Вы находитесь на странице: 1из 18

HORMON DAN

ANTAGONIS
HORMON 1
KELOMPOK 1
SITI NUR FADILAH (G 701 15 007)
JESICA RUNDUBELO (G 701 15
089)
BRYAN ARCHIMEDES RANDJA (G
701 15 244)
ISMI AMANDAH IZMAT (G 701 15
194)
Pengertian hipotalamus
Kelenjar Hipofisis(pituitary)disebut
jugamaster of glandatau kelenjar
pengendali karena menghasilkan
bermacam-macam hormon yang
mengatur kegiatan kelenjar lainnya.
Kelenjar ini berbentuk bulat dan
berukuran kecil, dengan diameter 1,3
cm. Hipofisis dibagi menjadi hipofisis
bagian anterior, bagian tengah (pars
intermedia), dan bagian posterior.
Hipofisis terletak di dasar tulang tengkorak dan di bawah otak.
Kelenjar hipofisis memiliki 3
bagian :
Hipofisis anterior (atau adenohypophysis):
Hipofisis Anterior (atau depan) menghasilkan hormon yang
mempengaruhi payudara, adrenal, tiroid, ovarium dan testis,
di samping beberapa hormon lainnya. Hipofisis anterior
menerima sinyal yang dari neuron parvoselular di otak.
Hipofisis anterior mensintesis dan mengeluarkan hormon
endokrin penting, seperti:
Hormon adrenokortikotropik (ACTH), untuk mengaktifkan
kelenjar adrenal. Kortisol, yang disebut hormon stres sangat
penting untuk kelangsungan hidup manusia. Ini membantu
untuk menjaga tingkat tekanan darah dan glukosa darah.
Thyroid-stimulating hormone (TSH), untuk merangsang
kelenjar tiroid
Hormon Releasing Hormone (GHRH), untuk
melepaskan hormon.
Prolaktin, untuk mengaktifkan produksi susu
setelah kelahiran anak pada wanita. Hal ini juga
mempengaruhi kadar hormon seks dari ovarium
pada wanita dan testis dari pada pria.
Hormon-hormon ini dilepaskan dari hipofisis
anterior di bawah pengaruh hipotalamus. Hormon
hipotalamus disekresikan ke lobus anterior melalui
cara yang unik dari sistem kapiler khusus, yang
disebut sistem portal hipotalamus-hypophysial.
Follicle-stimulating hormone (FSH), untuk merangsang
ovarium pada wanita dan testis pada pria dan untuk
merangsang ovarium untuk mengaktifkan ovulasi pada
wanita.
Luteinizing hormone (LH), untuk merangsang ovarium
atau testis
Hormon pertumbuhan (GH) untuk membantu dalam
pertumbuhan manusia. GH merangsang pertumbuhan di
masa kecil dan sangat penting untuk menjaga komposisi
tubuh yang sehat dan kebahagiaan pada orang dewasa.
Pada orang dewasa, penting untuk menjaga massa otot
dan massa tulang. Hal ini juga mempengaruhi distribusi
lemak dalam tubuh.
Lobus intermedia
Terdapat sebuah lobus intermedia di beberapa
hewan, tapi dasar pada manusia. Sebagai
contoh, diasumsikan untuk mengontrol
perubahan warna fisiologis pada ikan. Pada
manusia dewasa, itu hanya lapisan tipis sel
antara hipofisis anterior dan posterior. Lobus
intermedia menghasilkan melanocyte-
stimulating hormone (MSH), untuk
mengendalikan pigmentasi kulit.
Hipofisis Posterior (atau
neurohypophysis):
Kelenjar utama dipengaruhi oleh hipofisis posterior (atau
belakang) adalah ginjal. Hipofisis Posterior menerima
sinyal dari neuron magnoselular di otak. hipofisis
Posterior menyimpan kelenjar dan melepaskan hormon,
seperti:
Oksitosin, memainkan peran utama dalam sistem otak
manusia karena merupakan salah satu dari beberapa
hormon untuk menghasilkan lingkaran reaksi positif.
Misalnya, kontraksi rahim membangkitkan pelepasan
oksitosin dari hipofisis posterior, yang, secara berurutan,
meningkatkan kontraksi rahim. Lingkaran reaksi positif ini
terus berlanjut di seluruh proses persalinan pada wanita.
Oksitosin merangsang produksi susu pada wanita juga.
Hormon antidiuretik (ADH), dalam rangka
meningkatkan penyerapan air ke dalam darah oleh
ginjal. ADH juga disebut sebagai vasopressin. Ini
mengatur keseimbangan cairan dalam tubuh. Jika
hormon ini tidak dirilis dengan benar, dapat
menyebabkan hormon minim (disebut diabetes
insipidus), atau terlalu banyak hormon (disebut
sindrom sekresi ADH). Kedua kondisi ini
mempengaruhi ginjal. Diabetes insipidus ini berbeda
dengan diabetes mellitus yang lebih terkenal
(termasuk diabetes tipe 1 dan tipe 2), yang
mempengaruhi kadar glukosa dalam tubuh manusia.
Disfungsi hipotalamusdapat disebabkan oleh
berbagai faktor, diantaranya:
gangguan genetik,
kekurangan gizi,
perdarahan,
anoreksia & bulimia operasi,
tumor otak,
infeksi dan peradangan,
radiasi, dll.
Hipertiroidisme diobati dengan empat golongan
obat, yaitu:
antitiroid, obat yang menghambat sintesis
hormone secara langsung
penghambat transport iodide
iodium berkonsentrasi tinggi
iodium radioaktif
1. Antitiroid(Tioamida)
Tioamid memiliki beberapa efek
menghambat sintesis tiroid. Cara kerja pertama
yaitu menghambat enzim tiroid peroxidase,
yang berfungsi mengubah iodide menjadi
iodine.Cara kerja lainnya adalah menghalangi
iodotirosin untuk berpasangan.1Contoh
tioamida adalah propiltiourasil(PTU), metimazol,
dan carbimazole PTU dapat menghambat
deiodinasi pada jaringan perifer.
PTU sangat cepat diserap dan mencapai konsentrasi
puncaknya. PTU diabsorbsi melalui saluran pencernaan
sebanyak dan memiliki bioavailbilitas sekitar 50-80%.
PTU didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan
dieksresi melalui air susu ibu dan urin, melalui bentuk
glukoronida.1,2 PTU memiliki waktu paruh 1,5 jam dan
diberikan setiap 6-8 jam sebanyak 100 mikrogram.
Pemberian dosis tersebut dapat menghambat
organifikasi iodine sebanyak 60% selama 7
jam.2Metimazol diabsorpsi secara lengkap dan
memiliki volume distribusi yang luas. Methimazol
dieksresikan lebih lambat, yaitu 65-70% selama 48 jam
2.Inhibitor Anion
Inhibitor anion adalah golongan obat yang
menghambat pompa iodide sel folikuler.
Penghambatan ini menurunkan sintesis
hormone tiroid. Contoh obat golongan ini
adalah tiosianat, perklorat, dan fluoborat.
Obat ini dapat menimbulkan goiter. Efek
samping dari Natrium dan kalium perklorat
adalah anemia anaplastik, demam, kelainan
kulit, iritasi usus, dan agranulositosis.
3. Iodida
Iodida merupakan obat tertua untuk terapi
hipertiroidisme. Iodida menghambat organifikasi
dan pelepasan hormone(Wolf-Chaikoff effect)
serta menghambat vaskularisasi kelenjar
tiroid.1Sediaan yang digunakan adalah natrium
iodide dan kalium iodide, dengan dosis tiga kali
0,3 mL. Iodida sebaiknya tidak digunakan
sendiri. Iodida akan menumpuk dalam folikel,
dan setelah 2-8 minggu efek hambatannya
menghilang. Hal ini menimbulkan tirotoksikosis.
Iodida sebaiknya tidak diberikan pada ibu hamil.
4. Iodida radioaktif
Iodida radioaktif yang sering digunakan adalah
131I, yang memiliki waktu paruh 8 hari. 131I
memancarkan sinar dan . Iodium radioaktif
terkumpul dalam folikel. Pancaran sinarnya
menghancurkan parenkim tiroid.Dosis terapinya
adalah 0,03 mikrogram. Distribusi iodide radioaktif
sama dengan iodine biasa. Eksresi iodide radioaktif
dipengaruhi oleh aktifitas tiroid, pada normotiroid
65%, hipotiroid 85-90%, dan pada hipertiroid 5%
dieksresikan dalam 24 jam.Iodium radioaktif
dikontraindikasikan bagi wanita hamil dan anak-
anak.
Indikasi pemakaian Iodida radioaktif adalah:
hipertiroidisme usia lanjut
grave disease
nodular toksik
goiter nodular non-toksik yang disertai gejala
kompresi
karsinoma tiroid
alat diagnostic fungsi tiroid

Вам также может понравиться