Вы находитесь на странице: 1из 25

Praktikum Marine Diesel

Bayu Putra Pratama 4216105006


Yandihar Hidayat 4216105007
Dwi Satryo Prasojo 4216105014
Hafiz Nugianta Hadi Perdana 4215100037
Spesifikasi Engine
Spesifikasi Engine
Merk Engine : YANMAR
Model : TF 85 MH
Type : In-Line, Single Cylinder, 4-stroke, Water
Cooled,
Direct Injection
Bore x Stroke (mm) : 85 x 87
Piston Displacement : 493 cc
Rated Power / Rated Speed : 5,5 kW / 2200
Tabel Data Praktikum
Tabel Hasil Pengamatan
Alternator
Putaran Jumlah Bahan
Putaran Engine Waktu
Generator Tegangan Arus Load Bakar
No. Beban
Factor
(RPM) (RPM) (Volt) (Ampere) (ml) (s)
1 1234 0 0 0 0.85 20 176
2 1233 1000 164 3.3 0.85 20 133
3 1266 2000 175 7.2 0.85 20 110
4 1225 3000 177 10.8 0.85 20 90
1700
5 1221 4000 173 14.5 0.85 20 80
6 1212 5000 167 17.8 0.85 20 57

1 1303 0 0 0 0.85 20 182


2 1306 1000 179 3.4 0.85 20 113
3 1302 2000 189 7.4 0.85 20 97
4 1299 3000 190 11.3 0.85 20 71
1800
5 1293 4000 187 15 0.85 20 60
6 1286 5000 181 18.6 0.85 20 47

1 1382 0 0 0 0.85 20 181


2 1375 1000 195 3.6 0.85 20 118
3 1369 2000 202 7.7 0.85 20 92
1900
4 1365 3000 203 11.7 0.85 20 74
5 1361 4000 199 15.5 0.85 20 62
6 1353 5000 193 19.2 0.85 20 53
Tabel Hasil Pengamatan
1 1453 0 0 0 0.85 20 156
2 1448 1000 208 3.7 0.85 20 135
3 1444 2000 215 8.0 0.85 20 83
4 2000 1436 3000 216 12.1 0.85 20 65
5 1431 4000 213 16.1 0.85 20 53
6 1419 5000 204 19.8 0.85 20 45

1 1525 0 0 0 0.85 20 181


2 1519 1000 225 3.9 0.85 20 127
3 1517 2000 231 8.3 0.85 20 105
4 2100 1508 3000 230 12.5 0.85 20 64
5 1501 4000 226 16.7 0.85 20 56
6 1483 5000 212 20.4 0.85 20 42
Contoh Perhitungan &
Analisis Grafik
Contoh Perhitungan Daya dan SFC

Perhitungan Daya
Daya mesin diesel dapat dihitung dengan membandingkan hasil kali tegangan (V), arus
(A), dan load factor bahan bakar pada beban tertentu dengan nilai m didapat =0,96. Berikut contoh
perhitungan menggunakan data pada putaran mesin 1700 RPM dengan tegangan dan arus
listrik pada beban 1kW.
= = 592,555 W = 0,593 kW

Perhitungan SFC
SFC dapat dihitung dengan menentukan nilai dari massa aliran bahan bakar (g/h)
terlebih dahulu. Massa aliran bahan bakar dapat dihitung dengan membandingkan hasil kali
jumlah bahan bakar (liter) dan massa jenis bahan bakar solar = 830 (kg/m) dibandingkan
dengan waktu (per jam).
= = 0,449 (kg/h)
Nilai SFC dapat dihitung dengan membandingkan massa aliran bahan bakar (kg/h) dengan
daya mesin diesel (kW), sebagai berikut.
= (kg/kWh)
Contoh Perhitungan Daya dan SFC
Setelah melakukan perhitungan dengan cara yang sama, didapat hasil
perhitungan sebagai berikut.

1700 rpm 1800 rpm 1900 rpm 2000 rpm 2100 rpm

No
SFC SFC SFC SFC SFC
Daya (kg/kW Daya (kg/kW Daya (kg/kW Daya (kg/kW Daya (kg/kW
(kW) h) (kW) h) (kW) h) (kW) h) (kW) h)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0,593 0,758 0,686 0,771 0,770 0,657 0,844 0,524 0,963 0,513

3 1,344 0,404 1,535 0,401 1,714 0,379 1,915 0,376 2,108 0,270

4 2,107 0,315 2,363 0,356 2,603 0,310 2,891 0,318 3,205 0,291

5 2,774 0,269 3,101 0,321 3,442 0,280 3,830 0,294 4,243 0,251

6 3,311 0,317 3,742 0,340 4,132 0,273 4,544 0,292 4,911 0,290
Grafik SFC vs Daya pada putaran konstan

Grafik 4.7. Perbandingan antara daya dengan SFC pada bahan bakar solar.
Analisis Grafik SFC vs Daya
Grafik SFC terhadap Daya menjelaskan hubungan antara nilai SFC
dalam kg/kWh terhadap daya dalam kW. Sehingga diperoleh nilai SFC
terendah 0,251 kg/kWh pada putaran 2100 RPM yang menghasilkan daya
sebesar 3,6kW. Sedangkan nilai SFC tertinggi 0,771 kg/kWh pada putaran 1800
RPM dengan daya sebesar 0,745 kW. Sehingga dari beberapa nilai variasi
putaran untuk mendapatkan nilai SFC terendah dan daya tertinggi, maka lebih
baik engine dioperasikan pada putaran 2100 RPM.
Contoh Perhitungan Efisiensi Termal

Effisiensi thermal dapat dihitung dengan menentukan nilai dari kalor yang
dihasilkan bahan bakar (kW) terlebih dahulu. Kalor bahan bakar dihitung
dengan mengkalikan massa aliran bahan bakar (kg/h) dan laten heating value
solar = 41800 (kJ/kg) per detik.
= = 18781,714 (kJ/h)

Nilai SFC dapat dihitung dengan membandingkan massa aliran bahan bakar
(g/h) dengan daya mesin diesel (kW), sebagai berikut.
=(%)
Tabel Hasil Perhitungan Efisiensi Termal
Setelah melakukan perhitungan dengan cara yang sama, didapat hasil
perhitungan sebagai berikut.

1700 rpm 1800 rpm 1900 rpm 2000 rpm 2100 rpm

No

Daya Effisiensi Daya Effisiensi Daya Effisiensi Daya Effisiensi Daya Effisiensi
(kW) thr (%) (kW) thr (%) (kW) thr (%) (kW) thr (%) (kW) thr (%)
1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

2 0,593 11 0,686 11 0,770 13 0,844 16 0,963 17

3 1,344 21 1,535 21 1,714 23 1,915 23 2,108 32

4 2,107 27 2,363 24 2,603 28 2,891 27 3,205 30

5 2,774 32 3,101 27 3,442 31 3,830 29 4,243 34

6 3,311 27 3,742 25 4,132 32 4,544 29 4,911 30


Analisis Grafik Efisiensi Termal vs Daya
Grafik di samping menjelaskan
hubungan antara nilai efisiensi
thermal dalam % terhadap daya
dalam kW. Dari pengujian diesel
engine diperoleh nilai efisiensi
thermal tertinggi sebsar 33.6 %
pada putaran 2100 RPM dengan
daya 3,600 kW.

Grafik 4.8. Perbandingan antara daya dengan padabahan


bakar solar
Analisis Grafik Daya Full Load vs RPM
Grafik di samping
menjelaskan hubungan antara
nilai daya full load dalam kW
terhadap putaran engine.
Dari pengujian diesel engine
diperoleh nilai daya full load
tertinggi sebesar 3,92 kW
pada putaran 2000 RPM.

Grafik 4.9. Perbandingan antara daya full load dengan putaran


pada bahan bakar solar.

Contoh Perhitungan Torsi pada Full Load
Perhitungan torsi pada full load
Torsi pada full load dapat dihitung dengan rumus:
= = 0,01448857 (Nm)
Setelah melakukan perhitungan dengan cara yang sama, didapat hasil
perhitungan sebagai berikut.

Putaran (rpm) Daya Full Load (kW) Torsi Full Load (Nm)

1700 2,578 0,014488572

1800 2,9 0,015392781

1900 3,4 0,017096882

2000 3,92 0,018726155

2100 3,63 0,016515014


Analisis Grafik Torsi Full Load vs RPM
Grafik di samping
menjelaskan hubungan
antara nilai torsi full
load dalam Nm terhadap
putaran engine. Dari
pengujian diesel engine
diperoleh nilai torsi full
load tertinggi sebesar
0,018726115 Nm pada
putaran 2000 RPM.

Grafik 4.10. Perbandingan antara torsi full load dengan putaran


pada bahan bakar solar
Contoh perhitungan BMEP daya konstan
Perhitungan BMEP pada daya konstan
BMEP dapat dihitung menggunakan rumus:
= = 84,725 (kPa)
Setelah melakukan perhitungan dengan cara yang sama dengan menggunakan
daya konstan seperti pada bahan bakar solar sebesar ( 2 kW, 2,5 kW, 3 kW )
didapat hasil perhitungan sebagai berikut.

2 kW 2,5 kW 3 kW
No
Putaran Putaran Putaran BMEP
(rpm) BMEP (kPa) (rpm) BMEP (kPa) (rpm) (kPa)
1 1700 285,967 1700 357,458 1700 428,950

2 1800 270,080 1800 337,599 1800 405,119

3 1900 255,865 1900 319,831 1900 383,797

4 2000 243,072 2000 303,840 2000 364,607

5 2100 231,497 2100 289,371 2100 347,245


Analisis Grafik BMEP vs RPM
Grafik di samping
menjelaskan hubungan
antara nilai BMEP dalam kPa
terhadap putaran engine.
Maka didapatkan BMEP
tebesar senilai 428,950 kPa
pada putaran 1700 yang
menghasilkan daya 3 kW.

Grafik 4.11. Perbandingan antara putaran dengan BMEP daya


konstan pada solar.

Analisa Diagram Engine an Envelope
Setelah melakukan perhitungan daya sehingga didapat kondisi pada saat full
load atau 100% didapat hasil engine an envelope (100%-80%) sebagai berikut.

No n (rpm) P Load (100%) P Load (60%)

1 1700 2,81 1,686

2 1800 3,2 1,92

3 1900 3,62 2,172

4 2000 3,98 2,388

5 2100 4,14 2,484


Analisa Diagram Engine an Envelope
Berdasarkan diagram di samping
dapat disimpulkan bahwa L1 dan L3
merupakan engine an envelopepada
load 100% dengan putaran tertinggi
(2100 rpm) dan putaran terendah
(1700 rpm) pada percobaan
menggunakan bahan bakar solar.
Daya yang dihasilkan oleh engine
dari L3 sampai dengan L1 adalah 2,8
kW 4,14 kW. Sedangkan L2 dan L4
merupakan engine an envelope pada
load 60% dengan putaran tertinggi
(2100 rpm) dan putaran terendah
Grafik 4.12. Diagram Engine an Envelope 60% - 100% solar.
(1700 rpm). Daya yang dihasilkan
oleh mesin dari L4 sampai dengan L2
adalah 1,686 kW 2,484 kW.
Kesimpulan
Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
Sehingga dari beberapa nilai variasi putaran untuk mendapatkan nilai SFC
terendah dan daya tertinggi, maka lebih baik engine dioperasikan pada putaran
2100 RPM.
Dari pengujian diesel engine diperoleh nilai efisiensi thermal tertinggi sebsar
33.6 % pada putaran 2100 RPM dengan daya 3,600 kW.
Dari pengujian diesel engine diperoleh nilai torsi full load tertinggi sebesar
0,018726115 Nm pada putaran 2000 RPM.
Maka didapatkan BMEP tebesar senilai 428,950 kPa pada putaran 1700 yang
menghasilkan daya 3 kW.
Daya yang dihasilkan oleh engine dari L3 sampai dengan L1 adalah 2,8 kW 4,14
kW. Sedangkan L2 dan L4 merupakan engine an envelopepada load 60% dengan
putaran tertinggi (2100 rpm) dan putaran terendah (1700 rpm). Daya yang
dihasilkan oleh mesin dari L4 sampai dengan L2 adalah 1,686 kW 2,484 kW.
Kesimpulan

Semakin besar putaran maka semakin besar pula daya yang dihasilkan, hal ini
sesuai dengan rumus P = 2 rps T.
Dari pengujian diesel engine diperoleh nilai daya full load tertinggi sebesar
3,92 kW pada putaran 2000 RPM.
Setelah dilakukan percobaan dengan menentukan daya full load pada tiap
putaran didapat, semakin besar putaran semakin besar torsi yang dihasilkan.
BMEP berbanding terbalik dengan putaran, hal ini sesuai dengan rumus.
Terima Kasih

Вам также может понравиться