Вы находитесь на странице: 1из 14

Angka kematian pada ibu di Indonesia masih tinggi

yaitu 370 per 100.000 kelahiran hidup, sehingga


menimbulkan permasalahan nasional.
Kematian ibu adalah kematian yang disebabkan oleh
peristiwa proses kehamilan, persalinan dan nifas baik
akibat langsung oleh kehamilan maupun komplikasi-
komplikasi atau ketidak sempurnaan penanganannya.
Sebagai penyebab kematian ibu masih
didominasi
oleh 3 (tiga) penyebab utama yaitu :
Pendarahan,
Infeksi dan
Hipertensi dalam kehamilan (Pre Eklampsia
dan Eklampsia).
Ketuban pecah dini merupakan salah satu
penyebab infeksi dalam kehamilan, persalinan
maupun nifas.
Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya
selaput ketuban secara spontan pada saat belum
inpartu tanpa memperhatikan umur kehamilan,
atau
bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda-
tanda awal persalinan.
Belum diketahui dengan pasti.
Beberapa faktor yg mempermudah terjadinya
KPD :
1. Infeksi, contoh : korioamnionitis.
2. Trauma, contoh : amniosentesis, pemeriksaan

panggul atau koitus.


3. Inkompeten serviks.
4. Kelainan letak atau presentasi janin.
5. Peningkatan tekanan intrauterina, contoh :
kehamilan ganda dan hydramnion.
1. Lakukan pemeriksaan umum baik tanda-
tanda vital (T, N, P, S) maupun tanda-tanda
infeksi lain pada ibu.
2. Tentukan (konfirmasi) usia kehamilan
dengan pemeriksaan USG sehingga didapat
usia kehamilan yang mendekati kebenaran.
3. Lakukan pemeriksaan inspekulo untuk
menilai cairan yang keluar. Nilai jumlah,
warna dan baunya untuk membedakan
dengan urin (air kencing).
Dilihat juga apakah cairan yang keluar tersebut
berasal dari canalis servikalis. Ragu-ragu
dapat dilakukan tes lakmus (tes nitrazin). Jika
kertas lakmus merah biru (alkalis/cairan
ketuban).
Dapat juga dilakukan tes pakis, dgn cara
meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan
dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik
menunjukan kristal cairan amnion dan gambaran
daun pakis.
4. Tentukan ada tidaknya infeksi.
Pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan
lekosit darah (adanya secret vagina yang
berbau).
5. Tentukan ada tidaknya tanda-tanda
persalinan.
Ketuban pecah dini akan meningkatkan angka
ke-
sakitan dan kematian baik bagi ibu maupun
janinnya.
Komplikasi pada ibu dapat terjadi :
1. Infeksi pada kehamilan, dalam persalinan atau
sesudah bersalin.
Infeksi dapat berupa :
Endometritis.
Chorio amnionitis.
Pelvio peritonitis.
Shock septic, dll.
2. Kelahiran premature
3. Meningkatnya angka seksio secarea.
4. Meningkatnya angka kematian ibu.
Komplikasi pada janin :
1. Lahir dengan berat badan rendah.
2. Gangguan saluran pernafasan (IRDS).
3. Asfiksia Neonatorum.
4. Kejang
5. Meningkatnya angka kematian bayi.
6. Kompresi atau prolapsus tali pusat.
7. Gawat janin, dll.
Penanganan ketuban pecah dini tergantung
pada
usia kehamilan dan keadaan ibu atau janinnya.
I. Ketuban pecah dini dgn UK < 37 minggu.
Penanganan bersifat ekspektatif dengan
mengusahakan mempertahankan kehamilan
sampai cukup bulan. Tindakan-tindakan
yang dilakukan antara lain :
Hindari pemeriksaan dalam (VT)
Antibiotika
Korikosteroid pematangan paru.
Kalau ada tanda-tanda infeksi yang jelas
segera
akhiri kehamilan.
Selama perawatan ekspektatif dilakukan
survelen
infeksi/monitoring keadaan ibu (T, N, P,
S)
dan adanya kontraksi uterus.

II. Ketuban pecah dini dgn UK > 37 minggu.


Jika ketuban pecah lebih dari 18 jam berikan
antibiotika profilaksis nilai keadaan
serviks dgn melakukan pemeriksaan dalam.
Jika penderita masuk dlm keadaan inpartu
persalinan normal.
Jika serviks sudah matang induksi
persalinan dgn oksitosin.
Jika serviks belum matang matangkan
serviks
dgn prostagladin infus oksitosin.

Jika syarat induksi persalinan tidak terpenuhi


operasi SC.

Вам также может понравиться