Вы находитесь на странице: 1из 20

1 of

20

Rencana Pembelajaran
2 of
20

DIRI (THE SELF)


Modul 4
Deny irawan derajat, se, m.si
3 of
20

Tentang Diri

Manusia tidak hanya berpersepsi tentang orang lain, tetapi juga dirinya
(looking-glass self)
William James mengemukakan diri (the self) sebagai sebuah proses
mengetahui dan berpikir, dengan sebuah subyek (I) dan sebuah obyek
(me).
3 Aspek dari me:
1. Material self (tubuh dan barang milik)
2. Social self (kesadaran tentang bagaimana seseorang dilihat oleh orang lain)
3. Spiritual self (kepribadian dan aspirasi psikologis seseorang)
4 of
20

Kegiatan Belajar
5 of
20

Konsep Diri (Self-concept)

Self-concept adalah pikiran dan keyakinan seseorang mengenai


dirinya.
Menurut William D. Brooks, konsep diri adalah persepsi yang
bersifat fisik, sosial, dan psikologis, mengenai diri kita, yang
didapat dari pengalaman dan interaksi kita dengan orang lain
Menurut Rakhmat, 2003, konsep diri adalah pandangan dan
perasaan tentang diri kita.
Umumnya, self-concept muncul dari dorongan dalam diri dan pengaruh
dari luar.
6 of
20

Sumber-sumber Konsep Diri

Konsep diri memiliki 2 komponen:


a.Komponen kognitif (self-image)
b.Komponen afektif (self-esteem)
7 of
20

Teori-teori Konsep Diri Social


Comparison (Pembandingan Sosial) (1)
4 prinsip dasar dari Social comparison theory:
8 of
20

Teori-teori Konsep Diri Social


Comparison (Pembandingan Sosial)
(2)
Kecenderungan-kecenderungan dalam melakukan perbandingan sosial:
Similarity hypothesis (hipotesis kesamaan) >> membandingkan diri
hanya dengan orang yang memiliki kesamaan dengan kita.
Related attributes hypothesis (hipotesis atribut yang berhubungan)
>> membandingkan penampilan tidak hanya dengan mereka yang memiliki
kesamaan, tetapi juga yang kita pikir semestinya sama dengan kita.
Downward comparison (pembandingan ke bawah) >> membandingkan
diri dengan orang yang kita piker lebih rendah (inferior).
Consequences of social comparison (konsekuensi dari pembandingan
sosial) >> pembandingan dengan hal yang relevan (orang lain dengan latar
belakang dan tujuan yang sama)
9 of
20

Teori-teori Konsep Diri Persepsi Diri


(Self-Perception)
Self-perception menguji hubungan antara tindakan dan pemahaman
kita terhadap sikap dan tujuan kita.
2 cara menempatkan diri ketika mencoba memahami orang lain:
1. Self attribution (atribusi diri) >> mencoba memahami diri dengna
melihat wajah kita (ekspresi)
2. Over-justification (pembenaran yang berlebih) >> memberikan
penghargaan yang berlebih ketika kita berhasil melakukan sesuatu,
sehingga tujuan dan pilihan kita untuk melakukan hal tersebut semakin
menyempit.
10 of
20

Hubungan Antara Konsep Diri dan


Komunikasi (1)
Menurut Jalaludin Rahmat, Anda berperilaku sesuai dengan konsep
diri Anda.
2 kualitas konsep diri:
Konsep diri positif menurut Brook dan Emmert
Yakin akan kemampuan mengatasi masalah
Merasa setara dengan orang lain
Menerima pujian tanpa rasa malu
Menyadari bahwa setiap orang memiliki bermacam-macam perasaan, keinginan,
dan perilaku yang tidak semuanya disetujui masyarakat
Mampu memperbaiki dirinya
11 of
20

Hubungan Antara Konsep Diri dan


Komunikasi (2)
Konsep positif menurut Hamachek:
1. Meyakini nilai-nilai dan prinsip-prinsip tertentu
2. Mampu bertindak berdasarkan penilaian yang baik tanpa merasa bersalah
3. Memiliki keyakinan pada kemampuannya untuk mengatasi persoalan
4. Merasa sama dengan orang lain
5. Sanggup menerima dirinya sebagai orang yang penting
6. Menerima pujian tanpa berpura-pura rendah hati
7. Cenderung menolak usaha orang lain untuk mendominasinya
8. Sanggup mengaku kepada orang lain bahwa ia mampu merasakan berbagai
dorongan dan keinginan
9. Mampu menikmati dirinya secara utuh dalam berbagai kegiatan
10. Peka pada kebutuhan orang lain
12 of
20

Hubungan Antara Konsep Diri dan


Komunikasi (3)
Konsep negatif menurut Hamachek:
1. Peka terhadap kritik
2. Sangat responsive dan antusias terhadap pujian
3. Hiperkritis terhadap orang lain
4. Cenderung merasa tidak disenangi orang lain.
13 of
20

Kognisi Sosial tentang Diri

Menurut William James, seseorang bisa menjadi objek bagi pikirannya


sendiri disebut dengan kognisi sosial.
Gordon Allport menyebut becoming sebagai self-development di
mana kita mengembangkan, memodifikasi, dan menyaring identitas
personal dan pemahaman tentang diri sendiri.
Significant others meliputi orang yang mempengaruhi perilaku,
pikiran, dan perasaan kita.
Affective others meliputi orang yang memiliki ikatan emosional
dengan diri kita.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan diri seseorang (lihat
modul halaman 4.21 gambar 4.1)
14 of
20

Self-cognition
Self-Awareness (Kesadaran diri) (1)
Known to Not known to
Self-awareness >> perhatian seseorang self self
yang terfokus pada diri sendiri (perasaan,
nilai, maksud, evaluasi dari orang lain).
Self-awareness membantu kita untuk Known
mengetahui kelebihan dan kekurangan to
pada diri kita. others
Joseph Luft dan Harry Ingham (1984)
Open self: diketahui oleh diri sendiri dan
orang lain Not known to
others
Blind self: diketahui oleh orang lain, tetapi
tidak diketahui oleh diri sendiri.
Hidden self: diketahui oleh diri sendiri,
tetapi tidak diketahui oleh orang lain. Johari Window
Unknown self : tidak diketahui oleh diri
sendiri dan orang lain.
15 of
20

Self-cognition
Self-Awareness (Kesadaran diri) (2)
5 hal untuk meningkatkan self-awareness:
1. Bertanya tentang diri kepada diri sendiri (self-talk)
2. Mendengarkan orang lain.
3. Mencari informasi tentang diri sendiri.
4. Melihat diri kita dari sisi yang lain.
5. Meningkatkan open-self dengan membuka diri kepada orang lain (self-
disclosure).
Deindividuation : penurunan self-awareness atau berkurangnya nilai
keindividuan seseorang
Deindividuation dapat terjadi akibat stimuli kondisi lingkungan sosial.
16 of
20

Self-cognition
Self-schemata (Skema diri) (1)
Self-schemata : seperangkat susunan self-generalizations (hal-hal
yang umum) dari diri seseorang yang didapat dari penilaian yang
dilakukan sendiri atau orang lain.
Schematic traits: sifat-sifat yang berhubungan atau relevan dan
penting bagi pikiran seseorang mengenai dirinya sendiri.
Aschematic traits: sifat-sifat kepribadian yang tidak penting bagi
self-concept seseorang.
Self-reference (rujukan diri): informasi yang relevan dengan deskripsi
seseorang.
Self-reference effect: kecenderungan mengikuti dengan lebih baik
dan mengingat lebih akurat self-reference.
17 of
20

Self-cognition
Self-schemata (Skema diri) (2)
Self-schemata terdiri dari standar atau ukuran bagi diri seseorang dan
dapat mengekalkan self-esteem yang rendah (contoh: orang yang
depresi).
Self-discrepancies (ketidaksesuaian diri) : pengalaman dan informasi
yang berlawanan dengan self-schemata, yaitu perbedaan antara actual
self atau real self dengan ideal self.
Possible selves : mungkin kita akan menjadi orang yang berbeda jika
memilih jalan yang dulu tidak kita ambil.
Possible selves mendorong kita untuk memperbaiki atau melakukan
perubahan diri.
18 of
20

Self-motivation (Motivasi Diri) - 1

Menurut Weber, terdapat 3 hal yang dapat dilihat dari motivasi diri:
self-consistency, self-enhancement, self-control.
1. Self-Consistency (Konsistensi Diri)
Gambaran tentang diri sendiri cenderung sulit untuk berubah.
Bentuk penting dari self-motivation melibatkan rasionalitas. Mendukung
sebuah perilaku setelah perilaku dilakukan disebut self-justification. Self-
justification adalah pendorong yang kuat bagi perubahan sikap.
Self-justification berhubungan dengan coginitve dissonance ketika elemen-
elemen kognisi bertentangan.
Keadaan yang menimbulkan kebutuhan pembenahan diri:
a. Insufficient justification : membangun rasionalisasi self-justification untuk
memulihkan self-consistency dirinya
b. Decision-making (Pembuatan Keputusan) : self-justification dibuat dengan cepat
setelah seseorang membuat suatu keputusan yang sulit.
19 of
20

Self-motivation (Motivasi Diri) - 2

2. Self-Enhancement (Peningkatan diri)


Bentuk-bentuk self-enchancement selain downward comparisons dan self-
justification :
a. Self-serving processes (proses pengutamaan diri)
Egocentric Bias (Bias Egosentris) > pemusatan diri (self-centeredness) bias
membuat pengolahan dan pengingatan informasi menjadi bias.
False Comparison Effects (Efek Pembandingan Palsu) >
1.Melakukan hal yang baik dan yakin bahwa tidak semua orang dapat berbuat
baik seperti Anda: false-uniqueness effect (efek keunikan palsu)
2.Melakukan hal buruk dan yakin bahwa orang lain juga akan berbuat yang
sama: false-consensus effect (efek konsensus palsu)
Beneffectance > kecenderungan untuk mengedepankan hal-hal baik dari
kesuksesan kita dan menjauhkan kegagalan kita.
20 of
20

Self-motivation (Motivasi Diri) - 3

b. Self-Presentation (Penyajian Diri) > 3 Proses penyajian diri


1.Impression Management (Pengelolaan kesan)
Erving Goffman mengatakan seseorang tampil di depan orang lain untuk mendapatkan
kesan tertentu.
Front(peralatan lengkap untuk menampilkan diri) > panggung (setting), penampilan
(appearance), dan gaya bertingkah laku (manner)
2.Social Accounting
Tekanan dari lingkungan sekitar yang membuat kita bertindak. Contoh: tersenyum ketika
bertemu dengan orang lain.
3.Self-Monitoring (Pengawasan Diri)
Pengawasan terhadap tindakan guna mencapai tujuan tertentu.
Highself monitoring: memberi perhatian, melihat, dan menanggapi orang lain untuk
menyenangkan orang lain.
Low self monitoring: berperilaku konsisten pada situasi apapun

Вам также может понравиться