Вы находитесь на странице: 1из 35

K E LOM P OK 8

ARY IS N AIN I A. ()
D ITA ()
N U RU L D IN I S. ()
P UP U T W. ()
RIF QI S ATR IO ()
ST RE N ATAM I L. ()
HIPERTENSI
DEFINISI
Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri yang persisten.

PATOFISIOLOGI
Hipertensi merupakan penyakit heterogen yang dapat disebabkan oleh hipertensi
sekunder atau mekanisme patofisiologi yang tidak diketahui penyebab yang
spesifik (hipertensi primer atau esensial).
Multifaktor yang dapat menimbulkan hipertensi primer.
Penyebab utama kematian pada hipertensi adalah serebrovaskular,
kardiovaskular, dan gagal ginjal. Kemungkinan kematian prematur ada
korelasinya dengan meningkatnya tekanan darah.

TUJUAN TERAPI
Mengontrol
Klasifikasi tekanan darah
Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal < 120 < 80
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
Prehipertensi 120 139 80 89
Stage 1 140 159 90 99
Stage 2 160 100
DEFINISI
Migren adalah sakit kepala kambuhan dengan
intensitas sedang sampai berat yang terkait dengan
sindrom anatomis, neurologis, dan saluran cerna.

(ISO FARMAKOTERAPI, 2008)


ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
Belum diketahui secara Penyebab
pasti

Vasodilation of dural blood vessels


may occur with extravasation of dural
plasma resulting in inflammation

Kekuran
gan
Activation of trigeminal sensory nerves triggers the release
of vasoactive neuropeptides, including calcitonin gene-
related peptide (CG-RP), neurokinin A, and substance P from
perivascular axons sebab rasa nyeri migren
ETIOLOGI & PATOFISIOLOGI
(DIPIRO, 2011)
Praktisi klinis gejala migren disebabkan gagguan saraf (neuronal dysfunction)

Migren dengan aura


diperkirakan merupakan
akibat dari saraf yang tidak Migren tanpa aura
berfungsi dan ditandai disebabkan karena
dengan berkurangnya neurobiologic disorder
gelombang aktivitas elektrik (gangguan saraf)
yang disampaikan ke korteks
serebral
Fase aura dihubungkan
dengan penurunan aliran
darah serebral yang dimulai
dalam occipital region dan
bergerak ke cerebral cortex
dg kec 2-3mm/min
KLASIFIKASI MIGREN
Migren dengan satu atau lebih aura reversibel
Migre yang mengindikasikan disfungsi serebral korteks
n dan atau tanpa disfungsi batang otak.
deng Setidaknya satu atau lebih aura yang terbentuk
an berlangsung selama lebih dari 4 menit.
Tidak ada gejala aura yang berlangsung lebih
aura dari 1 jam, biasanya interval waktu kurang dari 1
jam.
Merupakan serangan sakit kepala berulang dan
Migre berlangsung selama 4-72 jam, dengan karakteristik
n berikut : terjadi berulang, sedang sampai berat,
sakit kepala berdenyut, biasanya unilateral tapi
tanpa kadang-kadang bilateral, disertai dengan
aura intoleransi cahaya atau suara, mual, dan kadang-
kadang muntah.
PANDANGAN PADA MIGREN
DENGAN AURA
PANDANGAN PADA MIGREN
DENGAN AURA
GAMBARAN KLINIS (ISO
FARMAKOTERAPI, 565; DIPIRO,2011)
Tanda dan Gejala

Jika tidak ditangani bisa parah 4-72 jam


Unilateral
Gejala psikologis (kecemasan, depresi, rasa senang senang yang
Dipicu oleh makanan
berlebih, kelelahan)
Di sertai mual dan muntah
Otonomis (poliuria, diare dan sembelit)
Fotophobia
Berhubungan dengan menstruasi
Phonophobia
Membaik setelah tidur
Hypersomia
Riwayat keluarga
Sulit berkonsentrasi

Terkadang terdapat aura


TUJUAN TERAPI (DIPIRO,2008)

Terapi migren jangka panjang Pengobatan migren akut

Menurunkan frekuensi kambuh, keparahan, dan disabilitas

Meningkatkan kualitas hidup Mengobati serangan migren dengan cepat dan konsisten tanpa
kambuh
Menghindarkan peningkatan dari penggunaan obat sakit kepala
Memperbaiki keadaan pasien
Edukasi dan memberi pemahaman pada pasien untuk mengatasi
penyakitnya No adverse effects

Menurunkan sakit kepala yang berhubungan dengan stress dan


psikologis lain
ALGORITME TERAPI UNTUK
MIGREN AKUT(DIPIRO, 2011)
ALGORITME TERAPI UNTUK PROFILAKSIS MIGREN
(DIPI RO 2011)
STRATEGI TERAPI (G R E E N E DAN H A R RI S 2 0 08 , HA L 49 5 )
Step 1 : gejala ringan sering kali muncul, perubahan gaya hidup
Terapi : analgetik, kombinasi analgetik dan NSAID, jika diperlukan
dapat diberikan antiemetic
Step 2 : sakit kepala berdenyut denyut sedang sampai berat,
serangan terjadi sekali dalam sebulan atau kurang, ada rasa mual
dan muntah, serangan terjadi selama 2-3 hari,
Terapi : kombinasi analgetik dan antiemetic, asam tolfenamic atau
5HT,
Step 3 : serangan terjadi lebih dari sekali dalam sebulan, disertai
dengan mual dan muntah, tidak mampu melakukan kegiatan sehari
hari
Terapi : pengobatan seperti step 2 dan terapi profilaksis
KASUS
Ny CP 36 tahun berkunjung ke klinik neurologi untuk melakukan
kontrol terhadap migraine yang sudah diderita selama 3 tahun
terakhir. Ny CP mengalami serangan migraine 2 kali sebulan,
namun saat ini terjadi peningkatan serangan menjadi 4 sampai 5
kali sebulan, karena Ny CP baru saja dipecat dari pekerjaan
lamanya dan sedang menjalani pekerjaan barunya. Migraine
biasanya terjadi pada pagi hari dan tidak terkait dengan
menstruasi. Nyeri kepala yg dirasakan berkembang cepat (dalam 1
jam), berdenyut-denyut, pada unilateral dengan sifatnya temporal
dan didahului dengan aura. Sering disertai fotophobia dan mual,
pada nyeri yang hebat disertai dengan muntah. Ny CP juga
mempunyai riwayat hipertensi yang sudah diderita sejak 3 tahun
yang lalu.
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny.CP
Usia : 36 tahun
Riwayat penyakit : Migren dan hipertensi sejak 3 tahun lalu
Riwayat pengobatan : HCT 12,5 mg 1 x sehari , aspirin 1000 mg
tiap 4-6 jam

DIAGNOSA
peningkatan frekuensi serangan migraine dan hipertensi
STRATEGI
PHARMACEUTICAL CARE

S-O-A-P
DATA SUBJEKTIF
Nyeri kepala sebelah 4-5 kali sebulan
Didahului dengan aura
Fotophobia
Mual dan muntah
Stress
unilateral
DATA
OBJEKTIF
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan Lab

Pemeriks Hasil Nilai Normal Pemeriks Hasil Nilai


aan Pemeriksaan aan Pemeriksaan Normal
TD 145/90 120/80 Cr 1 mg/dl 0,6-
HR 100X/min 60-100X/min 1,5mg/dl
RR 16X/min 16-20X/min
T 37C 36C
ASSESMENT
Problem Subjek / Objek Terapi DRP Analisis
medik
Migren Nyeri kepala, 1. Aspirin dosis aspirin Peningkatan
mual, muntah, 1gram/4-6 inadekuat migren dipicu
disertai aura jam untuk trigger yaitu
mengatasi stress* (Dipiro
migraine 9ed, 2015)
Hipertensi Blood Pressure 1. HCT 12,5 mg TD belum Perlu
145/95 mmHg 1 x sehari terkontrol ditingkatkan
dosisnya atau
alternaif (JNC
7)
*Peningkatan frekuensi sakit kepala dipicu :
1. terpapar trigger terus menerus*
2. pengguaan obat migren akut yang berlebihan

DIPIRO 9ED, 2015

QINGQING HUANG ET AL, 2013


*Respon tubuh terhadap stressor

DIPIRO 9ED, 2015


PLAN
REKOMENDASI TERAPI
FARMAKOLOGI:
1. Serangan Migren akut (Dipiro 9ed, 2015)
- Metoklopramid 10mg/6jam 30 min ac & bedtime or 15-30min sebelum oral abortive migraine
medications
- Sumatriptan oral tablet 25mg saat serangan , dosis efektif 50-100mg, diulang setelah 2 jam prn
(maksimal penggunaan 200mg/hari)
adequate therapeutic trial (usually 26 months) to judge its efficacy (Dipiro 8ed, 2011)

2. Prophylactic treatment (usually is continued for at least 3 to 6 months) (Dipiro 9ed,


2015)
Profilaksis diberikan pada pasien yang mengalami severe migraine dan hipertensi, yaitu :
- obat golongan beta-adrenergic antagonist
propanolol 80 mg tiap 6-8 jam (level evidance :A, cost effective)
- HCT dihentikan
- Terapi profilaksis diberikan bersamaan dengan abortive therapy, adequate therapeutic trial
(usually 23 months) to judge its efficacy (Dipiro 9ed, 2015)
Sediaan kombinasi analgesik di
Indonesia :
Pct 350mg, propifenazon 150mg,
kafein 50mg
Pct 350mg, ibuprofen 200mg, kafein
50mg
(ISO Vol.46)

(Gilmore, B., and Michael, M., 2011)


S

Dipiro 9ed,
2015

(Elizabeth Loder, 2010)

Dipiro 9ed,
2015
PLANS
REKOMENDASI TERAPI NON
FARMAKOLOGI:
1. Hindari pemicu migren dan khususnya stress
2. Mematikan lampu pada saat tidur
3. Istirahat yang cukup
4. Menempelkan es dikepala
5. Menghindari rokok dan makanan yang memicu hipertensi
7. Manual lymphatic drainage dan traditional massage (Happe et
all, 2016)
DIPIRO, 2011
PLAN
MONITORING
1. Monitoring tekanan darah
2. Monitoring migraine (durasi, frakuensi, tingkat keparahan) dan respon terhadap obat yang
diberikan.
3. Menganjurkan pasien untuk membuat catatan tentang frequency, duration, and severity of
headaches, headache response, and potential triggers of migraine headaches.
4. Monitoring terhadap frekuensi obat yang dikonsumsi pasien untuk abortive therapy migren
(akut) dan efek samping yang mungkin terjadi.
5. Document patterns of abortive medication used to establish the need for prophylactic
therapy. Monitor prophylactic therapies closely for adverse reactions, abortive therapy needs,
adequate dosing, and compliance.
6. Monitoring efektivitas profilaksis (propranolol) selama 6 minggu
PLAN
KIE
Metoklopramid
Tablet 10mg tiap 6jam 30 min sebelum makan & sebelum tidur

Sumatriptan oral tablet 25mg


Diminum saat merasa mulai migren, dan dapat diulang setelah 2 jam, maksimal
penggunaan 8 tablet dalam sehari
Efek samping : paresthesias, fatigue, dizziness, flushing, warm sensations, and
somnolence
Propranolol
Tablet 80 mg tiap 6-8 jam
Efek samping : drowsiness, fatigue, sleep disturbances, depression, sexual dysfunction, bradycardia, and
hypotension beritahukan pada pasien dengan bahasa yang mudah dipahami dan tidak menakut-nakuti.
DAFTAR PUSTAKA
Dipiro, J.T., et.al, 2008. Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach 7th Edition. New York : Medical.
Dipiro, J.T., et.al, 2015. Pharmacotherapy A Pathophysiologic
Approach 8th Edition. New York : Medical.
Happe, S., Peikert, A., Seigert, R., Evers, S., 2016. The efficacy of
lymphatic drainage and traditional massage in the prophylaxis of
migraine
ISO Farmakoterapi

Вам также может понравиться