Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
20
Rencana Pembelajaran
2 of
20
Tentang Diri
Manusia tidak hanya berpersepsi tentang orang lain, tetapi juga dirinya
(looking-glass self)
William James mengemukakan diri (the self) sebagai sebuah proses
mengetahui dan berpikir, dengan sebuah subyek (I) dan sebuah obyek
(me).
3 Aspek dari me:
1. Material self (tubuh dan barang milik)
2. Social self (kesadaran tentang bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain)
3. Spiritual self (kepribadian dan aspirasi psikologis seseorang)
4 of
20
Kegiatan Belajar
5 of
20
Self-cognition
Self-Awareness (Kesadaran diri) (1)
Known to Not known to
Self-awareness >> perhatian seseorang self self
yang terfokus pada diri sendiri (perasaan,
nilai, maksud, evaluasi dari orang lain).
Self-awareness membantu kita untuk Known
mengetahui kelebihan dan kekurangan to
pada diri kita. others
Joseph Luft dan Harry Ingham (1984)
Open self: diketahui oleh diri sendiri dan
orang lain Not known to
others
Blind self: diketahui oleh orang lain, tetapi
tidak diketahui oleh diri sendiri.
Hidden self: diketahui oleh diri sendiri,
tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Johari Window
Unknown self : tidak diketahui oleh diri
sendiri dan orang lain.
15 of
20
Self-cognition
Self-Awareness (Kesadaran diri) (2)
5 hal untuk meningkatkan self-awareness:
1. Bertanya tentang diri kepada diri sendiri (self-talk)
2. Mendengarkan orang lain.
3. Mencari informasi tentang diri sendiri.
4. Melihat diri kita dari sisi yang lain.
5. Meningkatkan open-self dengan membuka diri kepada orang lain (self-
disclosure).
Deindividuation : penurunan self-awareness atau berkurangnya nilai
keindividuan seseorang
Deindividuation dapat terjadi akibat stimuli kondisi lingkungan sosial.
16 of
20
Self-cognition
Self-schemata (Skema diri) (1)
Self-schemata : seperangkat susunan self-generalizations (hal-hal
yang umum) dari diri seseorang yang didapat dari penilaian yang
dilakukan sendiri atau orang lain.
Schematic traits: sifat-sifat yang berhubungan atau relevan dan
penting bagi pikiran seseorang mengenai dirinya sendiri.
Aschematic traits: sifat-sifat kepribadian yang tidak penting bagi
self-concept seseorang.
Self-reference (rujukan diri): informasi yang relevan dengan deskripsi
seseorang.
Self-reference effect: kecenderungan mengikuti dengan lebih baik
dan mengingat lebih akurat self-reference.
17 of
20
Self-cognition
Self-schemata (Skema diri) (2)
Self-schemata terdiri dari standar atau ukuran bagi diri seseorang dan
dapat mengekalkan self-esteem yang rendah (contoh: orang yang
depresi).
Self-discrepancies (ketidaksesuaian diri) : pengalaman dan informasi
yang berlawanan dengan self-schemata, yaitu perbedaan antara actual
self atau real self dengan ideal self.
Possible selves : mungkin kita akan menjadi orang yang berbeda jika
memilih jalan yang dulu tidak kita ambil.
Possible selves mendorong kita untuk memperbaiki atau melakukan
perubahan diri.
18 of
20
Menurut Weber, terdapat 3 hal yang dapat dilihat dari motivasi diri:
self-consistency, self-enhancement, self-control.
1. Self-Consistency (Konsistensi Diri)
Gambaran tentang diri sendiri cenderung sulit untuk berubah.
Bentuk penting dari self-motivation melibatkan rasionalitas. Mendukung
sebuah perilaku setelah perilaku dilakukan disebut self-justification. Self-
justification adalah pendorong yang kuat bagi perubahan sikap.
Self-justification berhubungan dengan coginitve dissonance ketika elemen-
elemen kognisi bertentangan.
Keadaan yang menimbulkan kebutuhan pembenahan diri:
a. Insufficient justification : membangun rasionalisasi self-justification untuk
memulihkan self-consistency dirinya
b. Decision-making (Pembuatan Keputusan) : self-justification dibuat dengan cepat
setelah seseorang membuat suatu keputusan yang sulit.
19 of
20