Вы находитесь на странице: 1из 26

Hukum Administrasi Negara

DOSEN PEMBIMBING :

TOTOK SUDARYANTO, S.H.,M.H,

KELAS D

DISUSUN OLEH :

RR. SITI FATIMAH


150710101417
POKOK BAHASAN

1. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA (HAN)


2. SUMBER-SUMBER HAN
3. STRUKTUR ORGANISASI PEMERINTAHAN
4. ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN
GOOD GOVERNMENT
5. TINDAKAN PEMERINTAHAN
6. INSTRUMEN PEMERINTAHAN
7. KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA
8. PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI
9. PERLINDUNGAN HUKUM
10. PERADILAN TATA USAHA NEGARA
1. HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

PENGERTIAN

Hukum Administrasi Negara adalah hukum dan


peraturan-peraturan yang berkenaan dengan
pemerintah dalam arti sempit atau administrasi
negara, peraturan peraturan tersebut dibentuk oleh
lembaga legislatif untuk mengatur tindakan
pemerintahan dalam hubungannya dengan warga
negara, dan sebagian peraturan peraturan itu
dibentuk pula oleh administrasi negara.
Ruang 1. Peraturan mengenai penegakan ketertiban dan
keamanan, kesehatan, dan kesopanan, dengan
Lingkup menggunakan aturan tingkah laku bagi warga negara yang
ditegakkan dan ditentukan lebih lanjut oleh pemerintah;
HAN
2. Peraturan yg ditujukan untuk memberikan jaminan
sosial bagi rakyat;

3. Peraturan peraturan mengenai tata ruang yang


ditetapkan pemerintah;
4. Peraturan-peraturan yg berkaitan dengan tugas-tugas
pemeliharaan dari pemerintah termasuk bantuan terhadap
aktivitas swasta dalam rangka pelayanan umum;

5. Peraturan peraturan yg berkaitan dengan pemungutan


pajak;

6. Peraturan-peraturan mengenai perlindungan hak dan


kepentingan warga negara terhadap pemerintah;

7. Peraturan peraturan yang berkaitan dengan penegakan


hukum administrasi;
2. SUMBER-SUMBER HAN

1). Sumber Hukum Materiil HAN

2). Sumber Hukum Formil HAN


1) Sumber Hukum Materiil HAN

Sumber hukum materiil dari HAN meliputi faktor-


faktor yang ikut mempengaruhi materi (isi) dari aturan-
aturan HAN.
Faktor-faktor tersebut berpengaruh bagi pemerintah
dalam melakukan tindakan pemerintahan, baik dalam
tindakan pembuatan peraturan-peraturan perundangan
maupun pembuatan keputusan.
Faktor yang mempengaruhi isi HAN yaitu meliputi
faktor :
Historis, filosofis, sosiologis, antropologis,
ekonomis, agama dll.
a. Faktor historis / sejarah
Dalam studi perkembangan HAN ada dua bentuk sejarah sebagai sumber hukum,
yaitu :
- UU dan sistem hukum tertulis yang berlaku pada masa lampau di suatu tempat.
Karena terdapat unsur yang dianggap baik maka oleh pemerintah dapat dijadikan
materi pembuatan peraturan perundang-undangan dan diberlakukan sebagai bahan
untuk hukum positif. Contoh : hukum romawi -- > hukum prancis --> hukum belanda
--> hukum hindia belanda --> hukum indonesia.
- Dokumen-dokumen yaitu dokumen-dokumen dari suatu masa hingga diperoleh
gambaran tentang hukum yang berlaku di masa itu yang mungkin dapat diterima untuk
dijadikan bahan hukum positif untuk saat sekarang. Contoh : prasasti majapahit tentag
sumpah palapa gajahmada berbunyi bhinneka tunggal ika.

b. Faktor sosiologis dan antropologis


Dari sudut sosiologis dan antropologis sumber hukum materiil adalah seluruh
masyarakat, ini menyoroti lembaga-lembaga dalam masyarakat sehingga dapat
diketahui apakah yang dirasakan sebagai hukum oleh lebaga- lembaga sosial saat ini.
c. Faktor filosofis
- Ukuran untuk menentukan bahwa sesuatu itu bersifat adil, karena hukum
dimaksudkan antara lain untuk menciptakan keadilan, maka hal-hal yang secara filosofis
dianggap adil dijadikan sebagai sumber hukum materiil bagi HAN.
- Faktor-faktor yang mendorong seseorang mau tunduk pada hukum. Hukum itu
diciptakan agar ditaati, oleh sebab itu semua faktor yang dapat mendorong seseorang taat
pada hukum harus diperhatikan dalam pembuatan aturan HAN.
d. Faktor ekonomis
- Faktor ekonomi terdapat dalam kehidupan masyarakat yang tersusun dalam
struktur ekonomi masyarakat akan mempengaruhi aturan-aturan hukum.
Contoh : aturan tentang BBM subsidi hanya untuk sepeda motor dan kendaraan
umum.
- Faktor ekonomi itu merupakan dasar yang riil yang sangat berpengaruh sehingga
dapat dijadikan sebagai sumber hukum materiil bagi HAN.
e. Faktor agama
Sumber hukum dari faktor agama adalah kitab suci dan perjalanan hidup nabi serta
para sahabat dan pendapat pemimpin agama yang dianutnya.
2) Sumber Hukum Formil HAN

Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang


dilihat dari segi bentuk dan pembentukannya sebagai
prasyaratan berlakunya hukum.
Adapun sumber hukum formil dari hukum
administrasi negara adalah :
1. UU (dan peraturan pelaksanaannya).
2. Praktek administrasi negara (konvensi).
3. Yurisprudensi.
4. Doktrin (pendapat para ahli hukum).
a. UU
Dalam hal yang dimaksud dengan UU sebagai sumber hukum formil mecakup semua
produk hukum dalam segala bentuk dan cara pembuatannya yang mengikat semua
penduduk secara langsung.
Dalam pasal 7 UU no. 10 tahun 2004 tentang pembentukan pemerintahan peraturan
perundang-undangan, jenis dan tata urutan peraturan perundang-undangan adalah sebagai
berikut :
1. UUD 1945
2. UU/PERPU
3. PP
4. Peraturan Presiden, Peraturan Menteri
5. Perda (propinsi/kota/kabupaten)

b. Praktek administrasi negara (konvensi).


Konvensi sebagai sumber hukum adalah berupa praktek pejabat pemerintahan.
Konvensi tidak tertulis, tetapi penting, mengingat HAN selalu bergerak dan berkembang dan
dituntut perubahannya oleh situasi pada saat itu. (contoh : asas-asas umum pemerintahan
yang baik)
b. Yurisprudensi
Yurisprudensi adalah putusan hakim administrasi negara (PTUN) yang telah lalu yang
memutuskan perkara administrasi negara dan sudah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Yurisprudensi lahir berkaitan dengan prinsip hukum bahwa hakim tidak boleh menolak
untuk mengadili perkara yang diajukan kepadanya.
Kewenangan bagi hakim untuk mencari sendiri aturan hukum untuk memutus, yang
disebabkan belum adanya aturan hukum yang berkaitan dengan pokok sengketa, sehingga
hakim menggali hukum berdasarkan keyakinannya sendiri sesuai dengan nilai-nilai hukum
yang ada dalam masyarakat.
c. Doktrin (pendapat para ahli hukum)
Doktrin merupakan pendapat para ahli hukum. Pendapat ahli hukum dapat melahirkan
teori-teori dalam lapangan hukum administrasi yang kemudian dapat dijadikan dasar timbulnya
kaidah-kaidah hukum dalam HAN.
Doktrin baru dapat menjadi sumber hukum formil bila doktrin diterima oleh masyarakat
tanpa melalui proses perundangan biasanya melalui yurisprudensi.
Sebaliknya, doktrin tidak lagi menjadi sumber hukum formil, bila doktrin yang dimaksud
pada suatu saat tidak dianggap lagi sesuai dengan perkembangan masyarakat maka doktrin tidak
berlaku lagi sebagai sumber hukum formil tanpa dilakukan pencabutannya secara resmi.
3. STRUKTUR ORGANISASI
PEMERINTAHAN
Struktur Organisasi Pemerintahan Kota
Struktur Organisasi Pemerintahan Provinsi
4. Asas-asas umum pemerintahan yang baik
dan Good Government

1. Asas Kepastian Hukum


Asas ini menghendaki dihormatinya hak yg telah diperoleh seseorang
berdasarkan suatu keputusan pemerintah, meskipun keputusan itru salah.asas
het vermoeden van rechmatigheid atau presumtio iustae causa .

2. Asas Kecermatan
Asas ini menghendaki agar pemerintah atau administrasi bertindak cermat
dalam melakukan bewrbagai aktivitas penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan sehingga tidak menimbulkan kerugian bagi warga

3. Asas Motivasi
Asas ini menghendaki agar setiap KTUN harus mempunyai alasan dan alasan itu
harus jelas, benar serta adil sehingga dapat dinilai apakah tidak bersifat
kesewenang-wenangan. (asas keterbukaan)

4. Asas Kesamaan
Asas ini menghendaki agar BTUN dalam menghadapi kasus atau fakta yang
sama, mengambil tindakan yang sama. (Pasal 27 UUD 1945- Equality before the
law)
5. Asas Larangan menyalagunakan wewenang
Asas ini menghendaki agar wewenang yang diberikan kepada BTUN
dipergunakan sesuai maksud dan tujuan semula diberikannya wewenang itu.

6. Asas meniadakan akibat suatu keputusan yang batal


Asas ini menghendaki bahwa setiap orang atau pegawai ditangkap, ditahan atau
diadili tanpa alasan yang berdasarkan Undang-undang atau karena kekeliruan
mengenai orangnya atau hukum yang diterapkan, berhak menuntut ganti rugi.

7. Asas keserasian atau keseimbangan


Asas ini menghendaki adanya keserasian dan keseimbangan dalam tindakan
BTUN. Keseimbangan antara kepentingan-kepentingan.

8. Asas penyelenggara kepentingan umum


Kriteria kepentingan umum dalam inpres No. 9 tahun 1973, UU Nomor 5 tahun
1960 dan UU no. 20 Tahun 1961 dalam pasal 49 UU nomor 5 Tahun 1986.
5. TINDAKAN PEMERINTAHAN

Dalam melaksanakan tugas dan menyelenggarakan kepentingan umum,


pemerintah banyak melakukan kegiatan atau perbuatan-perbuatan. Keaktivitas
atau pembuatan itu pada garis besarnya dibedakan ke dalam dua gologan, yaitu:

1. Rechtshandelingen (golongan perbuatan hukum)


2. Feitelijke handelingen (golongan yang bukan perbuatan hukum)

Dari kedua golongan perbuatan tersebut yang penting bagi hukum administrasi
negara adalah golongan perbuatan hukum (hechts handelingen), sebab
perbuatan tersebut langsung menimbulkan akibat hukum tertentu bagi hukum
administrasi Negara, oleh karena perbuatan hukum ini membawa akibat pada
hubungan hukum atau keadaan hukum yang ada, maka perbuatan tersebut
tidak boleh mengandung cacat, seperti kehilafan (dwaling), penipuan (bedrog),
paksaan (dwang)
6. INSTRUMEN PEMERINTAHAN

adalah sarana /alat yg digunakan oleh pemerintah dalam melaksanakan


tugas-tugasnya

Instrumen Pemerintah terdiri dari :

1. Barang Milik Pemerintah/Domein publiek


Gedung,Kantor, Alat transportasi, Tanah, computer, alat tulis , mobil dll.

2. Instrumen Yuridis
- Peraturan perundang-undangan
- Keputusan-keputusan
- Beleids regel/peraturan kebijaksanaan
- Perizinan
- dll
7. KEPUTUSAN TATA USAHA NEGARA

Berdasarkan Pasal 1 angka 3 UU No. 5 Th 1986 tentang


Peradilan Tata Usaha Negara :

Ketetapan adalah suatu penetapan tertulis yang


dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara
yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang
berlaku yang bersifat konkret, Individual dan Final yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau Badan
hukum perdata
Unsur-Unsur Ketetapan
1. Penetapan tertulis
2. Dikeluarkan Oleh Badan /Pejabat TUN
3. Berdasarkan Peraturan Per UUan
4. Bersifat Konkret
5. Individual
6. Final
7. Menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau
Badan Hukum Perdata
Macam-macam Ketetapan

1. Ketetapan Deklaratoir dan Konstitutif


2. Ketetapan yang menguntungkan dan memberatkan
3. Ketetapan kilat dan ketetapan tetap
4. Ketetapan bebas dan terikat
5. Ketetapan Positif dan Negatif
6. Ketetapan Perseorangan dan Kebendaan
Syarat-syarat pembuatan ketetapan/syarat syahnya ketetapan

1. Syarat material
a. Organ pemerintah yg membuat harus berwenang (isi/materi, wilayah
dan waktu). Cacat dalam hal ini menimbulkan cacat kewenangan
(onbevoegdheid) yaitu ;
1. Cacat isi (Onbevoegdheid ratione materiae)
2. Cacat wilayah (Onbevoeghdeid ratione loci)
3. Cacat waktu (Onbevoegdheid ratione temporis)
b. Tidak boleh mengandung kekurangan
c. Harus berdasarkan keadaan tertentu
d. Harus dapat dilaksanakan tanpa melanggar aturan lainnya.

2. Syarat Formal
a. Syarat berhubungan dengan dibuatnya ketetapan hrs terpenuhi
b. Harus diberi bentuk
c. Jangka waktu ditentukan
8. PENEGAKAN HUKUM ADMINISTRASI

Meliputi :
1. Pengawasan
2. Pemberian/Penerapan Sanksi

1. Pengawasan :
George R. Terry Pengawasan adalah menentukan apa yang telah
dicapai, mengevaluasi dan menerapkan tindakan korektif, jika
perlu, memastikan hasil yang sesuai dengan rencana.

Paulus Effendi Lotulung Pengawasan adalah upaya untuk


menghindari terjadinya kekeliruan-kekeluruanj, baik sengaja
maupun tidak disengaja, sebagai usaha preventif, atau juga untuk
memperbaikinya apabila sudah terjadi kekeliruan itu, sebagai
usaha represif
Cara-cara Pengawasan

1. Ditinjau dari segi kedudukan badan/orang yang melaksanakan pengawasan


a. Pengawasan intern
1. Pengawasan Melekat
2. Pengawasan Fungsional
b. Pengawasan Ekstern

2. Ditinjau dari segi waktu


a. Pengawasan Prefentif
b. Pengawasan Represif

3. Ditinjau dari segi obyek yang diawasi


a. Pengawasan dari segi Hukum/ rechmatigheid
b. Pengawasan dari segi kemanfaatannya/dolematigheid
2. Pemberian atau Penerapan Sanksi:
Sanksi Administrasi adalah ;
Sanksi yg muncul dari hub pemerintah warga negara dan
dilaksanakan tanpa perantara pihak ketiga , yaitu tanpa perantara
pkekuasaan peradilan tetapi dapat secara langsung oleh aminimistrasi
negara.
Sanksi Dalam Hukum Administrasi:
1. Denda Administrasi
2. Penarikan kembali keputusan yang menguntungkan
3. Uang Paksa/Dwangsom
4. Bestuursdwang/Paksaan pemerintah
9. PERLINDUNGAN HUKUM

Hukum diciptakan sebagai sarana instrumen untuk mengatur hak-hak dan kewajiban-
kewajiban subyek hukum, dan juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan bagi
subyek hukum.
Ketika pemerintah melakukan tindakan hukum dalam kapasitasnya sebagai wakil dari
badan hukum, maka tindakan tersebut diatur dan tunduk pada ketentuan hukum
keperdataan, sedangkan ketika pemerintah bertindak dalam kapasitasnya sebagai
pejabat, maka tindakan itu diatur dan tunduk pada hukum administrasi negara.
Perlindungan hukum di sini lebih ditentukan pada perlindungan hukum terhadap sikap
atau perbuatan hukum pemerintah berdasarkan hukum positif Indonesia.

Sistematika perlindungan hukum diarahkan pada 3 macam perbuatan pemerintah dalam :


1. Pembuatan peraturan perudang-undangan,
2. Pembuatan ketetapan,
3. Bidang keperdataan.
10. PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Pengertian
Peradilan Tata Usaha Negara adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan terhadap sengketa tata usaha negara. Yang dimaksud rakyat
pencari keadilan adalah setiap orang baik warga negara Indonesia maupun orang
asing dan badan hukum perdata yang mencari keadilan pada Paradilan Tata Usaha
Negara.

Tujuan

Peradilan Tata Usaha Negara dibentuk untuk menyelesaikan sengketa antara


pemerintah dan warga negaranya, yakni sengketa yang timbul sebagai akibat adanya
tindakan-tindakan pemerintah yang dianggap melanggar hak-hak warga negaranya.
Tujuan pembentukan Peradilan Tata Usaha Negara adalah:
1. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak rakyat yang bersumber dari hak-hak
individu.
2. Memberikan perlindungan terhadap hak-hak masyarakat yang didasarkan
kepada kepentingan bersama dari individu yang hidup dalam masyarakat tersebut.

Вам также может понравиться