Вы находитесь на странице: 1из 172

FISIKA DASAR I

Semester Gasal 2012-2013

JUNINGTYASTUTI
MATERI
I. PENDAHULUAN
II. VEKTOR
A. DEVINISI
B. PENJUMLAHAN VEKTOR
C. PERKALIAN VEKTOR
III. GERAK LURUS :
A. JARAK, KECEPATAN dan PERCEPATAN
B. GERAK LURUS BERATURAN
C. GERAK LURUS TIDAK BERATURAN
IV. GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR :
A. GERAK PELURU
B. GERAK MELINGKAR
C. BESARAN ANGULAR

V. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK :


A. GAYA dan MASA
B. HUKUM NEWTON I,II dan III
VI. KESETIMBANGAN
A. SYARAT KESETIMBANGAN dan MOMEN
B. GAYA-2 SEBIDANG
C. PUSAT MASA
D. TITIK BERAT

VII. KERJA dan ENERGI


A. PENGERTIAN ENERGI dan MACAM ENERGI
B. PENGERTIAN KERJA dan MACAM
VIII. MOMENTUM, IMPULS dan GERAK RELATIF :
A. MOMENTUM LINIER
B. IMPULSE
C. HUKUM KEKALAN MOMENTUM
IX. PERPINDAHAN PANAS
X. MEKANIKA FLUIDA
DAFTAR PUSTAKA
1. David Holiday & Robert Resnick , fisika, edisi 3, Jilid. 1
2. Gamiyati.A.S, Mekanika, FMIPA UI
3. Giancoli C, Dauglass, Fisika I, edisi 4 (terjemahan), Erlangga
4. Sears Zemansky, Fisika untuk Universitas (terjemahan)
5. Tipler, Paul.A, Fisika untuk Sains & Teknologi, edisi 3 (terjemahan)
6. Umar Yahdi, Pengantar Fisika Mekanika, Diktat Kuliah
7. Cari sendiri..............

EVALUASI

1. Nilai Tugas = 30 %
2. Nilai UTS = 30 %
3. Nilai UAS = 40 %
4 Nilai Akhir = 100 %
I. PENDAHULUAN
1. Pengertian Dasar
Ilmu Pengetahuan yang
FISIKA mempelajari bagian-2 dari alam
dan interaksi dari bagian tsb

1. Fisika KLASIK (Mekanika,


Listrik-Magnet, Panas, Bunyi,
Gelomang)
2. Fisika MODERN (Teori
Relativitas dari Einstin)
Sebagai dasar
Antara Lain : teknik elektro
1.Mesin Listrik 2. Teknik Komputer
3. Bahan Listrik 4. Elektronika
5. Teknik Transmisi 6. Robotika
7. Teknik Informasi, dll
2. Hubungan Fisika dan Ilmu Pengetahuann lain:

A. PENGUKURAN :
Membandingkan suatu besaran dengan
besaran
standar
Fisika termasuk ilmu pengatahuan eksakta
yang
berdasarkan pengukuran
Pengukuran mempunyai batas ketelitian,
baik dari
alat ukur maupun terhadap pengukurnya.
Semakin kecil
perbedaan pengukuran (ketelitian baik),
semakin baik
pengukuran tersebut.

Contoh :
Tabel : Kelipatan Matrik (SI)

No Besa Perfix Simbo No Besar Perifix Simbo


r l l
1 9
2 10
3 11
4 12
5 13
6 14
7 15
8
B. Besaran, Demensi dan Satuan
I. BESARAN Sesuatu yang dapat diukur
a. Memiliki tujuh besaran pokok, yaitu :
1. Panjang (l = m) 5. Temperatur Thermo (T=Kelvin/K)
2. Masa (m=kg) 6. Intensitas Penyinaran (Cd= Candle)
3. Waktu (t=detik) 7. Banyaknya Zat (Molekul=mol)
4. Arus Listrik (I=Ampere)
b. Besaran di dalam FD.Mekanika merupakan kombinasi dari besaran yang
lebih mendasar, seperti kecepatan = panjang x waktu
c. Besaran masa, seperti yang disebutkan dalam tabel berikut :

d. Besaran Waktu didefinisikan sebagai :


satu detik = (1/60) x (1/60) x (1/24) hari matahari
e. Besaran pokok yang tidak berdimensi
1. Sudut Datar (plane Angle) radial = rad

2. Sudut Ruang ( Solid Angle) Steredian = Sr


f. Besaran Turunan
g. Besaran Pelengkap
1. Skalar besaran yang harganya tidak tergantung padasistem koordinat
terdiri daari satu koponen
2. Vektor besaran yang harganya sangat tergantung sistem koordinat
terdiri dari tiga komponen
3. Tensor sama dengan vektor
mempunyai tiga pangkat n (3n)
mempunyai komponen n 2 (bulat)

III. DIMENSI penulisan besaran-2 dng rmenggunakan simbul besaran dasar


a. Kegunaan Dimensi :
1. Membuktikan dua besaran fisis setara atau tidak
2. Menurunkan satuan dari satuan dasar
3. Meneliti kebenaran suatu rumus atau persamaan
b. Penjabaran Dimensi :
1. Dimensi ruas kanan = dimensi ruas kiri
2. Setiap suku berdimensi sama
c. Cara Penulisan :
1. Panjang = [l]
2. Masa = [m]......................dll
III. SATUAN Ukuran dari suatu besaran
1 Satuan Dinamis :
Satuan dasar : panjang, masa, waktu
Terdiri dari :

2. Satuan Statis :
Satuan dasar : panjang, gaya, waktu
Terdiri dari :

Contoh :
1. Menentukan gaya :
Tabel Satuan SI
TUGAS- I dikumpulkan minggu depan sesuai jadwal kelasnya.

1.Buatlah resume (ringkasan) tentang pelajaran FISIKA di SMA/SMK


dari kelas II yang meliputi antara lain

2.Tulis nama SMA/SMK anda

3.Tugas minimal 2 halaman folio (bolak-balik)

4. Tugas ditulis tangan rapi atau diketik komputer


II. VEKTOR
I. DEVINISI :
A. Besaran skalar :
Mempunyai besaran, tidak mempunyai arah, dan dinyatakan dalam
bilangan / angka
Misal : waktu, volume, kerja, densitas, energi, massa
B. Besaran Vektor :
Mempunyai besaran dan mempunyai arah
Seperti : kecepatan, percepatan, gaya, perpindahan, dll
C. Penggambaran vektor :

dengan :

Titik P : titik poangkal (titik tangkap)


Titik Q : ujung
Besaran Vektor : PQ
Nilai besaran : |PQ|
D. Notasi (simbol) sebuah vektor dapat berupa huruf besar, huruf kecil, huruf

tebal atau huruf miring,


Contoh :

E. Vektor terdiri dari :


* Vektor bebas sebuah vektor yang dapat dipindahkan kemana
saja,selama arah dan besaran tetap
* Vektor satuan sebuah vektor yang besarnya satuan vektor (i,j,k)
* Vektor negatip sebuah vektor yang mempunyai nilai sama, berlawanan

arah
* Vektor resultan penjumlahan dari vektor
F. Yang perlu diperhatikan pada Vektor adalah :

Contoh :
2. KOMPONEN VEKTOR

A.Vektor dalam Ruang


Jika vektor dalam ruang dinyatakan dalam A = Ax + Ay + Az atau dapat pula
dinyatakan dalam :
A=
dan besarnya adalah :

dengan :
= masing-2 merupakan komponen vektor

Vektor satuan pada sumbu x,y,z adalah :


Arah vektor A terhadap sumbu x,y,z positip, adalah :

B. Vektor dalam Bidang :


Jika vewktor A tidak ada dalam sumbu z, maka :

dan besar vektor A adalah :

Komponen vektor : dan besarnya :


Arah vektor A terhadap sumbu x,y positip, adalah :

C. Penjumlahan Vektor
1. Metode Grafik :
Penjumlahan untuk dua vektor
Penjumlahan vektor > dua vektor

Sehingga vektor total R = A + B + C + D

2. Metode Jajaran Genjang


Catatan :
1. Jika vektor A dan B searah, berarti = 0 R = A + B
2. Jika vektor A dan B berlawanan arah, sudut = 180o
R=A-B
3. Jika vektor A dan B saling , sudut = 90o R 0

3. Metode Segitiga
4. Metode Poligon :

Resultante dari vektor A,B,C adalah R = A + B + C

5. Metode Uraian :

Besar vektor R :

Arah vektor R :
D. Perkalian Vektor

A = vektor
k = konstanta
C = vektor

1. Perkalian titik (dot product )

C = A B
dengan :
2. Perkalian silang (cross product)

Dengan :
E. Vektor Satuan :
Koordinat satuan (koordinat tegak) dengan tiga demensi terdiri dari :
- vektor satuan sumbu x = i
- vektor satuan sumbu y = j
- vektor satuan sumbu z = k

Sifat-sifat perkalian titik vektor satuan :


1.i.i = j.j = k.k = 1.1.cos.0 = 1
2.i.j = j.k = i.k = 1.1.cos 90o = 0
Sifat-sifat perkalian silang vektor satuan :
1. i x i = j x j = k x k = 0
2. i x j = k 3. j x i = - k
3. k x i = j 4. i x k = - j
5. jxk=i 6. k x j = - i

Berdasarkan komponen-2 nya, penulisan vektor A dengan menggunakan


Koordinat kartesian adalah sebagai berikut :

A = Ax.i + Ay.j + Az.k

dengan :

Ax, Ay dan Az = komponen vektor A arah x,y dan z


F. Perkalian silang dengan vektor satuan :

dengan cara determinan :


III. GERAK LURUS

A. Jarak, kecepatan dan Percepatan Gerak lurus

1. Disebut juga gerakan dimensi


GERAK 2. Mempelajari gerakan suatu partikel
3. Mengamati lintasan partikel
4. Acuan koordinat kartesian

VEKTOR POSISI, KECEPATAN DAN PERCEPATAN

1. Posisi :

Posisi partikel dinyatakan sebagai : x = f(t)

+
Arah
partikel -
2. Kecepatan rata-rata

Perbandingan antara pergeseran dengan selang waktu


dinyatakan sebagai kecepatan v , secara matematis :
3. Kecepatan Sesaat

Selang waktu sesingkat mungkin tidak terjadi perubahan gerakan

waktu yang dibutuhkan pendek

Secara matematika, dinyatakan sebagai harga limit

atau

atau

4.Percepatan sesaat :

5.Percepatan rata-rata :
Dari gambar di atas, kecepatan partikel A = v1 dan kecepatan partikel

B=v2, maka selisih kecepatan/ selang waktu disebut percepatan rata-2,


secara matematika dinyatakan :
atau

dan
B. Gerak Lurus Beraturan

1. Gerakan dengan Kecepatan tetap


Yang dimaksud kecepatan tetap adalah v = vo = konstan
Menentukan posisi menggunakan integral berikut :

Persamaan menentukan posisi x, konstanta merupakan posisi awal


mulai bergerak mulai bergerak = xo
2. Gerakan dengan Percepatan tetap

Percepatan tetap disebut juga sebagai gerakan dengan percepatan


Uniform (misal: benda jatuh bebas mempunyai percepatan selalu tetap.

Berdasarkan persaqmaan dv = a dt
Sehingga :
v2 = v1 + a (t2 t1)
Hubungan pergeseran x dengan selang waktu t ,

Jika t1 = 0, t2 = t, v1 = vo, v2 = v, x1 = xo dan x2 = x, maka diperolah :

dan
Yang mana xo dan vo merupakan kondisi awal dari gerak partikel searah
dengan sumbu x. Nilai x, v dan a dapat bertanda positif / negatif, berikut
grafik kecepatan dan pergeseran pergerakan dengan percepatan konstan.
C. GerakLlusrus Berubah Beraturan
1. Gerak Jatuh Bebas
Jika sebuah benda sedang jatuh oleh pengaruh gaya
+ Y
gravitasi bumi, maka benda tersebut dinyatakan dalam
bend
a keadaan jatuh bebas. Besar percepatan jatuh bebas
dinyatakan dalam :
g = 9,8 m/s2 10 m/s2
Jika arah keatas adalah y positif, maka untuk benda
-g
m/s2 jatuh bebas dengan kecepatan awal = nol dinyatakan
X sebagai :

Arah dari nilai g menyatakan percepatan kearah


bawah, y << dan v = arah negatif, secara matematis
dinyatakan :
nilai g = positip
Dengan :
IV. GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR
DENGAN PERCEPATAN TETAP

1. Kecepatan Gerak melintang


Jika partikel bergerak pada lintasan melengkung :
pada t1, partikel di titik A OA = tx1 + j.y1 + k1

pada t2, partikel di titik B OB = tx2 +j.y2 + k2

pergeseran yang terjadi AB = r

terlihat pada gambar nilai r2 = r1 + r, sehingga :


AB = r = r2 r1
= i.(x2-x1) + j.(y2 y1) k.(z2 z1)

AB i.x + j.y + k.z

dan kecepatan rata-rata


atau

Gambar : Pergeseran & kecepatan rata-2 gerak melengkung


1. Besar dan arah kecepatan
selalu berubah
2. Besar berubah, karena
kelajuan partikel
3. Arah kecepatan berubah,
karena tangen lintasan &
kelengkungan (tgt.r1 & r2)

2. Percepatan Gerak Melengkung


Gambar berikut menunjukkan kecepatan ketika waktunya t1 & t2
dan partikel berada di titik A & B, perubahan vektor kecepatan
dinyatakan oleh :
v = v2 v1
Percepatan rata-rata dalam iterval t

Karena sejajar v, maka percepatan :

Percepatan sesaat dinyatakan dalam :


Jika kecepatan berubah dalam arahn pada kurva lintasan partikel, maka
Percepatan selalu menuju ke pusat kelengkungan kurva, sehingga :

komponen percepatan terhadap sumbu x,y dan z menjadi :

dan besar percepatan dinyatakan dalam :


3. Gerak Peluru
Gerak peluru adalah gerakan
suatu partikel yang besar
percepatan dan arahnya
selalu tetap.
Gerak sebuah peluru yang
ditembakkan dengan sudut
elevasi terhadap vo

Gerak peluru = gerak pada bidang, dengan percepatan = a = g


Pada bidang dimana vo dan a = g, pada arah y kearah atas,

sehingga;
dan
Karena kecepatan arah subu x = tetap, arah y = berubah beraturan, jika :
r = i.x + j.y
x = Vox.t r = (i.Vox + j.Voy).t .g.t2

y = Voy.t .gt2
Nilai x dan Y merupakan koordinat
atau
posisi peluru sebagai fungsi waktu

Pada saat bola mencapai titik tertinggi (titik A) , kecepatan ke


arah sumbu y vy = 0, sehingga waktu untuk mencapai titik
tertinggi akan diperoleh :
0 = vo gt t = voy / g atau th = vo sin / g

Untuk menentukan titik tertinggi (h) , dengan vy = 0 merupakan


subsitusi dari persamaan berikut :
y = 0 g.t2
y = h = (vo sin )2 / 2.g

t = vo sin / g
Waktu yang diperlukan bola sampai di titik B, dengan y = 0, sehingga :

y = voy.t gt2
dengan tB = 2.vo.sin / g
y = 0

Besar jarak terjauh peluru (R) adalah :

R = Vox. TB = (vo cos ) { 2.vo.sin/g}

R = 2.v2o. sin .cos R = 2.v2o sin2 / g

Contoh :
4. Gerak Melingkar
Gerak melingkar beraturan adalah suatu gerak dimana besar
kecepatan dan percepatannya konstan dengan arah berubah setiap
saat. Arah kecepatan di suatu titik = arah garis singgung lingkaran
Arah percepatan selalu mengarah ke pusat lingkaran.
Jika sebuah benda bergerak mengelilingi lingkaran dengan jari2 = R,
kecepatan benda = v, panjang busur = s = R., maka :

1. = kecepatan sudut =
= 2..f = rad/detik
2. f = frekuensi = hetz
3. P = T = periode = detik
4. = .t = sudut A-B
5. R = jari-jari = m
6. v = kecepatan = m/det
Apabila kecepatan (posisi sudut) pada setiap saat, menjadi :

Percepatan tangensial (aT) pada gerak melingkar adalah :

Sedangkan percepatan cetripetal = ac, adalah :

Jika pada gerak melingkar beraturan tidak ada percepatan sudut, maka
Tidak ada percepatan tangensial, namun percepatan sentripetal yang
akan merubah arah gerak kecepatan, yang mana nilai = tetap,sehingga
Percepatan total benda/partikel adalah :

Gaya centripental adalah gaya yang bekerja pada benda/partikel,


adalah :

Analogi gerak melingkar beratuaran dengan gerak lurus beraturan :


4.1. Pergerakan pada belokan miring
Pergerakan pada belokan miring, seperti gerakan mobil yang berbelok
miring, lihat Gambar berikut :

Jika gaya centrripetalnya < komponen gaya normal (N) pada arah
sejajar jalan, maka mobil dapat bergerak pada tikungan tanpa
terlempar.
Apabila sudut kemiringan = , maka :
N = N.sin + N.cos.
dengan :
N.sin = m.v2 / r
tg. = v2./ r.g
N.cos. = m.g

Jika jalan mempunyai koefisien gesek = s, maka persamaan gaya normal N

menjadi :
N sin. + N.s = m.v2 / r
dan
N.cos. = m.g

4.2. Gerak Melingkar pada Bidang Vertikal


Jika sebuah benda bergerak pada lingkaran pada titik A, B,C dan D
Maka besar gaya dapat ditentukan sebagai berikut :
Pada titik A = titik terendah
F = m.a = m.vA2 / r

NA - mg = F

NA = mg + m.vA2 / r
Pada titik B, karena arah gaya gravitasi
kebawah dan arah gaya tekan keluar,
maka gaya centripetal = negatif, sehingga
benda pada titik B akan jatuh.
Pada titik C = titik teratas
F = m.a = m.vA2 / r

NC + mg = F

NC = - mg + m.vA2 / r
Pada titik D = titik sebarang
F = m.a = m.vA2 / r

ND - mg.cos. = m.vA2 / r

ND = mg.cos. + m.vA2 / r

4.2. Ayunan Konis


Ayunan konis adalah putaran dari sebuah benda yang diikat dengan tali
dan tali membentuk kerucut, seperti gambar berikut :

T.cos

l
T.sin

r
m.g
4.3 Gerak Relatif
Gerak Relatif merupakan perpaduan 2 buah gerak lurus beraturan
Misal : sebuah kapal laut bergerak dengan kecepatan v1, di atas kapal

seorang penumpang bergerak dengan kecepatan v2 dan membentuk

sudut terhadap gerak kapal. Jika perpindahan kapal = s1, perpindahan

penumpang = s2, maka vektor perpindahan penumpang yang diam


adalah :
s = s 1 + s2
Jika kapal bergerak selama t detik, maka :
s1 = v1.t

dan s = (v1 + v2).t atau s = v.t

s2 = v2.t
Diagram gerak relatif v1 dan v2

Secara umum, bila benda A bergerak dengan kecepatan va terhadap acuan

dan benda B bergerak dengan kecepatan vb terhadap acuan yang sama,


maka kecepatan benda A terhadap benda B dinamakan kecepatan relatif
dan dinyatakan sebagai vab, secara matematika ditulis sebagai :
5. Satuan Angular

Perpindahan angular (sudut) dinyatakan dalam putaran, radial atau derajat

5.1. Satuan Radian


S = busur panjang
R = r = jari-2 lintasan
= sudut antara dua jari-2
5.2. Kecepatan sudut suatu benda

r = rad/det = o/det = rpm


o = sudut pada t=0
r = sudut pada t = tr
= 2.pi.f f = frekuensi

5.3. Percepatan sudut suatu benda


5.4. Gaya Centrifugal

F = m.a

5.5. Hubungan Besaran Tangensial dan Angular


JUNINGTYASTUTI
MATERI
V. HUKUM NEWTON TENTANG GERAK :
a. GAYA dan MASA
b. HUKUM NEWTON I,II dan III
VI. KESETIMBANGAN
A. SYARAT KESETIMBANGAN dan MOMEN
B. GAYA-2 SEBIDANG
C. PUSAT MASA
D. TITIK BERAT
VII. KERJA dan ENERGI
A. PENGERTIAN ENERGI dan MACAM ENERGI
B. PENGERTIAN KERJA dan MACAM
V. HUKUM NEWTON
A. PENGERTIAN GAYA

Merupakan pengetahuan tentang Gaya, yaitu


penyebab perubahan gerak.
GAYA Masa yaitu ukurandari inersia
Inersia adalah kecenderungan benda untuk tetap
diam atau bergerak lurus beraturan

1. Mengubah arah gerak suatu benda Gaya adalah besaran yang


2. Mengubah bentuk suatu benda mempunyai besar dan
3. Mengubah ukuran suatu benda arah, jadi gaya sebagai
4. Menyebabkan percepatan sebuah vektor
5. Arah gaya = arah percepatan
Satuan gaya (F)
a. SI Newton (N) = kg.m / s2
b. Cgs dyne = gr.cm / s2
c. N = 105 dyne

B. HUKUM NEWTON

Menyatakan hubungan antara Gaya, Masa dan Gerak benda


Berdasarkan prinsip Galileo, yaitu untuk merubah kecepatan, diperlukan
pengaruh luar, seperti gaya luar.
Untuk mempertahankan kecepatan tidak perlu adanya Gaya luar
B.1. Hukum Newton I
Jika gaya total yang bekerja pada benda = nol, maka benda yang sedang diam
akan tetap diam dan benda yang sedang bekerja pada kecepatan tertentu akan
tetap bergherak lurus pada kecepatan tersebut. Secara matematika dinyatakan
sebagai :

Galelio (sebelum Newton lahir) menyatakan bahwa kecepatan yang diberikan


pada suatu benda akan tetap dipertahankan, jika semua gaya penghambatnya
dihilangkan

B.2. Hukum Newton II


Percepatan suatu benda sebanding dengan resultan gaya yang bekerja dan
berbanding terbalik dengan massanya, secara metamtika dinyatakan :
Yang mana :
m = massa = kg
a = percepatan = m/det2
F = resultante gaya yang bekerja = Newton/N

Jika nilai percepatan a dinyatakan dalam kecepatan, maka :

Sehingga besar gaya F menjadi :

p = momentum

Jadi :
Gaya adalah perubahan momentum per satuan waktu
Masa adalah ukuran dari inersia, berarti dua benda m1 > m2
diberi gaya F yang sama a1 < a2
Dengan gaya yang sama, masa (inersia) yang lebih besar
mendapatkan percepatan yang lebih kecil
Hukum ini berlaku pada gerak pusat masa
B.3. Hukum Newton III berlaku untuk dua sistem
Jika suatu benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka benda yang kedua
ini mengerjakan gaya pada benda yang pertama yang besarnya = gaya yang
diterima tapi arahnya berlawanan arah.
Atau dapat dinyatakan bahwa :

Secara matematika dinyatakan sebagai :

yang mana :
Faksi = gaya yang bekerja pada benda

Freaksi = gaya reaksi benda akibat gaya aksi


Jadi gaya selalu muncul berpasangan dan tidak pernah ada gaya yang
muncul sendirian, misal : gaya gravitasi bumi (lihat gambar)
Gaya aksi = berat benda = W = mg (akibat dari
tarikan bumi, abaikan gaya-2 yang lain)
Gaya reaksi = WR = gaya pada bumi (akibat dari

tarikan benda ) WR = - W
Karena besar percepatan benda = bumi seperti
halnya gaya W, maka dianggap bumi = tetap/diam

C. MACAM GAYA

C.1. Gaya berat


Gaya berat (W) adalah gaya gravitasi bumi yang bekerja pada suatu benda.
Gaya berat kebawah dimanapun posisi benda diletakkan, apakah pada
bidang horisontal / vertikal / miring, seperti pada gambar berikut :

C.2. Gaya Normal


Gaya normal adalah gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara 2
permukaan yang bersentuhan dan arahnya selalu bidang sentuh.
C.3. Gaya Gesek
Gaya gesek termasuk gaya normal, gaya gesek muncul jika permukaan dua
benda bersentuhan secara langsung secara fisik.
Arah gesekan searah dengan permukaan bidang sentuh, berlawanan dengan
kecenderungan gerak atau berusaha melawan gerak relatif bidang sentuhnya.

Jika bidang benda sentuh tidak licin, maka gaya kontak mempunyai komponen
sepanjang bidang sentuh disebut gaya gesek statik
Jika bidang sentuh licin yang menyebabkan benda dalam keadaan bergerak
disebut gaya gesek dinamik.
Gaya gesek statik mempunyai batas maks.
yang sebanding dengan gaya normal N
dan konstanta perbandingan s, besar
koefisien gesek statis dinyatakan :

Fsmax = s. N
C.4. Gaya Tegang Tali
Gaya tegangan tali disebut juga sebagai tegaangan tali, yaitu gaya yang bekerja
pada ujung-ujung tali karena tali tersebut tegang.
Jika tali dianggap ringan, maka gaya tegangan tali pada kedua ujung tali yang
sama dianggap sama besarnya.

D. MOMEN INERSIA
Inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk tetap diam atau tetap
bergerak lurus dengan kecepatan tetap bergerak lurus beraturan.
Hukum Newton I juga disebut sebagai Hukum Inersia, dan berlaku pada
suatu kerangka inersia.
Kerangka inersia didefinisikan sebagai suatu kerangka acuan yang tidak
dipercepat. Kerangka inersia dapat berupa kerangka diam atau kerangka yang
bergerak beraturan dengan kecepatan tetap.

Contoh :

Seseorang berdiri Kereta api penumpang yang sedang


mengamati kereta api bergerak dengan kecepatan v
Bumi = kerangka inersia

Karena bumi = kerangka inersia dan kereta api = kerangka inersia, maka
gaya ataupun percepatan yang dialami oleh suatu benda yang dilihat dan
yang dialami oleh seseorang tersebut adalah sama besar.
E. MASSA
Massa inersia atau lebih dikenal dengan massa didefinisikan sebagai ukuran
inersia dan tidak tergantung pada tempat.
Massa suatu benda menunjukkan berapa besar kecenderungan suatu benda
untuk tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Sataun SI massa = kg
Lebih sulit mempercepat benda yang bermassa besar, jika dibandingkan dengan
benda yang bermassa kecil.
Contoh :
Jika suatu gaya bekerja pada massa m1 dan percepatan yang dihasilkan =

a1. Kemudian suatu benda yang mempunyai gaya yang sama mempunyai

massa m2, dengan percepatan a2, maka akan diperoleh perbandingan kedua
massa yang merupakan perbandingan terbalik, seperti yang dinyatakan
dalam persamaan :

F. BERAT
Berat adalah gaya yang dilakukan oleh bumi terhadap sebuah benda.
Berat suatu benda adalah resultante gaya gravitasi pada benda itu, akibat
benda-benda di alam semesta ini. Berdasarkan Hukum Newton II, berat
dinyatakan sebagi :
W=mg
Tabel : Satuan Gaya
VI. KESETIMBANGAN
A. SYARAT KESETIMBANGAN

Benda dalam kesetimbangan, apabila :

a. Benda sebagai satu keseluruhan tetap diam


b. Benda bergerak menurut garis lurus dengan kecepatan tetap
c. Benda tidak berotasi sama sekali (berotasi dengan kecepatan tetap)

Jika benda dalam kesetimbangan, maka jumlah gaya reesultante = nol, secara
metamatis dinyatakan dalam :

dan

Disebut kesetimbangan translasi = syarat kesetimbangan ke-1


Jika sebuah benda bekerja sebuah jumlah gaya koplanar (gaya satu bidang)
Maka jumlah gaya-2 tsb dapat dikurangi menjadi dua gaya saja (lihat gambar)
Jika dua gaya tsb mempnyai arah yang sama,
arah berlawanan dan mempunyai garis kerja
(+)
yang sama, maka jumlah momen gaya = nol
benda akan diam /tidak berotasi
Secara matematis dinyatakan dalam :
untuk segala arah sumbu
Syarat kesetimbangan penuh (sempurna), bila :
dan Mo = 0 Mo = momen gaya F pada titik O
Jika besar gaya F dinyatakan dalam :

Titik tangkap = r :
Maka :

Mx My Mz
Besar momen gaya M adalah M = |r x F| = F.l.sin = F.L (N.m/ lb.ft)
Efek gaya F merupakan rotasi yang berlawanan dengan rotasi arah putaran
jam terhadap sumbu O diberi tanda positip, sedangkan efek gaya F yang sama
dengan arah jarum terhadap O diberi tanda negatip.
Sehingga pada gambar terjadi :
M1 = + F. L

Jika F1 dan F2 sejajar dan berimpit


KOPEL
M2 = - F. L

Gambar berikut, menunjukkan sebuah kopel yang terdiri dari dua gaya F1 dan
Resultante gaya :
F = F1 F2 = 0 F1 = F2
Resultante Kopel thd. O :
C = M

C = F.r . Sin (r = l)
B. GAYA SEBIDANG (Coplanar Forces)
B.1. Gaya-2 Berpotongan gaya-2 yang garis kerjanya berpotongan di satu

titik
Resultante gaya : Arah gaya R :
Syarat benda berada dalam keadaan setimbang terhadap gaya-2 berpotongan :
benda diam dan tetap diam (kesetimbangan statik)
benda bergerak dengan vektor kecepatan yang tetap
(kesetimbangan translasi)
Secara matematik dinyatakan dalam :
.F = 0 atau .Fx = .Fy = 0

B.2. Gaya-2 Sejajar (paralel) gaya-2 yang berpotongan di suatu titik tak

terhingga
Syarat :
Resultante dari gaya-2 sejajar mempunyai arah = gaya-2 tsb
Besarnya = resultante gaya tsb
Besarnya gaya resultante R ini mungkin :
sebuah gaya resultante R yang sejajar dengan sistem
suatu kopel
nol, jika :
atau R.x = Mo
dengan :

.F = 0 dan resultante gaya R 0, maka besar kopel


C = .Mo = R.x

B.3. Gaya-gaya tidak berpototngan dan tidak paralel

Gaya resultante R sistem mungkin :


gaya tunggal R
satu kopel dalam bidang sistem atau dalam bidang sejajar
nol
Secara matematik dinyatakan dalam :

Sudut x = sudut antara R dan


sumbu x positip

Garis kerja gaya R diperoleh dari persamaan :


R.a = .Mo a = jarak tegak lurus pusat momen O terhadap gaya R
Sistem gaya yang bekerja pada benda tegar, umumnya sistem tidak
berpotongan dan tidak sejajar
Syarat kesetimbangan benda tegar dinyatakan dalam :
atau
dan
C. PUSAT MASSA
Pusat massa adalah titik tangkap dari resultante gaya-gaya berat pada
setiap anggota sistem yang jumlah momen gayanya terhadap titik
tangkap ini (pusat massa) = nol
Pusat massa adalah sebuah titik pada sebuah titik pada sistem benda
yang bila dikerjakan gaya luar akan mengakibatkan benda nergerak
trnaslasi murni.

Pusat massa m5
m m4
1

m2 m3

Jika diuraikan ke komponen sumbu :


D. Titik Berat
Definisi : titik yang dilalui oleh garis kerja dari resultante gaya berat sistem benda
titik, merupakan titik potong dari garis kerja gaya berat bila letak dari
sistem berubah-ubah.
VII. KERJA dan ENERGI

A. DEFINISI KERJA Usaha berdasarkan pengertian sehari-hari ,


tidak dapat dinyatakan dalam angka atau
dalam bentuk rumus/matematika (misal :
belajar, bekerja,dll)
KERJA
Usaha berdasarkan pengertian ilmu Fisika,
merupakan rposes perubahan energi dan
selalu dihubungkan dengan gaya (F) yang
menyebabkan perpindahan (s)

A.1. Satuan dan Dimensi Usaha


Satuann Usaha :
Gaya = F = Newton = kg.m/det2
Perpindahan (s) = meter (m)
Usaha = U = F x s = kg.m/det2 x m = kg.m2/det2 = joule
Dimensi Usaha :
usaha = dimensi gaya x dimensi perpindahan
[ W ] = [ F ] . [ s ] = MLT-2 . L
[ W ] = ML2T-2

A.2. Usaha dengan Gaya Konstan


Didefinisikan sebagai hasil besar komponen gaya pada arah perpindahan
dengan besarnya perpindahan yang dihasilkan.
Secara metematika dinyatakn sebagai :
W=Fxs
Fy
dengan : F
W = usaha = N.m = kg.m2/det2 = joule
F = komponen gaya pada arah s = N Fx

s = perpindahan = m
Jika gaya komponen gaya yang melakukan usaha membentuk sudut ,
dengan perpindahan s = m, maka gaya tersebut dapat diuraikan :
Komponen y Fy = F.sin.
W = F x s = (Fy + Fx) x s
Komponen x Fx = F.cos. W = F.s.cos atau W = F.s

Jika gaya-gaya yang bekerja pada benda tersebut adalah gaya berat Fw),
gaya normal (FN) dan gaya gesek (Fs), maka :

N Gaya Fx > Fs benda bergerak


kekanan
Fy F
Gaya Fy < W bendah menyentuh
Fx lantai (N > 0)
W Gaya Fy > W benda bergerak lepas
dari lantai (N < 0)
Fs
A.3. Usaha yang Dihasilkan oleh n.F (beberapa gaya F)
Misal suatu usaha yang dilakukan oleh tiga gaya F1, F2 daqn F3,mengalami
perpindahan sejauh s. masing=masing gaya F mempunyai sudut , seperti
yang ditunjukkan pada gambar berikut :
F2

W = W1 + W2 + W3 F1 2
dan 1
3
W = F.s.cos
F3
dengan :
W1 = F1.s.cos 1

W2 = F2.s.cos 2

W3 = F3.s.cos 3

W = s (F1.cos 1 + F2.cos 2 + F3.cos 3)


B. ENERGI
Definisi : Kemampuan untuk melakukan kerja

Sifat : 1. Transformasi energi

2. Transfer energi

3. Kerja

4. Tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan

B.1. Macam-2 Energi

1 . Energi potensial gravitasi dinyatakan dalam :

dengan :
Apabila permukaan bumi = potensial nol dan krtinggian > 1000 km, maka
kecepatan gravitaasi dianggap konstan, sehingga akan diperoleh :

Contoh :
Seorang pembalap dan sepeda balapnya mempunyai massa = 100 kg,
bergerak menanjak mendaki sebuah gunung dengan ketinggian 500 m,
kemudian menuruni sebuah lereng sejauh 7500 m.
Tentukan :
a. Besar energi potensial dipuncak gunung dan ditempat pembelap berhenti,
dimana titik acuannya adalah tempat sebelum pembalap menanjak.
b. Perubahan energi potensial ketika pembalap menuruni lereng s/d berhenti.
Jawab :

a.

Titik A = sebagai acuan.

Tingginya titik A (hA) = 0

Titik B & C masing-2 500 m dan 250 m

Energi potensial dari B C :

EpB = m.g.hB = 490.000 Joule (J)

EpC = m.g.hC = - 290.000 J

b. Perubahan energi potensial dari B C :

Ep = EPC EPB = - 735.000 J ( tanda - = arah)


2. Energi potensial pegas

tarikan

penekanan

kemampuan benda terhubung pegas berada disuatu tempat

Contoh :

Sebuah balok pada ujungnya diikat dengan sebuah pegas, terletak

diatas meja yang licin. Kemudian pegas ditekan keposisi x = - 5 cm

sehingga bergerak bolak-balik sepanjang meja. jika konstanta

pegas = k = 400 Nm, tentukan :


3. Energi Kinetik

Energi yang dipunyai oleh suatu benda yang bergerak, secara

matematis dinyatakan :
Dengan :

Contoh :

Jawab :

m = 750 kg

v = 30 m/det

Ek = mv2 = . 750 . (30)2 = 337.500 Joule (J)

Pada saat mobil direm, maka mobil akan berhenti energi kinetik = 0

(energi kinetik berubah menjadi kalor dan energi bunyi.)


C. HUBUNGAN KERJA dan ENERGI KINETIK

Sebuah benda dengan massa = m, berada pada bidang datar tanpa

gesekan, pada benda bekerja gaya F konstan , seperti pada gambar.

F v1 v2

Resultante gaya dinyatakan dalam :

Dan usaha dinyatakan :


Dari persamaan :
W = 2.a.s
Dan (mv 2)2 (mv1)2 = Ek2 Ek1 = Ek

W = (v2)2 (v1)2

D. DAYA dan EFISIENSI

P = W / t = F. s/t

P = F.v
Efisiensi = rasio antara daya keluaran dan daya masukan, secara matematik
dinyatakan dalam persamaan :

Efisiensi tidak punya satuan maupun dimensi. Satuan kWh = kilowattjam adalah
Satuan nenergi, bukan satuan daya.

Contoh :
Air terjun dengan ketinggian 50 m, mengalirkan air sebanyak 300.000 kg
per menit. Air terjun ini digunakan untuk memutar generator,menghasikan
Daya sebesar 650 kwatt. Jika g = 10 m/det2.
Tentukan efisiensi dari generator.
Solusi :
Massa air yang jatuh = m = 300.000kg/60 det = 5000 kg/det.
Besar usaha = W = Ep = mgh
W = 5000 kg/set. 10 m/det2 . 50 m = 2.500.000 joule/det.
Nilai W = nilai masukan dari generator dan keluaran generator = 650 kw =
650.1000 joule/det , maka :
Eff. = (650.000 / 2500.000) x 100 % = 26 %

F. HUKUM KEKELAN ENERGI MEKANIK


Usaha yang dilakukan gaya gravitasi dari titik ke titik lain, tidak
bergantung pada jalan yang ditempuh.
Jumlah energi kinetik (Ek) dan energi potensial (Ep) dalam medan
gravitasi = konstan
Jumlah energi kinetik + jumlah energi potensial = energi mekanik (Em)
Jumlah energi kinetik dan energi potensial dititik 1 = di titik 2, sehingga :

Em = Ek + Ep = konstan
Em = konstan

Ek1 + Ep1 = Ek2 + Ep2


mv12 + mgh1 = mv22 + mgh2 = Em

HUKUM KEKALAN ENERGI MEKANIK

Jika W = positif Ek1 > Ek2 , Em

Jika W = negatif Ek1 < Ek2 , Em


VIII. MOMENTUM dan
IMPULS
A. PENGERTIAN DASAR
Momentum suatu benda = perkalian antara masa dan kecepatan. Secara
matematik dinyaatakan sebagai :
p = m.v
dengan : p = momentum = vektor (kg.m/det)
m = massa (kg)
v = kecepatan = vektor (m/det)
Jika terjadi n momentum (p1 dan p2) seperti gambar dibawah :
A.1. Hubungan momentum dan Energi Kinetik :
Energi kinetik (Ek) dinyatakan dalam persamaan berikut :
Ek = mv2
Jika nilai Ek.m/m (massaa/massa), maka akan diperoleh :
Ek = m.v2. (m/m) = m2.v2 / m = p2 / m
Ek = .p2 / m
Contoh :
Sebuah bola dengan massa 0,5 kg jatuh dari suatu ketinggian di atas lantai. Laju
Benda pada saat menumbuk lantai sebesar 40 m/.det dan bola memantul ke arah
atas (vertikal) dengan laju 30 m/det.
Tentukan : a. Momentum bola pada saat menumbuk lantai
b. Momentum bola pada saat memantul kembali
c. Perubahan momentum bola sesudah dan sebelum menumbuk lantai
Solusi :
a. po = m.vo = 0.5.40 m/det = 20 kgm/det

b. Pt = m.vt = 0.5.(-30) = - 15 kgm/det

p = pt po = -15 20 = - 35 kgm/det.

B. IMPULS
Adalah hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara
matematis dinyatakan dalam :

F (N)

to t = det
t1
Contoh :
Sebuah benda dengan m = 2 kg bergerak lurus beraturan dengan kecepatan
v1 = 20 m/det, tiba-2 ada gaya yang bekerja pada benda tersebut searah dengan
gerak benda sebesar 50 N selama t = 0,2 detik.
Tentukan :
a.Besarnya impuls gaaya pada benda?
b.Momentum benda sebelum dan sesudah dikenai gaaya?
c.Perubahan momentum?

Solusi :
a.Besar Impuls (I) = F. t = 50.0.2 = 10 Ndet
b.Momentum sebelum dikenai gaya = p1
p1 = m.v1 = 2 .20 = 40 kg.m/det.
Momentum setelah dikenai gaya
a = F / m = 50 / 2 = 25 m/det2
v2 = v1 + a.t = 20 + 25.0,2 = 20 + 5 = 25 m/det

p2 = m.v2 = 2 kg.25m/det = 50 kg.m/det


c. Perubahan momentum (p)
p = p2 - p1 = 50 40 = 10 kg.m/det
Dari hasil perhitungan soal a) = soal c), hal ini menunjukkan bahwa :
Impuls gaya = perubahan momentum

C. TUMBUKAN dan HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM


Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan dua atau lebih benda.
Misal bola A bergerak mendatar kekanan dengan momentum mA.vA,

kemudian bola B bergerak kekiri dengan momentum mB.vB


Berikut adalah gambar dua benda A dan B yang dimaksud
Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda A dan B sebelum dan setelah
tumbukan tetap, selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada keduua benda
Tersebut, secara mwtwmatik dinyatakan dalam :

D. HK.KEKELAN MOMENTUM dan HK.NEWTON. III


Pada tumbukan dua benda selama benda
masih saling kontak, maka akan terjadi gaya
pada masing-2 benda yang sama dan berlawanan
arah , gaya reaksi dan gaya aksi ( Hk.Newton III)
Secara matematik dinyatakan dalam :

Gaya tersebut terjadi secara singkat selama t, sehingga :

Ruas kiri = ruas kanan merupakan besaran Impuls dan diperoleh :

Jumlah momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah sama, maka :
pA + pB = pA + pB Hukum Kekalan Momentum
Contoh :

Solusi :
m1 : m2 = 2 : 5 m1 = 2 dan m2 = 5
Setelah benda pecah, kecepatan benda m1 v1 = - 25 m/det

terlempar m m
1 2
Sebelum pecah, momentum p = 0 vo = 0
Setelah pecah, momentum p = m1.v1 + m2.v2
Kekalan momentum p = p
0 = m1.(-v1) + m2.v2
v2 = - m1.(-v1) / m2 v2 = 10 m/det (bergerak kekanan)
E. MACAM-2 TUMBUKAN
Jika nilai pada satu arah yang sama, maka besar koefisien
restitusi (e) :
Contoh :
Jawab :
F. PRINSIP PELUNCURAN ROKET
Akibat pancaran bahan bakar terbakar keluar akan nmendorong roket
meluncur keatasm gaya rata-2 yang dikerjakan gas pada roket disebut
gaya dorong, seperti yang ditunjukkan gambar dibawah.
a). Sebuah roket terbang vertikal mempunyai massa = m dan kecepatan = v
b). Setelah waktu t, bahan bakar keluar = sebanyak dm, kecepatan relatif
terhadap bumi = v, kecepatan relatif terhadap roket = vr, sehingga besar
momentum :
F = p / t t. F = p2 - p1

dengan : p 2 = p setelah gas keluar

p1 = p sebelum gas keluar

t.F = (m dm) (v + dv) + v.dm mv


= m.v + m.dv v.dm dm.dv + v.dm mv
dan
t.F = m.dv + dm (v v) dm.dv 0
Kecepatan relatif terhadap roket = vr = v v

Kecepatan relatif terhadap bumi = v = vr + v


Sehingga nilai momentum
t.F = m.dv + dm (v v) dt.F = m.dv + dm.vr

m.dv / dt = F vr.dm /dt


Dan besar momentum :
F = gaaya dorong roket (N)
vr = keceepatan relatif roket ( m/det)
dm/dt = laju massa gas buang (kg/det)
mo = massa mula-2 roket , vo = kecepatan
awal roket
ma = massa roket pada saat bahan bakar
habis
JUNINGTYASTUTI
MATERI

VIII. GERAK HARMONISA SEDERHANA


IX. MOMENTUM, IMPULS dan GERAK RELATIF :
A. MOMENTUM LINIER
B. IMPULSE
C. HUKUM KEKALAN MOMENTUM
X. PERPINDAHAN PANAS
XI. MEKANIKA FLUIDA
VIII. GERAK
HARMONISA
SEDERHANA

A. GAYA GERAK HARMONI SEDERHANA


A.1. Gaya Gerak pada Pegas

F ky (notasi skalar) k = konstanta pegas (N/m)


y = simpangan (m)
F ky (notasi vektor)

A.2. Gaya Gerak pada Ayunan Bandul

m = massa benda (kg)


F mg sin g = percepatan gravitasi (m/s2)
B. PERIODE dan FREKUENSI
B.1. Periode (T = detik)
adalah waktu yg diperlukan untuk melakukan satu kali gerak
bolak-balik.
B.2. Frekuensi (f = Hz)
adalah banyaknya getaran yang dilakukan dalam waktu
satu
(1) detik.
1 1
f atau T
T f
B.3. Pegas
Untuk pegas yg memiliki konstanta gaya k yg bergetar karena
adanya beban bermassa m, periode getarnya adalah

m
T 2
k
B.4. Ayunan Bandul
Sedangkan pada ayunan bandul sederhana, jika panjang tali =
L
maka periodenya adalah
l
T 2
g

C. SIMPANGAN, KECEPATAN, PERCEPATAN


C.1.Simpangan Gerak Harmonik Sederhana
y = simpangan (m)

y A sin t A sin 2ft A = amplitudo (m)


= kecepatan sudut (rad/s)
f = frekuensi (Hz)
t = waktu tempuh (s)
Jika pada saat awal benda pada posisi 0, maka

y A sin (t 0 ) A sin (2ft 0 )

Besar sudut (t+0) disebut sudut fase (),


t
t 0 2 0
T
Sudut disebut fase getaran dan disebut beda fase.

t 0
2 2
T 2
t 0

T 2
t t
2 1 2 1
T
C.2. Kecepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal 0 = 0, maka kecepatannya adalah

dy d
v ( A sin t ) A cos t
dt dt
Nilai kecepatan v akan maksimum pada saat cos t = 1, sehingga
kecepatan maksimumnya adalah

v m A

Kecepatan benda di sembarang posisi y adalah

vy A y
2 2
C.3. Percepatan Gerak Harmonik Sederhana
Untuk benda yg pada saat awal 0 = 0, maka percepatannya
adalah

dv d
a ( A cos t ) 2 A sin t 2 y
dt dt

Nilai percepatan a akan maksimum pada saat sin t = 1, sehingga


percepatan maksimumnya adalah

am A 2

Arah percepatan a selalu sama dengan arah gaya pemulihnya.


C.3. Energi pada Gerak Harmonik Sederhana
Energi kinetik benda yg melakukan gerak harmonik sederhana, misalnya
pegas, adalah
Ek 12 mv 2 12 m 2 A2 cos 2 t
Karena k = m2, diperoleh

Ek 12 kA2 cos 2 t

Energi potensial elastis yang tersimpan di dalam pegas untuk setiap


perpanjangan y adalah

E p 12 ky 2 12 kA2 sin 2 t 12 m 2 A2 sin 2 t

Jika gesekan diabaikan, energi total atau energi mekanik pada getaran
pegas adalah
EM E p Ek 12 kA2 ( sin 2 t cos 2 t )
EM E p Ek 12 ky 2 12 mv 2 12 kA2
D. GERAK OSILASI HORISONTAL
Osilasi terjadi, apabila suatu sisten mengalami terganggu dan berubah
dari posisi keseimbangannya.
Sifat geraknya adalah periodik (berulang-ulang)
Salah satu gerak osilasi sederhana adalah gerak pegas berikut :

Gerak harmonik akan terjadi


F
m jika ada gaya pemulih

x (restoring force) sebanding


m dengan simpangannya

d 2x
F = - kx
F ma kx m
dt 2
d 2x k
a 2
x
dt m
Percepatan berbanding lurus dan arahnya berlawanan dengan
simpangan. Hal ini merupakan karakteristik umum gerak harmonik
sederhana :
d2x k d2x k
2
x 2
x0
dt m dt m
Dari persamaan berikut :

d 2x k
2
x 0 dengan x A sin(t ) ,
dt m
dx
maka : v A cos(t )
dt
d 2x
2
a 2
A sin( t ) 2
x
dt
Sehingga akan diperoleh :

k k
x x 0
2 2

m m
k

m
Kecepatan maksimum = A, terjadi pada saat a = 0
Percepatan maksimum = 2 A, terjadi pada saat v = 0
Dengan :
x = Simpangan
A = Simpangan maksimum/Amplitudo [m]
= Frekuensi sudut [radian/s] = 2 f
= Fasa awal [radian]
t+ = Fasa [radian]
f = Frekuensi [Hertz]
IX, MOMENTUM , IMPULS dan
TUMBUKAN

A, MOMENTUM momentum linier dan momentum angular


P = p = momentum (kg.m/s)
m = massa (kg)
V = kecepatan (m/x)

Jika terjadi n momentum (p1 dan p2) seperti gambar dibawah :


Hk.Newton II perubahan rata-rata suatu partikel = gaya resultante
yang bekerja padanya.

Jika terdapat n partikel, maka :


A.1. Hubungan momentum dan Energi Kinetik :
Energi kinetik (Ek) dinyatakan dalam persamaan berikut :
Ek = mv2
Jika nilai Ek.m/m (massaa/massa), maka akan diperoleh :
Ek = m.v2. (m/m) = m2.v2 / m = p2 / m
Ek = .p2 / m

B. IMPULS dan TUMBUKAN


B.1. IMPULS
Adalah hasil kali antara gaya dan lamanya gaya tersebut bekerja. Secara
matematis dinyatakan dalam :
F (N)

to t1 t = det

Impuls gaya = perubahan momentum

B.2. TUMBUKAN
B,3, Tumbukan dan Hukum Kekalan Momentum
Pada sebuah tumbukan selalu melibatkan dua atau lebih benda.
Misal bola A bergerak mendatar kekanan dengan momentum m A.vA,

kemudian bola B bergerak kekiri dengan momentum m B.vB


Pada peristiwa tumbukan, jumlah momentum benda A dan B sebelum dan setelah
tumbukan tetap, selama tidak ada gaya luar yang bekerja pada kedua benda
Tersebut, secara matematik dinyatakan dalam :

B.4. Hukum kekalan Mometum dengan Hukum Newton III

Pada tumbukan dua benda selama benda masih


saling kontak, maka akan t terjadi gaya pada
masing-2 benda yang sama dan berlawanan
Secara matematik dinyatakan dalam :

Gaya tersebut terjadi secara singkat selama t, sehingga :

Ruas kiri = ruas kanan merupakan besaran Impuls dan diperoleh :

Jumlah momentum benda sebelum dan setelah tumbukan adalah sama, maka :
pA + pB = pA + pB Hukum Kekalan Momentum
B.5. HK.KEKELAN MOMENTUM dan ENERGI

Sebelum tumbukan, besar energi kinetik

m1, u1 m2,u2

Setelah tumbukan, besar energi kinetik

m1, v1 m2,v2

Tumbukan dikatakan elastis, jika K = K

Tumbukan dikatakan tidak elastis, jika K K

e = koefisien ristitusi
X. PERPINDAHAN PANAS

A. PENGERTIAN DASAR

ENERGI - I PROSES ENERGI - II

ENERGI YANG
PERPINDAHAN
HILANG
PANAS
(BERUPA PANAS)

MACAM PERPINDAHAN PANAS :


Perpindahan Panas Konduksi
Perpindahan Panas Konveksi
Perpindahan Panas Radiasi
Penguapan (Evaporation)
A.1. Perpindahan Panas Konduksi
Adalah proses transport panas dari daerah bersuhu tinggi ke daerah
bersuhu rendah dalam satu medium (padat, cair atau gas), atau
antara medium medium yang berlainan yang bersinggungan secara
langsung. Dinyatakan dengan :

dT
q kA
dx

dengan ::
q = Laju perpindahan panas (w)
A = Luas penampang dimana panas mengalir (m2)
dT/dx = Gradien suhu pada penampang, atau laju perubahan suhu T
terhadap jarak dalam arah aliran panas x
k = Konduktivitas thermal bahan (w/moC)
A.2. Perpindahan Panas Konveksi
Adalah transport energi dengan kerja gabungan dari konduksi panas,
penyimpanan, energi dan gerakan mencampur. Proses terjadi pada
permukaan padat (lebih panas atau dingin) terhadap cairan atau gas
(lebih dingin atau panas)
Secara matematik dinyatakan dalam :
.
q = h A (T)
Dimana :

q = Laju perpindahan panas konveksi

h = Koefisien perpindahan panas konveksi (w/m2 0C)

A = Luas penampang (m2)

T = Perubahan atau perbedaan suhu (0C; 0F)


A.3. Perpindahan Panas Radiasi

Adalah proses transport panas dari benda bersuhu tinggi ke


benda yang bersuhu lebih rendah, bila benda benda itu
terpisah didalam ruang (bahkan dalam ruang hampa sekalipun)
Secara matematik dinyatakan dalam :

q = A (T14 T24)

Dimana :
= Konstanta Stefan-Boltzman = 5,669 x10- 8
w/m2 k4
A = Luas penampang
T = Temperatur
A.4. Perpindahan Panas Karena Penguapan
Penguapan ( Evaporation), perpindahan panas karena perbedaan lapisan
udara(steck effect) yaitu lapisan udara panas akan terdorong naik oleh
lapisan udaradingin. Gambar berikut menunjukkan efek suhu terhadap
perpindahan panas (Stack Effect)

Radiasi
Penguapan

Radiasi

Konveksi

Konduksi
Contoh Perpindahan Panas

Konduksi

Konveksi

Radiasi
B. KONDISI KEADAAN
TUNAK
B.1. Satu Dimensi
Bilamana konduktivitas thermal bahan tetap, tebal dinding adalah
x, sedang T1 dan T2 adalah suhu permukaan dinding seperti
terlihat pada gambar berikut : T2 T1
q K A A
x A

Profil Suhu T3 T2 T T
q
q K B A KC A 4 3
T1 x B xC
T2 q
T1 T4
q
x A x B xC
x
K A.A K B .A KC .A
x
Gambar.1 : x A xB xC
Konduksi pada bahan Tahanan Thermal
; ;
K A. A K B . A K C . A
B.2. Dua/lebih Dimensi
Berdasarkan Gambar.1, dapat dibuat analogi listriknya, untuk mempermudah
memecahkan soal-soal yang rumit baik yang seri maupun paralel.( Gambar,2)
q
B
F
q q
A C
E RA RB RC
G
D

x A x B x C
K A.A K B .A K C .A
1 2 3 4 5
(a) (b)
Gambar.2 : Analogi Listrik dari Gambar.1
(a) Aliran kalor (b) Analogi listriknya

Persamaan aliran kalor satu dimensi dapat


Tmenyeluruh
juga dituliskan sebagai berikut apabila q
R th
kasusnya seperti pada gambar berikut ini:
B.3. Sistem Silinder - Radial

Suatu silinder panjang dengan jari-jari dalam ri, jari-jari luar ro dan panjang L
Dimana silinder ini mengalami beda suhu Ti To. Untuk silinder yang
panjangnya sangat besar dibandingkan dengan diameternya, dapat
diandaikan bahwa aliran kalor berlangsung menurut arah radial.

dT
q KA
dr
ro
q ri dT
q 2rlK
L
dr

2KL Ti To
q
Ln ro / ri
Dengan kondisi batas : T = Ti pada r = ri ;
T = To pada r = ro
Analogi Listrik untuk silinder - radial

Perpindahan panas dari dalam pipa s/d luar pipa :


B.4. Koefisien Perpindahan Kalor pada Bola
B.5. Koefisien Perpindahan Kalor pada Bola berisolasi
Sehingga laju kalor secara menyeluruh dinyatakan dalam :

q U 0 . A.Tmenyeluruh
Dimana :
Uo = koefisien perpindahan kalor menyeluruh
A = luas bidang aliran kalor
Tm = beda suhu menyeluruh

B.6. Sistem dengan sumber kalor


Dinding datar dengan sumber kalor
q = kalor yang
X=0 dibangkitkan

persatuan
Tw Tw volume
x

L L
Laju aliran panas yang dibangkitkan disini sama dengan rugi kalor pada
permukaan, dan untuk mendapatkan besar suhu pusat:

qL2
To Tw
2K
Dengan cara yang sama, untuk silinder dengan sumber kalor:

qR 2
To Tw
4K
Laju aliran panas yang dibangkitkan disini sama dengan rugi kalor pada
permukaan, dan untuk mendapatkan besar suhu pusat:

2
qL
To Tw
2K
Demikian halnya untuk silinder dengan sumber kalor:

qR 2
To Tw
4K

B.7. Sistem dengan Dimensi Rangkap

Perhatikan sebuah benda dua dimensi yang dibagi atas sejumlah jenjang yang
kecil yang sama pada arah x dan y seperti terlihat pada gambar:

m,n+1

m-1,n m,n m+1,n

y
x

m,n-1
Jika x =y maka gradien suhu :

T( m 1),n T( m 1),n Tm,( n 1) Tm,( n 1) 4Tm,n 0

Laju Aliran Panas :

T
q k .x.
y
XI. MEKANIKA FLUIDA

ZA
T
1. Padat 4.
Plasma
2. Cair 5. Padat
Plastik
3. Gas
1. Fluida = zat-zat yang mampu
mengalir dan mampu
FLUID menyesuaikan diri dengan bentuk
A wadah tempatnya
2. Sifat tidak menolak terhadap
perubahan
1. Zat cair = Fluida yang non kompresibel
bentuk dan kemampuan untuk
2. Gas = Fluida yang kompresibel
mengalir
3. Tergantung dari kecepatan,
1. Fluida Statik fluida
kerapatan, diam,
gaya dalam
geser, keadaan
kekentalan
setimbangdan ukuran wadah
PLASMA merupakan perubahan dari Zat sebelumnya

PADAT PLASTIK merupakan penguraian suatu zat menjadi zat baru.

Limbah plastik Steel White Food


I. FLUIDA STATIKA
A. JENIS ALIRAN FLUIDA
B. SIFAT-SIFAT FLUIDA Statika
Fluida
B.1. Rapat massa dan berat jenis

dan
B.2. Kemampatan Fluida (K) :.

B.3. Kekentalan Fluida


B.4. Bilangan Reynold
B.5. Tekanan Fluida

P=F/A atau P = dF / dA

dengan :
P = tekanan fluida = N/m2 atau Pascal (Pa)
dA = luasan permukaan fluida (m2)
dF = gaya yang dialalmi oleh elemen dA (N)

B.6. Hubungan Tekanan dan Kedalaman ( = Tekanan total)

P = Po + .g.h

dengan :
po = tekanan di permukaan
1 atm = 76 cmHg = 1,015. 105 N/m2
B.7. Tekanan Hidrostatika tekanan yang disebabkan oleh fluida tak
bergerak

Dengan :
Ph = tekanan hidrostatis (N.m2)
g = percepatan gravitasi (m/det2)
h = kedalamam titik permukaan fluida (m)

B.8. Hukum Utama Hidrostatis


Tekanan fluida pada batas titik terendah adalah sama, secara matematik

dinyatakan dalam :
C. Hukum Archimedes. Tekanan pada suatu titik akan diteruskan
kesemua titik lain secara sama

FA = .V.g
dengan :
FA = gaya ke atas (N)
V = volume fluida yang dipindahkan (m3)

Hk.Archimedes :
Setiap benda yang berada dalam suatu Fluida, maka akan
benda tersebut akan mengalami gaya ke atas, yang disebut
dengan gaya apung sebesar berat air yang dipindahkan
C.1. Gaya Apung

Jika masa jenis benda < masa jenis fluida benda akan mengapung

atau

dengan : hc = tinggi benda yang tercelup (m)

hb = tyinggi benda (m)

b = masa jenis benda (kg/m3)

f = masa jenis fluida (kg/m3)

C.2. Gaya Melayang


C.3. Gaya Tenggelam

D. TEGANGAN PERMUKAAN ( = N/m)

D.1. Jika jarum (kawat) terapung dipermukaan zat cair


D.2. Tegangan permukaan gelembung sabun pada kawat bentuk U

E. HUKUM STOKES
dengan :

II. DINAMIKA FLUIDA


A. Persamaan Kontinuitas (Hk.Kekalan Massa)

Jumlah neto massa yang mengalir ke dalam sebuah permukaan terbatas

sama dengan pertambahan massa dalam permukaan tersebut


Q = A.v
Q1 = Q 2

m/t = (2.A2.v2).t / t = 2.A2.v2

B. Persamaan Bernoulli
Hukum Bernoulli terdiri dari : Tekanan pada fluida, energi kinetik + energi
potansial dan rugi-rugi energi karena gesekan (friction loss).
Swcara matematis Persamaan Bernoulli dinyatakan sebagai :
CUKUP SAMPAI DISINI KULIAH FISIKA DASAR.I

SELAMAT MENNEMPUH UJIAN AKHIR

SEMESTER GASAL 2012/2013

Вам также может понравиться