pada
pasien ini adalah D5 Ns. Sedangkan pemberian makanan pada pasien
ini adalah makanan biasa (MB) dengan penghitungan kalori sebagai
berikut: RDA kalori = 100 kcal x 15 kg = 1500 kalori. Pemberian kalori
tersebut terdiri dari 55% karbohidrat, 35% lemak dan 9-10% protein.
Tatalaksana
Terapi simptomatik
Pada pasien ini diberikan paracetamol syrup 3 x 1 cth (PO) jika
suhu lebih dari 37,5 derajat celcius. Paracetamol termasuk
golongan antipiretik-analgetik yang memiliki efek sebagai penurun
panas dan penghilang nyeri. Hal ini sesuai diberikan pada pasien
ini karena terdapat peningkatan suhu tubuh. Pada pasien ini
diberikan mukolitik yaitu ambroxol 3 x cth untuk mengencerkan
dahak pada saluran nafas sehingga mempermudah pengeluaran
dahak, diberikan pula antibiotik ampisilin 3 x 500 mg dan
gentamisin 3 x 30 mg untuk mencegah infeksi sekunder.
Tatalaksana
Medikamentosa
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi apabila
terjadi
kejang, dan pemberian vitamin A
Tanpa komplikasi:
Tirah baring di tempat tidur
Vitamin A 100.000 IU (6-12 bulan), 200.000 IU (12-59 bulan)
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan
dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi
Tatalaksana dengan Komplikasi
Ensefalopati
Kloramfenikol dosis 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari selama 7-
10 hari
Kortikosteroid: deksametason 1 mg/kgbb/hari sebagai dosis awal dilanjutkan
0,5 g/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (bila
pemberian lebih dari 5 hari dilakukan tappering off)
Kebutuhan jumlah cairan dikurangi kebutuhan serta koreksi terhadap
gangguan elektrolit
Bronkopneumonia
- Kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari selama 7-10 hari
- Oksigen 2 liter/menit
Prognosis
Prognosis quo ad vitam bonam karena penyakit pada pasien saat
ini tidak mengancam nyawa. Pada quo ad functionam bonam
karena pada pasien ini, organ-organ vital masih berfungsi dengan
baik. Pada quo ad sanationam bonam karena menurut
kepustakaan pasien yang pernah mengalami morbili sekali akan
mendapatkan kekebalan seumur hidup teradap morbili.
Terimakasih
TINJAUAN PUSTAKA
Pendahuluan

Penyakit Campak dikenal juga dengan istilah morbili


dalam bahasa latin dan measles dalam bahasa
Inggris, Campak adalah penyakit akut yang sangat
menular, disebabkan oleh infeksi virus yang
umumnya menyerang anak. Campak memiliki
gejala klinis khas yaitu terdiri dari 3 stadium yang
masing-masing memiliki ciri khusus.
Epidemiologi
Campak merupakan penyakit virus akut yang disebabkan oleh
virus campak. Penyakit ini sangat infeksius, dapat menulat sejak
awal masa prodormal sampai lebih kurang 4 hari setelah
munculnya ruam. Penyebaran infeksinya terjadi dengan perantara
droplet.
Angka kejadian campak di Indonesia sejak tahun 1990 sampai
2002 masih tinggi sebesar 3000-4000 per tahun demikian juga
frekuensi terjadinya kejadian luar biasa tampak meningkat dari 23
kali per tahun menjadi 174. Namun Case Fatality Rate telah dapat
diturunkan dari 5,5% menjadi 1,2%. Umur terbanyak menderita
campak adalah <12 bulan, diikuti kelompok 1-4 tahun dan 5-14
tahun.
Etiologi
Penyebab campak adalah measles virus yang termasuk
dalam famili paramyxoviridae anggota genus
morbilivirus. Virus campak berada di sekret nasofaring
dan di dalam darah, minimal selama masa tunas dan
dalam waktu yang singkat sesudah timbulnya ruam.
Virus tetap aktif minimal 34 jam pada temperatur kamar,
15 minggu didalam pengawetan beku, minimal 4 minggu
disimpan dalam temperatur 35ocelcius, dan beberapa
hari pada suhu 0oC. Virus tidak aktif pada pH rendah.
Patogenesis
Hari Manifestasi
0 Virus campak dalam droplet kontak dengan permukaan epitel nasofaring
atau kemungkinan konjungtiva
Infeksi pada sel epitel dan multiplikasi virus
1-2 Penyebaran infeksi ke jaringan limfatik regional
2-3 Viremia primer
3-5 Multiplikasi virus campak pada epitel saluran nafas di tempat infeksi
pertama, dan pada RES regional maupun daerah yang jauh
5-7 Viremia sekunder
7-11 Manifestasi pada kulit dan tempat lain yang bervirus, termasuk saluran
nafas
11-14 Virus pada darah, saluran nafas dan organ lain
15-17 Viremia berkurang lalu hilang, virus pada organ menghilang
PATOFISIOL
OGI
Manifestasi Klinis

Stadium prodromal
Stadium erupsi Stadium penyembuhan
berlangsung 2-4 hari, ditandai (konvalesens)
ditandai dengan timbulnya ruam
dengan demam yang diikuti
makulopapular yang bertahan setelah 3 hari ruam berangsur-
dengan batuk, pilek, faring
selama 5-6 hari. Timbulnya ruam angsur menghilang sesuai
merah, nyeri menelan,
dimulai dari batas rambut di urutan timbulnya. Ruam kulit
stomatitis, dan konjungtivitis.
belakang telinga, kemudian menjadi kehitaman dan
Tanda patognomonik timbulnya
menyebar ke wajah, leher, dan mengelupas yang akan
enantema mukosa pipi di depan
akhirnya ke ekstremitas. menghilang setelah 1-2 minggu.
molar tiga disebut bercak Koplik.
Diagnosis
Demam tinggi terus-menerus > 38,50 C disertai batuk, pilek, nyeri menelan,
mata merah, fotofobia, seringkali diikuti diare
Anamnesis Pada hari ke 4-5 demam timbul ruam kulit,didahului suhu yang meningkat lebih
tinggi dari semula.
Saat timbul ruam, batuk dan diare dapat bertambah parah sehingga anak
mengalami sesak nafas atau dehidrasi. Hiperpigmentasi merupakan tanda
penyembuhan

Pemeriksa
Stadium Prodormal
Stadium Erupsi

an Fisik
Stadium penyembuhan (konvalens)

Pemeriksaa Darah tepi : leukosit normal atau meningkat

n
Sitologi dan serologi
Pemeriksaan untuk komplikasi

Penunjang
Tatalaksana
Medikamentosa
Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari pemberian cairan yang cukup, suplemen
nutrisi, antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder, antikonvulsi apabila
terjadi
kejang, dan pemberian vitamin A
Tanpa komplikasi:
Tirah baring di tempat tidur
Vitamin A 100.000 IU, apabila disertai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari
Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan
dengan tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi
Tatalaksana dengan Komplikasi
Ensefalopati
Kloramfenikol dosis 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari selama 7-
10 hari
Kortikosteroid: deksametason 1 mg/kgbb/hari sebagai dosis awal dilanjutkan
0,5 g/kgbb/hari dibagi dalam 3 dosis sampai kesadaran membaik (bila
pemberian lebih dari 5 hari dilakukan tappering off)
Kebutuhan jumlah cairan dikurangi kebutuhan serta koreksi terhadap
gangguan elektrolit
Bronkopneumonia
- Kloramfenikol 75 mg/kgbb/hari dan ampisilin 100 mg/kgbb/hari selama 7-10 hari
- Oksigen 2 liter/menit
Indikasi Rawat
Pemantauan dan Konsultasi
Pada kasus campak dengan komplikasi bronkopneumonia dan gizi
kurang perlu
dipantau terhadap adanya infeksi tuberkulosis (TB) laten. Pantau
gejala klinis serta
lakukan uji tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan. Pantau
keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk, konsultasi pada Divisi Nutrisi
& Metabolik.
Diagnosis Banding
Komplikasi
Pencegahan
Pencegahan Tingkat Awal (Premordial Prevention)
Pencegahan tingkat awal berhubungan dengan keadaan penyakit
yang masih dalam tahap prepatogenesis atau penyakit belum
tampak yang dapat dilakukan dengan memantapkan status
kesehatan balita dengan memberikan makanan bergizi sehingga
dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Pencegahan Tingkat Pertama (Primary Prevention)
Memberi penyuluhan kepada masyarakat mengenai pentingnya
pelaksanaan imunisasi campak untuk semua bayi.
Imunisasi dengan virus campak hidup yang dilemahkan, yang diberikan
pada semua anak berumur 9 bulan sangat dianjurkan karena dapat
melindungi sampai jangka waktu 4-5 tahun. Vaksinasi bersama rubela
dan mumps (MMR) pada usia 15 - 18 bulan dan ulangan pada usia 10-12
tahun atau 12-18 tahun.
Imunisasi Aktif
Dianjurkan pemberian vaksin campak dengan dosis 1000 TCID50 atau
sebanyak 0,5 ml secara subkutan pada usia 9 bulan. Imunisasi ulangan
diberikan pada usia 6-7 tahun.
Imunisasi Pasif (Imunoglobulin)
Indikasi :
a) Anak usia > 12 bulan dengan immunocompromised belum mendapat
imunisasi, kontak dengan pasien campak, dan vaksin MMR merupakan
kontraindikasi.
b) Bayi berusia < 12 bulan yang terpapar langsung dengan pasien
campak mempunyai resiko yang tinggi untuk berkembangnya
komplikasi penyakit ini, maka harus diberikan imunoglobulin sesegera
mungkin dalam waktu 7 hari paparan. Setelah itu vaksin MMR
diberikan sesegera mungkin sampai usia 12 bulan, dengan interval 3
Pencegahan Tingkat Kedua (Secondary Prevention)
Menentukan diagnosis campak dengan benar baik melalui
pemeriksaan fisik atau penunjang.
Mencegah perluasan infeksi. Anak yang menderita campak jangan
masuk sekolah selama empat hari setelah timbulnya rash.
Menempatkan anak pada ruang khusus atau mempertahankan isolasi
di rumah sakit dengan melakukan pemisahan penderita pada stadium
kataral yakni dari hari pertama hingga hari keempat setelah
timbulnya rash yang dapat mengurangi keterpajanan pasien-pasien
dengan risiko tinggi lainnya.
Pengobatan simtomatik diberikan untuk mengurangi keluhan
penderita yakni antipiretik untuk menurunkan panas dan juga obat
batuk. Antibiotika hanya diberikan bila terjadi infeksi sekunder untuk
mencegah komplikasi.
Diet dengan gizi tinggi kalori dan tinggi protein bertujuan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh penderita sehingga dapat
mengurangi terjadinya komplikasi campak yakni bronkhitis, otitis
Pencegahan Tingkat Ketiga (Tertiary Prevention)

Pencegahan tingkat ketiga bertujuan untuk mencegah


terjadinya komplikasi dan kematian. Adapun tindakan-tindakan
yang dilakukan pada pencegahan tertier yaitu : Penanganan
akibat lanjutan dari komplikasi campak.
Pemberian vitamin A dosis tinggi karena cadangan vitamin A
akan turun secara cepat terutama pada anak kurang gizi yang
akan menurunkan imunitas mereka.
The End.

Вам также может понравиться

  • 5 Lampiran
    5 Lampiran
    Документ4 страницы
    5 Lampiran
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Fraktur Femur Tantra
    Fraktur Femur Tantra
    Документ26 страниц
    Fraktur Femur Tantra
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Cover
    Cover
    Документ1 страница
    Cover
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Документ1 страница
    Kata Pengantar
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Revisi Referat Komplikasi DM Pada Mata
    Revisi Referat Komplikasi DM Pada Mata
    Документ33 страницы
    Revisi Referat Komplikasi DM Pada Mata
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Satuan Acara Penyuluhan Nifas PDF
    Satuan Acara Penyuluhan Nifas PDF
    Документ11 страниц
    Satuan Acara Penyuluhan Nifas PDF
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Referat Komplikasi DM Pada Mata
    Referat Komplikasi DM Pada Mata
    Документ30 страниц
    Referat Komplikasi DM Pada Mata
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Referat Demensia
    Referat Demensia
    Документ26 страниц
    Referat Demensia
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Konferensi 2
    Konferensi 2
    Документ5 страниц
    Konferensi 2
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Case KNF
    Case KNF
    Документ33 страницы
    Case KNF
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • CR Mata Revisi
    CR Mata Revisi
    Документ41 страница
    CR Mata Revisi
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Etika Batuk
    Etika Batuk
    Документ10 страниц
    Etika Batuk
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Konferensi 3
    Konferensi 3
    Документ7 страниц
    Konferensi 3
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Konferensi 4
    Konferensi 4
    Документ8 страниц
    Konferensi 4
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Cover Referat Sadt
    Cover Referat Sadt
    Документ1 страница
    Cover Referat Sadt
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Obat Herbal
    Obat Herbal
    Документ16 страниц
    Obat Herbal
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Referat Sadt
    Referat Sadt
    Документ13 страниц
    Referat Sadt
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • JURNAL
    JURNAL
    Документ30 страниц
    JURNAL
    elly
    Оценок пока нет
  • BAB II Status Pasien
    BAB II Status Pasien
    Документ9 страниц
    BAB II Status Pasien
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Obat Herbal
    Obat Herbal
    Документ16 страниц
    Obat Herbal
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Respirologi Lain2
    Respirologi Lain2
    Документ20 страниц
    Respirologi Lain2
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Referat TB
    Referat TB
    Документ18 страниц
    Referat TB
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Zat Warna v1
    Zat Warna v1
    Документ35 страниц
    Zat Warna v1
    Arief Syarifudin
    Оценок пока нет
  • Diagnosis Banding Id
    Diagnosis Banding Id
    Документ3 страницы
    Diagnosis Banding Id
    R Adhe Masyhuroh Sofyan
    Оценок пока нет
  • Aspek Bioetik Terhadap Transplantasi Organ
    Aspek Bioetik Terhadap Transplantasi Organ
    Документ27 страниц
    Aspek Bioetik Terhadap Transplantasi Organ
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Ecg For Resident
    Ecg For Resident
    Документ96 страниц
    Ecg For Resident
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • 509 986 1 SM
    509 986 1 SM
    Документ20 страниц
    509 986 1 SM
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • CR Sirosis Hepatis Fix PDF
    CR Sirosis Hepatis Fix PDF
    Документ36 страниц
    CR Sirosis Hepatis Fix PDF
    lovemorning
    Оценок пока нет
  • Pembuatan Laporan
    Pembuatan Laporan
    Документ13 страниц
    Pembuatan Laporan
    Dwi Waskito
    Оценок пока нет