Вы находитесь на странице: 1из 10

Kode Etika Kedokteran

{ Anggiriani / 102012453 / D4
Dr. A seorang dokter umum yang sedang praktek ditempat praktek pribadinya,
didatangi oleh pasiennya seorang laki-laki muda yang datang dengan keluhan
batuk. Setelah memeriksa, dokter mendiagnosis pasien TBC. Dr.A menjelaskan
bahwa dia akan memberikan suntikan streptomisin, pasien setuju untuk disuntik
didaerah bokong. Tidak lama setelah disuntik pasien tersebut mengeluh pusing
dan pandangannya gelap dan tak lama kemudian tidak sadarkan diri. Lalu dr. A
memeriksa tekanan darah pasien 80/50 mmHg dan nadi lemah, 150x/menit. dr.
A langsung menelpon ambulans ditempat praktek dr. A, pasiennya ternyata
sudah meninggal.

Skenario 8
Pasien dr. A meninggal beberapa waktu setelah disuntikan
streptomisin

Rumusan Masalah
Undang-Undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51,
Hak dan Kewajiban Pasien:

Hak
Mendapatkan penjelasan lengkap

Bisa meminta pendapat dokter lain (second opinion)

Mendapat pelayanan medis

Bisa menolak tindakan medis

Bisa mendapat informasi rekam medis

Kewajiban
Memberikan informasi yang lengkap, jujur dan dipahami tentang masalah kesehatannya

Mematuhi nasihat dan petunjuk dokter

Mematuhi ketentuan yang berlaku di sarana pelayanan kesehatan

Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang trima

Hak & Kewajiban Pasien


Undang-undang No.29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran Pasal 50 dan 51, Hak dan
Kewajiban Dokter

Hak
Memperoleh perlindungan hukum

Memberikan pelayanan medis

Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau keluarganya

Menerima imbalan jasa

Kewajiban
Memberikan pelayanan medis

Merujuk pasien ke dokter / sarana kesehatan lain yang mempunyai kemampuan lebih
baik.
Merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang pasien, bahkan setelah pasien itu
meninggal dunia
Melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan,

Mengikuti perkembangan ilmu kedokteran

Hak & kewajiban Dokter


Kode Etik Kedokteran Indonesia ini mengatur hubungan antar
manusia yang mencakup kewajiban umum seorang dokter,
hubungan dokter dengan pasiennya, kewajiban dokter
terhadap sejawatnya dan kewajiban dokter terhadap diri
sendiri.
Ada 2 etika: Etika jabatan kedokteran dan etika asupan
kedokteran

Kode Etika Kedokteran


Tujuan:

Menciptakan hubungan interpersonal yang baik


Pertukaran informasi (exchange of information)

Pengambilan keputusan medis (medical decision making)

Komunikasi antara Dokter-Pasien


Definisi: Bukanlah merupakan suatu pelanggaran hukum maupun
kejahatan.

4 unsur untuk menentukan kelalaian dokter:


duty (kewajiban)
derelection of that duty (penyimpangan kewajiban)
damaged (kerusakan / kerugian)
direct causal relationship (berkaitan langsung)

3 bentuk Kelalaian Medik:


Malfeasance
Nonfeasance
Misfeasance

Kelalaian Medis
Definisi
Ada 2 resiko:
Resiko yang derajat probabilitas dan keparahannya cukup kecil
Resiko yang derajat probabilitas dan keparahannya besar

Malpraktek Unforeseeable Risk


Pengetahuan dan keterampilan yang baik saja tidak cukup dalam upaya
penyembuhan psien. Upaya tersebut harus diiringi sikap professional yang
baik pula. Pendekatan hendaknya holistic dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan beragam aspek, mulai dari ekonomi-sosial-buda dan
psikis pasien. Memperbanyak komunikasi dan pemberian informasi
kepada pasien dan atau keluarganya karena ternyata banyak kasus dugaan
malpraktek hanya karena salah paham dan dapat diselesaikan di luar
pengadilan.

Kesimpulan

Вам также может понравиться