Вы находитесь на странице: 1из 14

Sejarah Pengecoran

Pada tahun kira-kira 4.000 SM coran dibuat


dari logam yang dicairkan dan dituang ke
dalam cetakan, kemudian di biarkan mendingin
dan membeku. Awal penggunaan logam oleh
manusia ialah ketika membuat perhiasan dari
emas atau perak tempaan, dan kemudian
membuat senjata dengan menempa tembaga,
hal itu di mungkinkan karena logam-logam ini
terdapat di alam dalam keadaan murni,
sehingga dengan mudah orang dapat
menempanya.
Pengertian Pengecoran
Pengecoran logam merupakan proses
pencairan logam untuk membentuk logam
cair sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
Untuk membuat coran harus dilakukan
dengan proses-proses seperti : peleburan
logam, membuat rongga cetak, peoses
penuangan, memeriksa dan menganalisa
hasil coran. Sedangkan untuk pencairan
logam dapat dilakukan dengan tanur
induksi, dapur kopula, dan lain sebagainya.
Sand Casting
Sand Casting atau Pengecoran dengan cetakan
pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti
menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk
membentuk rongga cetak, membuat sistem
saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair,
membiarkan logam cair membeku, membongkar
cetakan yang berisi produk cor dan membersihkan
produk cor. Klasifikasi pengecoran berdasarkan
umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali
pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran
dengan cetakan permanent (permanent Mold).
Material dan Perlengkapan
Pengecoran
1. Pasir Cetak, pasir lebih dipilih sebagai
media
cetak pengecoran karena pasir memiliki
beberapa aspek dalam hal pengecoran seperti
tahan pada temperatur tinggi, murah dan
mudah mendapatkannya, dapat menghasilkan
hasil cor yang memuaskan apabila proses
penyaringannya hingga mendapat butir-butir
yang halus dibedakan menjadi: Pasir Silika,
Pasir Zirkon dan Pasir Olivin
2. Pola, merupakan gambaran dari bentuk produk
yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu,
plastic/polimer, resin sintetis atau logam. Pemilihan
material pola tergantung pada bentuk ukuran produk
cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis
proses pengecoran yang digunakan dan menjaga
tingkat ketelitian hasil produk cor. Hal yang
diperhatikan dalam menentukan pola adalah :
a. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan
b. Penempatan inti harus mudah
c. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk
mendapat aliran logam cair yang optimum.
3. Pemasangan Inti, Inti adalah bagian
untuk membuat rongga pada produk
cor yang memiliki lubang/rongga.
Maka inti dibuat terpisah dengan
cetakkan dan dirakit/dipasang pada
saat akan melakukan proses
penuangan cairan logam.
4. Sistem Saluran, untuk mengalirkan
logam cair ke dalam rongga cetakan,
terdiri dari cawan tuang, saluran turun,
pengalir dan saluran masuk tempat logam
mengalir memasuki rongga cetakan.
Fungsi dari sistem saluran ini adalah
seperti bejana berhubungan yang akan
saling mengisi apabila ada
ketidakseimbangan cairan didalam
cetakan.
5. Cetakan, Dengan menggunakan
media cetakkan yang terbuat dari
pasir adalah pemilihan yang tepat
untuk penghematan biaya produksi
karena pasir sendiri mudah didapat
dan harganya relatif murah daripada
cetakkan-centakkan yang lain. Ada
beberapa klasifikasi cetakkan pasir
adalah sebagai berikut:
Klasifikasi Cetakan Pasir
1. Cetakan Pasir Basah

Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang banyak


digunakan dan paling murah. Kata basah dalam cetakan
pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air
atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu.
Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin dried. Cetakan ini
sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu permukaan
dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu
kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan
pada pengecoran produk-produk yang besar, dibuat dari
campuran pasir, lempung, dan air. Cetakan pasir basah juga
banyak digunakan untuk besi tuang, paduan logam tembaga
dan aluminium yang beratnya relatif kecil (maksimum 100 kg).
2. Cetakan Pasir Kering

Cetakan pasir kering, dibuat dengan


menggunakan bahan pengikat organik, dan
kemudian cetakan dibakar dalam sebuah oven
dengan temperatur berkisar antara 204 oC
sampai 316oC. Pembakaran dalam oven dapat
memperkuat cetakan dan mengeraskan
ermukaan rongga cetakan. Cetakan pasir kering
digunakan pada benda tuang yang berukuran
besar (diatas 100 kg).
3. Cetakan Kulit Kering

Cetakan kulit kering, diperoleh


dengan mengeringkan permukaan
pasir basah dengan kedalaman 1,2 cm
sampai dengan 2,5 cm pada
permukaan rongga cetakan. Bahan
perekat khusus harus ditambahkan
pada campuran pasir untuk
memperkuat permukaan rongga cetak.
A. TUNGKU KRUSIBLE
Tungku krusibel merupakan salah satu jenis tertua dan paling sederhana dari
unit mencair digunakan dalam pengecoran. Tungku menggunakan wadah tahan
api yang berisi muatan logam. Tuduhan dipanaskan melalui konduksi panas
melalui dinding wadah tersebut. Bahan bakar pemanas biasanya coke, gas alam,
minyak atau listrik. Pencairan Crucible umumnya digunakan di mana batch kecil
paduan titik leleh rendah diperlukan. Terutama digunakan untuk mencairkan
jumlah yang lebih kecil dari logam nonferrous, tetapi juga dapat digunakan untuk
logam besi, oleh pengecoran yang lebih kecil atau untuk jalur khusus paduan.
Tungku krusibel telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan
logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan
bakar.Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat
dipindah-pindahkan. Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro
Dapur ini melebur logam tanpa berhubungan lagsung dengan bahan
pembakaran tidak langsung (indirect fuel-fired furnance).
Tungku wadah yang digunakan untuk mencair dan memegang batch kecil non-
ferrous paduan.
B. TUNGKU KUPOLA
Dapur kupola adalah dapur yang digunakan untuk melebur besi tuang. Dapur ini berbentuk silindrik tegak, terbuat dari
baja dan bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api. Sebagai bahan bakar digunakan kokas (coke), dan batu
kapur digunakan sebagai fluks, sedang bahan bakunya adalah besi bekas dan seringkali ditambahkan besi kasar.
Pengisisan dilakukan melaluicharging doorbergantian antara kokas dan besi. Pembakaran terjadi disekitar pipa
hembus sehingga di daerah ini akan terjadi percairan besi dan fluks akan bereaksi dengan abu kokas dan impuritas
lainnya membentuk terak. Terak akan mengapung di atas besi cair dan berfungsi sebagai pelindung hingga tidak
bereaksi dengan lingkungan di dalam kupola.
Cairan akan dikeluarkan secara berkala bila jumlah cairan sudah cukup banyak. Penambahan bahan baku juga
dilakukan secara berkala dan dapur dapat bekerja secara kontinu.
Dapur kupola adalah tempat peleburan/pembuatan besi tuang. Pada umumnya digunakan untuk menghasilkan
peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Kupola - kupola biasanya dioperasikan
sepasang, jadi pemeliharaannya bisa diatur untuk yang satu sedangkan yang lainnya tetap beroperasi, demikian
seterusnya secara bergantian. Bahan yang diolah adalah besi kasar (pig iron) dan besi rongsokan/potongan-potongan
dengan dicampur potongn baja untuk membantu mengontrol kandungan karbon akhir dengan dilusi.Sejumlah kecil
batu kapur dicampurkan ke dalam muatan untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang
diperlukan untuk mengatur analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam ember tuang sewaktu dikeluarkan. Bagian
dari mulai pintu pengisian sampai lubang keluar, dibagi menjadi beberapa daerah seperti disebut di bawah ini, sesuai
keadaan bahan baku dalam kupola. - Daerah pemanasan mula: Adalah bagian dari pintu pengisian sampai di tempat
dimana logam mulai cair. Selama turun di daerah ini, logam mengalami pemanasan mula. - Daerah lebur: adalah
bagian atas dari alas kokas dimana logam mencair. - Daerah panas lanjut: Adalah bagian bawah daerah lebur sampai
rata tuyer. Logam cair dipanaskan lanjut selama turun melalui daerah ini. - Daerah krus: Adalah bagian dari tuyer
sampai dasar kupola. Logam cair dan sebagian kecil terak ditampung di daerah ini. Selain hal tersebut diatas, bagian
dalam kupola dibagi menjadi daerah oksidasi dan daerah reduksi, tergantung pada reaksi antara kokas dan gas. -
Daerah oksidasi: dimulai dari tuyer sampai rata tengah-tengah alas kokas. Dalam daerah ini kokas dioksidasi oleh
udara yang ditiupkan melalul tuyer. - Daerah reduksi: Bagian atas dari daerah oksidasi, dimana gas CO2 yang timbul di
daerah oksidasi, direduksi oleh kokas.

Вам также может понравиться