Вы находитесь на странице: 1из 29

HORMON

REPRODUKSI
Ns. Pawestri, Skep, MKes
Hormon :
Zat yang dihasilkan oleh kel. Endokrin.
Zat organik (dlm jmlh kecil) yang dialiran dalam darah mnj organ/sel
sasaran untuk mdorong/mhambat bfungsi normal (>< kel. Eksokrin).
Hormon berasal dari kata hormao yang berarti pembangkit aktivitas
adalah sebuah zat organik.
Sifat-sifat atau kekhususan dari hormon adalah zat ini merupakan
pengatur fisiologis terhadap kelangsungan hidup suatu organ atau suatu
sistem.
Hormon merupakan zat organik yang diproduksi oleh sel-sel khusus
dalam bahan dan dialirkan ke dalam peredaran darah dan dengan jumlah
yang sangat kecil dapat merangsang sel-sel tertentu untuk berfungsi.
Hormon merupakan suatu substansi organik yang berdifusi atau diangkut
kesuatu lokasi dalam organisme dan dapat menyebabkan penyesuaian
untuk mengintegrasikan bagian-bagian dan fungsi komponen dalam
tubuh.
Hormon-hormon kelamin yang berperan terhadap perkembangan organ-organ
kelamin, yaitu FSH (Follicle Stimulating Hormone), LH (Luteinizing Hormone),
testoteron, estrogen, progesteron, oksitosin, relaksin, dan laktogen (prolaktin)
Fungsi hormon
Pelengkap sist Saraf yang mengatur aktivitas
organ.
Mintegrasi dg kds lingk : salinitas, suhu,
periode cahaya, u/ osmoregulasi, metabolisme,
reproduksi dan migrasi.
Biokatalisator thd aktivitas sist. Ensim sel/orgn
sasaran.
Mengatur permeabilitas permukaan dinding sel.
Mengatur aktivitas gen (mdorong/ mhmbt) dlm
sintesis zat organik.
Prinsip reproduksi dlm sist.
Endokrin
Kel. Hipotalamus + Pituitary (hipofisa)
merangsang perkembangan gonad (GnRH &
GtH).
Gonad mhslkan hormon (estrogen,
progresteron & testosteron) u/ mengontrol
(feed back mechanism) thd sekresi GnRH &
GtH.
Hormon Reproduksi :
Proses perkembangbiakan organisme : pembentukan gamet, singami, kelahiran
(menetas).
Partisipasi ini mungkin melalui kerja langsung terhadap fungsi fisiologik lingkungan
internal yang menjamin keberhasilan reproduksi atau pengaruh tidak langsung.
Berdasarkan cara kerjanya, hormon-hormon reproduksi dapat dibagi dalam tiga
kelompok yaitu
1. hormon-hormon reproduksi primer (Tabel 1),
2. hormon-hormon reproduksi sekunder (Tabel 2),
3. hormon-hormon pelepas (Tabel 3).

.Hormon-hormon reproduksi primer : spermatogenesis, ovulasi, kelakuan kelamin,


fertilisasi, pengangkutan ovum, implantasi, kelangsungan kehamilan, kelahiran,
laktasi dan tingkah laku induk.
.Hormon-hormon reproduksi sekunder : pertahankan keadaan fisiologik yang
memungkinkan terjadinya proses reproduksi., Kelompok keadaan yang kedua ini
pada umumnya berfungsi pada pertumbuhan, perkembangan, dan metabolisme yang
berarti bahwa hormon-hormon ini memprtahankan keadaan metabolik dan fisiologik
yang normal.
Hormon reproduksi Primer:
Hipotalamus : GnRH
Pitiutary : GtH 1 (FSH) & 2 (LH) , Prolactin, GH.
Ovarium : Progesteron & estrogen
Lain : Tiroksin (tyroid) & cortisol (kortex
adrenal).
Hipotalamus
1.Gonadotropin Releasing Hormon/GnRH
Hormon peptida, BM GtH-RH 1: 2.500 & BM
GtH 2 : 3.000 (mudah hancur dg tripsin).

Fungsi :
Mdorong kel. Pituitary mhasilkan GtH 1 & 2.
Mdorong pkembangan & fungsi gonad
(ovarium / ovulasi, testes / sperma).
Mperbaiki hipofungsi gonad.
Pitiutary
2. GtH 1 (FSH)
Hormon glikoprotein (KH 27%), mengandung as. Sialat (aktv. Biologis).
Dihasilkan sel basofil kel. Pituitary.
Reseptor pada sel granulosa ()dan Spermatogonia & sel Sertoli ()
aromatisasi testosteron .
BM : 30.000 67.000.
Waktu paruh (half life) 2 jam.Sangat larut dlm air

Fungsi :
Pertumbuhan folikel & sel-sel spermatogenik.
Mtingkatkan penggunaan O2 (oksidasi)
Sintesis protein dlm sel .
Sinergis dg GtH 2 mtingkatkan sekresi steroid (sel granulosa), inhibin
& ABP (sel Sertoli) .
GtH 2 (LH)
Hormon glikoprotein (KH 16%), as. Sialat 1,4 %.
Dihasilkan sel basofil kel. Pituitary.
Reseptor pada sel teka dan lutein () dan sel Leydig ().
BM : 28.000 30.000.
Waktu paruh (half life) jam.

Fungsi :
Mrangsang pkembangan folikel masak hingga ovulasi.
Mrangsang sintesa steroid (kolesterol, pregnenolon ,
progesteron).
Mrangsang sel Leydig mhasilkan testosteron.
Mtingkatkan sirkulasi drh untuk metabolisme.
Prolactin
Hormon protein dg 211 rangkaian As. Amino
(dominan : treonin, triosin & triptofan).
BM : 24.200 26.000

Fungsi :
Bperan dlm perilaku reproduksi (broddiness).
Bersama GtH 2 (LH) mendorong partumbuhan
sel Leydig.
Negative feed back thd GtH & mturunkan sex
instinct .
Ovarium : Progesteron
Hormon steroid dg inti siklopentanoperhidro penantren.
BM kecil & mdh larut minyak (tdk air).
Terikat dlm protein (globulin).
Waktu paruh 60 100 menit.
Reseptor pada inti sel sasaran.

Fungsi :
Sinergis dg estrogen dlm perilaku reproduksi untuk
matur (-) feed back thd GnRH.
Mtingkat pertumbuhan urat daging (anabolic steroid).
Ovarium : Estrogen
Hormon steroid dg inti siklopentanoperhidro penantren (estradiol 17
dan , estrone & estriol).
BM kecil & mdh larut minyak (tdk air).
Terikat dlm protein (globulin).
Waktu paruh 60 100 menit.
Reseptor pada inti sel sasaran.

Fungsi :
Pertumbuhan folikel & vitellogenesis, sifat kelamin sekunder.
Menimbulkan naluri seksual perempuan.
Mendorong sintesa & sekresi GH.
Mtingkatkan ptumbuhan tulang & daging (anabolic steroid).
Kadar rendah (+)feed back thd GtH 2 untuk ovulasi & (-) feed back
thd GnRH bila kadar mtingkat.
Testes : Testosterone
Hormon steroid dg inti siklopentanoperhidro penantren.
BM kecil & mdh larut minyak (tdk air).
Terikat dlm protein (globulin).
Waktu paruh 60 100 menit.
Reseptor pada inti sel sasaran.

Fungsi :
Mempegaruhi pertumbuhan alat kelamin jantan (jg sex
characteristic).
Menstimulasi bermacam-macam metabolisme tubuh.
Memperpanajang daya hidup spermatozoa dalam saluran kelamin.
Mtingkatkan ptumbuhan tulang & daging (anabolic steroid) untuk
retensi Natriu.
Me(-) deposit lemak tbh & memperbaiki pigmentasi kulit.
Testosteron dan testis berfungsi untuk:
1. Diferensiasi sesual organ-organ kelamin luar dan penurunan testis kedalam
skrotum pada fetus yang baru lahir,
2. Keratinisasi epithel praeputium, pemisahan glands penis dari praeputium,
serta pertumbuhan penis dan praeputium pada pubertas,
3. Pertumbuhan dan kelangsungan fungsi kelenjar-kelenjar kelamin untuk
menghasilkan cairan atau plasma semen pada waktu ejakulasi,
4. Keinginan kelamin atau libido dan kesanggupan untuk ereksi serta ejakulasi,
5. Perkembangan sistem-sistem kelamin sekunder yang khas bagi hewan jantan,
misalnya pertumbuhan tanduk, bentuk tubuh yang kecil pada pinggul,
jengger ayam dan perubahan suara,
6. Kelangsungan sekretoris dan aktivitas absorbsi dan struktur ductulli
eferentes, epididimis, ductus defferensia termasuk ampula,
7. Spermatogenesis, perkembangan dan pematangan spermatid dan
spermatozoa didalam saluran-saluran testiskuler dan memperpanjang umur
sperma di dalam epididimis, dan
8. Aktifitas metabolik terhadap protein.
Growth Hormon (GH)
Hormon protein.
BM : 21.500 48.000.
Terdiri dari 188 as.amino rantai lurus.

Fungsi :
Mendorong pertumbuhan umum tubuh
Mcepat sintesa protein, ptmbhan tulang &
daging.
Hormon-hormon plasenta
Pada manusia, hormon gonaadotropin
dihasilkan oleh korion pada wanita hamil 30
sampai 60 hari masa kehamilan,
diekskresikan melalui urin dan disebut Human
Chorionic Gonadotrophin ((HCG). Secara
fisiologik, HCG mempunyai sifat-sifat seperti
LH (LH-like). Hormon ini tidak mempunyai
pengaruh terhadap pertumbuhan folikel tetapi
menstimulasi terjadinya ovulasi.
Hormon-hormon uterus
Protaglandin (PGF 2) merupakan hormon yang
diproduksi didalam uterus.
Selama masa kehamilan, fetus mungkin
menghambat sekresi PGF 2 oleh uterus sehingga
korpus luteum tetap dipertahankan.
Prostaglandin merupakan hormon yang
meregulasi beberapa fenomena fisiologik seperti
kontraksi otot polos pada saluran reproduksi dan
saluran gastrointestinal, transpor sperma, ovulasi,
kelahiran dan turun susu, menstimulasi kontraksi
uterus, serta meregenerasi korpus luteum.
Hormon-hormon reproduksi sekunder

Hormon-hormon reproduksi sekunder adalah zat-zat endoktrin dengan aktivitas


metabolik yang mempertahankan fungsi fisiologik tubuh dan memungkinkan
berlangsungnya proses-proses reproduksi.
Hormon-hormon hipofisis STH, TSH, ACTH.
Beberapa indikasi menunjukkan adanya peningkatan pelepasan STH selama
kehamilan.
Secara langsung, STH menstimulir pertumbuhan uterus tetapi tidak langsung
menstimulir ovarium. Dalam hal ini, STH bekerjasama dengan estradiol dan LH.
Aktivitas TSH dan ACTH terhadap reproduksi adalah secara tidak langsung
yaitu melalui hormon-hormon organ sasarannya tiroksin dann kortikoid adrenal.
Tiroksin. Kelancaran sekresi kelenjar tiroid merupakan salah satu syarat
untuk kelangsungan reproduksi secara normal.
Hormon tiroid memengaruhi reproduksi dn fertilitas dengan mempertahankan
hubungan gonadohipofiseal. Hypothyroidismus (penghilangan kelenjar thyroid)
akan menyebabkan kekerdilan dengan penundaan masa pubertas an
kegagalan perkembangan gonad dan siste saluran reprodukssi.
Lanj
Corticoid adrenal. Keterlibatan korteks adrenal dalam proses-proses
reproduksi dinyatakan oleh (a) kesanggupan kelenjar tersebut
menghasilkan steroid-steroid kelamin, dan (b) kegunaan dasar kortikoid
adrenal untuk mempertahankan hidup hewan dan fungsi reproduksi
Pankreas. Pada umumnya, pancreatectomi (penghilangan kelenjar
pankreas) akan menyebabkan disfungsi aktivitas reproduksi, yaitu
perpanjangan waktu atau pemberhentian siklus estrus dan kelambatan
masa pubertas. Berat ovarium tikus diabetik yang berumur 50 hari hanya
setengah dari berat ovarium tikus normal pada umur yang sama.
Paratiroid. Peninggian aktivitas paratiroid terjadi selama kebuntingan.
Pada sapi, parathreoidectomi selama kebuntingan tidak mempengaruhi
kebuntingan walaupun produksi susu menurun, tetapi pada kambing
parathreoidectomi menimulkan gejala-gejala tetanik dan kegagalan laktasi.
Thyrocalcitonin. Hormon ini diekskresikan oleh kelenjar tiroid dan
berfungsi menurunkan kadar kalsium dalam darah dan meninggikan retesi
kalsium pada tulang.
Pubertas
Pubertas adalah masa awal pematangan
seksual, yaitu suatu periodedimana seorang
anak mengalami perubahan fisik, hormonal
dan seksual serta mampu mangadakan proses
reproduksi.
Awal masa pubertas, kadar kedua hormon (LH
dan FSH) meningkat, sehingga merangsang
pembentukan hormon seksual.
Peningkatan kadar LH dan FSH dapat
menyebabkan:
Pematangan payudara, ovarium, rahim dan
vagina
Dimulainya siklus menstruasi pada wanita
Timbulnya ciri-ciri seksual sekunder (misalnya
rambut kemaluan dan rambut ketiak)
Menstruasi
Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim
(endometrium) yang disertai dengan perdarahan
dan terjadi secara berulang setiap bulan kecuali
pada saat kehamilan.
Menstruasi yang pertama kali disebut menarke
paling sering terjadi pada wanita usia 11 tahun,
tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16
tahun
Menstruasi merupakan pertanda masa
reproduktif pada kehidupan seorang wanita,
yang dimualai dari menarke sampai menopause
Siklus menstruasi terbagi menjadi 3
fase:
1. Fase Folikuler

Dimulai dari hari 1 sampai sesaat sebelum kadar LH meningkat


dan terjadi pelepasan sel telur (ovulasi). Dinamakan fase folikuler
karena pada saat ini terjadi pertumbuhan folikel di dalam
ovarium.
Pada pertengahan fase folikuler, kadar FSH sedikit meningkat
sehingga merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang
masing-masing mengandung 1 sel telur. Tetapi hanya 1 folikel
yang terus tumbuh, yang lainnya hancur.

Pada suatu siklus, sebagian endometrium dilepaskan sebagai


respon terhadap penurunan kadar hormon estrogen dan
progesteron.
3. Fase Luteal
Fase ini terjadi setelah ovulasi dan berlangsung selama sekitar 14
hari.
Setelah melepaskan telurnya, folikel yang pecah kembali menutup
dan membentuk korpus luteum yang menghasilkan sejumlah
besar progesteron.

Progesteron menyebabkan suhu tubuh sedikit meningkat selama


fase luteal dan tetap tinggi sampai siklus yang baru dimulai.
Peningkatan suhu ini bisa digunakan untuk memperkirakan
terjadinya ovulasi.

Setelah 14 hari, korpus luteum akan hancur dan siklus yang baru
akan dimulai, kecuali jika terjadi pembuahan.
Jika telur dibuahi, korpus luteum mulai menghasilkan HCG (human
chorionic gonadotropin). Hormon ini memelihara korpus luteum
yang menghasilkan progesteron sampai janin bisa menghasilkan
hormonnya sendiri.
Tes kehamilan didasarkan kepada adanya peningkatan kadar HCG.
2. Fase Ovulatoir

Fase ini dimulai ketika kadar LH meningkat dan pada fase ini
dilepaskan sel telur. Sel telur biasanya dilepaskan dalam
waktu 16-32 jam setelah terjadi peningkatan kadar LH.
Folikel yang matang akan menonjol dari permukaan
ovarium, akhirnya pecah dan melepaskan sel telur. Pada
saat ovulasi ini beberapa wanita merasakan nyeri tumpul
pada perut bagian bawahnya; nyeri ini dikenal sebagai
mittelschmerz, yang berlangsung selama beberapa menit
sampai beberapa jam.
Diagram yang menunjukkan susunan sistem
hormon pada perempuan .
Diagram pengendalian hormon laki-laki
SEKIAN

SELAMAT BELAJAR

TERIMAKASIH

Вам также может понравиться