Вы находитесь на странице: 1из 55

Definisi, Adalah analisis kimia dimana terjadi

endapan, yang perhitungannya berdasarkan

volume zat-zat yang bereaksi


1
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Argentometri yaitu, titrasi yang menyangkut
penggunaan larutan AgNO3, makin kecil
kelarutan garam yang terbentuk, makin
sempurna reaksi titrasi
Reaksi dasar :
AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO3
2
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Argentometri dibedakan berdasarkan indikator
yang dipakai untuk penentuan titik akhir menjadi tiga macam:

Indikator Fe3+
Indikator K2CrO4 Titran KSCN atau NH4SCN
Titran AgNO3 Titrasi langsung untuk Indikator adsorpsi
Titrasi langsung untuk menentukan garam perak Titran AgNO3
menentukan garam klorida, Titrasi kembali untuk menentukan pH tergantung pada macam
Titrasi kembali untuk menentukan garam klorida, bromida, iodida, anion dan indikator yang
garam perak tiosianat dipakai
pH 6 -10 pH kira-kira 3 pH 7 - 10

3
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
CARA MOHR CARA VOLHARD CARA FAJANS

AgNO3 KSCN /
NH4SCN AgNO3
K2CrO4 Indikator Fe3+ Cl-
Cl- Ag+ (langsung)
Indikator adsorpsi
Cl-, Br- atau SCN-
(kembali) 4
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Adalah aluran volume titran pada sumbu x dan pAg
atau pX ( X = anion yang diendapkan oleh Ag+) pada
sumbu y 1. Keadaan awal,
pX = - log [NaX]
2. Sebelum titik akhir
Ag+ + X- AgX
y (a-n) + y (n-y)
a = mmol X mula-mula
n = mmol Ag+ yang telah
ditambahkan = jumlah AgX yang
mengendap
y = mmol Ag+ yang tidak
terendapkan akibat kesetimbangan
(y) (a-n+y)
Ksp AgX = ---- . ----------
v v
Selama titrasi jauh dari titik ekivalen,
y << (a-n), dapat diabaikan, makin
dekat titik ekivalen, y tidak dapat
diabaikan terhadap (a-n)
5
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
3. Pada titik ekivalen

[Ag+] = [X-] = VKsp AgX

4. Lewat titik ekivalen


Terdapat kelebihan titran Ag+ ,
sehingga :
Ag+ + X- AgX
(n-a) y y

Dekat titik ekivalen (n-a) kecil, y


dihitung dari persamaan kuadrat,
setelah jauh dari titik ekivalen, y dapat
diabaikan

6
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
CONTOH:
Larutan NaCl 0,1 M sebanyak 50 ml
dititrasi dengan AgNO3 0,1 M.
Hitunglah konsentrasi ion klorida pada selang
selang selama titrasi
Gambarkan kurva titrasi pCl vs ml AgNO 3
pCl = - log [Cl-] Ksp AgCl = 1x10-10

7
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
a. Awal titrasi
[Cl-] = 0,1 M
pCl = 1
b. Setelah penambahan 10 ml AgNO 3
[(50x0,1)-(10x0,1)] mmol
[Cl-] = -----------------------------------
(50 + 10) ml
= 0,067 mmol/ml pCl = 1,17
8
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
c. Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3
[(50 x0,1) (49,9x0,1)] mmol
[Cl-] = --------------------------------------
(50 + 49,9)ml
= 1,0 x 10-4 mmol/ml
pCl = 4

9
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
d. Pada titik ekivalen
[Ag+] = [Cl-)
Ksp = [Ag+] [Cl-]
[Cl-]2 = 1,0x10-10
[Cl-] = 1,0x10-5 M
pCl = 5

10
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
e. Setelah penambahan 60 ml AgNO3
[(60x0,1) (10x0,1)] mmol/ml
[Ag+] = ----------------------------------------
(60 10) ml
[Ag+] = 9,1x10-3 M
pAg = 2,04
pCl + pAg = 10
pCl = 7,96

11
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI

12
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI

pCl-

13
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI

pAg+

14
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
15
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
AgNO3

K2CrO4

Cl-

16
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Pada titik akhir, terjadi reaksi antara indikator
dengan titran menghasilkan endapan merah bata

Pada analisis Cl- , mula-mula terjadi reaksi


Ag+ + Cl- AgCl (a)
Pada titik akhir, terjadi reaksi antara titran dan indikator
2 Ag+ + CrO4= Ag2CrO4.(b)

Konsentrasi CrO4= yang ditambahkan


harus dihitung berdasarkan Ksp AgCl
dan Ksp Ag2CrO4

17
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Berapakah CrO4= agar endapan Ag2CrO4 terjadi tepat
pada titik ekivalen ?

[Ag+] = [Cl-] = VKsp AgCl


= V 1,78 x 10-10 = 1,33 x 10-5 M
Bila Ag2CrO4 harus mengendap pada titik ekivalen, kedua
kesetimbangan (a) dan (b) harus berlangsung
Ksp Ag2CrO4 = [Ag+]2 [CrO4=] = 1,29 x 10-12
= (1,33 x 10-5)2 [CrO4=]
1,29 x 10-12
[CrO4=] = ----------------- = 0,0072 M
(1,33 x 10-5)2
18
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dalam penggunaan sesungguhnya ternyata [CrO4=] = 0,007 M
terlalu besar
Warna larutan terlalu kuning
Perubahan warna pada titik akhir sulit diamati
Konsentrasi optimal CrO4= adalah 2,5 x 10-3 M
Untuk itu [Ag+] harus > 1,33 x 10-5 M, guna memenuhi
nilai Ksp ( Ksp = [Ag+]2[CrO4=])
[Ag+] harus diperbesar lagi agar endapan cukup banyak
dan nampak
Didapatkan endapan merah sebagai indikator

19
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
1). Konsentrasi CrO4= yang digunakan
harus dapat membentuk endapan indikator
tidak jauh dari titik ekivalen

2). Ag2CrO4 harus lebih mudah larut


dari endapan analat
Kalau tidak ??
maka indikator mengendap
lebih dulu dari analat

20
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
Contoh:
Titrasi CO3= dengan Ag+
Ag2CO3 (pKsp= 11,25)
lebih mudah larut dari Ag2CrO4
[Ag+]2[CO3=] = 10-11,25
[Ag+]2[CrO4=] = 10-11,89
Bila indikator mulai mengendap setelah analat
maka berlaku kedua kesetimbangan , [Ag+] sama
[CrO4=] 10-11,89
----------- = ------------- = 0,23
[CO3=] 10-11,25
21
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:

Endapan indikator akan mulai timbul


kalau konsentrasinya 0,23 x sisa analat
Bila analat hanya sedikit (konsentrasi awal kecil)
maka titk akhir timbul sebelum analat habis

Jika [CrO4=] = 0,002 M (seperti pada titrasi Cl-)


maka pada titik akhir [CO3=] = 8,7 x 10-3 M
sedang pada titik ekivalen seharusnya 1,12 x 10-4 M
Jadi titk akhir terlalu cepat karena Ag2CrO4 lebih
sukar larut daripada Ag2CO3
22
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:

3). Untuk analat yang berbeda digunakan


konsentrasi indikator yang berbeda pula
agar titik akhir tidak terlalu jauh dari
titik ekivalen

23
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
Misalnya titrasi Cl- maupun I- menggunakan [CrO4=] 0,02 M
Untuk titrasi Cl- (pKsp AgCl = 9,75)
titik akhir jatuh pada konsentrasi Cl- = 0,7 x 10-5 M
titik ekivalen, konsentrasi Cl- = 1,33 x 10-5 M
titik akhir amat mendekati titik ekivalen
walaupun agak terlambat
Untuk titrasi I- (pKsp AgI = 16,01)
titik akhir pada 3,85 x 10-12 M
titik ekivalen = 9,9 x 10-9 M
titik akhir terlalu terlambat
24
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:

Perhitungan pada saat indikator mengendap


(Ksp Ag2CrO4)1/2
[Ag+] = ---------------------
[CrO4]1/2
= (10-11,89 : 0,002)1/2 = 10-4,596
[Ag+][I-] = Ksp AgI = 10-16,01
maka : [I-) = 10-16,01 : 10-4,596 = 3,85 x 10-12
seharusnya [I-] = [Ag+]
= (10-16,1)1/2
= 10-8,005 = 9,89 x 10-9
25
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:

Pengaturan pH penting
pH tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi
Bila pH terlalu tinggi , terbentuk endapan AgOH
selanjutnya terurai
Reaksi:
Ag+ + OH- AgOH Ag2O + H2O
AgOH Ag2O + H2O

26
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:

Bila pH terlalu rendah, ion CrO4= sebagian


berubah menjadi Cr2O7=
Reaksi:
2 H+ + 2 Cr2O4= Cr2O7= + H2O
Terjadi pengurangan [CrO4=], menyebabkan
tidak timbul endapan atau sangat lambat
27
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Selama titrasi Mohr, larutan harus diaduk dengan baik
Bila tidak, secara lokal terjadi kelebihan titran yang
menyebabkan indikator mengendap sebelum titik ekivalen
dan dioklusi oleh endapan AgCl yang terbentuk kemudian
sehingga titik akhir menjadi tidak tajam

Cara Mohr tidak sebaik cara Volhard dan cara Fajans


tapi masih digunakan untuk titrasi ion-ion Cl- dan Br-

28
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
29
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KSCN /
NH4SCN

Indikator
Fe3+

Ag+ (titrasi langsung)

Cl-, Br- atau SCN-


(titrasi kembali)

30
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Titran adalah KSCN atau NH4SCN
Indikator yaitu larutan jenuh besi (III) amonium-
sulfat dalam HNO3 1 M, disebut indikator Fe3+
Pada titik ekivalen terjadi reaksi antara titran dan
Ag+ membentuk endapan putih

Reaksi:
Ag+ + SCN- AgSCN (putih)

31
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Sedikit kelebihan titran bereaksi dengan indikator
membentuk ion kompleks berwarna merah

Reaksi:
SCN- + Fe3+ FeSCN++

Titrasi langsung untuk menentukan SCN- atau Ag+

Titrasi kembali untuk penentuan Cl-, Br- atau I-

32
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
TITRASI KEMBALI

Pada larutan X- ditambahkan Ag+ berlebih


(jumlah Ag+ seluruhnya diketahui)
Titrasi dengan SCN- untuk menentukan
kelebihan Ag+
Jumlah Ag+ yang bereaksi dengan X-
(jumlah X-) adalah, jumlah total Ag+ - jumlah Ag+ yang
bereaksi dengan SCN-

33
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
TITRASI KEMBALI

Kemungkinan reaksi:
Ag+ (berlebih) + X- AgX
Ag+ (kelebihan) + SCN- (titran) AgSCN
SCN- + AgX X- + AgSCN

Jika ini terjadi, terdapat kelebihan titran yang


bereaksi, dan juga indikator, pada titik akhir
melemah warnanya
Reaksi akan mengarah ke kanan, bila kelarutan
AgX > dari kelarutan AgSCN
34
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Konstanta kesetimbangan titrasi

Ksp AgX
K = -------------------
Ksp AgSCN

35
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Konstanta kesetimbangan titrasi
Misalnya dalam titrasi Cl-
Endapan AgCl bereaksi dengan titran sebagai berikut :
AgCl + SCN- AgSCN + Cl-

Konstanta kesetimbangan reaksi :

[Cl-] [Cl-][Ag+] Ksp AgCl


K = ------------- = ------------------- = ---------------- =
[SCN-] [SCN-][Ag+] Ksp AgSCN

1,82 x 10-10
= ----------------- = 1,7 x 102
1,1 x 10-12
36
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Agar dapat terlihat
[Fe(SCN-)2+] minimum 6,4 x 10-6 M
[Fe3+] yang umum dipakai kira-kira 0,01 M

[Fe(SCN2+)] 6,4 x 10-6


K = ------------------ = --------------- = 1,7x 102
[Fe3+][SCN-] 0,01 [SCN-]

[SCN-] = 4,6 x 10-6 M

37
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
[Cl-]
K = ------------- = 1,7 x 102
[SCN-]

[Cl-] = K [SCN-] = 1,7 x102 x 4,6 x 10-6

= 7,8 x 10-4 M

38
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Menghitung kelebihan volume titran :
Bila volume total pada akhir titrasi 100 ml
Kelebihan SCN- 0,1 M adalah ;
7,8x10-4 x 100
--------------------- = 0,8 ml
0,1

Dalam kenyataannya
Kelebihan titran sering lebih besar
Semakin besar kelarutan AgX dibanding
kelarutan AgSCN, semakin besar
kesalahan titrasi

39
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Kesalahan titrasi akibat titran berlebih

Dapat dihindari dengan :


1). Menghindari penentuan X- yang kelarutan endapannya
terlalu besar
2). X- yang kelarutan AgX nya lebih besar, maka AgX diisolasi
dengan cara berikut :

40
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Kesalahan titrasi akibat titran berlebih

a. AgX disaring, dicuci, filtrat dititrasi, cara ini efektif


tapi tidak efisien karena menambah pekerjaan
b. Setelah terjadi AgX, larutan ditambah nitrobenzen,
akan membungkus endapan AgX bila dikocok
c. Jika AgX larut dalam asam kuat encer, endapan disaring,
dicuci dan dilarutkan dalam asam, larutan ini yang
dititrasi, bukan kelebihan Ag+ yang dicari melainkan
banyaknya Ag+ yang terikat oleh oleh X-
Yang larut dalam asam kuat encer adalah:
Ag2(COO)2, Ag2CO3, Ag3PO4, Ag2CrO4 dan Ag3AsO4
41
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Kesalahan titrasi akibat titran berlebih

3). Menggunakan [Fe3+] lebih besar


sehingga [SCN-] pada titik ekivalen
sangat rendah untuk bereaksi
dengan AgX, karena terkompleks
oleh indikator

42
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Karena titran bereaksi dengan titrat
dan indikator
Berapa konsentrasi indikator
agar terjadi perubahan warna tepat
(atau tidak jauh) pada titik ekivalen

43
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Konstanta kestabilan kompleks FeSCN2+ = 142
Pada titik ekivalen:
mmol Ag+ = mmol SCN-
mlmol Ag+ (dalam endapan) mmol SCN- (dalam endapan)
+ mmol Ag+ (dalam larutan) = + mmol FeSCN2+ (dalam larutan)
mmol Ag+ (dalam endapan) = mmol SCN- (dalam endapan)
Sehingga dalam larutan :
[Ag+] = [SCN-] + [FeSCN2+]

(1,01 x 10-12)
-------------------- = [SCN-] + 6,4 x 10-6 M
[SCN-]

44
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
[FeSCN2+] = 6,4 x 10-6 M adalah
konsentrasi minimum agar warna dapat dilihat

[SCN-] dihitung dari persamaan kuadrat, didapat = 1,63 x 10-7 M


Dari konstanta kestabilan FeSCN2+ dapat dihitung:
[FeSCN2+]
[Fe3+] = ------------------= 0,27 M
142 x [SCN-]
Dalam praktek, konsentrasi indikator bisa < 0,27 M- 0,01 M
Nilai ini tidak menyebabkan kesalahan berarti
Jika [Fe3+] > 0,2 M, warna kuning Fe3+ mengganggu pengamatan
warna merah dari komplek FeSCN2+

45
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Penerapan Cara Volhard
Untuk penentuan secara
tidak langsung ion-ion halida
Kondisi asam dalam titrasi
menguntungkan karena
menghilangkan gangguan ion
karbonat, oksalat dan arsenat
(larut dalam asam)

46
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
47
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
AgNO3

Cl-

Fluoresein
(indikator adsorpsi)

48
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI

Indikator adsorpsi adalah:


zat yang dapat diserap
pada permukaan endapan
dan menyebabkan timbulnya
warna
Penyerapan ini dapat diatur
agar terjadi pada titik
ekivalen dengan cara:
memilih indikator
mengatur pH
49
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI

Cara kerja indikator adsorpsi:


Fluoresein (HFI) dalam titrasi Cl-
Dalam larutan, fluoresein berwarna kuning
Terionisasi, HFI H+ + FI-
Ion FI- diserap oleh endapan AgCl
Endapan menjadi merah muda
Endapan harus berukuran koloid, agar permukaan endapan
seluas mungkin, hingga memudahkan pengamatan warna
Penyerapan indikator terjadi, jika koloid bermuatan positif
(kelebihan Ag+)
50
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI

Tahap pertama dalam titrasi


Endapan AgCl mengadsorpsi
ion Cl-
partikel koloid bermuatan negatif
Menjelang TE, Cl- tinggal sedikit
dan dilepaskan karena bereaksi
dengan titran
Pada TE, partikel koloid netral

51
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI

Satu tetes titran setelah TE


menyebabkan partikel koloid
bermuatan positif
FI- diserap oleh endapan,
warna merah muda timbul

52
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI

Pengamatan pada titik akhir :


a. Endapan yang mula-mula putih menjadi merah muda
b. Larutan yang mula-mula keruh menjadi lebih jernih
c. Larutan yang semula kuning hijau menjadi hampir
tidak berwarna

53
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI

Reaksi keseimbangan indikator:


HFI H+ + FI-
Konsentrasi FI- sangat dipengaruhi pH
Makin rendah pH, reaksi makin ke kiri
FI- berkurang, pengamatan titik akhir sulit
Penggunaan fluoresein pada pH 7- 8

54
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
55
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis

Вам также может понравиться