dari logam yang dicairkan dan dituang ke dalam cetakan, kemudian di biarkan mendingin dan membeku. Awal penggunaan logam oleh manusia ialah ketika membuat perhiasan dari emas atau perak tempaan, dan kemudian membuat senjata dengan menempa tembaga, hal itu di mungkinkan karena logam-logam ini terdapat di alam dalam keadaan murni, sehingga dengan mudah orang dapat menempanya. Pengertian Pengecoran Pengecoran logam merupakan proses pencairan logam untuk membentuk logam cair sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Untuk membuat coran harus dilakukan dengan proses-proses seperti : peleburan logam, membuat rongga cetak, peoses penuangan, memeriksa dan menganalisa hasil coran. Sedangkan untuk pencairan logam dapat dilakukan dengan tanur induksi, dapur kopula, dan lain sebagainya. Sand Casting Sand Casting atau Pengecoran dengan cetakan pasir melibatkan aktivitas-aktivitas seperti menempatkan pola dalam kumpulan pasir untuk membentuk rongga cetak, membuat sistem saluran, mengisi rongga cetak dengan logam cair, membiarkan logam cair membeku, membongkar cetakan yang berisi produk cor dan membersihkan produk cor. Klasifikasi pengecoran berdasarkan umur dari cetakan, ada pengecoran dengan sekali pakai (expendable Mold) dan ada pengecoran dengan cetakan permanent (permanent Mold). Material dan Perlengkapan Pengecoran 1. Pasir Cetak, pasir lebih dipilih sebagai media cetak pengecoran karena pasir memiliki beberapa aspek dalam hal pengecoran seperti tahan pada temperatur tinggi, murah dan mudah mendapatkannya, dapat menghasilkan hasil cor yang memuaskan apabila proses penyaringannya hingga mendapat butir-butir yang halus dibedakan menjadi: Pasir Silika, Pasir Zirkon dan Pasir Olivin 2. Pola, merupakan gambaran dari bentuk produk yang akan dibuat. Pola dapat dibuat dari kayu, plastic/polimer, resin sintetis atau logam. Pemilihan material pola tergantung pada bentuk ukuran produk cor, akurasi dimensi, jumlah produk cor dan jenis proses pengecoran yang digunakan dan menjaga tingkat ketelitian hasil produk cor. Hal yang diperhatikan dalam menentukan pola adalah : a. Pola harus mudah dikeluarkan dari cetakan b. Penempatan inti harus mudah c. Sistem saluran harus dibuat sempurna untuk mendapat aliran logam cair yang optimum. 3. Pemasangan Inti, Inti adalah bagian untuk membuat rongga pada produk cor yang memiliki lubang/rongga. Maka inti dibuat terpisah dengan cetakkan dan dirakit/dipasang pada saat akan melakukan proses penuangan cairan logam. 4. Sistem Saluran, untuk mengalirkan logam cair ke dalam rongga cetakan, terdiri dari cawan tuang, saluran turun, pengalir dan saluran masuk tempat logam mengalir memasuki rongga cetakan. Fungsi dari sistem saluran ini adalah seperti bejana berhubungan yang akan saling mengisi apabila ada ketidakseimbangan cairan didalam cetakan. 5. Cetakan, Dengan menggunakan media cetakkan yang terbuat dari pasir adalah pemilihan yang tepat untuk penghematan biaya produksi karena pasir sendiri mudah didapat dan harganya relatif murah daripada cetakkan-centakkan yang lain. Ada beberapa klasifikasi cetakkan pasir adalah sebagai berikut: Klasifikasi Cetakan Pasir 1. Cetakan Pasir Basah
Cetakan pasir basah merupakan cetakan yang banyak
digunakan dan paling murah. Kata basah dalam cetakan pasir basah berati pasir cetak itu masih cukup mengandung air atau lembab ketika logam cair dituangkan ke cetakan itu. Istilah lain dalam cetakan pasir adalah skin dried. Cetakan ini sebelum dituangkan logam cair terlebih dahulu permukaan dalam cetakan dipanaskan atau dikeringkan. Karena itu kekuatan cetakan ini meningkat dan mampu untuk diterapkan pada pengecoran produk-produk yang besar, dibuat dari campuran pasir, lempung, dan air. Cetakan pasir basah juga banyak digunakan untuk besi tuang, paduan logam tembaga dan aluminium yang beratnya relatif kecil (maksimum 100 kg). 2. Cetakan Pasir Kering
Cetakan pasir kering, dibuat dengan
menggunakan bahan pengikat organik, dan kemudian cetakan dibakar dalam sebuah oven dengan temperatur berkisar antara 204 oC sampai 316oC. Pembakaran dalam oven dapat memperkuat cetakan dan mengeraskan ermukaan rongga cetakan. Cetakan pasir kering digunakan pada benda tuang yang berukuran besar (diatas 100 kg). 3. Cetakan Kulit Kering
Cetakan kulit kering, diperoleh
dengan mengeringkan permukaan pasir basah dengan kedalaman 1,2 cm sampai dengan 2,5 cm pada permukaan rongga cetakan. Bahan perekat khusus harus ditambahkan pada campuran pasir untuk memperkuat permukaan rongga cetak. A. TUNGKU KRUSIBLE Tungku krusibel merupakan salah satu jenis tertua dan paling sederhana dari unit mencair digunakan dalam pengecoran. Tungku menggunakan wadah tahan api yang berisi muatan logam. Tuduhan dipanaskan melalui konduksi panas melalui dinding wadah tersebut. Bahan bakar pemanas biasanya coke, gas alam, minyak atau listrik. Pencairan Crucible umumnya digunakan di mana batch kecil paduan titik leleh rendah diperlukan. Terutama digunakan untuk mencairkan jumlah yang lebih kecil dari logam nonferrous, tetapi juga dapat digunakan untuk logam besi, oleh pengecoran yang lebih kecil atau untuk jalur khusus paduan. Tungku krusibel telah digunakan secara luas disepanjang sejarah peleburan logam. Proses pemanasan dibantu oleh pemakaian berbagai jenis bahan bakar.Tungku ini bias dalam keadaan diam, dimiringkan atau juga dapat dipindah-pindahkan. Dapat diaplikasikan pada logam-logam ferro dan non-ferro Dapur ini melebur logam tanpa berhubungan lagsung dengan bahan pembakaran tidak langsung (indirect fuel-fired furnance). Tungku wadah yang digunakan untuk mencair dan memegang batch kecil non- ferrous paduan. B. TUNGKU KUPOLA Dapur kupola adalah dapur yang digunakan untuk melebur besi tuang. Dapur ini berbentuk silindrik tegak, terbuat dari baja dan bagian dalamnya dilapisi dengan batu tahan api. Sebagai bahan bakar digunakan kokas (coke), dan batu kapur digunakan sebagai fluks, sedang bahan bakunya adalah besi bekas dan seringkali ditambahkan besi kasar. Pengisisan dilakukan melaluicharging doorbergantian antara kokas dan besi. Pembakaran terjadi disekitar pipa hembus sehingga di daerah ini akan terjadi percairan besi dan fluks akan bereaksi dengan abu kokas dan impuritas lainnya membentuk terak. Terak akan mengapung di atas besi cair dan berfungsi sebagai pelindung hingga tidak bereaksi dengan lingkungan di dalam kupola. Cairan akan dikeluarkan secara berkala bila jumlah cairan sudah cukup banyak. Penambahan bahan baku juga dilakukan secara berkala dan dapur dapat bekerja secara kontinu. Dapur kupola adalah tempat peleburan/pembuatan besi tuang. Pada umumnya digunakan untuk menghasilkan peleburan sehari-hari berdasarkan pada kapasitas dari pabrik (foundry). Kupola - kupola biasanya dioperasikan sepasang, jadi pemeliharaannya bisa diatur untuk yang satu sedangkan yang lainnya tetap beroperasi, demikian seterusnya secara bergantian. Bahan yang diolah adalah besi kasar (pig iron) dan besi rongsokan/potongan-potongan dengan dicampur potongn baja untuk membantu mengontrol kandungan karbon akhir dengan dilusi.Sejumlah kecil batu kapur dicampurkan ke dalam muatan untuk membantu pembentukan terak dan beberapa tambahan yang diperlukan untuk mengatur analisa dari besi biasanya dicampurkan ke dalam ember tuang sewaktu dikeluarkan. Bagian dari mulai pintu pengisian sampai lubang keluar, dibagi menjadi beberapa daerah seperti disebut di bawah ini, sesuai keadaan bahan baku dalam kupola. - Daerah pemanasan mula: Adalah bagian dari pintu pengisian sampai di tempat dimana logam mulai cair. Selama turun di daerah ini, logam mengalami pemanasan mula. - Daerah lebur: adalah bagian atas dari alas kokas dimana logam mencair. - Daerah panas lanjut: Adalah bagian bawah daerah lebur sampai rata tuyer. Logam cair dipanaskan lanjut selama turun melalui daerah ini. - Daerah krus: Adalah bagian dari tuyer sampai dasar kupola. Logam cair dan sebagian kecil terak ditampung di daerah ini. Selain hal tersebut diatas, bagian dalam kupola dibagi menjadi daerah oksidasi dan daerah reduksi, tergantung pada reaksi antara kokas dan gas. - Daerah oksidasi: dimulai dari tuyer sampai rata tengah-tengah alas kokas. Dalam daerah ini kokas dioksidasi oleh udara yang ditiupkan melalul tuyer. - Daerah reduksi: Bagian atas dari daerah oksidasi, dimana gas CO2 yang timbul di daerah oksidasi, direduksi oleh kokas.