Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Indikator Fe3+
Indikator K2CrO4 Titran KSCN atau NH4SCN
Titran AgNO3 Titrasi langsung untuk Indikator adsorpsi
Titrasi langsung untuk menentukan garam perak Titran AgNO3
menentukan garam klorida, Titrasi kembali untuk menentukan pH tergantung pada macam
Titrasi kembali untuk menentukan garam klorida, bromida, iodida, anion dan indikator yang
garam perak tiosianat dipakai
pH 6 -10 pH kira-kira 3 pH 7 - 10
3
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
CARA MOHR CARA VOLHARD CARA FAJANS
AgNO3 KSCN /
NH4SCN AgNO3
K2CrO4 Indikator Fe3+ Cl-
Cl- Ag+ (langsung)
Indikator adsorpsi
Cl-, Br- atau SCN-
(kembali) 4
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Adalah aluran volume titran pada sumbu x dan pAg
atau pX ( X = anion yang diendapkan oleh Ag+) pada
sumbu y 1. Keadaan awal,
pX = - log [NaX]
2. Sebelum titik akhir
Ag+ + X- AgX
y (a-n) + y (n-y)
a = mmol X mula-mula
n = mmol Ag+ yang telah
ditambahkan = jumlah AgX yang
mengendap
y = mmol Ag+ yang tidak
terendapkan akibat kesetimbangan
(y) (a-n+y)
Ksp AgX = ---- . ----------
v v
Selama titrasi jauh dari titik ekivalen,
y << (a-n), dapat diabaikan, makin
dekat titik ekivalen, y tidak dapat
diabaikan terhadap (a-n)
5
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
3. Pada titik ekivalen
6
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
CONTOH:
Larutan NaCl 0,1 M sebanyak 50 ml
dititrasi dengan AgNO3 0,1 M.
Hitunglah konsentrasi ion klorida pada selang
selang selama titrasi
Gambarkan kurva titrasi pCl vs ml AgNO 3
pCl = - log [Cl-] Ksp AgCl = 1x10-10
7
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
a. Awal titrasi
[Cl-] = 0,1 M
pCl = 1
b. Setelah penambahan 10 ml AgNO 3
[(50x0,1)-(10x0,1)] mmol
[Cl-] = -----------------------------------
(50 + 10) ml
= 0,067 mmol/ml pCl = 1,17
8
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
c. Setelah penambahan 49,9 ml AgNO3
[(50 x0,1) (49,9x0,1)] mmol
[Cl-] = --------------------------------------
(50 + 49,9)ml
= 1,0 x 10-4 mmol/ml
pCl = 4
9
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
d. Pada titik ekivalen
[Ag+] = [Cl-)
Ksp = [Ag+] [Cl-]
[Cl-]2 = 1,0x10-10
[Cl-] = 1,0x10-5 M
pCl = 5
10
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
e. Setelah penambahan 60 ml AgNO3
[(60x0,1) (10x0,1)] mmol/ml
[Ag+] = ----------------------------------------
(60 10) ml
[Ag+] = 9,1x10-3 M
pAg = 2,04
pCl + pAg = 10
pCl = 7,96
11
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
12
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
pCl-
13
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KURVA TITRASI
ARGENTOMETRI
pAg+
14
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
15
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
AgNO3
K2CrO4
Cl-
16
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Pada titik akhir, terjadi reaksi antara indikator
dengan titran menghasilkan endapan merah bata
17
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Berapakah CrO4= agar endapan Ag2CrO4 terjadi tepat
pada titik ekivalen ?
19
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
1). Konsentrasi CrO4= yang digunakan
harus dapat membentuk endapan indikator
tidak jauh dari titik ekivalen
20
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
Contoh:
Titrasi CO3= dengan Ag+
Ag2CO3 (pKsp= 11,25)
lebih mudah larut dari Ag2CrO4
[Ag+]2[CO3=] = 10-11,25
[Ag+]2[CrO4=] = 10-11,89
Bila indikator mulai mengendap setelah analat
maka berlaku kedua kesetimbangan , [Ag+] sama
[CrO4=] 10-11,89
----------- = ------------- = 0,23
[CO3=] 10-11,25
21
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
23
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
Misalnya titrasi Cl- maupun I- menggunakan [CrO4=] 0,02 M
Untuk titrasi Cl- (pKsp AgCl = 9,75)
titik akhir jatuh pada konsentrasi Cl- = 0,7 x 10-5 M
titik ekivalen, konsentrasi Cl- = 1,33 x 10-5 M
titik akhir amat mendekati titik ekivalen
walaupun agak terlambat
Untuk titrasi I- (pKsp AgI = 16,01)
titik akhir pada 3,85 x 10-12 M
titik ekivalen = 9,9 x 10-9 M
titik akhir terlalu terlambat
24
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
Pengaturan pH penting
pH tidak boleh terlalu rendah atau terlalu tinggi
Bila pH terlalu tinggi , terbentuk endapan AgOH
selanjutnya terurai
Reaksi:
Ag+ + OH- AgOH Ag2O + H2O
AgOH Ag2O + H2O
26
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Dari pengertian Ksp dan kelarutan jelas:
28
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
29
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
KSCN /
NH4SCN
Indikator
Fe3+
30
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Titran adalah KSCN atau NH4SCN
Indikator yaitu larutan jenuh besi (III) amonium-
sulfat dalam HNO3 1 M, disebut indikator Fe3+
Pada titik ekivalen terjadi reaksi antara titran dan
Ag+ membentuk endapan putih
Reaksi:
Ag+ + SCN- AgSCN (putih)
31
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Sedikit kelebihan titran bereaksi dengan indikator
membentuk ion kompleks berwarna merah
Reaksi:
SCN- + Fe3+ FeSCN++
32
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
TITRASI KEMBALI
33
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
TITRASI KEMBALI
Kemungkinan reaksi:
Ag+ (berlebih) + X- AgX
Ag+ (kelebihan) + SCN- (titran) AgSCN
SCN- + AgX X- + AgSCN
Ksp AgX
K = -------------------
Ksp AgSCN
35
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Konstanta kesetimbangan titrasi
Misalnya dalam titrasi Cl-
Endapan AgCl bereaksi dengan titran sebagai berikut :
AgCl + SCN- AgSCN + Cl-
1,82 x 10-10
= ----------------- = 1,7 x 102
1,1 x 10-12
36
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Agar dapat terlihat
[Fe(SCN-)2+] minimum 6,4 x 10-6 M
[Fe3+] yang umum dipakai kira-kira 0,01 M
37
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
[Cl-]
K = ------------- = 1,7 x 102
[SCN-]
= 7,8 x 10-4 M
38
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Menghitung kelebihan volume titran :
Bila volume total pada akhir titrasi 100 ml
Kelebihan SCN- 0,1 M adalah ;
7,8x10-4 x 100
--------------------- = 0,8 ml
0,1
Dalam kenyataannya
Kelebihan titran sering lebih besar
Semakin besar kelarutan AgX dibanding
kelarutan AgSCN, semakin besar
kesalahan titrasi
39
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Kesalahan titrasi akibat titran berlebih
40
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Kesalahan titrasi akibat titran berlebih
42
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Karena titran bereaksi dengan titrat
dan indikator
Berapa konsentrasi indikator
agar terjadi perubahan warna tepat
(atau tidak jauh) pada titik ekivalen
43
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Konstanta kestabilan kompleks FeSCN2+ = 142
Pada titik ekivalen:
mmol Ag+ = mmol SCN-
mlmol Ag+ (dalam endapan) mmol SCN- (dalam endapan)
+ mmol Ag+ (dalam larutan) = + mmol FeSCN2+ (dalam larutan)
mmol Ag+ (dalam endapan) = mmol SCN- (dalam endapan)
Sehingga dalam larutan :
[Ag+] = [SCN-] + [FeSCN2+]
(1,01 x 10-12)
-------------------- = [SCN-] + 6,4 x 10-6 M
[SCN-]
44
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
[FeSCN2+] = 6,4 x 10-6 M adalah
konsentrasi minimum agar warna dapat dilihat
45
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
Penerapan Cara Volhard
Untuk penentuan secara
tidak langsung ion-ion halida
Kondisi asam dalam titrasi
menguntungkan karena
menghilangkan gangguan ion
karbonat, oksalat dan arsenat
(larut dalam asam)
46
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
47
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
AgNO3
Cl-
Fluoresein
(indikator adsorpsi)
48
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI
51
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI
52
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI
53
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
INDIKATOR ADSORPSI
54
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis
55
Em Yarti Syarbaini Kimia Analisis