Вы находитесь на странице: 1из 23

METODE

EKSTRAKSI
RAHMAT IBRAHIM ( 201310410311024 )
ASFIYAH ( 201310410311067 )
MARSELLAFITEIASARI ( 201310410322068 )
AMALIA RACHMAYANTI ( 201310410311071 )
AZARIA RUSYDIANASARI ( 201310410311096 )
ONELIA ISTIGHFARIN SYAHRANI ( 201410410311226 )
NABELA R ( 201410410311228 )
DEVINTA RAHMAYANTI ( 201410410311229)
Pendahuluan

Indonesia merupakan salah satu negara


dengan kekayaan hayati terbesar yang memiliki
lebih dari 30.000 spesies tanaman tingkat
tinggi. WHO pada tahun 2008 mencatat bahwa
68% penduduk dunia masih menggantungkan
sistem pengobatan tradisional yang mayoritas
melibatkan tumbuhan untuk menyembuhkan
penyakit dan lebih dari 80% penduduk dunia
menggunakan obat herbal untuk mendukung
kesehatan mereka (Saifuddin, dkk., 2011).
Untuk mendukung hal tersebut, maka dilakukan penelitian
ilmiah hingga proses produksi. Salah satu metode yang
digunakan adalah metode ekstraksi. Adapun beberapa target
ekstraksi, diantaranya (Sarker SD, dkk., 2006):
Senyawa bioaktif yang tidak diketahui
Senyawa yang diketahui ada pada suatu organisme
Sekelompok senyawa dalam suatu organisme yang
berhubungan secara struktural.
Jenis-jenis Metode
Ekstraksi

Metode Ekstraksi

Pemisahan Senyawa
Ultrasound -
Reflux dan Destilasi Kromatografi Lapis
Masersi Assisted Solvent Perkolasi Soxhlet
Uap Tipis (Thin Layer
Extraction
Chromatography)
Lanjutan

Metode Ekstraksi

Flash Metode
Chromatography Identifikasi Spektrofotometer Spektrofotometer
Fraksinasi Isolasi Senyawa
Column golongan UV IR
(Sepacore) senyawa
Dari beberapa metode tersebut kami akan
menjelaskan tentang Metode Maserasi
Maserasi merupakan metode sederhana yang
paling banyak digunakan. Cara ini sesuai, baik
untuk skala kecil maupun skala industri.
(Agoes,2007). Metode ini dilakukan dengan
memasukkan serbuk tanaman dan pelarut yang
sesuai ke dalam wadah inert yang tertutup rapat
pada suhu kamar.
Hasil dan Pembahasn

A. Maximizing total phenolics, total


flavonoids and antioxidant activity of
moringa oleifera leaf extract
Tujuan ekstrak adalah untuk mengetahui
metode ekstraksi yang terbaik untuk memperoleh
kadar fenolik dan flavonoid maksimal dari
tanaman Moringa oleifera L. . Metode yang
digunakan adalah meremas, merebus, maserasi,
perlokasi dan ekstaksi soxhlet langsung dari daun
segar dan kering M. oleifera. Metode ekstraksi
dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol
50% dan 70% (v/v), kecuali metode meremas dan
rebusan yang menggunakan air. (sumber :
Hasil
Hasil ekstrak kering, kandungan total senyawa fenolat dan
jumlah senyawa flavonoid ditunjukkan pada Tabel 1. Metode
rebusan memberikan hasil tertinggi, sedangkan dengan
metode meremas memberikan hasil terendah.

Tabel 1. Menunjukkan jumlah ekstrak kering, total senyawa fenolik,


total senyawa flavonoid, asam kripto-klorogenik dan isoquercetin.
Bagian yang tebal menunjukkan metode ekstraksi yang paling cocok.
Tabel 2. Menunjukkan hasil dari DPPH, FRP assay, Viabilitas sel dan ROS
dari ektrak daun M. oleifera dan kandungan dari senyawa utamanya.

Maserasi dengan etanol 50% dan 70% pada daun kering mendorong
extrak dengan total fenolik paling maksimal (13,23 g asam klorogenik
setara /100 g ekstrak) dan total flavonoid (6,20 g asam klorogenik setara /
100g ekstrak). Maserasi dengan etanol 50% dan 70% menunjukkan
aktivitas DPPH dan nilai FRP tertinggi (51,50 mmol FeSO4 setara /100 g
ekstrak). Pada konsentrasi 100 g /mL, ekstrak secara signifikan dapat
mengurangi jumlah relatif ROS. Dengan mempertimbangkan berbagai
faktor yang terlibat dalam proses ekstraksi, maserasi dengan etanol 50%
dan 70% lebih menguntungkan dari metode lain karena lebih sederhana,
nyaman, ekonomis dan bisa mendapatkan fenolat dan flavonoid dengan
aktivitas antioksidan tertinggi.

( sumber : Vongsak, Boonyadist and co. 2012. Maximizing total phenolic,


total flavonoids content and antioxidant activity of Morginga oleifera leaf
extract by the appropiate extraction method. Bangkok, Thailand. Elsevier
B. Ultrasonik Sebagai Alat Bantu Ekstraksi Oleoresin Jahe
Proses ekstraksi menggunakan bantuan ultrasonik
menghasilkan rendemen 7,434% dalam waktu 4 jam,
sedangkan rendemen yang hampir sama diperoleh
dalam waktu 7 jam untuk ekstraksi soxhlet.
Rendemen oleoresin pada ukuran bahan 10 mesh
lebih tinggi dibandingkan dengan ukuran bahan lainnya
dengan rendemen berkisar antara 6,328-7,813%. Hal ini
diduga disebabkan bahan baku dengan ukuran 10 mesh
mempunyai lebih banyak serat yang merupakan jaringan
kortek (bagian luar) yang kandungan oleoresinnya lebih
banyak dibandingkan dengan ukuran lainnya.
(sember :
C. Pengaruh Pengolahan Thermal dan Maserasi pada
Kegiatan antioksidan Kacang Putih
Tujuan dari ekstrak adalah dapat mengetahui efek dari
pengolahan termal dan maserasi pada fenolik dengan profil asam
dan flavonoid dan konten dan aktivitas antioksidan pada biji putih.
Bean (Phaseolus vulgaris L.), regangan G-2358 (putih), adalah
dipisahkan menjadi enam bagian, empat yang dimasak dan dua
yang mentah. Kacang dianalisis baku dan diproses termal
(dimasak). Kacang digunakan untuk analisis dibagi menjadi tiga
kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berisi dua bagian:
pengobatan 1 kacang mentah digunakan; pengobatan 2 terdiri dari
maserasi Selama10 jam dalam air suling, dengan penggantian air
berikutnya dan memasak di autoclave pada 121uC selama 10 menit
dan pengobatan 3 terdiri dari kacang masakan dalam autoclave
pada 121uC selama 10 menit. Setelah masakan, sampel lyophilised
dan disimpan di 4uC. Kacang dimasak dan mentah tanah di
penggiling pisau dan disaring melalui 30 jala sampai mereka
menjadi dedak, di sama kondisi sebelum analisis.
Adapun beberapa tahapan selanjutnya yaitu sebagai berikut :
Hasil dari Pengaruh Pengolahan Thermal dan Maserasi pada Kegiatan antioksidan Kacang Putih :

Penentuan kapasitas antioksidan menggunakan radikal DPPH


Hasil ini sama dengan yang dilaporkan oleh Rocha- Guzman
et al. , yang menyimpulkan bahwa kacang panggang memiliki
kapasitas yang lebih tinggi dari menghilangkan radikal bebas
dibandingkan dengan baku kacang-kacangan.

Figure 1. Antioxidant activity (mg TEAC g21 extract) measured, using DPPH,
of crude extracts and fractions of polyphenols in raw, cooked, cooked and
macerated white beans.
Penentuan kapasitas antioksidan menggunakan radikal ABTS
Hasil aktivitas antioksidan biji mentah dan dimasak, dengan
atau tanpa maserasi, yaitu lebih tinggi untuk ekstrak kulit
(40,74-46,69 kali lebih efektif dibandingkan Trolox) dari pada
seluruh ekstrak biji (4,64-8,84 kali lebih efektif dari Trolox)
Figure 3. Phenolic acids (mg g21 of extract) in the crude extracts from raw,
cooked, and cooked and macerated white beans.

Kesimpulannya bahwa aktivitas antioksidan dari ekstrak lebih tinggi


untuk kacang merah, diikuti oleh cokelat, hitam dan kacang putih.
Kedua ABTS dan DPPH metode ditunjukkan
Figure 4. Flavonoids (mg g21) of crude extracts of
polyphenols from raw, cooked, and cooked and
macerated white beans.
Secara keseluruhan, aktivitas antioksidan dari ekstrak kasar
sebanding untuk fraksi masing-masing, dan temuan yang sama adalah
diperoleh Beninger dan Hosfield [5]. Temuan ini menunjukkan bahwa
flavonoid hadir dalam ekstrak kasar yang lebih terkonsentrasi di fraksi
yang dianalisis untuk antioksidan Kegiatan (Gambar 1 dan Gambar 2).
Identifikasi dan kuantifikasi asam fenolik
asam fenolik mungkin memainkan peran penting
pada kegiatan antioksidan, dan asam chlorogenic dan
asam gallic memberikan kontribusi untuk
mendapatkan hasil keseluruhan. Memasak setelah
maserasi secara signifikan meningkatkan konsentrasi
asam vanillic (586,24 mg G21 ekstrak), dimasak tanpa
maserasi (510,17 mg G21 ekstrak) dan mentah
(377,49 mg G21 dari ekstrak) disajikan konsentrasi
yang lebih rendah (Gambar 3). asam fenolat ini,
vanillic asam, adalah kepentingan karena obat cacing
dan antisickling kegiatan [28]. Selain itu, asam fenolik
ini bertindak sebagai penekan a fibrosis hati selama
penyakit hati kronis [28,29].
Tabel 1 menunjukkan hasil fraksi asam fenolik hadir dalam ekstrak
kasar, jumlah total berkisar antara 124,81 mg ekstrak ke 6,517.78
ekstrak G21 mg. Kami menganalisis dua fraksi yang memiliki
aktivitas antioksidan tertinggi menggunakan DPPH dan ABTS, dan
fraksi ini bervariasi sesuai dengan pengobatan.
Identifikasi dan kuantifikasi flavonoid
Kebanyakan flavonoid terdeteksi di hampir semua perawatan,
kecuali untuk kaempferol, yang hanya terdeteksi dalam dimasak
dan sampel maserasi (311,20 mg G21 extrat) (Gambar 4). Ada
perbedaan yang signifikan dalam tingkat flavonoid antara ekstrak
mentah dan ekstrak dimasak; ekstrak mentah memiliki Nilai
flavonoid yang lebih rendah (397,1 mg ekstrak G21) (Gambar 4).
Ini Hasil bertentangan dengan penelitian sebelumnya yang
melaporkan bahwa memasak dan seduhan memiliki efek negatif
pada konsentrasi flavonoid [16,26,27].
Ekstraksi Minyak Alga Spirulina Sp. menggunakan
metode osmotik dan Perkolasi dan Pengaruhnya
terhadap Komponen-komponen terekstrak
Ekstraksi Minyak Alga Spirulina Sp. menggunakan metode
osmotik dan Perkolasi dan Pengaruhnya terhadap Komponen-
komponen terekstrak. Tujuan dari ekstrak adalah Untuk
mengetahui metode yang digunakan dalam pembuatan
ekstrak minyak alga dan untuk mengetahui pengaruh
komponen-komponen terekstraknya terhadap ekstraksi
minyak alga.

Kesimpulan

Dari 4 jurnal yang melakukan metode ekstraksi maserasi, ultrasound,


soxhlet, osmotik dan perkolasi memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun,
kekurangan tersebut masih bisa diatasi dan tidak terlalu berpengaruh dari
hasil penelitian. Maserasi pada penelitian pertama memiliki kerugian berupa
memakan banyak waktu, pelarut yang digunakan cukup banyak, dan besar
kemungkinan beberapa senyawa hilang. Selain itu, beberapa senyawa
mungkin saja sulit diekstraksi pada suhu kamar. Sedangkan, keuntungannya
metode maserasi dapat menghindari rusaknya senyawa - senyawa yang
bersifat termolabil. Perbandingan ultrasound dan soxhlet pada penelitian
yang kedua yaitu, ultrasound dapat merusak dinding sel simplisia. Namun,
pada metode ultrasound tidak membutuhkan waktu yang lama. Sedangkan
pada metode soxhlet tidak merusak dinding sel simplisia. Namun, pada
metode soxhlet membutuhkan waktu yang lama. Pada penelitian keempat
menggunakan Metode osmotik dipilih mengingat Spirulina Sp. adalah
makhluk hidup mikrokopis multi sel yang memiliki membran semipermiabel
yang rentan terhadap perubahan tekanan osmotik dan Metode perkolasi juga
dipilih sebagai salah satu metode pembanding, dimana metode ini banyak
digunakan sebagai metode rujukan untuk merecovery senyawa-senyawa
atsiri bernilai tinggi dibidang farmasi.

DAFTAR PUSTAKA

Huber,karina, dkk, 2014. Effect of Thernal Processing and Maceration on


the Antioxidant Activity of White Beans, Sao Paulo, Brazil. University of
sao paulo
Fuadi, anwar, 2012. Ultrasonik sebagai alat bantu ekstraksi oleoresin
jahe, Medan.
Mukhriani, 2014, Jurnal Kesehatan Ekstraksi Pemisahan senyawa dan
identifikasi, Makasar
Orchidea Rachmaniah, Elfera Yosta R., dan Danang Harimurti W,
Ekstraksi Minyak Alga
Spirulina Sp. menggunakan metode osmotik dan Perkolasi dan
Pengaruhnya terhadap Komponen-komponen terekstrak. Laboratorium
Biomassa dan Energi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri,
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Vongsak, Boonyadist and co. 2012. Maximizing total phenolic, total
flavonoids content and antioxidant activity of Morginga oleifera leaf
extract by the appropiate extraction method. Bangkok, Thailand. Elsevier
Industrial Corps dan Product

Вам также может понравиться