Вы находитесь на странице: 1из 17

ILMU KEDOKTERAN KERJA

Pendahuluan
Sejarah:
A. Kedokteran Kerja.
1. Kerjasama antara FK UI (Bagian Ilmu Kedokteran
Komunitas) dengan Pusat Hiperkes Depnaker , 1979.
Pendidikan Hiperkes S2.
2. Hiperkes ........> Hiperkes Medis.......... >
Kedokteran Kerja.
3. Berkembang ....> Kedokteran Penerbangan dan
Kedokteran Hiperbarik.
4. UGM membuka program S2 tahun 1982.
B. Peraturan perundang-undangan di Kemenaker,
Kemenkes.
C. Kolegium Ilmu Kedokteran Kerja.
Dibentuk tahun 2003.
D. Akreditasi program studi oleh LAM PT KES.
E. Dibedakan:
1. Dokter ikut pelatihan Hiperkes.
2. Dokter Spesialis Okupasi.
- pemutihan
- pendidikan Dokter Spesialis Okupasi di FK UI.
Kedokteran Kerja:
Visi: menghasilkan Dokter yang berkualitas dan
mampu memecahkan masalah Kedokteran
Kerja.
Misi: Mengembangkan profesionalisme Dokter
dalam Kedokteran Kerja.
Tujuan: Mempunyai kemampuan pelayanan profesi
dalam bidang Kedokteran Kerja.
Mempunyai kemampuan memecahkan masalah
melalui pendekatan ilmiah.
Sesuai KKNI level 7, Spesialis level 8
Tujuan pendidkan:
1. Memahami dan mengerti tentang
dasar ilmu Kesehatan Komunitas
dan perkembangannya prinsip-
prinsip gabungan ilmu medis dan
teknis dan penerapan Kedokteran
kerja.
.
2. Memahami dan mengerti
persyaratan Higiene Industri, faktor-
faktor berbahaya kesehatan di
lingkungan kerja, penanggulangan
secara teknis dan administratif.

Metoda pengukuran paparan di


tempat kerja, monitoring dan
evaluasi faktor-faktor berbahaya dan
pengendaliannya di industri.
3. Mengerti dan memahami tentang keselamatan
kerja, pencegahan kecelakaan kerja, analisis
kecelakaan kerja, tanggap darurat, kompensasi
kecelakaan kerja.
4. Mengerti dan mamahami peraturan
perundang-undang Ketenagakerjaan dan
Kesehatan kerja.
5. Memahami dan mengerti prinsip toksikologi
industri, efek toksis bahan kimia dalam tubuh
pekerja dan penata laksanaannya,
pengambilan dan pengiriman sampel.
6. Mengerti dan memahami diagnosis Penyakit Akibat
Kerja, penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
serta penata laksanaannya (31 penyakit).
7. Memahami dan mengerti patofisiologi PAK,
diagnosis dan penata laksanaannya dalam:
. a. Paru.
b. Ilmu Penyakit Dalam
c. THT
d. Mata
e. Syaraf
f. Bedah.
g. Radiologi.
h. Kebidanan.
i. Rehabilitasi.
8. Memahami dan mengerti faal kerja dan
ergonomi di industri.
9. Memahami dan mengerti psikologi kerja.
10. Memahami dan mengerti Gizi kerja.
11. Field lab. Memahami dan mengerti
Observasi beberapa industri, melakukan
penyajian data primer dan sekunder
untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
kerja, menilai pelaksanaan manajemen
Kedokteran Kerja/K3 di industri.
12. Memahami dan mengerti
manajemen Kedokteran Kerja/K3
secara umum, manajemen mutu,
pelayanan Kesehatan kerja dan
dapat mengaplikasi sistem
pembeayaan.
13. Memahami dan mengerti
pelaksanaan penelitian Kedokteran
Kerja.
Kriteria Dokter:
1. Dokter Spesialis Okupasi (SpOk).
2. Dokter dengan kompetensi
kedokteran kerja.
3. Dokter dengan pelatihan Hiperkes.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1. Memahami dan mengerti kebijakan
K3.
2. Memahami dan mengerti analisis
K3.
3. Memahami dan mengerti
pengelolaan program K3 sebagai
bagian dari manajemen.
Kedokteran kerja:
1. Promotif
2. Preventif.
3. Kuratif.
4. Rehabilitatif.

Kesehatan Kerja:
1. Promotif.
2. Preventif.
PERMEN NAKERTRANS NO.
03/MEN/1982:

Pelayanan Kesehatan di Perusahaan:


1. Memberikan bantuan kepada tenaga
kerja dalam penyesuaian diri baik
fisik maupun mental, terutama
dalam penyesuaian pekerjaan tenaga
kerja.
2. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap
gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
3. Meningkatkan kesehatan badan, kondisi
mental (rohani) dan kemampuan fisik
tenaga kerja.
4. Memberikan pengobatan dan perawatan
serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang
menderita sakit.
Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja.
1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala, dan
pemeriksaan khusus.
2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian
pekerjaan terhadap tenaga kerja.
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan kerja.
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan saniter.
5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan untuk
kesehatan tenaga kerja.
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit umum
dan penyakitakibat kerja.
7. Pertolongan pertama pada kecelakaan.
8. Pendidikan kesehatan untuk tenaga kerja dan latihan untuk
petugas pertolongan pertama pada kecelakaan.
9. Memberikan nasihat mengenai perencanaan dan pembuatan
tempat kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan,
gizi serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja.
10. Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan atau
penyakit akibat kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kerja yang
mempunyai kelainan tertentu dalam kesehatannya.
12. Memberikan laporan berkala tentang pelayanan kesehatan
kerja kepada pengurus. Pengurus yang dimaksud adalah
orang yang mempunyai tugas memimpin langsung suatu
tempat kerja atau bagian yang berdiri sendiri,

Вам также может понравиться