Вы находитесь на странице: 1из 33

GASTROENTRI

TIS AKUT
PADA ANAK
NOVIKA NEOVANSIE GABRIEL
10.2014.045
Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit
Anak
Rumah Sakit Family Medical
Centre
Definisi
Diare akut adalah buang air besar lebih
dari 3 kali dalam 24 jam dengan
konsistensi cair dan berlangsung kurang
dari 1 minggu.
DIARE AKUT
Diare berlangsung < 7 hari

DIARE BERLANJUT
Diare berlangsung 7-14 hari

DIARE PERSISTEN / KRONIS


Diare berlangsung > 14 hari
Etiologi
Infeksi baik itu oleh virus, bakteri dan parasit merupakan
penyebab diare tersering. Virus, terutama Rotavirus
merupakan penyebab utama (60-70%) diare infeksi pada
anak, sedangkan sekitar 10-20% adalah bakteri dan
kurang dari 10 % adalah parasit.
Penyebab yang lain adalah malabsorpsi karbohidrat dan
protein.
Penyebab karena makanan seperti makanan basi, beracun
dan alergi terhadap makanan.
Imunodefisiensi
Psikologis seperti rasa takut dan cemas
Epidemilogi
Setiap tahun diperikirakan lebih dari satu milyar kasus diare
di dunia dengan 3,3 juta kasus kematian sebagai akibatnya.
Diperkirakan angka kejadian di negara berkembang
berkisar 3,5 7 episode per anak pertahun dalam 2 tahun
pertama kehidupan dan 2 5 episode per anak per tahun
dalam 5 tahun pertama kehidupan. Hasil survei oleh
Depkes diperoleh angka kesakitan diare tahun 2000
sebesar 301 per 1000 penduduk, angka ini meningkat bila
dibanding survei pada tahun 1996 sebesar 280 per 1000
penduduk. Diare masih merupakan penyebab utama
kematian bayi dan balita. Hasil Surkesnas 2001 didapat
proporsi kematian bayi 9,4% dengan peringkat 3 dan
proporsi kematian balita 13,2% dengan peringkat 2.
Kematian Anak-Bayi Berdasarkan
Jenis Penyakit
No Jenis Penyakit 1980 1985 1992
(%) (%) (%)
1. Diare 22.96 15.72 7.7
2. Penyakit Menular 1.16 8.65 1.7
3. Kurang Gizi 0.39 1.75 0.7
4. Penyakit Saluran Cerna 22.57 14.13 25.2
5. Gangguan Perinatal 11.73 18.20 30.8
6. Infeksi 3.89 4.62 5.6
7. Tetanus 9.83 19.60 6.6
Soeparto. Sumbangan & Peran kaum Profesional dalam Mendukung Program penyakit Saluran
Cerna di era otonomi, Lab/SMF IKA FK Unair/RSUD dr. Soetomo. Surabaya
Patofisiologi
Diare sekresi
Rangsangan tertentu (toksin) pada dinding
usus meningkatkan sekresi air dan
elektrolit ke dalam rongga usus diare
sekretorik.
Biasanya karena infeksi,virus, kuman
patogen, bahan makanan, gangguan
psikis dan alergi.
Patofisiologi
Diare Osmotik
Makanan/zat yang tidak dapat diserap
meningkatkan tekanan osmotik dalam rongga
usus pergeseran air dan elektrolit ke dalam
rongga usus isi rongga usus yang berlebihan
merangsang usus untuk mengeluarkannya
diare osmotik.
Biasanya karena malabsorpsi makanan,
kekurangan kalori protein, atau bayi berat lahir
rendah.
Manifestasi Klinis
Anak akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badan
mungkin sedikit meningkat, nafsu makan berkurang atau
tidak ada, kemudian timbul diare.
Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau
lendir, warna tinja kehijauan karena tercampur cairan
empedu.
Anus dan sekitarnya lecet dan kemerahan karena tinja
menjadi asam.
Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah
diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit
terjadilah gejala dehidrasi.
Faktor Resiko Diare
Kuman penyebab diare
Keadaan gizi
Malnutrisi korelasi positif dengan lama dan beratnya diare,
menurunnya aktifitas enzim usus & hilangnya integrasi usus
Higiene dan sanitasi
Sosial budaya
Pemberian makanan tambahan yang terlalu dini dan tidak
tepat ( faktor penting ) diare
Kepadatan penduduk
Sosial ekonomi
Diagnosis
Anamnesa
Frekuensi buang air besar anak
Lamanya diare terjadi (berapa hari)
Apakah ada darah/lendir dalam tinja
Apakah ada muntah, haus, lemah, kesadaran menurun,
BAB terakhir
Apakah ada demam, kejang, kembung
Jumlah cairan yang masuk selama diare
Apakah ada laporan setempat tentang KLB kolera
Pengobatan yang sudah didapat
Diagnosis
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum, kesadaran dan tanda vital
Tanda umum : keadaan umum gelisah/cengeng
atau lemah/letargi/koma, turgor kulit
Tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak
mata, air mata, mukosa bibir, mulut dan lidah
Berat badan
Penilaian dehidrasi
Diagnosis
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tinja tidak rutin dilakukan pada
diare akut, kecuali apabila ada tanda intolerasi
laktosa dan kecurigaan amubiasis.
Analisa gas darah dan elektrolit kalau dicurigai
adanya gangguan asam basa dan elektrolit
Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :
Makroskopik dan mikroskopik
Klasifikasi Tanda atau Gejala Pengobatan
Dehidrasi berat Terdapat dua atau lebih dari Beri cairan untuk diare
tanda di bawah ini: dengan dehidrasi berat
Letargi/tidak sadar
Mata cekung
Tidak bisa minum atau malas
minum
Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat ( 2 detik)

Dehidrasi Terdapat dua atau lebih tanda di Beri cairan dan makanan
ringan/sedang bawah ini: untuk dehidrasi ringan
Rewel, gelisah Setelah rehidrasi
Mata cekung nasihatkan ibu untuk
Minum dengan lahap,haus
penanganan dirumah dan
kapan kontrol
Cubitan kulit perut kembali
Kunjungan ulang 5 hari
lambat
jika tidak membaik

Tanpa dehidrasi Tidak terdapat cukup tanda Beri cairan dan makanan
untuk diklasifikasikan sebagai untuk menangani diare di
dehidrasi ringan atau berat rumah
Nasihatkan ibu
Kunjungan ulang jika tidak
membaik
Tata laksana diare
Terapi rehidrasi
Terapi nutrisi
Terapi medikamentosa
Antibiotika : tersangka kolera, disentri, dsb
Antidiare : antisekresi, probiotik, dsb
Antiparasit
TERAPI A (tanpa dehidrasi)
Pengobatan diare dirumah
Berikan cairan lebih banyak dari biasanya
Oralit, cairan RT (sup, yoghurt, air matang)
Berikan makanan cegah kurang gizi
ASI, susu formula yang biasa diberikan
Sari buah segar (pisang: kalium)
Makanan tambahan selama & setelah diare
Oralit : 5-10 ml/kgBB/diare cair
Cara membuat larutan gula garam (LGG)
- Gula 1 sendok teh penuh
- Garam sendok teh
- Air masak 1 gelas (atau air teh 1 gelas)
- Campuran bahan-bahan tersebut diaduk sampai larut

Cara membuat larutan oralit


- Bubuk oralit 1 bungkus dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (atau
1 gelas air teh)
- Aduk sampai semua bubuk larut
- Baca petunjuk lebih lanjut pada bungkus
oralit

Cara memberikan oralit


- Berikan sesendok teh tiap 1-2 menit untuk anak dibawah umur 2
tahun.
- Berikan beberapa teguk dari gelas untuk anak yang lebih tua
- Bila anak muntah, tunggulah 10 menit. Kemudian berikan cairan
lebih sedikit (misalnya tiap 1-2 menit)
Cairan oralit yang dianjurkan WHO

Tiap 1 liter mengandung 3.5 g/l natrium


klorida, 2.5 g/l natrium bikarbonat, 1.5 g/l
kalium klorida, dan 20 g/l glukosa.
Elektrolit yang dikandung meliputi natrium
90 mMol/l, klorida 80 mMol/l, kalium 20
mMol/l, bikarbonat 30 mMol/l dan glukosa
111 mMol/liter.
Rujuk ke Petugas Kesehatan
Bayi kurang dari 3 bulan
Berat badan kurang dari 8 kg
Riwayat lahir premature
Demam 38C atau lebih pada bayi hingga 3 bulan atau 39C atau
lebih pada anak usia 3-36 bulan
BAB cair & sering sekali
Muntah berulang-ulang
Sangat haus sekali
Makan atau minum sedikit/malas
Diare tidak membaik dalam 3 hari
Tinja berdarah
Inadekuat terapi rehidrasi oral
TERAPI B
(Dehidrasi ringan sedang)
Ruang Upaya Rehidrasi Oral (URO)
Larutan oralit : 75 ml/kgBB dalam 3-4 jam
oral (sendok, gelas) , pipa nasogastrik
ASI, air putih (100-200 cc) pada bayi < 6 bulan
susu formula
evaluasi klinis setelah 3-4 jam terapi A/B/C

Overhidrasi oralit stop; ASI + air matang; terapi A


TERAPI C

Yang perlu diperhatikan sebagai dokter


Sarana Kesehatan - pemberian cairan parenteral
Penggunaan pipa nasogastrik

Rehidrasi dengan pipa nasogastrik


Oralit
20 ml/kg/jam selama 6 jam, pelan-pelan/drip
Evaluasi penderita setiap 1-2 jam
Muntah, kembung, tidak perbaikan dlm 3 jam I.V
Pengobatan Dehidrasi Berat
Anak yang menderita dehidrasi berat memerlukan rehidrasi intravena secara
cepat dengan pengawasan yang ketat dan dilanjutkan dengan rehidrasi oral
segera setelah anak membaik. Beri oralit jika anak bisa minum. Beri 100
ml/kgBB cairan Ringer Laktat atau RingAs (jika tidak tersedia gunakan
larutan NaCl) yang dibagi sebagai berikut :
Umur Pemberian pertama Pemberian berikut
30ml/kgBB selama : 70ml/kgBB selama :

Bayi 1 jam 5 jam


( < 12 bulan)
Anak 30 menit 2 jam
(12 bulan sampai 5 tahun)

Ulangi sekali lagi jika nadi sangat lemah atau tak teraba.
Periksa kembali anak setiap 15-30 menit. Jika status hidrasi belum membaik
berikan tetesan IV lebih cepat.
Dapat diberi oralit (kira-kira 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum,
biasanya 3-4 jam (bayi) atau 1-2 jam (anak) dan beri tablet Zinc sesuai dosis.
Berdasarkan ketonusan cairan
Dehidrasi Isotonis
Kehilangan air dan Na dalam proporsi yang sama
Merupakan dehidrasi yang terjadi karena diare
Tanda sangat cepat, haus ekstremitas dingin dan
berkeringat, kesadaran menurun dan muncul gejala syok
hipovolemik
Dehidrasi Hipertonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi
kehilangan air lebih banyak (Na >150 mmol/L)
Tanda anak sangat haus,iritabel
Dehidrasi Hipotonis
Terdapat kekurangan cairan air dan Na tetapi proporsi
kehilangan Na lebih banyak (Na < 130 mmol/L)
Tanda anak letargi, kejang
Kadar elektrolit cairan parenteral
Pemberian Zinc/Seng
Seng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat
menurunkan frekuensi buang air besar dan
volume tinja sehingga dapat menurunkan resiko
terjadinya dehidrasi pada anak. Seng/Zinc
diberikan selama 10-14 hari meskipun anak
telah tidak mengalami diare dengan dosis:
Umur < 6 bulan : 10 mg/hari
Umur > 6 bulan : 20 mg/hari
Nutrisi
ASI dan makanan dengan menu yang sama saat anak
sehat sesuai dengan umur tetap diberikan untuk
mencegah kehilangan berat badan dan sebagai
pengganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan
nafsu makan menandakan fase penyembuhan.
Anak tidak boleh dipuaskan, makanan diberikan
sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6x sehari),
rendah serat, buah-buahan diberikan terutama
pisang.
Antibiotik dan Antiparasit
Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya
disentri (diare berdarah) atau kolera. Pemberian
antibiotik yang tidak rasional akan menggangu
keseimbangan flora normal usus sehingga dapat
memperpanjang lama diare. Selain itu dapat
mempercepat resistensi kuman.
Sedangkan untuk diare dengan penyebab
amubiasis dapat diberikan antiparasit yaitu
Metronidazol 50 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3
dosis merupakan pilihan untuk amuba vegetatif.
Penutup
Bila terjadi diare, tetap berikan ASI dan cairan agar si
bayi tidak mengalami dehidrasi. Bila perlu, berikan oralit.
Sang ibu (bila menyusui) sebaiknya juga menghentikan
mengonsumsi makanan atau obat-obatan yang dicurigai
menjadi penyebab diare si anak.
Yang harus menjadi perhatian adalah amati intensitas
dan kuantitas diare pada bayi. Amati juga apakah bayi
mengalami dehidrasi atau gejala lain (disebutkan di atas)
yang mengharuskan si bayi segera di bawa ke dokter.
Bila tidak ada gejala-gejalanya, perawatan bisa
dilakukan di rumah sesuai dengan petunjuk yang
diberikan.
Daftar Pustaka
Telah di download dari www.idai.or.id/downloads/PPM/Buku-PPM.pdf pada 16
April 2016

Telah di download dari


www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/bagaimana-menangani-diare-pada-a
nak
pada 16 April 2016

Telah di download dari www.ichrc.org/bab-5-diare pada 16 April 2016

Telah di download dari


http://old.pediatrik.com/buletin/20060220-s05jfg-buletin.pdf pada 16 April 2016

Telah di download dari http://emedicine.medscape.com/artikel/928598


-treatment pada 16 April 2016

Arif M, Suprohaita, Wahyu I W, et al. Gastroenterologi anak. Diare Akut.


Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesulapius FKUI. Ed 3. Hal 470-
76. 2008

Вам также может понравиться