Вы находитесь на странице: 1из 65

Generalized

Febrile Seizure
+ Pembimbing : dr. Eveline P.N, Sp.A
Presentan :
Jesica Tatang (2015 061 019)
Bernard Budianto (2015 061 207)
Nama : An. BE
Usia : 2 tahun 5 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Nama ibu : Ny. Y
Usia ibu : 44 tahun
Pekerjaan ibu : Ibu rumah tangga
Agama : Katholik
Caregiver : Ibu
Tgl masuk IGD : 27 Februari 2017
ANAMNESIS (ALLOANAMNESIS)

Keluhan utama : Kejang sejak 1 menit


SMRS
Keluhan tambahan : Demam dan Batuk sejak
2 hari SMRS, Pilek sejak 4 Hari SMRS
4 hari SMRS ( 24
2 hari SMRS 1 hari SMRS 1 menit MRS (27 Februari 2017)
Februari 2017)

Demam terukur 37,5 o


- Demam 38,5 o C Demam 39,4o C
C

Batuk berdahak sulit


- Batuk (+) dengan karakteristik sama
dikeluarkan

Pilek
Sekret berwarna
Pilek (+) dengan karakteristik sama
bening dengan
konsistensi encer
Pasien kejang saat dibawa ke IGD. Pasien mengalami kaku
pada sekujur tubuh, mata mendelik ke atas, kejang tidak
didahului dengan gerakan pada bagian tubuh tertentu, bibir
Kejang (-) berwarna kebiruan. Saat kejang pasien tidak sadar. Kejang
berlangsung 1x. Kejang berlangsung selama 1 menit.

Diberikan tempra
syrup 2,5 ml (6 IGD RS St. Carolus :
Diberikan tempra drop
Tidak diberikan mg/kgBB) dan IVFD KAEN 1B 1200 cc/24 jam
1,2 ml (10 mg/kgBB)
intervensi stesolid syrup 5 ml Proris supp 125 mg (10.41 mg/kgBB)
dan baby cough 5 ml
(0,16 mg/kgBB) Dexamethasone 2 mg IV (0.16 mg/kgBB)
(10 mg/kgBB)
Periksa darah rutin dan diff count
demam turun kemudian
Gejala menetap demam turun
naik kembali
kemudian naik demam turun dan sudah tidak kejang.
kembali
REVIEW OF SYSTEMS

General : tidak ada penurunan berat badan drastis


HEENT : tidak mimisan, tidak ada sekret dari telinga
Respiratory : tidak ada sesak napas
GIT : tidak ada nyeri pada perut
Genitourinary : tidak ada gangguan berkemih
Muskuloskeletal : tidak ada kelemahan otot
Hematologik : Tidak ada perdarahan, tidak lebam
Skin : Tidak kuning, tidak terdapat ruam
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

Riwayat penyakit dengan gejala yang sama :


kejang tanpa didahului demam tahun 2015 > GEFS + (Generalized febrile
seizure plus)
hasil EEG > tidak terdapat gelombang epileptiform
riwayat motoric delay
Arterial Septal Defect
pneumonia
Riwayat alergi obat dan makanan: disangkal
RIWAYAT KEHAMILAN

Kesehatan ibu selama hamil : baik


ANC : 9 kali di RS St. Carolus
Ibu tidak mengonsumsi alkohol, rokok dan NAPZA
selama kehamilan
RIWAYAT PERSALINAN IBU

Lahir dari ibu P2A0 usia 42 tahun


Lahir ditolong dokter di RS St. Carolus

Usia Ibu Tahun Jenis Jenis Penyulit Usia BBL PB


(tahun) kelamin persalinan gestasi (gram) (cm)

42 2014 P PSP - 9 bulan 3100 -


RIWAYAT MAKANAN

Usia 0-6 bulan : pasien ASI


Usia 6 bulan - 1 tahun : pasien ASI + MPASI
1 tahun sekarang : makanan keluarga
STATUS GIZI

BB = 12 kg
PB = 93 cm

Weight for Age : 0 (- 2)


SD
Height for Age : 0 2 SD
Weight for Height : 0 - (-1)
SD
Kesimpulan:
Status gizi baik menurut WHO
RIWAYAT IMUNISASI

Imunisasi lengkap menurut KEMENKES


RIWAYAT TUMBUH KEMBANG (30
bulan)

Dapatkah anak melepas pakaiannya seperti: baju, rok, atau celananya? (topi dan kaos kaki tidak
ikut dinilai) YA
Dapatkah anak berjalan naik tangga sendiri? Jawab YA jika ia naik tangga dengan posisi tegak atau
berpegangan pada dinding atau pegangan tangga. Jawab TIDAK jika ia naik tangga dengan
merangkak atau anda tidak membolehkan anak naik tangga atau anak harus berpegangan pada
seseorang. YA
Tanpa bimbingan, petunjuk atau bantuan anda, dapatkah anak menunjuk dengan benar paling
sedikit satu bagian badannya (rambut, mata, hidung, mulut, atau bagian badan yang lain)? YA
Dapatkah anak makan nasi sendiri tanpa banyak tumpah? YA
Dapatkah anak membantu memungut mainannya sendiri atau membantu mengangkat piring jika
diminta? YA
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Dapatkah anak menendang bola kecil (sebesar bola tenis) Gerak kasar ke depan tanpa
berpegangan pada apapun? Mendorong tidak ikut dinilai. YA
Bila diberi pensil, apakah anak mencoret-coret kertas tanpa bantuan/petunjuk? YA
Dapatkah anak meletakkan 4 buah kubus satu persatu di atas kubus yang lain tanpa
menjatuhkan kubus itu? Kubus yang digunakan ukuran 2.5 5 cm. TIDAK
Dapatkah anak menggunakan 2 kata pada saat berbicara seperti minta minum, mau
tidur? Terimakasih dan Dadah tidak ikut dinilai. YA
Apakah anak dapat menyebut 2 diantara gambar-gambar ini tanpa bantuan? YA
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Riwayat tumbuh kembang sesuai usia menurut KPSP.


(Jawaban Ya ada 9)
RIWAYAT KELUARGA

Anak kedua
Pasien tinggal bersama ibu ayah dan kakaknya
Riwayat kejang demam dan epilepsi dalam keluarga
disangkal.
RIWAYAT KELUARGA

Ayah Ibu Rumah


karyawan Tangga
40 tahun 42 tahun

Usia 8 tahun Usia 2 tahun 5


bulan
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit sedang


Kesadaran : Compos Mentis GCS 15
Tanda-Tanda Vital :
Tekanan darah: tidak diperiksa
(P5 : <74 mmHg; P50:91/55mmHg; P95 : 111/72 mmHg)
Laju nadi : 100x/menit (N : 90-130x/menit)
Laju napas : 26x/menit (N : 25-40x/menit)
Suhu : 39,5C (N : 36,5C -37,5C)
PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normosefali, deformitas (-)


Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik(-/-), pupil isokor
3mm/3mm, refleks cahaya langsung (+/+), refleks cahaya tidak langsung (+/
+)
Telinga : sekret -/-, CAE : hiperemis -/-, serumen -/-, MT intak / intak
Hidung : Sekret (+/+), berwarna bening, deviasi septum (-), konka
eutrofi/eutrofi, mukosa hiperemis -/-
Mulut : Mukosa oral basah, faring hiperemis : sulit dinilai , Tonsil: sulit
dinilai, kripta melebar : sulit dinilai, detritus : sulit dinilai
Leher : Pembesaran KGB ()
PEMERIKSAAN FISIK

Paru-paru :
Inspeksi : Gerakan napas tampak simetris, retraksi (-)
Palpasi : Gerakan napas teraba simetris
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Bronkovesikular (+/+), rhonki (-/-), wheezing(-/-)
Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II reguler, murmur(-), gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen:
Inspeksi : Tampak datar
Palpasi : Supel, nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Bising usus (+)
Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik, edema(-/-/-/-)
Kulit : Turgor kulit baik
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Rangsang meningeal : kaku kuduk (-), brudzinski 1 (-), brunzinski 2 (-), kernig
(-)
Tanda peningkatan TIK : nyeri kepala (-), muntah proyektil (-), bradikardi (-)
Nervus I : tidak dilakukan
Nervus II, III : Pupil isokor, 3mm/3mm, Refleks cahaya langsung
(+/+), Refleks cahaya tidak langsung (+/+).
Nervus III, IV, VI : Gerakan bola mata sulit dinilai
Nervus V : Kesan motorik dan sensorik baik
Nervus VII : Wajah tampak simetris
PEMERIKSAAN NEUROLOGI

Nervus VIII : sulit dinilai


Nervus IX, X : sulit dinilai
Nervus XI : sulit dinilai
Nervus XII : Lidah berada di tengah
Refleks fisiologis : Biseps ++/++, triseps ++/++, patella ++/++, achilles ++/++
Refleks patologis : Babinski -/-, Chaddock -/- , Oppenheim -/-, Gordon -/-, Schaeffer
-/-, Hoffman Tromner -/-
Sensorik dan motorik : sulit dinilai
Autonom : baik
RESUME ASSESSMENT
An. BE, Perempuan, usia 2 tahun 5 bulan: An. BE, perempuan, usia 2 tahun 5
Kejang 1x 1 menit, general, tonik, mata mendelik bulan, berat badan 12 kg, panjang
keatas. Febris (+) tidak membaik dengan obat penurun badan 93 cm, dengan
panas dirumah, ptisis (+) berdahak dan sulit dikeluarkan - GEFS +
sejak 2 hari SMRS, serta rhinorrhea (+) berwarna bening - ISPA
konsistensi encer sejak 4 hari SMRS. - Status gizi baik menurut WHO
Riwayat penyakit dahulu - Status imunisasi lengkap menurut
kejang tanpa didahului demam tahun 2015 > GEFS + KEMENKES
(Generalized febrile seizure plus), riwayat motoric delay, Arterial - Status perkembangan sesuai usia
Septal Defect, pneumonia menurut KPSP
PF:
Keadaan umum : tampak sakit sedang
Kesadaran : compos mentis
Tanda-tanda vital:
TD : tidak diperiksa (P5 : <74mmHg P50: 91/55 mmHg
P95: 111/72 mmHg)
HR : 100 kali/min, TKP (N: 70-115 x/menit)
RR : 26 kali/min, retraksi (-) (N: 20-25 x/menit)
T : 39,5 oC (N: 36,5 -37,5 oC)
hidung : sekret +/+ berwarna bening

PF neurologis : defisit neurologis (-)


TATALAKSANA

Rawat dalam bangsal


IVFD KAEN 1B 1200 cc/24 jam
Stesolid 3 mg IV k/p kejang (0.25 mg/kgBB/dosis anjuran : 0.2-0.5 mg/kgBB/dosis)
Tempra 160 mg/5 cc k/p demam (13,3 mg/kgBB/dosis anjuran : 10-15
mg/kgBB/dosis )
Ambroxol syrup 3 x2,5 ml (22,5 mg/hari anjuran : 22,5 mg/hari untuk anak usia 2-5
tahun )
Tremenza syrup 3 x2,5 ml (pseudoephedrine 45 mg, triprolidine HCl 1,875 mg/hari
anjuran: pseudoephedrine 45 mg, raHCl 1,875 mg/hari untuk usia 2-5 tahun )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(27 Februari 2017)

Jenis Pemeriksaan Nilai normal Hasil

Darah rutin
Hemoglobin 11.5 14.5 g/dL 12, 6 g/dL
Hematokrit 33-43% 39%
Leukosit 4-12 ribu/L 9,09 ribu/L
Trombosit 215 ribu /L
150-400 ribu /L
Hitung Jenis
Basofil 0-1% 0.3%
Eosinofil 1-4% 0.0%
Netrofil 34-71% 45%
Limfosit 20-51% 43%
Monosit 2-10% 10%
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Urinalisa
Glukosa Negatif Negatif
Protein Negatif Negatif
Bilirubin Negatif Negatif
Urobilinogen Negatif Negatif
Reaksi/pH 5,5 5,0-9,0
Berat jenis 1,009 1003-1025
Darah samar Negatif Negatif
Keton positif 1 Negatif
Nitrit Negatif Negatif
Leukosit Negatif Negatif
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Urinalisa
Sedimen
Leukosit 3 0-2
Eritrosit 1 0-2
Epitel sel 2 0-1
Silinder 2 Negatif
Kristal Negatif Negatif
Bakteri Negatif Negatif
Lain-lain Negatif Negatif
Follow Up : Hari Rawat 2 (28-02-
2017) O A P
S
Demam (+) Kesadaran : Compos Mentis, An. BE perempuan , usia Rawat dalam
GCS 15
Kejang (-) 2 tahun 5 bulan, BB bangsal
Batuk berdahak
(+)
Laju nadi : 100-112/menit 12 kg, PB 93 cm IVFD KAEN 1B
Laju napas : 28-30x/menit
Pilek (+) Suhu : 36.1-38.8C
dengan 1000 cc/24 jam
Mimisan (-) - GEFS+ dan ISPA stesolid 3 mg IV
Sesak (-) Input: 2260 /24 jam
- Status gizi baik k/p kejang
Mual (-) Output: 2730/ 24 jam
Muntah (-) IWL : 360/24 jam menurut WHO Tempra 5 cc k/p
Makan (+) - Status imunisasi demam
Balance : -470 ml/24 jam
Minum (+) lengkap menurut ambroxol syrup

BAB (+) 3x2,5 ml
UO : 8.2 cc/kg/jam KEMENKES
BAK (+) PF :
hidung : sekret +/+ kuning - Status perkembangan tremenza syrup
kehijauan
sesuai usia menurut 3x2,5 ml
PF neurologis : defisit KPSP
neurologis (-)
Follow Up : Hari Rawat 3 (01-03-
2017) S O A P
Demam (+) Kesadaran : Compos Mentis, An. BE perempuan , Rawat dalam bangsal
GCS 15
Kejang (-) usia 2 tahun 5 bulan, IVFD KAEN 1B 1000
Batuk Laju nadi : 96x/menit
BB 12 kg, PB 93 cm cc/24 jam
Laju napas : 28x/menit
berdahak (+) Suhu : 37,9C dengan : Taxegram 3x400
Pilek (+) - GEFS+ dan ISPA mg k/p (100
Input: 1590cc
Sesak (-) - Status gizi baik mg/kgBB/hari)
Output: 1224 cc
Mual (-) IWL : 316,23 menurut WHO demam

Muntah (-) - Status imunisasi stesolid 3 mg IV
Balance : +365,77 cc/24 jam
k/p kejang
Makan (+) lengkap menurut
UO : 2,5 cc/kg/jam
KEMENKES Tempra 5 cc k/p
Minum (+) (24 jam)
demam
BAB (+) PF : - Status perkembangan
sekret : +/+ kuning kehijauan ambroxol syrup
BAK (+) sesuai usia menurut
PF neurologis : defisit 3x2,5 ml
neurologis (-) KPSP


tremenza syrup
3x2,5 ml
TEORI PASIEN
An. BE, perempuan usia 2 tahun 5 bulan
Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada anak berumur
Demam dengan suhu 39,40C
6 bulan sampai 5 tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh (suhu di Batuk, pilek fokus infeksi ekstrakranial

atas 38 C, dengan metode pengukuran suhu apa pun) yang tidak


0
pernah mengalami kejang tanpa
demam
disebabkan oleh proses intrakranial. tidak ditemukan riwayat kejang demam
ataupun epilepsi pada keluarga pasien
> Bila ada riwayat kejang tanpa demam sebelumnya maka
Riwayat penyakit dengan gejala yang sama :
tidak disebut sebagai kejang demam.
kejang tanpa didahului demam tahun 2015 >
GEFS + (Generalized febrile seizure plus)
hasil EEG > tidak terdapat gelombang
GEFS+ is an autosomal dominant syndrome with a highly variable
epileptiform
phenotype. Onset is usually in early childhood and remission is usually riwayat motoric delay
Arterial Septal Defect
in mid-childhood. It is characterized by multiple febrile seizures and
pneumonia
by several subsequent types of afebrile generalized seizures, Kejang bersifat tonik generalisata, tanpa
including generalized tonicclonic, absence, myoclonic, atonic, or
didahului kejang parsial, berlangsung
selama 1 menit, terdapat tanda
myoclonic astatic seizures with variable degrees of severity. A focal
cyanosis.
TINJAUAN PUSTAKA

Kejang Demam
Definisi dan Epidemiologi

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang


terjadi pada anak berumur 6 bulan sampai 5
tahun yang mengalami kenaikan suhu tubuh
(suhu di atas 38 C, 0 dengan metode
pengukuran suhu apa pun) yang tidak
disebabkan oleh proses intrakranial.

2-5% pada anak berumur 6 bulan 5 tahun


KEJANG DEMAM

> Bila ada riwayat kejang tanpa demam


sebelumnya maka tidak disebut sebagai
kejang demam.
Generalized Epileptic Febrile
Seizure +

GEFS+ is an autosomal dominant syndrome with a highly variable phenotype. Onset is

usually in early childhood and remission is usually in mid-childhood. It is characterized by

multiple febrile seizures and by several subsequent types of afebrile generalized

seizures, including generalized tonicclonic, absence, myoclonic, atonic, or myoclonic

astatic seizures with variable degrees of severity. A focal febrile seizures plus epilepsy

variant, in which the seizures are focal rather than generalized, has also been described.
Reflects current trends in practice, which may be off-label and may not be FDA approved for that indication. See Table 593-10 for FDA indications.

May apply to selected cases only. Vagus nerve stimulation has been used for all types of refractory seizures and epilepsy types.

ACTH, adrenocorticotropic hormone; BDZ, benzodiazepine; CBZ, carbamazepine; CLB, clobazam; DZP: diazepam; ESM, ethosuximide; FBM: felbamate; GBP,
Patofisiologi GEFS +

is syndrome is usually caused by a de novo mutation,


although rarely it is inherited in an autosomal dominant
manner. mutated gene is SCN1A > sodium channel
protein 1 alpha
Klasifikasi

Kejang Demam Simpleks Kejang Demam Kompleks

Durasi : < 15 menit Durasi : > 15 menit

Kejang fokal / parsial satu sisi, atau kejang


Kejang umum ( tonik dan atau klonik )
umum didahului kejang parsial

Tidak berulang dalam waktu 24 jam


Berulang atau lebih dari 1x dalam waktu
24 jam
Patofisiologi

Perubahan kenaikan temperatur tubuh berpengaruh


terhadap nilai ambang kejang dan excitability neuron

Kenaikan suhu tubuh 1 derajat Celsius meningkatkan


metabolisme karbohidrat 10-15% sehingga mengakibatkan
peningkatan kebutuhan glukosa dan oksigen

Demamhipoksi jaringanmetabolisme
anaerobkekurangan energy mengganggu fungsi
normal pompa Na dan reuptake asam glutamate
Patofisiologi

Timbunan asam glutamate ekstraselpeningkatan


permeabilitas membrane sel terhadap ion Na perubahan
konsentrasi ion Na intrasel dan ekstrasel mengakibatkan
perubahan potensial membrane sel neuron depolarisasi

Demam juga merusak neuron GABA-ergik fungsi inhibisi


terganggu
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Lumbal pungsi
Electroencephalografi (EEG)
Neuroimaging
Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium (darah rutin, elektrolit, GDS) tidak


dikerjakan secara rutin pada kejang demam, tetapi dapat
dikerjakan untuk mengevaluasi sumber infeksi penyebab demam.
(Konsensus Kejang Demam, IDAI, 2016)

Pemeriksaan darah dan elektrolit tidak rutin dilakukan pada


pasien kejang demam pemeriksaan darah menunjukan risiko
bakteremia pada anak kejang demam <24 bulan, namun hal ini
terdapat pada kejang yang tanpa didahului demam. (American
Academics of Pediatrics, 2011)
Lumbal Pungsi

Dilakukan untuk menegakkan atau menyingkirkan kemungkinan meningitis.


Tidak dilakukan secara rutin pada anak berusia <12 bulan yang mengalami kejang demam simpleks
dengan keadaan umum baik.

Indikasi pungsi lumbal : (Konsensus Kejang Demam, IDAI, 2016)


1. Terdapat tanda dan gejala rangsang meningeal (Kaku kuduk, Kernig sign, Brudzinki I dan II)
2. Terdapat kecurigaan adanya infeksi SSP berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan klinis
3. Dipertimbangkan pada anak dengan kejang disertai demam yang sebelumnya telah mendapat antibiotik
dan pemberian antibiotik tersebut dapat mengaburkan tanda dan gejala meningitis
Pada infant berusia 6-12 bulan, LP dipertimbangkan pada anak yang belum mendapatkan vaksin Hib dan
PCV, rentan dengan infeksi H. Infulenza tipe B dan S. Pneumoniae (American Academics of Pediatrics,
2011)
EEG

Indikasi pemeriksaan EEG:


EEG hanya dilakukan pada kejang fokal untuk menentukan adanya
fokus di otak yang membutuhkan evaluasi lebih lanjut. (Konsensus
Kejang Demam, IDAI, 2016)

Tidak ada bukti yang menunjukan EEG dapat memprediksi berulangnya


kejang demam atau epilepsi dalam 2 tahun ke depan. (American
Academics of Pediatrics, 2011)
Neuroimaging

Pemeriksaan neuroimaging (CT scan atau MRI kepala)


tidak rutin dilakukan pada anak dengan kejang demam
simpleks.

Dilakukan bila terdapat indikasi, seperti kelainan


neurologis fokal yang menetap, misalnya hemiparesis
atau paresis nervus kranialis. (Konsensus Kejang Demam,
IDAI, 2016)
Kemungkinan Berulangnya Kejang
Demam

Riwayat kejang demam atau epilepsy dalam keluarga


Usia kurang dari 12 bulan
Suhu tubuh kurang dari 39 derajat Celsius saat kejang
Interval waktu yang singkat antara demam dengan
terjadinya kejang
Apabila kejang demam pertama merupakan kejang
demam kompleks
Pemberian obat pada saat demam

Antipiretik Tidak mengurangi risiko terjadinya


kejang demam, namun tetap sepakat untuk tetap
diberikan antipiretik. Dosis parasetamol : 10-15
mg/kg jika demam setiap 4-6 jam
Indikasi Pemberian Obat Rumatan
Pengobatan rumat hanya diberikan bila kejang demam menunjukkan ciri sebagai berikut
(salah satu):

1. Kejang fokal

2. Kejang lama >15 menit

3. Terdapat kelainan neurologis yang nyata sebelum atau sesudah kejang, misalnya palsi serebral,
hidrosefalus, hemiparesis.
Pemberian Obat Rumatan

asam valproat 15-40 mg/kg/hari dalam 2-3 dosis


fenobarbital 3-4 mg/kg per hari dalam 1-2 dosis
Diberikan selama 1 tahun bebas kejang, kemudian dihentikan
secara bertahap selama 1-2 bulan.
Edukasi Keluarga Saat Pasien
Kejang

1. Tetap tenang dan tidak panik


2. Kendorkan pakaian yang ketat terutama disekitar leher
3. Bila tidak sadar, posisikan anak terlentang dengan kepala miring. Bersihkan
muntahan atau lendir di mulut atau hidung. Walaupun kemungkinan lidah
tergigit, jangan memasukkan sesuatu kedalam mulut.
4. Ukur suhu, observasi dan catat lama dan bentuk kejang.
5. Tetap bersama pasien selama kejang
6. Berikan diazepam rektal. Dan jangan diberikan bila kejang telah berhenti.
7. Bawa kedokter atau rumah sakit bila kejang berlangsung 5 menit atau lebih
Edukasi Mengenai Kejang Demam

1. Menyakinkan bahwa kejang demam umumnya mempunyai


prognosis baik.
2. Memberitahukan cara penanganan kejang
3. Memberikan informasi mengenai kemungkinan kejang kembali
4. Pemberian obat untuk mencegah rekurensi memang efektif
tetapi harus diingat adanya efek samping
Penegakkan Diagnosa
Definisi

Rinosinusitis = inflamasi mukosa hidung dan sinus paranasal


ditegakkan berdasarkan gejala yang diderita (2 kriteria mayor
atau 1 kriteria mayor ditambah 2 kriteria minor.)
Gejala Mayor: nyeri sinus, hidung buntu, ingus purulen, post nasal
drip, gangguan penghidu.
Gejala Minor: nyeri kepala, nyeri geraham, nyeri telinga, batuk,
demam, halitosis.
Sesuai anatomi sinusitis maksila, forntal, etmoid, spenoid
Lebih dari 1 sinus multi sinusitis
Semua sinus pansinusitis
Etiologi

ISPA, infeksi tonsil, gigi


Rhinitis alergi, hormonal (wanita hamil)
Polip
Kelainan anatomi deviasi septum, hipertrofi konka, sumbatan KOM
Patofisiologi

Rhinosinusitis Rhinogenik
Akibat perluasan infeksi dari hidung
Gejala rhinosinusitis = rhinitis. Patof secara anatomi
Kompleks osteomeatal / situs di meatus media tempat sinus
maksila dan sinus frontal, etmoid bisa berhubungan dengan
ronggan hidung
Kalau radang, edema, polip, gangguan drainase / sinusitis
Deviasi septum, hipertrofi konka rongga nares / hidung
semakin sempit menggangu fisiologi memperberat
gangguan
Patofisiologi Secara Anatomi

Berperan dalam patof penting karena mukosa saling berdekatan dan transportasi
mucus efektif (karena ada 2 sisi silia) tapi kalau edema, radang mukosa saling
bertemu silia tidak begerak kendir tidak dapat dialirkan ggn ventilasi, ggn
drainase sinus maksila dan frontal
Ggn ventilasi terjadi perubahan PH asam silia jadi kurang aktif, lendir
jadi kental)
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang

Pemeriksaan palpasi menemukan nyeri tekan pada daerah sinus yang terkena
Rhinoskopi anterior & Posterior
Transluminasi memeriksa sinus maksila dan frontal (kalau tidak ada radiologi)
Radiologi
Rontgen
CT-Scan
Diagnosis

Menurut American Academy of Otolaryngic allergy / American Rhinologic Society


Rhinosinusitis inflamasi hidung dan paranasal sinus lebih dari 12 minggu. Dengan
2 gejala mayor / 1 gejala mayor + 2 minor
Gejala Mayor Skor 2
Minor Skor 1
Akumulasi skor =
Sedang berat = skor > 8
Ringan <8
Tatalaksana

Jika ditemukan etiologi treat etiologi (infeksi, rhinitis, kelainan anatomi)


Jika tidak ditemukan diduga bakteri antibiotic
Antibiotik
Pilih antibiotic beta lactamase amoksisilin klavulanat, ampisilin sulbaktam,
sefalosporin, makrolid klindamisin
Perbaikan lanjutkan antibiotic
Tidak ada perbaikan antibiotic alternative (siprofloksasin, gol kuionolon / yang sesuai
dengan kultur)
Dugaan bakteri anaerob metronidazole
Tidak perbaikan juga cek faktor predisposisi lagi
Tatalaksana

Antihistamin Untuk gejala bersin, pruritus nasal, dan rinorrhea. Tidak mengatasi
hidung mampet. + Imunoterapi.
Generasi 2 : loratadine, cetirizine, dll/
Dekongestan Stimulasi reseptor alfa adrenergik Meningkatkan stimulasi simpatis
(vasokonstriksi) = mengurangi kongesti nasal. Pemakaian jangka lama / > 7 hari
Rhinitis medika mentosa
Pseudoephedrine / Phenyl propanolamine
Antikolinergik Ipratropium bromide = mengatasi rinore (aktifitas inhibisi reseptor
kolinergik)
Tatalaksana

Kortikosteroid mengurangi sel mast pada mukosa hidung, mencegah pengeluaran


protein sitotoksik dari eosinofil, mengurangi aktifitas limfosit, mencegah bocornya plasma.
epitel hidung tidak responsif terhadap allergen.
Topikal : luas untuk alergik dan non alergik. Obat semprot tidak sampai KOM
keluhan pasien sudah kurang karena edema menghilang
Oral : mencapai seluruh rongga hidung, sinus dan KOM
Oral dulu baru topical Edema sudah menghilang, obat semprot bisa masuk
sampai KOM
Operatif

Sinusitis kronik tidak sembuh pakai medikamentosa bedah


Antorostomy / Caldwell Luc pembukaan lubang besar di sinus drainase.
Trepanasi / Trepanation membuat lubang / drill di sinus frontal
Bedah Sinus Endoskopi Fungsional / BSEF pakai endoskopi, cahaya terang jadi lihat
jelas kelainan di rongga sinus dan sekitarnya
THANK YOU

Вам также может понравиться