Вы находитесь на странице: 1из 53

Morning Report

Stase THT RSIJ Pondok Kopi


IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. N
Umur : 28 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Bintara
MRS : 24 Februari 2017
No. RM : 82 62 xx
Keluhan Utama :
Nyeri pada telinga kanan

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke poliklinik THT RSIJ Pondok Kopi
dengan keluhan nyeri pada telinga kanan sejak 3
hari yang lalu. Nyeri dirasakan terus-menerus dan
mengganggu aktifitasnya bahkan sampai
membuat tidurnya terganggu. Lima hari
sebelumnya pasien mengaku telinganya terasa
penuh, berdenging, dan pendengarannya sedikit
berkurang dan disertai badannya panas.
Sampai saat ini, keluhan dirasakan semakin
memberat dan tidak berkurang dengan minum
obat dari warung. Pasien menyangkal adanya
telinga gatal, dan keluar cairan maupun darah.
Tujuh hari sebelumnya, batuk dan pilek. Pilek
dirasakan pada kedua hidung dan keluar ingus
kental, berwarna kuning dan tidak berbau. Batuk
pilek sering kambuh-kambuhan sejak pasien
masih kecil dan saat ini keluhan batuk pileknya
disertai dengan adanya nyeri tenggorokan.
Kebiasaan mengorek telinga, trauma pada
telinga, dan masuknya benda ke dalam liang
telinga kanan disangkal.
Riwayat penyakit dahulu:
Pasien tidak pernah mengalami penyakit yang
sama sebelumnya, riwayat alergi disangkal,
riwayat asma disangkal, riwayat ISPA kambuh-
kambuhan.

Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah berobat ke dokter klinik,
sudah mengkonsumsi obat warung (penurun
panas) tetapi belum ada perbaikan.
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalisata pada tanggal 24 Februari 2017

KEADAAN UMUM
Tampak sakit ringan

KESADARAN
Compos mentis

TANDA VITAL

TD : 110/80 mmHg
HR : 86x/menit
RR : 20 x/menit
Suhu : 37,1 C
Status Generalis
Normochepal

Konjungtiva Anemis (-/-), Sklera Ikterik (-/-), Refleks Pupil (+/+) isokor

Pembesaran KGB (-), pembesaran thyroid (-)

Normonasi

Normotia

Mukosa mulut dan bibir lembab


Status Lokalis a/r aurikula dextra
Tragus : Nyeri tekan (-), edema (-)
Daun telinga: Bentuk dan ukuran
dalam batas normal, hematoma (-),
nyeri tarik aurikula (-)
MAE : Serumen (-), hiperemis (+) di
sekitar membran timpani, furunkel (-),
edema (-), otorhea (+)
Membran timpani: Retraksi (-), bulging
(+), hiperemi (+), edema (+), perforasi
(+), sentral postero-superior), cone of
light (-), gambaran pulsasi (+)
Perforasi dgn sekret tdk
aktif
Diagnosis
Otitis Media Akut Aurikula Dextra Stadium
Perforasi

Penatalaksanaan
Amoxicillin 3 x 500mg
H202 3% 3-5 hari
Paracetamol 3 x 500mg
Betametason 2 x 0,25mg
Anjuran
Jangan mengorek telinga.
Jangan biarkan telinga kemasukan air.
Jaga kebersihan telinga.
TINJAUAN PUSTAKA
OTITIS MEDIA AKUT
Anatomi

Moore K. Clinically Oriented Anatomy 6th Edition. 2010. Lippincott William & Wilkins
Teling
a Luar
Telinga tengah
Moore K. Clinically Oriented Anatomy 6th Edition. 2010. Lippincott William & Wilkins
Letak perforasi
Sentral : pada pars tensa
Marginal : sebagian tepi perforasi langsung
berhubungan dengan anulus / sulkus
timpanikum
Atik : perforasi di pars flaksida
Tuba Eustachius
Tuba Eustachius
Otitis media dapat dibedakan menjadi :
Otitis media akut (OMA)
Otitis media efusi (OME)

Tata Laksana Berbeda harus dibedakan

OMA : Onset tiba-tiba dari adanya tanda dan gejala


inflamasi pad telinga tengah dengan adanya efusi dari
telinga tengah.
OME : Efusi dari telinga tengah tanpa tanda dan gejala
inflamasi akut seperti pada OMA

Otitis Media
Definisi dan Epidemiologi
Inflamasi pada telinga tengah dan ruang
mastoid dengan durasi 0-3 minggu
Onset : tahun pertama kehidupan
Insiden tertinggi : 6-11 bln
OMA Rekuren 4/> episode OMA dalam
1 tahun atau 3/> episode dalam 6 bulan
Etiologi
Penyebab utama adalah terganggunya
fungsi tuba eustachius (obstruksi mekanik
dan fungsional) dan inflamasi
Fungsi tuba eustachius secara normal
untuk mempertahankan keseimbangan
tekanan udara antara telinga tengah dengan
tekanan atmosfir
mencegah refluks dari nasofaring ke telinga
tengah
membersihkan sekresi dari telinga tengah
dengan cara transpor mukosiliar
Etiologi
Faktor Risiko dan Predisposisi
Epidemiologi
Sering pada anak-anak
Puncak : usia 2 tahun
Faktor pencetus :
Anakanak
Alergi, ciliary dysfunction, nasal and/or sinus disease
Penitipan anak (resiko terpapar anak lain yang ISPA)
Kurang pemberian ASI (efek protektif ASI)
Perokok pasif
Sering ISPA (viral)
Imunodefisiensi
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan waktu:
Akut < 3 minggu
Subakut 3 minggu 2 bulan
Kronis > 2 bulan
Klasifikasi

Akut
Supuratif
Kronis

Otitis
Serosa
Media

Sekretoria Tanpa tanda


Non- radang dan
Supuratif membran
Musinosa timpani intak

Efusi
Bayi & anak lebih pendek, lebih
horizontal, fungsi kurang matang
Patogenesis
Gangguan Tuba Sembuh/Normal
kongesti dan
edema tuba F. Tuba tetap
lumen tuba terganggu
Tekanan Efusi OME
menyempit
negatif telinga Infeksi (-)
tengah
Tuba tetap terganggu + Infeksi

respon bakteri / virus


Etiologi : nasofaring inflamasi
Perubahan tekanan udara tiba- edema mukosa, penyumbatan
tiba kapiler, dan infiltrasi leukosit
Alergi PMN
Sumbatan
OMA
Infeksi

Sembuh OME OMSK


STADIUM OMA

Oklusi Tuba
Hiperemis SUPURASI
Eustachius

RESOLUSI PERFORASI
Stadium Oklusi Tuba
Eustachius
Absorpsi udara (tekanan negatif pd telinga
tengah)
Retraksi membran timpani
Membran timpani : normal atau keruh
pucat
Stadium Hiperemis
Pelebaran pembuluh darah
Hiperemis, edema mukosa, sekret
eksudat masih bersifat serosa (sukar
terlihat)
Stadium Supurasi
Edema hebat, Eksudat purulen, Membran timpani
menonjol (bulging) ke arah liang telinga luar
Pasien tampak sangat sakit, nadi dan suhu ,
nyeri hebat di telinga
Jika tekanan nanah tidak berkurang -> iskemia
-> tromboflebitis vena kecil dan nekrosis mukosa
-> ruptur
Dengan miringotomi luka insisi menutup
kembali
Ruptur lubang tempat ruptur tidak mudah
menutup kembali
Stadium Supurasi
Stadium perforasi
Ruptur membran timpani
Sekret berupa nanah mengalir ke telinga
luar
Anak menjadi lebih tenang, suhu badan
turun
Stadium Resolusi
Membran timpani berangsur normal
Sekret purulen tidak ada
Gagal sembuh OMSK
Gejala klinik
Demam tinggi bisa sampai 39,5 oC (khas)
Sulit tidur ( tiba-tiba menjerit saat tidur )
Kejang-kejang
Gangguan pendengaran
Rasa penuh ditelinga
Riwayat batuk pilek
Kadang-kadang memegang telinga yang sakit
Setelah terjadi ruptur membran timpani, suhu tubuh akan
turun dan anak tertidur.
Fasial paralisis
vertigo
Sering disertai dengan gejala sistemik dari infeksi (anoreksia,
muntah dan diare)
DIAGNOSIS
Anamnesis : tanda dan gejala
Pemeriksaan Fisik: pemeriksaan kepala
dan leher harus dilakukan terlebih dahulu
untuk mengidentifikasi adanya faktor
predisposisi lainnya seperti anomali
kraniofasia, obstruksi nasal, defek
palatum, atau hipertrofi adenoid.
Pemeriksaan otoskop : Hiperemis, bulging
membran timpani. Dapat ditemukan
adanya perforasi dan otore.
Prinsip Tatalaksana
1. Observasi dengan pendapat dokter
2. Analgesik
3. Antibiotika
4. Profilaksis antibiotika
5. Pemasangan tube dengan miringotomi
6. Adenoidektomi dengan atau tanpa
tonsilektomi
Penatalaksanaan
Stadium Oklusi
- Obat tetes hidung (HCL efedrin 0.5 % / 1
%)
- Antibiotika
Stadium Hiperemis
- Antibiotik ( golongan penisilin atau
ampisilin) biasa dipakai amoxicillin (80
mg/kg/hr)
- Obat tetes hidung
Penatalaksanaan
Antibiotik
Pada kasus resisten bs dipakai
amoxicillin/clavulanate (80-90 mg/kg/hr dari
amoxicillin component, 6.4 mg/kg/hr dari
clavulanate)
Jika alergi penisilin bs dipakai golongan
makrolid (Eritromisin, azitromisin,claritromisin)
Bs jd dipakai cefalosporin generasi 2
(Cefuroxime, Cefproxil, Cefaclor)
Cefalosporin generasi 3 (Cefixime,
Ceftriaxone (single dose IM))
Penatalaksanaan
Stadium Supurasi
- Antibiotika
- Miringotomi

Stadium Perforasi
- H202 3 % 3-5 hari
- Antibiotik yang adekuat

Stadium Resolusi
- Antibiotika sampai 3 minggu
Management
Indikasi Timpanosentesis menurut
Bluestone
1. Otitis media dengan otalgia berat dan toksik
2. Respons yang tidak dari terapi antimikroba
3. Onset otitis media pada pasien yang sudah
menerima antibiotik
4. Otitis media yang berhubungan dengan adanya
kemungkinan komplikasi perforasi
5. Otitis media pada neonatus, pasien imunosupresi
G
ui
d
el
in
e
RECOMMENDATION 2: The management of AOM should include an assessment of pain. If
pain is present, the clinician should recommend treatment to reduce pain. (This is a strong
recommendation based on randomized, clinical trials with limitations and a preponderance of
benefit over risk.)
PROGNOSIS
Dapat menjadi OMSK jika terapi terlambat
diberikan, tidak adekuat, virulensi kuman
tinggi, daya tahan tubuh pasien rendah
atau hygene buruk.

Вам также может понравиться