Вы находитесь на странице: 1из 22

Gastroenteritis

Gastroenteritis didefinisikan sebagai


inflamasi dari membran mukosa
saluran pencernaan yaitu di
lambung, usus halus dan atau usus
besar.
Kebanyakan kasus gastroenteritis
bersifat infeksius, namun dapat juga
terjadi akibat konsumsi obat-obatan
dan bahan-bahan toksik.
Epidemiologi

Berdasarkan laporan STP KLB 2009-2010, secara keseluruhan


provinsi yang sering mengalami KLB pada tahun 2009 dan
2010 adalah Jawa Barat, Jawa Timur dan Banten
Definisi
Diare adalah suatu penyakit dengan
tanda-tanda adanya perubahan
bentuk dan konsistensi dari tinja,
yang melembek sampai mencair dan
bertambahnya frekuensi buang air
besar biasanya tiga kali atau lebih
dalam sehari (DepKes RI,2005).
Etiologi
Klasifikasi
Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan :
1. Lama waktu diare : akut atau kronik,
2. Mekanisme patofisiologis: osmotik atau
sekretorik,
3. Berat ringan diare: ringan atau berat,
4. Penyebab infeksi atau tidak: infeksi
atau non-infeksi,
5. Penyebab organik atau tidak: organik
atau fungsional.
Pendekatan klinis yang sederhana dan mudah adalah pembagian diare akut
berdasarkan proses patofisiologi enteric infection, yaitu membagi diare akut atas
mekanisme Inflamatory, Non inflammatory, dan Penetrating (LR Schiller, 2000).
Patofisiologi
1). Osmolaritas intraluminal yang meninggi, disebut
diare osmotic;
2). Sekresi cairan dan elektrolit meninggi, disebut diare
sekretorik;
3). Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak;
4). Defek system pertukaran anion/transport elektrolit
aktif di enterosit;
5). Motilitas dan waktu transit usus abnormal;
6). Gangguan permeabilitas usus;
7). Inflamasi dinding usus, disebut diare imflamatorik;
8). Infeksi dinding usus, disebut diare infeksi (World
Gastroenterology Organization, 2005).
Diagnosis (Anamnesa)
Pasien dengan diare akut datang dengan
berbagai gejala klinik tergantung
penyebab penyakit dasarnya.
Keluhan diarenya berlangsung kurang dari
15 hari.
Diare karena penyakit usus halus biasanya
berjumlah banyak, diare air, dan sering
berhubungan dengan malabsorbsi, dan
dehidrasi sering didapatkan.
Dehidrasi dapat timbul jika diare berat dan
auspan oral terbatas karena nausea dan
muntah, terutama pada anak kecil dan
lanjut usia.
Dehidrasi bermanifestasi sebagai rasa
haus yang meningkat, berkurangnya
jumlah buang air kecil dengan warna urin
gelap, tidak mampu berkeringat, dan
perubahan ortostatik. (Wingate,2001).
Penentuan derajat dehidrasi

Keadaan kilnis: ringan, sedang, dan berat (Derajat dehidrasi WHO


2008)
Diagnosis (Pemeriksaan
Fisik)
Status volume dinilai dengan
memperhatikan perubahan ortostatik
pada tekanan darah dan nadi,
temperature tubuh dan tanda toksisitas.
Pemeriksaan abdomen yang seksama
merupakan hal yang penting. Adanya dan
kualitas bunyi usus dan adanya atau tidak
adanya distensi abdomen dan nyeri tekan
merupakan clue bagi penentuan etiologi
(Friedman SL,2003)
Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan darah tepi lengkap: hemoglobin,
hematokrit, leukosit, hitung jenis leukosit, kadar
elektrolit serum
2) Ureum dan Creatinin: memeriksa adanya
kekurangan volume cairan dan mineral tubuh.
3) Pemeriksaan tinja: melihat adanya leukosit pada
tinja yang menunjukkan adanya infeksi bakteri,
adanya telur cacing dan parasit dewasa.
4) Pemeriksaan ELISA (enzim-linked immunosorbent
assay): mendeteksi giardiasis dan tes serologic
amebiasis
5) Foto x-ray abdomen
Penatakasanaan
1. Rehidrasi
Metode Daldiyono
berdasarkan
keadaan klinis
yang diberi
penilaian/skor:
2. Diet
Pasien diare tidak dianjurkan puasa,
kecuali bila muntah-muntah hebat.
Susu sapi harus dihindarkan karena
adanya defisiensi lactase transien
yang disebabkan oleh infeksi virus
dan bakteri
Minuman berkafein dan alcohol harus
dihindari karena dapat meningkatkan
motilitas dan sekresi usus
(Soewondo, 2002).
3. Obat Anti Diare (Terapi
Simptomatis)
Kelompok Antisekresi Relatif
racecadotril yang bermanfaat sekali sebagai penghambat
enzim enkephalinase sehingga enkephalin dapat bekerja
kembali secara normal. Perbaikan fungsi akan
menormalkan sekresi dari elektrolit sehingga keseimbangan
cairan dapat dikembalikan secara normal.
Kelompok Opiat
Dalam kelompok ini tergolong kodein fosfat, loperamid HCl
serta kombinasi difenoksilat dan atropin sulfat (lomotil).
Kelompok Absorben
Arang aktif, attapulgit aktif, bismut subsalisilat, pektin, kaolin,
atau smektit diberikan atas dasar argumentasi bahwa zat
ini dapat menyeap bahan infeksius atau toksin-toksin.
Zat Hidrofilik
Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang berasal dari Plantago
oveta, Psyllium, Karaya (Strerculia), Ispraghulla,
Coptidis dan Catechu dapat membentuk kolloid
dengan cairan dalam lumen usus dan akan
mengurangi frekwensi dan konsistensi feses.
Probiotik
Kelompok probiotik yang terdiri dari Lactobacillus dan
Bifidobacteria atau Saccharomyces boulardii, bila
mengalami peningkatan jumlahnya di saluran cerna
akan memiliki efek yang positif karena berkompetisi
untuk nutrisi dan reseptor saluran cerna
Obat Anti Mikroba (Terapi
Kausatif)

Tabel 4.Pedoman Pemberian Antibiotik Secara Empiris Pada


Diare Akut (PAPDI,2015)
Prognosis
Dengan penggantian cairan yang
adekuat, perawatan yang
mendukung, dan terapi antimikrobial
jika diindikasikan, prognosis diare
infeksius hasilnya sangat baik
dengan morbiditas dan mortalitas
yang minimal.
Pencegahan
Diare mudah dicegah antara lain dengan cara (Wingate,
2001):
1. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima
waktu penting: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air
besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah menceboki
anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan;
2. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah,
antara lain dengan cara merebus, pemanasan dengan
sinar matahari atau proses klorinasi;
3. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak
tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-lain);
4. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya,
sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.

Вам также может понравиться