menimbulkan permasalahan nasional. Kematian ibu adalah kematian yang disebabkan oleh peristiwa proses kehamilan, persalinan dan nifas baik akibat langsung oleh kehamilan maupun komplikasi- komplikasi atau ketidak sempurnaan penanganannya. Sebagai penyebab kematian ibu masih didominasi oleh 3 (tiga) penyebab utama yaitu : Pendarahan, Infeksi dan Hipertensi dalam kehamilan (Pre Eklampsia dan Eklampsia). Ketuban pecah dini merupakan salah satu penyebab infeksi dalam kehamilan, persalinan maupun nifas. Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban secara spontan pada saat belum inpartu tanpa memperhatikan umur kehamilan, atau bila diikuti satu jam kemudian tidak timbul tanda- tanda awal persalinan. Belum diketahui dengan pasti. Beberapa faktor yg mempermudah terjadinya KPD : 1. Infeksi, contoh : korioamnionitis. 2. Trauma, contoh : amniosentesis, pemeriksaan
panggul atau koitus.
3. Inkompeten serviks. 4. Kelainan letak atau presentasi janin. 5. Peningkatan tekanan intrauterina, contoh : kehamilan ganda dan hydramnion. 1. Lakukan pemeriksaan umum baik tanda- tanda vital (T, N, P, S) maupun tanda-tanda infeksi lain pada ibu. 2. Tentukan (konfirmasi) usia kehamilan dengan pemeriksaan USG sehingga didapat usia kehamilan yang mendekati kebenaran. 3. Lakukan pemeriksaan inspekulo untuk menilai cairan yang keluar. Nilai jumlah, warna dan baunya untuk membedakan dengan urin (air kencing). Dilihat juga apakah cairan yang keluar tersebut berasal dari canalis servikalis. Ragu-ragu dapat dilakukan tes lakmus (tes nitrazin). Jika kertas lakmus merah biru (alkalis/cairan ketuban). Dapat juga dilakukan tes pakis, dgn cara meneteskan cairan ketuban pada gelas objek dan dibiarkan kering. Pemeriksaan mikroskopik menunjukan kristal cairan amnion dan gambaran daun pakis. 4. Tentukan ada tidaknya infeksi. Pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan lekosit darah (adanya secret vagina yang berbau). 5. Tentukan ada tidaknya tanda-tanda persalinan. Ketuban pecah dini akan meningkatkan angka ke- sakitan dan kematian baik bagi ibu maupun janinnya. Komplikasi pada ibu dapat terjadi : 1. Infeksi pada kehamilan, dalam persalinan atau sesudah bersalin. Infeksi dapat berupa : Endometritis. Chorio amnionitis. Pelvio peritonitis. Shock septic, dll. 2. Kelahiran premature 3. Meningkatnya angka seksio secarea. 4. Meningkatnya angka kematian ibu. Komplikasi pada janin : 1. Lahir dengan berat badan rendah. 2. Gangguan saluran pernafasan (IRDS). 3. Asfiksia Neonatorum. 4. Kejang 5. Meningkatnya angka kematian bayi. 6. Kompresi atau prolapsus tali pusat. 7. Gawat janin, dll. Penanganan ketuban pecah dini tergantung pada usia kehamilan dan keadaan ibu atau janinnya. I. Ketuban pecah dini dgn UK < 37 minggu. Penanganan bersifat ekspektatif dengan mengusahakan mempertahankan kehamilan sampai cukup bulan. Tindakan-tindakan yang dilakukan antara lain : Hindari pemeriksaan dalam (VT) Antibiotika Korikosteroid pematangan paru. Kalau ada tanda-tanda infeksi yang jelas segera akhiri kehamilan. Selama perawatan ekspektatif dilakukan survelen infeksi/monitoring keadaan ibu (T, N, P, S) dan adanya kontraksi uterus.
II. Ketuban pecah dini dgn UK > 37 minggu.
Jika ketuban pecah lebih dari 18 jam berikan antibiotika profilaksis nilai keadaan serviks dgn melakukan pemeriksaan dalam. Jika penderita masuk dlm keadaan inpartu persalinan normal. Jika serviks sudah matang induksi persalinan dgn oksitosin. Jika serviks belum matang matangkan serviks dgn prostagladin infus oksitosin.