Вы находитесь на странице: 1из 30

SKENARIO 3

BLOK KESEIMBANGAN CAIRAN ELEKTROLIT


DAN ASAM BASA

DIARE
KELOMPOK B6
KETUA : Muhamad Ghifari Azhar (1102016127)
SEKRETARIS : Vania Rahmalia (1102016219)
1. Nabilah Natasyah (1102016147)
2. Nabilla Sindi Aulia (1102016148)
3. Nurul Islami Putri (1102016164)
4. Reza Rizki Ramadhani (1102016186)
5. Sabrina (1102016194)
6. Shintadewi rachmah S (1102016206)
7. Tsani Fauzi Elpani (1102016218)
8. Vania Rahmalia (1102016219)
SKENARIO
Seorang laki-laki 35 tahun, dibawa ke UGD Rumah Sakit karena
mengalami mencret lebih dari 15 kali dalam sehari sejak hari yang
lalu. Buang air kecil berkurang sajak 12 jam yang lalu. Pemeriksaan
fisik: kesadaran komposmentis lemah, TD: 85/60 mmHg, nadi:
120x/menit, pernafasan 34x/menit, cepat dalam (kusmaull). lalu
pasien diberi infus. Hasil pemeriksaan Analisa Gas Darah
menunjukan adanya gangguan keseimbangan asam basa berupa
asidosis metabolik, denan anion gap normal.
Identifikasi kata sulit

1. Keseimbangan asam basa


2. Anion Gap
3. Kesadaran Komposmentis
4. Analisa gas darah
5. Asidosis metabolik
6. Diare
7. Kusmaull
Brainstorming

1. Apa hubugan antara diare dan keseimbangan asam basa?


2. Mengapa buang air kecil berkurang keika diare?
3. Bagaimana mekanisme asidosis metabolik?
4. Berapa anion gap normal?
5. Hubungan asidosis metabolik dan anion gap?
6. Hubungan diare dengan lemahnya komposimentis?
7. Minimal berapa hari dan berapa kali serta dalam jangka waktu berapa
lamakah pasien diare yang dapat langsung mengalami gejala asidosis?
8. Apa hubungan diare dengan asidosis metabolik?
9. Hubungan tekanan darah pasien dengan asidosis metabolik?
9. Bagaimana prosedur analisa gas darah?
10. Apa jenis-jenis diare?
11. Jenis gangguan asam basa?
12. Mekanisme diare?
13. Pengaruh asidosis metabolik dengan sistem pernafasan?
14. Apa kandungan infus pada diare?
HIPOTESIS
Makanan yang tidak higenis dapat menyebabkan berkembangnya
bakteri di dalam usus. Sehingga menyebabkan penyerapan air di
usus berkurang dan tinja menjadi cair. Atau terjadinya diare akut
yang dapat menurunkan volume cairan darah dan tekanan darah
sehingga kesadaran komposimentis menjadi lemah. Selain itu
penurunan HCO3, PCO2 meningkat, O2 menurun, H2CO3
meningkat, dan H+ banyak terbuang, menjadikan pH darah ikut
menurun. Sehingga menimbulkan asidosis metabolik dengan anion
gap normal, dan dapat ditangani melalui pemberian infus laktat dan
Na+.
SASARAN BELAJAR
LO. 1. Memahami dan Menjelaskan Asam Basa
1.1 Definisi Asam dan Basa
Menurut Bronsted dan Lowry secara terpisah pada tahun 1923,
Asam adalah zat yang dapat memberikan ion H+ ke zat lain,
disebut sebagai donor proton.
basa adalah zat yang dapa menerima ion H+ dari zat lain, disebut
sebagai akseptor proton (Utama, 2013)
Menurut Sherwood (2014),
Asam adalah kelompok khusus bahan yang mengandung
hidrogen yang terdisosiasi atau terpisah ketika berada dalam
larutan, yang membebaskan Hdan anion (ion yang bermuatan
negatif).
Basa adalah suatu bahan yang dapat berikatan dengan H bebas dan menarik
ion tersebut dari larutan. Basa kuat dapat mengikat H lebih mudah daripada basa
lemah.
1.2 Asam dan Basa
a. Asam Kuat
Asam Kuat adalah Asam yang berdisosiasi dengan cepat terutama dalam
melepaskan sejumlah ion H+dalam larutan.
Contoh : HCl H+ + Cl-
b. Asam Lemah
Asam Lemah adalah asam yang mempunyai lebih sedikit kecenderungan untuk
mendisosiasikan ion H+.
Contoh : H2CO3 H+ + HCO3-
c. Basa Kuat
Basa kuat adalah persenyawaan yang terdisosiasi secara
sempurna dalam larutan air.
NaOH Na+ + OH-.
NaOH + H+ Na+ + H2O

d. Basa lemah
Basa lemah adalah basa yang hanya terdissosiasi sebagian di
dalam air atau suatu persenyawaan yang bergabung tidak sempurna
dengan ion H+ di dalam larutan air (Utama,2013).
NH4OH + H+ NH4+ + H2O
NH3 + H2O NH4+ + OH-
3. Berdasarkan Bentuk Ion
Asam anion adalah asam yang mempunyai muatan negatif. Contoh : SO 3-
Asam kation adalah asam yang mempunyai muatan positif. Contoh : N +
Basa anion adalah basa yang mempunyai muatan negatif. Contoh : Cl, C
Basa kation adalah basa yang mempunyai muatan positif. Contoh : Na +
4. Berdasarkan kemampuan ionisasi asam dan basa
Asam dan basa monoprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan satu ion H atau ion
OH (dikenal juga dengan ionisasi primer)
Contoh : asam monoprotik [HCl, HN, CCOOH] basa monoprotik [NaOH, KOH]
Asam dan basa diprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 2 ion H atau ion OH
(dikenal dengan ionisasi sekunder)
Contoh : asam diprotik [S H2S] basa diprotik [Mg(OH, Ca(OH)2, Ba(OH)2]
Asam dan basa poliprotik adalah asam dan basa yang dapat melepaskan 3 atau lebih ion H atau
ion OH (dikenal juga dengan ionisasi tersier)
Contoh : asam poliprotik [P] basa poliprotik [Al(OH)3]
5. Asam-asam yang berasal dari proses metabolisme
Asam volatil adalah asam yang mudah menguap, dapat berubah
bentuk menjadi bentuk cair maupun gas. Asam volatil merupakan
hasil akhir dari metabolisme asam amino, lemak dan karbohidrat.
Contoh : karbondioksida, asam karbonat
Asam nonvolatil adalah asam yang tidak mudah menguap, tidak
dapat berubah bentuk menjadi gas untuk diekskresi oleh paru-paru,
tapi harus dieksresikan oleh ginjal.
Contoh : asam organik, asam nonorganik

6. Berdasarkan Kekuatan Relatif Asam Basa

Kekuatan relatif suatu asam atau basa dapat diketahui dari tabel
konstanta disosiasi (Kc). Semakin kecil nilai Kc maka semakin lemah
sifat keasaman atau kebasaan senyawa tersebut.
Asam kuat ada dua tipe, yaitu:
1. Semua asam hidrohalogen (HCl, HBr, HI) kecuali HF
2. Asam okso di mana selisih antara jumlah atom O dengan jumlah proton yang
terionisasi > 2, seperti HNO3, H2SO4, HClO4.

Asam lemah dapat diidentifikasi menggunakan beberapa ciri sebagai berikut:


1. Asam di mana atom H tidak berikatan dengan O atau halogen (Cl, Br, I),
seperti HCN, H2S.
2. Asam okso di mana selisih antara jumlah atom O dengan jumlah proton yang
terionisasi < 2, seperti HNO2, H3PO4, HClO. Contoh pada HNO2, 2 atom O 1
atom H = 1.
3. Hampir semua asam karboksilat (rumus umumnya RCOOH), seperti
CH3COOH dan C6H5COOH adalah asam lemah.
1.3. Konsep Asam dan Basa
1. Teori Asam Basa Arrhenius
Asam
Menurut Arrhenius, asam adalah zat yang jika di dalam air melepaskan ion
hidrogen H+
Contoh-contoh reaksi asam ketika dilarutkan dalam air sebagai yaitu
sebagai berikut
HCL(aq) H+(aq) + CL-(aq)

Basa
Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air dapat
menghasilkan ion hidroksida (OH-).
Contoh-contoh reaksi basa ketika dilarutkan dalam air sebagai berikut.
NaOH(aq) Na+(aq) + OH-(aq)
2. Teori Asam Basa Menurut Bronsted-Lowry
Asam adalah senyawa yang dapat menyumbang proton, yaitu ion H+ ke
senyawa/zat lain.
Basa adalah senyawa yang dapat menerima proton, yaitu ion H+ dari
senyawa/zat lain.
HCL + H2O CL- + H30-
(asam 1) (basa 2) (basa konjugasi 1) (asam konjugasi 2)
Hubungan seperti ini disebut hubungan asam-basa konjugat.

3. Teori Asam Basa Menurut Lewis


Asam adalah zat yang dapat menerima elektron.
Basa adalah zat yang dapat mendonorkan pasangan elektron.
LO. 2 Memahami dan menjelaskan Keseimbangan Asam dan Basa
2.1. Definisi
Bronsted Lowry
asam adalah zat yang dapat memberikan ion (H+) ke zat lain sebagai donor proton
basa adalah zat yang dapat menerima ion (H+) dari zat lain akseptor proton dari
asam konjugatnya.
Lewis
asam adalah akseptor elektron
basa adalah molekul atau ion yang memiliki tendensi untuk mendonorkan
PEBnya.
Arrhenius
asam adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidrogen
basa adalah zat yang terdisosiasi dalam air membentuk ion hidroksida .
2.3. Aspek Biokimia dan Fisiologi Asam dan Basa
Pengaturan keseimbangan asam basa diselenggarakan melalui koordinasi dari
tiga sistem, yaitu :
Sistem buffer
Sistem respiratorik (sistem paru)
Sistem metabolik (sistem ginjal)
2.3 Indikator Ph
Yang digunakan untuk mengukur pH suatu larutan adalah:
1. Kertas lakmus, Berubah menjadi merah jika asam, dan biru jika basa
2. Indikator universal, substansi yang dapat berubah warna diantara berbagai
ukuran pH.
Thimol biru 1 pH 1,2 2,2 merah oranye
Metil merah pH 4,4 6,2 merah kuning
Bromtimol biru pH 6,0 7,6 kuning biru
Thimol biru 2 pH 8,0 9,6 kuning biru
Fenolphtalein pH 8,3 10 tdk berwarna ungu
3.1. Definisi dan Jenis
Gangguan keseimbangan asam basa adalah gangguan yang
disebabkan oleh faktor faktor yang mempengaruhi mekanisme
pengaturan keseimbangan antara lain sistem buffer, sistem respirasi,
fungsi ginjal, gangguan kardiovaskular maupun gangguan fungsi
susunan saraf pusat sehingga menyebabkan ganguan dalam sistem
tubuh menyeimbangkan kadar asam- basa.
Jenis-jenis gangguan keseimbangan asam-basa:
1. Asidosis respiratorik
Menurunnya kecepatan ventilasi paru juga meningkatkan PCO2 cairan
ekstrasel. Hal ini menyebabkan H2CO3 dan konsentrasi H+, sehingga
menimbulkan asidosis. Karena asidosis disebabkan oleh gangguan
respirasi, maka disebut Asidosis Respiratorik.

2. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik disebabkan oleh ventilasi yang berlebihan oleh paru.
PaCO2 menyebabkan H2CO3 dan pH.
3. Asidosis metabolik
Asidosis metabolik ditandai dengan penurunan kadar ion bikarbonat dengan
penurunan PaCO2 didalam arteri.

4. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik adalah keadaan dimana bila terdapat retensi HCO 3- yang
berlebihan atau hilangnya H+ dari dalam tubuh.
3.2. Penyebab Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1. Asidosis respiratorik
Inhibisi pusat pernafasan
Penyakit neuromuscular
Obstrusi jalan nafas
Kelainan restriktif
2. Asidosis Metabolik
Pembentukan asam yang berlebihan di dalam tubuh
Berkurangnya kadar ion HCO3 di dalam tubuh
Adanya retensi ion hydrogen dalam tubuh
3. Alkalosis respiratorik
Rangsang hipoksemia
Stimulasi pusat pernafasan medulla
4. Alkalosis metabolik
Terbuangnya ion H+ melalui saluran cerna atau melalui ginjal
dan berpindahnya ion H+ masuk ke dalam sel
Terbuangnya cairan bebas bikarbonat dari dalam tubuh
Pemberian bikarbonat berlebihan
3.3 Manifestasi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
1. Asidosis metabolik
Asidosis metabolik ringan bisa tidak menimbulkan gejala, namun
biasanya penderita merasakan mual, muntah dan kelelahan.
Pernafasan menjadi lebih dalam atau sedikit lebih cepat,
Bila asidosis semakin memburuk, tekanan darah dapat turun,
menyebabkan syok, koma dan kematian.

2. Asidosis respiratorik
Gejala pertama berupa sakit kepala dan rasa mengantuk.
Jika keadaannya memburuk, rasa mengantuk akan berlanjut
menjadi stupor (penurunan kesadaran) dan koma.
3. Alkalosis metabolik
Alkalosis metabolik dapat menyebabkan iritabilitas (mudah tersinggung), otot
berkedut dan kejang otot; atau tanpa gejala sama sekali.
Bila terjadi alkalosis yang berat, dapat terjadi kontraksi (pengerutan)
dan spasme (kejang) otot yang berkepanjangan (tetani).

4. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik dapat membuat penderita merasa cemas dan dapat
menyebabkan rasa gatal disekitar bibir dan wajah.
Jika keadaannya makin memburuk, bisa terjadi kejang otot dan penurunan
kesadaran
3.4 Kompensasi Gangguan Keseimbangan Asam Basa
Asidosis menurunkan rasio HCO3- atau H+ dalam cairan tubulus ginjal
1. Asidosis respiratorik
Respons kompensasi adalah peningkatan HCO3- plasma yang disebabkan oleh
penambahan bikarbonat baru dalam cairan ekstrasel oleh ginjal. Peningkatan HCO 3-
membantu mengimbangi pH plasma kembali normal.

2. Asidosis metabolik
Kompensasinya yaitu meningkatkan kecepatan ventilasi yang mengurangi PCO 2 dan
kompensasi ginjal yang dengan menambahkan bikarbonat baru ke dalam cairan
ekstrasel, membantu memperkecil penurunan awal konsentrasi HCO3- ekstrasel.
3. Alkalosis metabolik
kompensasi utamanya adalah penurunan ventilasi yang meningkatkan PCO2 dan
peningkatan ekskresi HCO3- oleh ginjal yang membantu mengompensasi
peningkatan awal konsentrasi HCO3- cairan ekstrasel.

4. Alkalosis respiratorik
respon kompensasinya terhadap pengurangan PCO2 primer pada alkalosis
respiratorik adalah pengurangan konsentrasi HCO3- plasma yng disebabkan oleh
peningkatan ekskresi HCO3- oleh ginjal.
3.5 Analisa gas darah
DEFENISI
Gas darah arteri memungkinkan utnuk pengukuran pH (dan juga keseimbangan asam
basa), oksigenasi, kadar karbondioksida, kadar bikarbonat, saturasi oksigen, dan
kelebihan atau kekurangan basa.

Rentang nilai normal


pH : 7, 35-7, 45 TCO2 : 23-27 mmol/L
PCO2 : 35-45 mmHg BE : 0 2 mEq/L
PO2 : 80-100 mmHg saturasi O2 : 95 % atau lebih
HCO3 : 22-26 mEq/L
Tujuan
1. Menilai tingkat keseimbangan asam dan basa
2. Mengetahui kondisi fungsi pernafasan dan kardiovaskuler
3. Mengetahui keadaan oksigen dalam metabolisme sel.
4. Efisiensi pertukaran Oksigen dan Carbondioksida.
5. Mengetahui kemampauan Hb dalam melakukan transportasi Oksigen dan
Carbonmonoksida.
6. Mengetahui tekanan Oksigen dalam darah arteri jeringan perifer secara terus
menerus.

Вам также может понравиться