Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Herry Suhermanto
Herry Suhermanto
Sumber: Covey, Stephen R. The 8th Habit. 2008. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta
FUNGSI DAN STRUKTUR, RUANG DAN
WAKTU
Herry Suhermanto
Realitas Dasar Pelaku Pembangunan [1]
Ruang/ spasial
Sosial
PERSPEKTIF KEKINIAN Ekonomi
Capital
NEW MORAL
NEW SOCIAL POWER
NEW SOCIAL ORDER
Herry Suhermanto
Unsur
peubah
Waktu (t+1)
HERRY SUHERMANTO
TALENTA PERENCANA
Siapa saya?
Membangun tatanan sosial,
ekonomi, fisik yang baru
Apa Yang
saya rasa NURANI
Pembelajaran dan
penguasaan perubahan
PIKIRAN
PQ
Setiap orang merupakan pemilik sekaligus pengelola tubuh, akal-pikiran-qalbu, emosi dan jiwanya
HERRY SUHERMANTO
Bentuk Perencanaan
Herry Suhermanto
PERENCANAAN?
KEBIJAKAN/
KELUARAN
KEPUTUSAN
Direktif
NETRAL?
BIAS?
PROSES SOSIAL
Alternatif HASIL
DAMPAK
PERENCANA
Isu strategis
Herry Suhermanto
Teori Perencanaan (Planning Theory) terdiri dari: Theory of Planning,
Theory in Planning dan Theory for Planning.
Theory of Planning menjelaskan prinsip, prosedur dan langkah
normatif yang seharusnya dilakukan dalam proses perencanaan,
untuk menghasilkan outputs dan outcomes yang efektif.
Theory in Planning merupakan teori substantif dari berbagai disiplin
ilmu yang relevan dengan bidang perencanaan.
Theory for planning, menjelaskan prinsip-prinsip etika, nilai dan moral
yang menjadi pertimbangan bagi para perencana di dalam
menjalankan perannya
1. Analisis Wilayah dan Daerah (AWD): merupakan perpaduan disiplin
ilmu ekonomi, ekonomi regional dan sosial ekonomi.
2. Manajemen dan Administrasi Publik (MAP): merupakan perpaduan
disiplin ilmu administrasi, sosial dan kebijakan publik.
3. Perencanaan Spasial (PS): merupakan perpaduan disiplin ilmu
geografi, geologi, sipil dan arsitektur.
4. Konsep dan Teknik Perencanaan (KTP) : menekankan pada problem
solving dan preskripsi, serta merupakan perpaduan disiplin ilmu
teknik rekayasa, arsitektur, lingkungan, statistik, dan beberapa ilmu
sosial yang temasuk dalam theory for planning.
SALING HUBUNGAN POLICY SYSTEM DAN POLICY
PROCESS
POLICY CYCLE
PK
LK KP F I EK
KEBIJAKAN
PUBLIK
KS
POLICY PROCESS
POLICY SYSTEM
POLICY PROCESS BERLANGSUNG DLM SUATU POLICY SYSTEM
STRUKTUR DAN DINAMIKA POLICY SYSTEM MENANDAI/
LK (LINGKUNGAN KEBIJAKAN) MENGHADAPKAN BERPERAN DALAM KESELURUHAN TAHAPAN POLICY CYCLE
BERBAGAI MASALAH/ SUBSTANSI KEBIJAKAN KPD PK
YANG DIUSUNG BERBAGAI STAKEHOLDERS.
DI SAMPING
F = FORMULASI;
PK (PENGELOLAAN KEBIJAKAN), MEREKA YG DIMENSI TEHNIS,
I = IMPLEMENTASI;
TERLIBAT TERDIRI DARI SEJUMLAH STAKEHOLDERS; TERKANDUNG DIMENSI
EK = EVALUASI KINERJA
PERTAMA-TAMA HARUS MERESPON BERBAGAI MASALAH SOSIOPOLITIS,
KEBIJAKAN, DAN MELAHIRKAN KP (KEBIJAKAN
PUBLIK) ITU SENDIRI
[ EK DILAKUKAN DLM RANGKA TAU, WAS,
KS (ORANG KELOMPOK ORANG ATAU ORGANISASI YG DAL, DAN PERTANGGUNGJAWABAN ]
KONDISI ATAU PERILAKUNYA INGIN DIPENGARUHI),
DALAM HUBUNGAN ITU PARA PEJABAT PUBLIK
HARUS MEMPERHATIKAN POSISI DAN KONDISI KS. 12
Source of idea: Prof Dr Nustopadidjaja AR; Policy Process Models
Apakah Etika?
Dasar moral (The Lian Gie, 1998; Keraf, 1998)
Pedoman perilaku yang abstrak, dirumuskan melalui refleksi kritis
dan rasional (French & Allbright, 1998) untuk mengatasi konflik
kepentingan di dalam diri seorang profesional.
Membantu manusia untuk bertindak secara bebas dan
bertanggungjawab. (Matin, 1991; Finegan, 1994; Ryan, 2001)
Nilai dan norma profesi menjadi inti perilaku profesional.
COGNITIVE
SKILLS:
AFFECTIVE
Mengapa Etika?
Yakinkah saudara Etika Profesi jalan?
Konflik Profesionalitas di dalam Birokrasi (Gouldner,
1957) tipe profesional (lokal dan kosmopolitan).
Implikasi Penggunaan Etika di dalam Birokrasi
Moral Etika
Merujuk pada penilaian Berkaitan dengan
suatu perbuatan: pantas, falsafah moral, baik buruk
patut, layak dalam pandangan
Menentukan batas-batas masyarakat/ kelompok
sifat, ukuran, corak, pada kurun waktu
perbuatan/ tindakan yang tertentu
dapat diterima oleh suatu berkekuatan hukum yang
komunitas dapat mengekang
Akhlak/ budi pekerti yang seseorang bertindak
bersumber pd kesadaran dengan segala cara
akan nilai-nilai kehidupan Kebiasaan/ tingkah laku
Herry Suhermanto
Perspektif Moral Etika
KONSEKUENSIALIS
PLURALISTIK
FORMALISME
MODERN v.s.
EGOISME
UTILITARIAN kesenangan atau
kenikmatan merupakan
HEDONISME tujuan hidup dan
tindakan manusia.
KEADILAN, HAK,
NORMATIF KEWAJIBAN,
TANGGUNGJAWAB
FUNDAMENTAL
KEWAJARAN SISTEM
DAN PROSEDUR,
KESETARAAN PROPORSIONAL,
MANUSIAWI
Herry Suhermanto
Teori moral Kohlberg menjelaskan terdapat perbedaan level dan
tingkat perkembangan moral (Randall, 1989; Weber & Gillespie,
1998; Jones, 1991). Setiap level keputusan etis terdiri atas 2
tingkatan.
Level Satu: Pre-Conventional, menganggap peraturan dan harapan
sosial adalah pengaruh luar yang terpisah dari dirinya. Level ini
terdiri atas: tingkat (1) orientasi ketaatan dan hukuman, dan tingkat
(2) tujuan instrumental yang saling menguntungkan;
Level Dua: Conventional, mulai terjadi internalisasi peraturan dan
harapan sosial, terutama bersumber dari orang yang memiliki
otoritas. Level ini terdiri atas tingkat (3) perilaku yang benar adalah
stereotip perilaku baik, atau mencontoh perilaku orang-orang
berpengaruh, dan tingkat (4) kebenaran adalah mentaati peraturan
dan hukum berlaku;
Level Tiga: Post-Conventional/ Principled, yaitu orang yang mampu
mendefinisikan nilai-nilai moral sendiri tanpa pengaruh pihak lain
atas dasar prinsip keadilan. Level ini terdiri atas tingkat (5)
medefinisikan kebenaran berlandaskan berbagai nilai dari
beberapa orang dan kontrak sosial, dan tingkat (6) berorientasi
pada prinsip etika universal.
TIPE PROFESIONAL
Atribut Profesional:
Atribut serikat kerja:
1. Ahli
2. Otonomi Memecahkan persoalan
3. Memiliki komitmen ketenagakerjaan (gaji, jam
kerja, kondisi lingkungan
4. Teridentifikasi kerja, dan konflik majikan-
5. Beretika pekerja)
6. Memiliki standar
RASIONAL SISTEM,
ETOS KERJA
ADAPTIF ETIKA,
NILAI, KREATIFITAS
PROFESIONAL NORMA,
PRODUKTIFITAS
A-KONFLIK MORALITAS
PRAKTEK BIROKRASI,
KEWENANGAN MEMUTUSKAN,
PENGGUNAAN METODA,
PEMILIHAN ALTERNATIF
MORALITAS
ETIKA
ORGANISASI
KONTINUM PERENCANA
ADAPTIVE DEVELOPMENTAL
TRADISIONAL ADVANCE
LOKAL NASIONAL
Herry Suhermanto
PROSES MEMBANGUN ETIKA
Wajar dan alamiah
Menyiratkan dan menyuratkan Mendorong Reward and
kemungkinan perilaku yang punishment
dinilai etis (moral screening) Melembagakan di lingkungan
Menafsirkan mana yang baik terdekat: rekan, organisasi/
dan benar, serta mana yang lembaga, masyarakat umum
buruk (tidak sesuai) secara Memberi manfaat bagi individu
moral (moral reasoning) dan masyarakat sebagai
Memberikan prioritas pada bimbingan praktis
perilaku yang baik, benar, dan memasyarakatkan keahlian
etis (moral accepting) ybs.
Mendemonstrasikan apa-apa Memahami hak dan kewajiban
yang telah diprioritaskan di serta menyesuaikan perilaku
atas (moral demonstrating) dengan semestinya
KODE ETIK
Herry Suhermanto
Landasan Hukum
Kode Etik Perencana Pemerintah Indonesia
KODE ETIK:
SK Menpan Nomor
Kultur Etis Kerja
16/KEP/M.PAN/3/200
Keyakinan kolektif pimpinan
1 tentang JFP dan tentang bagaimana organisasi
Angka Kreditnya sebaiknya dijalankan
Herry Suhermanto
Peraturan Pemerintah RI No. 42 Tahun 2004
Tentang Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik Pegawai Negeri Sipil
Etika bernegara (pasal
8; 8 ayat) Nilai-nilai dasar PNS
Etika berorganisasi
(pasal 9; 9 ayat)
Etika bermasyarakat KODE ETIK PROFESI :
(pasal 10; 5 ayat) Kode Etik
Herry Suhermanto
ETIKA PNS . . .
Etika bermasyarakat: Etika diri sendiri:
Mewujudkan pola hidup Jujur, terbuka, dan tidak
sederhana memberikan informasi yang
tidak benar
Memberikan pelayanan
dengan empati, hormat dan Bertindak dengan penuh
santun kesungguhan dan ketulusan
Memberikan pelayanan Menghindari konflik pribadi,
secara cepat, tepat, terbuka, kelompok, dan golongan
dan adil Berinisiatif dalam
Tanggap terhadap keadaan meningkatkan kualitas iptek,
lingkungan masyarakat kemampuan, ketrampilan dan
sikap
Berorientasi pada
peningkatan kesejahteraan Berdaya juang tinggi
masyarakat Sehat jasmani dan rohani
Menghargai perbedaan Menjaga keutuhan &
pendapat (sesama PNS keharmonisan keluarga
saja?) Berpenampilan sederhana,
rapih dan sopan
Herry Suhermanto
DIALEKTIKA ETIKA PERENCANA
PERENCANA ISU KEPENTINGAN PUBLIK
KEPUTUSAN
Herry Suhermanto
POLA PERUMUSAN KODE ETIK VERSI AP2I
16/KEP/M.PAN/3/
2001
Hak dan Kewajiban
ANGGARAN DASAR Perencana:
KODE ETIK Kepada organisasi
MUSYAWARAH Kepada profesi
NASIONAL RENCANA KERJA Kepada diri sendiri
KETUA UMUM Dengan users
Dengan masyarakat
Dengan atasan
Dengan sesama JFP
PENGURUS NASIONAL
KOMITE KODE ETIK
ASOSIASI PROFESI
Herry Suhermanto
Keputusan Musyawarah Nasional
Asosiasi Perencana Pemerintah Indonesia
Nomor: 002/Munas-I/APPI/08/2006
tentang Kode Etik Perencana Pemerintah Indonesia
Beriman Independen
Jujur Berintegritas
Sederhana Tangguh
Kompeten
Berani
Profesional
Terbuka
TANTANGAN PERENCANAAN KE
DEPAN
Herry Suhermanto
Literatur pendukung:
Berger, Morroe. 1957.Bureaucracy East and West. Administrative
Science Quarterly, Vol. 1, No. 4. (March 1957), pp 518-529.
Guspika. 2006. Kode Etik dan Organisasi Profesi: Persiapan
Penyusunan Kode Etik Perencana. An unpublished resume.
Hughes, Everett C. 1960. The Professions in Society. The
Canadian Journal of Economics and Political Science, Vol. 16, No.
1. (Feb., 1960), pp. 54-61
Raelin, Joseph A. 1989. Unionization and Deprofessionalization:
Which Comes First? Journal of Organizational Behavior, Vol. 10,
No. 2. (April 1989), pp. 101-105.
Peraturan Pemerintah Nomor 42/ 2004 tentang Pembinaan Jiwa
Korps dan Kode Etik PNS
SK Menpan Nomor 16/KEP/M.PAN/3/2001 tentang JFP dan Angka
Kreditnya
Setyono, Prabang Dr., M.Si. 2011. Etika, Moral, dan Bunuh Diri
Lingkungan dalam Perspektif Ekologi. UPT dan LPP UNS,
Surakarta
Herry Suhermanto
T IK?
DEE
KO
Herry Suhermanto