Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Magma adalah bahan asal batuan beku. Menurut Turner & Verhogen
(1960), magma merupakan bahan dari semua batuan yang mobil
yang terjadi secara alamiah dengan komposisi utama larutan silikat.
Lava ialah magma yang mengalir lewat kepundan gunung api
sehingga dapat diamati
Magma banyak yang membeku di bawah permukaan sehingga
hanya dapat diamati hasil/ bentuk akhirnya sebagai batuan beku,
dari mana sifat asal magma dapat diduga.
Magma dicirikan oleh:
- Komposisi silikat dominan
- Temperatur tinggi
- Mobilitas mengalir
Magma merupakan larutan kental, hanya sebagian kecil yang
berupa larutan cair. Berdasarkan origin, magma dibagi menjadi:
Magma primer (asal dari mantel, misalkan granitik, basaltik)
Magma sekunder atau anateksi (batuan) yang berubah menjadi
magma (misalkan granit anateksi)
Menurut DALY :
Granitik menyusun 95% batuan intrusif
Magma (granit, granodiorit)
Primer Basaltik (basalt) menyusun 98% batuan ekstrusif
Dari hasil analisis 5000 contoh batuan beku segar oleh Richardson
& Sneesby, terlihat bahwa kadar dominan SiO2 sebesar 52,5% &
73% adalah granit & basalt.
KOMPOSISI MINERALOGI BATUAN BEKU
Ada > 1000 mineral, tetapi yang dijumpai di dalam sebagian besar
batuan beku ( > 99% batuan beku yang ada ) sangat sedikit.
Pada p atmosferik,
Kwarsa stabil pada t s.d. 8670C
Tridimit stabil pada t 8670 14700C stabil
Kristobalit stabil pada t 14700 17130C
> 17130C larutan silika stabil (fasenya).
Larutan silika yang mengandung air akan membentuk kwarsa pada p >
1400 kg/cm2 dan t 11250C
larutan
kristobalit
T
tridimit
High Quartz
Low Quartz
P
Ke-3 polimorf silika tersusun atas tetrahedral Si-O di mana pada kwarsa
atom-atomnya lebih berdekatan dibandingkan dengan 2 mineral silika
yang lain tersebut (yang lebih terbuka) sehingga kwarsa memiliki d yang
lebih besar.
d d
kwarsa 2,65 tridimit 2,26
kristobalit 2,32 lechatelierit 2,20
Masing-masing dari ke-3 polimorf memiliki modifikasi bentuk high &
low. Perubahan bentuk modifikasi dari high ke low berjalan dengan
cepat pada temperatur transisi dan bersifat bolak-balik. Sedangkan
perubahan polimorf dari satu ke lain bentuk berjalan lambat.
Ada 2 fenomena penting sebagai berikut:
1) Apabila kristalisasi berlangsung dengan cepat (ada gas panas) meskipun
temperatur < 8670, maka kristalobalit dan /atau tridimit bisa mengkristal
walaupun di situ kwarsa berada pada fase stabil.
1) High & low quartz hanya terbentuk pada daerah kestabilan, tidak pernah pada
temperatur yang lebih tinggi.
- high quartz terbentuk pada temperatur > 573 0 dalam batuan beku sebagai
mineral pembentuk batuan
- low quartz terbentuk pada temperatur < 573 0 dalam vein kwarsa &
pegmatit
2, GRUP FELSPAR: struktur TEKTOSILIKAT
Metamorfisme adalah :
- suatu proses pelapukan yang menyebabkan terjadi rekristalisasi bahan
pembentuk batuan. Secara umum, batuan tetap solid selama
berlangsung metamorfisme. Jika terjadi proses remelting seperti
pembentukan magma maka metamorfisme berubah menjadi
magmatisme
- hasil perubahan temperatur, tekanan dan lingkungan kimiawi dalam
batuan solid
berpengaruh pada kestabilan kimia dan fisika dari sekumpulan
mineral untuk membentuk kesetimbangan baru
akan menghasilkan struktur dan mineral baru di dalam batuan
yang mengalami rekristalisasi sebagian atau rekristalisasi total
Fluida kimia aktif antara lain tersusun dari air, CO2, asam boric, asam
hidrofluoric, asam hidrochloric dan senyawa lain, pada umumnya
berasal dari magma
Jika terjadi penambahan / pengurangan bahan / material maka proses
tersebut disebut METASOMATISME
Beberapa tahap metasomatisme dapat / mungkin mengikuti sebagian
besar proses metamorfisme.
The Effect of Pressure
Pressure increases
with depth
Hydrostatic
Stress
Volume decreases
with depth
Flattened Pebbles
Normal vs. Shear Stress: Fabric Development
Original Fabric
Foliations and Lineations
Shearing
Flattening
KOMPOSISI KIMIA BATUAN METAMORF
Kestabilan adalah suatu sifat yang relatif. Contohnya Kalsit stabil pada t
dan p biasa, namun jika ditetesi HCl akan menjadi tidak stabil. Sehingga
kestabilan ditentukan tidak hanya terhadap p dan t saja tetapi juga
tergantung pada lingkungan kimiawinya. Dengan kata lain kestabilan
suatu mineral dipengaruhi oleh asosiasi mineralogi dan fluida kimia
dalam porositas.
Menurut Eskola, FASIES mineral terdiri dari semua batuan yang terbentuk
pada kondisi t dan p sama yang komposisi kimiawinya membentuk suatu
asosiasi mineral.
Dalam hal ini cara kristalisasinya bisa bervariasi
Fasies dikenali dan ditentukan dari adanya mineral kritis atau asosiasi
mineral penciri fasies tersebut yang tidak dijumpai pada fasies yang lain
Regenerasi magma tidak terjadi pada suatu t dan p terbatas, tetapi berupa
suatu kisaran di mana bisa saja prosesnya tidak selesai dan berhenti
pada suatu tahap sehingga menghasilkan batuan batuan campuran
dengan ciri campuran antara batuan beku dan batuan metamorf.
kristalisasi magma
kristalisasi pelelehan batuan asal
rekristalisasi tanpa peleburan batuan asal