PENILAIAN TANDA DAN GEJALA Penilaian pertama:keluhan batuk atau sukar bernafas, tanda bahaya umum (tidak bisa minum/menyusu, memuntahkan,kejang, letargis) , tarikan dinding dada ke dalam, stridor dan nafas cepat. Penilaian kedua: keluhan dan tanda adanya diare, seperti letargis atau tidak sadar, tidak bisa minum, atau malas minum, turgor jelek, gelisah, rewel, haus atau banyak minum, adanya darah dalam tinja (berak bercampur dengan darah) Penilaian ketiga: tanda demam disertai dengan adanya tanda bahaya umum, kaku kuduk, adanya nyeri lokal seperti kekeruhan pada kornea mata, luka pada mulut, mata bernanah, adanya tanda presyok seperti nadi lemah, ekstremitas dingin, muntah darah, berak hitam, perdarahan hidung, perdarahan bawah kulit, nyeri ulu hati dan lain-lain. 4. Penilaian ke empat: tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga, adanya pembengkakan, adanya cairan keluar dari telinga yang kurang dari 14 hari, dll 5. Penilaian kelima: tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus, bengkak pada kedua kaki, telapak tangan pucat, status gizi di bawah garis merah pada pemeriksaan berat badan menurut umur. PENENTUAN KLASIFIKASI DAN TINGKAT KEGAWATAN Klasifikasi Pneumonia 1. Klasifikasi pneumonia berat apabila adanya tanda bahaya umum, tarikan dinding dada ke dalam, adanya stridor 2. Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang sangat cepat 3. Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabila hanya ada keluhan batuk. Klasifikasi Dehidrasi 1. Dehidrasi Berat Letargis atau tidak sadar Mata cekung Turgor jelek sekali 2. Dehidrasi Ringan atau Sedang Gelisah, rewel Mata cekung Haus Turgor jelek 3. Diare tanpa dehidrasi Tidak cukup tanda adanya dehidrasi Klasifikasi Diare Persisten
Apabila diarenya lebih dari 14 hari
dengan dikelompokkan menjadi 2 kategori : Diare persisten berat apabila ditemukan adanya tanda dehidrasi Diare persisten apabila ditemukan adanya tanda tanpa dehidrasi Klasifikasi Disentri
Apabila diarenya disertai dengan darah
dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah. Klasifikasi Resiko Malaria 1. Resiko tinggi 2. Resiko Rendah 3. Tanpa Resiko Malaria Apakah daerahnya merupakan resiko terhadap malaria ataukah pernah ke daerah yang beresiko Klasifikasi Campak 1. Campak dengan komplikasi berat Adanya tanda bahaya umum Kekeruhan pada kornea mata Adanya luka pada daerah mulut Tanda umum campak seperti ruam kemerahan,dikulit yang menyeluruh Batuk, pilek Mata merah Klasifikasi Campak
2. Klasifikasi campak dengan
komplikasi pada mata atau mulut 3. Klasifikasi campak apabila hanya tanda khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas Klasifikasi DBD Demam kurang dari 7 hari 1. Klasifikasi DBD apabila ditemukan tanda seperti ptekie, tanda syok, ekstremitas dingin, nadi lemah, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi Uji torniquet positif 2. Klasifikasi mungkin DBD apabila ditemukan tanda: nyeri ulu hati, gelisah, bintik perdarahan bawah kulit, uji tourniquet negatif, sedikit ptekie 3. Klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidak ada tanda seperti diatas hanya ada demam Klasifikasi Masalah Telinga 1. Klasifikasi mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkakan dan nyeri di belakang telinga 2. Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. 3. Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari atau lebih 4. Klasifikasi tidak ada infeksi apabila tidak ditemukan gejala seperti diatas. PENENTUAN TINDAKAN DAN PENGOBATAN PNEUMONIA 1. Berikan dosis pertama antibiotika Kotrimoksazol
(trimetoprim + sulfametoksazol) dan pilihan kedua
adalah amoksilin 2. Lakukan rujukan segera Apabila hanya ditemukan hasil klasifikasi pneumonia maka tindakannya adalah: berikan antibiotika yang sesuai selama 5 hari, berikan pelega tenggorokan dan pereda batuk, beritahu ibu atau keluarga walaupun harus segera kembali ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah 2 hari. Sedangkan apabila hasil klasifikasi ditemukan batuk dan bukan pneumonia maka tindakan yang dilakukan adalah pemberian pelega tenggorokan atau pereda batuk yang aman, lakukan pemeriksaan lebih lanjut, beritahu kepada keluarga atau ibu kapan harus segera kembali ke petugas kesehatan dan lakukan kunjungan ulang setelah lima hari DEHIDRASI 1.Dehidrasi berat berikan cairan IV secepatnya, apabila anak dapat minum berikan oralit melalui mulut sambil infus dipersiapkan, berikan 100 mg/kg RL atau NaCl dengan ketentuan sbb:
Umur Pemberian pertama Pemberian berikut
30ml/kg selama 70 ml/kg selama
Bayi dibawah 1 jam (ulangi apabila 5 jam
umur 12 bulan denyut nadi lemah dan tak teraba) 2,5 jam Anak (1-5 30 menit (ulangi apabila tahun) denyut nadi lemah dan tak teraba) DEHIDRASI 2. Lakukan monitoring setiap 1-2 jam tentang status dehidrasi, apabila belum membaik berikan tetesan IV cepat 3. Berikan oralit (kurang lebih 5 ml/kg/jam) segera setelah anak mau minum 4. Lakukan monitoring kembali setelah 6 jam pada bayi atau pada anak sesudah 3 jam dan tentukan kembali status dehidrasi kemudian ditentukan status dehidrasi dan lakukan tindakan sesuai dengan derajat dehidrasi 5. Anjurkan untuk tetap memberikan ASI Dehidrasi Ringan atau Sedang
1. Lakukan pemberian oralit dalam 3 jam pertama
Untuk umur <4 bulan dengan BB <6 kg : 200-400 ml Untuk umur 4-12 bulan dengan BB 6 <10 kg : 400-700 ml Untuk umur 12-24 bulan dengan BB 10<12 kg : 700-900 ml Untuk umur 2-5 tahun dengan BB 12-19 kg : 900-1400 ml
2. Lakukan monitoring setelah 3 jam pemberian terhadap
tingkat dehidrasi, dan rujuk untuk tindakan sesuai dengan tingkat dehidrasi DIARE TANPA DEHIDRASI 1. Berikan cairan tambahan sebanyak anak mau, dan lakukan pemberian oralit apabila anak tidak memperoleh ASI ekslusif 2. Lanjutkan pemberian makan KLASIFIKASI DIARE PERSISTEN
Tindakan ditentukan oleh derajat
dehidrasi, kemudian apabila ditemukan adanya kolera maka pengobatannya yang dapat dianjurkan adalah: pilihan pertama antibiotika kotrimoksazol dan pilihan kedua adalah tetrasiklin KLASIFIKASI RESIKO MALARIA
1. Pemberian kinin (untuk malaria untuk penyakit
berat) secara IM dengan dosis sbb:
Umur/BB Kina IM 300 mg/ml larutan
garam kina (dalam ampul 2 ml) 2-4 bulan(4-<6 kg) 0,2 ml 4-12 (6-<10 kg) 0,3 ml 1-2 tahun (10-<12 kg) 0,4 ml 2-3 tahun (12-<14 kg) 0,5 ml 3-5 tahun (14-19 kg) 0,6 ml KLASIFIKASI RESIKO MALARIA Kemudian anjurkan anak tetap berbaring dalam 1 jam dan ulangi suntikan kina pada 4 dan 8 jam kemudian selanjutnya 12 jam sampai anak mampu meminum obat malaria secara oral dan jangan memberikan suntikan kina sampai dengan lebih dari 1 minggu dan pada resiko rendah jangan diberikan pada anak umur kurang dari 4 bulan 2. Pemberian obat anti malaria oral (untuk malaria saja) dengan ketentuan dosis: untuk pilihan anti malaria pertama adalah klorokuin + primakuin dan pilihan kedua adalah sulfadoksin primetamin + primakuin (untuk anak >12 bulan dan tablet kina (untuk anak <12 bulan) Klasifikasi Resiko malaria 3.Setelah pemberian maka lakukan pengamatan selama 30 menit sesudah pemberian klorokuin dan apabila dalam waktu tersebut terdapat muntah maka ulangi pemberian klorokuin Pemberian antibiotik yang sesuai Mencegah penurunan KGD Pemberian paracetamol apabila terjadi demam tinggi (>38,5,0 C) dengan ketentuan dosis sebagai berikut: Klasifikasi Resiko malaria
Umur atau BB Tablet (500 mg) Tablet 100 Sirup 120
mg mg/5 ml 2-6 bulan 1/8 2,5 (1/2 (4-<7 kg) sendok teh) 6 bulan-3 tahun 1 5 ml (1 (7-<14 kg) sendok teh) 3-5 tahun 1/5 2 7,5 ml (1,5 sendok teh) (14-<19 kg) Pengobatan Pada Klasifikasi Campak Pemberian Vit A Antibiotik yang sesuai Salep mata tetrasiklin atau kloramfenikol apabila dijumpai kekeruhan pada kornea Pemberian paracetamol apabila ada demam tinggi Apabila ada campak disertai komplikasi mata dan mulut ditambahkan dengan pemberian gentian violet Apabila hanya campak saja tidak ditemukan penyakit atau komplikasi lain maka tindakannya hanya diberikan vitamin A Dosis Pemberian Vitamin A Umur Kapsul Vitamin A Kapsul vitamin A
200.000 IU 100.000 IU
6-12 bulan kapsul 1 kapsul
1-5 tahun 1 kapsul 2 kapsul KLASIFIKASI DBD Apabila ditemukan syok maka segera beri cairan IV Pertahankan KGD Apabila ada demam tinggi maka berikan paracetamol dan berikan cairan atau oralit selama perjalanan apabila rujukan. Ketentuan pemberian Cairan pra rujukan pada Demam Berdarah 1. Berikan cairan RL, beri glukosa 5% ke dalam RL melalui IV atau berikan oralit atau cairan selama perjalanan rujukan 2. Apabila tidak ada berikan cairan NaCl 10-20 ml/kgbb/dalam 30 menit 3. Monitor selama setelah 30 menit dan apabila nadi teraba berikan cairan IV dengan tetesan 10 ml/kg/bb berikan cairan dengan tetesan 15-20 ml/kgbb dalam 1 jam Klasifikasi Masalah Telinga
1. Berikan dosis pertama antibiotika yang
sesuai 2. Berikan Paracetamol bila demam tinggi 3. Keringkan telinga dengan kain penyerap KLASIFIKASI STATUS GIZI Pemberian Vitamin A apabila anak sangat kurus dan bengkak pada ke dua kaki Pemberian zat besi jika ada anemia Pemberian antimalaria oral pada daerah resiko tinggi malaria Pemberian pirantel pamoat hanya diberikan anak umur 4 bulan atau lebih dan belum pernah diberikan dalam 6 bulan terakhir serta hasil pemeriksaan tinja positif PEMBERIAN KONSELING Makanan -Menilai cara pemberian makan anak -Anjuran pemberian makan selama sakit dan sehat -Menasehati ibu tentang Masalah pemberian makan Cairan Kapan harus kembali Menasehati ibu tentang kesehatannya sendiri.