Вы находитесь на странице: 1из 27

Dorkas Paranoan S.ST,S.

Pd
Higiene bronkial terdiri dari
satu atau kombinasi tindakan
berikut:
terapi inhalasi
bronkodilator
terapi aerosol
latihan napas dalam
latihan batuk
drainae postural.
Ventilasi - difusi
Tujuan
Tujuan terapi higiene bronkial
adalah menghilangkan
sekret, memperbaiki ventilasi
dan oksigenasi. Kebersihan
brokial khusus tergantung
pada adanya disfungsi paru.
Kebutuhan untuk efektivitas
berbagai modalitas higiene bronkial
harus dikaji dengan sering.

Proses evaluasi harus didasarkan


pada pengkajian fisik, foto dada,
pemeriksaan GDA dan sumber
informasi tambahan yg
diindikasikan.
1. Batuk Efektif dan Napas
Dalam
Batuk efektif adalah tindakan yang
diperlukan untuk membersihkan
sekresi.

Tujuan napas dalam dan batuk


untuk meningkatkan ekspansi
paru, mobilisasi sekresi, dan
mencegah efek samping dari
retensi sekresi (pnemonia,
atelektasis, dan demam).
Prosedur
1. Posisi duduk tegak pada tepi
tempat tidur atau kursi dengan
kaki disokong.
2. Pasien dianjurkan untuk
mengambil napas dalam perlahan,
menahan sedikitnya 2 detik, dan
mengeluarkannya perlahan.
3. Bila sekresi terauskultasi,
kemudian batuk dimulai pada
inspirasi maksimum.
spirometer : mendorong dan mengukur
jumlah napas dalam dengan memberikan
umpan balik visual segera pada pasien
Prosedur Batuk efektif

1. Inspirasi maksimal
Pengisian paru maksimal dan jalan nafas distal
Meningkatnya diameter jalan nafas
2. Tahan nafas + 2 detik
Menyiapkan ekspirasi
Penyebaran udara ke perifer paru
3. Batuk 2 X
Batuk I : melepaskan lendir
Mendorong lendir
Batuk selanjutnya untuk membuang
4. Berhenti
Untuk meningkatkan kendali
5. Inspirasi
Jangan menggunakan mulut lendir lepas ke
dalam
Prosedur Nafas Dalam
1. Teknik menahan nafas
Dengan mulut tertutup., hirup udara melalui
hidung
Ekspirasi melalui mulut dengan bibir tertutup
Lakukan ekshalasi sedikitnya 2 X
Lamanya inspirasi : 2, ekspirasi : 4

2. Pernafasan Diafragma
Letakkan dua jari di bawah Px
Dorong dengan jarinya saat menghirup dengan
lembut
gerakan yang terasa mrp gerakan diafragma

Teknik
Satu tangan di dada, satu tangan di perut
Insp. tangan di perut dorong keluar, insp. tekan
Hembuskan perlahan dengan bibir
Tangan di dada tetap pada posisinya
2. Fisioterapi Dada
Fisioterapi dada tdd drainase postural,
perkusi dada, dan vibrasi dada. Biasanya
ketiga metode digunakan pada posisi
drainase paru yg berbeda diikuti dgn napas
dlm dan batuk.
Standar posisi drainase postural berdasarkan
pada anatomi segmen paru (Gbr. 19-2).
Segmen paru pada puncak berada di atas
ketinggian bronkus u/ mendrainase.
Posisi yang benar untuk mendrainase
segmen ini adalah dengan posisi agak duduk
dengan kepala tengadah.
2. Fisioterapi Dada
Sebaliknya, dasar paru di bawah
ketinggian bronkus mendrainase
bagian bronkus.
U/ mendrainase segmen ini, tempatkan
pasien pada posisi tengkurap dengan
panggul lebih tinggi dari kepala.
U/ drainase lobus tengah kanan dan
lingula letakan pasien pada posisi
terlentang atau ke samping.
1. Perkusi dada

Perkusi dada meliputi pengetokan


dinding dada dengan tangan.
Untuk melakukan perkusi dada,
tangan dibentuk seperti mangkuk
dengan memfleksikan jari dan
meletakan ibu jari bersentuhan
dengan jari telunjuk.
Perkusi dinding dada secara mekanis
melepaskan sekret.
a. Perkusi dada
Prosedur
1.Posisi pasien tergantung pd segmen paru yg
diperkusi.
2.Handuk atau bantal dialaskan pd area yg
diperkusi, dan perkusi dilakukan selama 3
sampai 5 menit per posisi.
3.Jangan melakukan perkusi pd area spinal,
strenum, atau di bawah rongga toraks.
4.Bila dilakukan dg benar, perkusi tdk menyakiti
pasien atau membuat kulit menjadi merah.
Bunyi tepukan (sebagai lawan dengan tepukan menunjukan
posisi tangan yang benar.
b. Vibrasi

Vibrasi meningkatkan
kecepatan dan turbulen udara
ekshalasi utk menghilangkan
sekret.
Teknik ini dilakukan dgn
meletakkan tangan
berdampingan dgn jari-jari
ekstensi di atas area dada.
b. Vibrasi
Prosedur
1.Setelah pasien melakukan inhalasi
dalam, ia melakukan ekshalasi
perlahan.
2.Selama ekshalasi dada divibrasi dgn
kontraksi dan relaksasi cepat pada
otot lengan dan bahu Anda.
3.Vibrasi digunakan sebagai ganti
perkusi bila dinding dada nyeri
sekali.
c. Drainase postural

Drainase postural adalah


pemberian posisi terapeutik pada
pasien untuk memungkinkan
sekresi paru mengalir
berdasarkan gravitasi ke dalam
bronkus mayor dan trakea.
Saat didrainase, sekresi ini
kemudian diencerkan.
c. Drainase postural
Prosedur
1.Posisi dimana pasien ditempatkan
tergantung pada segmen paru mana
yang terganggu.
2.Segmen yang didrainase ditempatkan
setinggi mungkin dan bronkus utama
severtikal mungkin.
3.Pasien harus dimonitor dengan cermat
pada saat posisi kepala di bawah thd
adanya aspirasi, dipsnea, atau aritmia.
Pasien dengan penyakit paru unilateral
diberi posisi dgn paru yg baik di bawah.
Penempatan pd posisi ini, perfusi dan
ventilasi paru akan lebih baik.
Pemberian posisi pd paru yg "jelek" di
bawah akan menyebabkan hipoksemia
dgn ketidakcocokan serta, pirau
ventilasi/perfusi. Namun, bila paru yg
"jelek" mengalami abses paru, posisi yg
lebih baik adalah di bawah.
Bila paru abses pd posisi gravitasi, isi
purulennya dpt mengalir ke paru yang
lain. Paru yg sehat kemudian dpt
terkontaminasi o/ paru abses, dan
pertukaran gas akan dipengaruhi.
3. Terapi Aerosol
Bronkodilator
Tujuan
Tujuan terapi bronkodilator
adalah u/ merelaksasi jln
napas, mobilisasi sekresi, dan
menurunkan edema mukosa.

Terdapat banyak metode untuk


memberikan terapi bronkodilator
(Gbr. 19-3).
Tanpa memperdulikan mode
pemberiannya, pengkajian
sebelum, selama, dan sesudah
terapi adalah penting.
Pengkajian sebelum dan sesudah tindakan
meliputi
pengukuran spirometri (VT),
bunyi napas,
nadi, dan
frekwensi pernapasan.

Nadi dan RR umumnya meningkat selama terapi


bronkodilator dan dpt tetap tinggi slm lebih 1- 2 jam
setelah tindakan.

Pengukuran GDA dapat dilakukan tetapi tidak


dilakukan untuk menggantikan pengkajian lain.
Tujuan evaluasi penting, tetapi informasi
subjektif juga perlu dibuat.

Bagaimana perasaan pasien?


Apakah pernapasan menjadi lebih baik dari
sebelum tindakan?
Dapatkah pasien merasakan gerakan udara atau
obat pada bagian bawah paru?
Berapa lama efektivitas tindakan berakhir?
Apakah bila ada, efek samping (palpitasi,
ketidakmampuan berkonsentrasi, peningkatan
frekwensi jantung, gugup)
Berapa lama gejala ini beraakhir.)
4. Pelembaban Inhalasi
Tujuan utama pelembaban
inhalasi adalah hidrasi thd
mekanisme bersihan
mukosilia normal dan
pengenceran sekret.
Hal-hal yg perlu diperhatikan

Hidrasi sistemik adekuat penting


utk mendapatkan hasil optimal pd
pelembaban inhalasi.
Klien hrs bernafas secara aktif,
diikuti oleh tahanan napas utk
memungkinkan pelepasan partikel
aerosol dan kemudian melakukan
ekshalasi penuh dgn perlahan.
Atur posisi yg paling efektif
(harus diketahui adanya faktor risiko seperti
fraktur vertebra tak stabil yg menjadi
kontraindikasi) utk memaksimalkan ventilasi
dan selain itu juga menahan pelepasan partikel
aerosol.
Hal-hal yg perlu diperhatikan

Bahaya potensial meliputi


spasme bronkus pada pasien dengan
hiperaktif jalan napas dan
infeksi karena kontaminasi alat.

Keberhasilan terapi pelembaban inhalasi


bergantung bersihan sekresi dgn batuk
kuat dan terus menerus.

Вам также может понравиться