Вы находитесь на странице: 1из 192

TUMOR GINEKOLOGI

Pembimbing: dr. Rika Kartika, Sp.OG

Oleh:
-- Adhi Nugroho Latief (08310005)

-- Arip Septadi (08310032)

-- Dian Permata Putra (08310072)

-- Dika Herza Pratama (08310077)

-- Rien Novia Maulida (08310259)

-- Tria Meirissa (08310310)


Pendahuluan
Kanker di Indonesia diposisikan sebagai kelima
penyebab kematian.
Lebih dari 40% dari keganasan merupakan kanker
ginekologi.
Tumor jinak pada vulva, meskipun relatif jarang,
sering dikonsulkan ke dermatologists untuk evaluasi
dan pengobatan lebih lanjut.
Kanker vulva adalah jenis kanker yang terjadi
pada daerah permukaan luar dari alat kelamin
wanita.

Sekitar 5% dari semua keganasan alat kelamin


wanita
Karsinoma sel skuamosa dari vulva paling sering
terjadi pada kelompok usia yang lebih tua.
Tingkat kejadian adalah 1:100000 pada wanita
muda dan 20:100000 pada wanita lanjut usia.
Anatomi Vulva
Pudenda sering disebut juga vulva termasuk
diantaranya :
mons pubis
labia majora dan minora
Klitoris
selaput dara
Vestibulum
orificum uretra externa
berbagai struktur kelenjar dan pembuluh darah.
Tumor vulva

Terbagi menjadi 2: tumor yang berasal dari epitel dan


berasal dari mesenchymal.

Tumor yang berasal dari epitel :


Kondiloma Akuminata

Vulvar Intraepithelial Neoplasia


Hidradenoma
Bowen Disease Syringoma
Basal cell Carsinoma Pigmented Vulvar
Acrochordon Tumors
Tumor yang berasal dari jaringan Mashencym :
Leiomioma
Granular Cell Tumor
Lipoma
Vascular Tumor
Fibroma
Endometriosis
Neurofibroma
Kista grandular

Tumor ganas pada Vulva


Carsinoma Vulva

Pagets Deasses
Tumor yang berasal dari epitel
o Kondiloma Akuminata
Disebabkan oleh kelompok papiloma virus.

Human papillomavirus (HPV) yang menginfeksi

vulva adalah penyebab utama dari timbulnya


kondiloma akuminata.
Subtipe HPV yang paling sering ditemui pada

vulva adalah HPV 6 dan HPV 11.


Beberapa infeksi HPV dapat berkembang
menjadi neoplasia intraepithelial vulva (VIN)
Dapat juga berkembang lebih lanjut untuk terus
invasif menjadi squamous cell carsinoma vulva
Sebagian besar lesi terbatas pada gambaran
HPV cutaneus dikenal sebagai kutil kelamin atau
kondiloma.
Sekitar 20 juta dewasa di Amerika Serikat dan
630 juta di dunia terinfeksi HPV
Wanita muda seksual aktif mempunyai risiko
tertinggi menderita infeksi HPV
Patofisiologi :

Sel-sel dari lapisan menyebabkan


basal epidermis pada Virus ini
manusia diinfeksi oleh menembus kulit abrasimikro
papillomavirus (HPV) mukosa

tidak ada
Sel inang produksi DNA
tanda-tanda
terinfeksi dan virus, capsids
atau gejala
mengembang (lapisan
dan dapat fase laten
kan morfologi pelindung
berlangsung virus dimulai
koilocytosis virus), dan
dari 1bulan -
atipikal pembentukan
beberapa
kondiloma partikel
tahun
acuminata dimulai
Gejala Klinis
Pertumbuhan yang papiler, kecil pada awalnya,
cenderung untuk menyatu dan membentuk massa
seperti kembang kol yang besar yang dapat
berkembang secara cepat selama kehamilan.
Gejala khas diantaranya tumor dengan konsistensi
lembut, berwarna merah muda sampai putih dan
lesi epitel papiler.
Lokasi pada vulva yang biasanya timbul pada
preputium, vestibulum, bagian perineum
Pemeriksaan Penunjang
Meskipun tidak ada penunjang spesifik, berikut ini
adalah beberapa pemeriksaan penunjang yang
bisa dipakai untuk mengelola komplikasi yang
dapat timbul :
Pap smear
Biopsi
Penatalaksanaan
Pengobatan standar adalah melapisi kutil dengan
asam trikloroasetat bichloroacetic sampai kutil hilang.
Terapi operasi seperti excision, Krioterapi,
elektrokauterisasi dan terapi laser

Prognosis
Banyak pasien gagal terhadap respon pengobatan
atau kondiloma acuminata berulang setelah
pengobatan yang dilakukan.
Vulvar Intraepithelial Neoplasia
(VIN)
(Skuamosa) vulva atau Vulvar Intraepithelial
Neoplasia adalah lesi kulit pra-kanker dari
setiap bagian dari vulva, dan sebelumnya
dikenal sebagai penyakit Bowen pada vulva.
Ada hubungan yang kuat antara penyakit
menular seksual dengan neoplasia intraepithelial
vulva (VIN), terutama human papillomavirus
(HPV), gonore, sifilis, Gardnerella vaginalis,
trikomonas, dan human immunodeficiency virus
(HIV).
Sekitar 80 % dari lesi VIN positif untuk HPV tipe
risiko tinggi, terutama HPV-16.
Lesi prakanker vulva terjadi pada kedua wanita
premenopause dan menopause, dengan usia
rata-rata yang sekitar 40 tahun.
Usia rata-rata terjadi pada wanita yang lebih
muda, dengan 75 % dari lesi yang terjadi
selama periode premenopause.
Klasifikasi
Pada tahun 1989, International Congress of the
International Society for the Study of Vulvar
Disease (ISSVD) mengadopsi standar pelaporan
lesi displastik vulva sebagai VIN I, II, atau III.

Pada tahun 2004, International Congress of the


International Society for the Study of Vulvar
Disease (ISSVD) mereklasifikasi VIN kembali.
Old System New System
VIN 1 Flat condyloma or HPV effect

VIN2,3 VIN, usual type


VIN, warty type
VIN, basaloid type
VIN, mixed (warty/basaloid)
type
Differentiated VIN VIN, differentiated type
Diagnosis
Diagnosis dibuat dengan pemeriksaan fisik dari
daerah vulva diikuti dengan biopsi dari lesi
mencurigakan.

Gejala meliputi : Gatal pada vulva (ringan-


berat), Rasa terbakar/panas pada vulva (ringan-
berat), Satu atau lebih lesi kulit yang mungkin
merah muda, merah, coklat atau berwarna putih.
Terapi
Biasanya semua lesi VIN diterapi untuk mengurangi
risiko terkena kanker.
Tujuan pengobatan adalah untuk menghapus semua
jaringan yang terkena dengan batas jaringan yang
sehat.
Hal ini dapat dilakukan dengan eksisi
bedah. Kadang-kadang vulvectomy lengkap
dilakukan karena luasnya penyakit.
Terapi medis : Imiquimod krim, 5-fluorouracil krim
Prognosis
Jika tidak diobati, VIN mungkin hilang dengan
sendirinya (terutama jenis VIN dikenal
sebagai Bowenoid papulosis) atau dapat berubah
menjadi kanker invasif dalam beberapa tahun
kemudian.

Follow up setelah pengobatan jangka panjang


penting, karena VIN bisa kambuh pada sekitar
setengah dari wanita yang diobati selama masa
hidup mereka.
Bowen Disease
Penyakit Bowen, istilah klinis disebut juga
karsinoma in situ. Lesi ini muncul sebagai
hiperkeratotik, menonjol, dan epitel yang
berpigmen menebal.
Biasanya terjadi pada wanita yang berada
dalam dekade keenam atau lebih tua, namun
usia yang lebih muda juga dapat ditemukan.
Temuan biopsi menunjukkan atypia epitel full-
thickness dan aktivitas mitosis.
Penyakit Bowen harus ditangani dengan bedah,
laser, atau eksisi listrik.
Basal cell Carsinoma

Karsinoma sel basal terjadi sekitar 1-2 % dari


kanker vulva.
Kebanyakan tumor adalah lesi kecil yang
menonjol dengan pusat ulserasi dan tepi yang
tergulung.
Beberapa digambarkan sebagai tumor
berpigmen, tahi lalat, atau pecahan
makulopapular atau pruritus.
Tumor ini muncul hampir secara eksklusif pada
kulit labia majora, meskipun kadang-kadang
tumor dapat ditemukan di tempat lain di vulva.
Tumor berasal dari sel-sel basal primordial dalam
epidermis atau folikel rambut dan ditandai oleh
pertumbuhan yang lambat, infiltrasi lokal, dan
kecenderungan untuk kambuh jika tidak benar-
benar dihilangkan.
Jika eksisi lokal cukup luas tidak dilakukan, ada
kecenderungan untuk kekambuhan lokal,
diperkirakan sekitar 20 %.
Jika basal sel skuamosa telah didiagnosis, terapi
yang tepat untuk kanker invasif epidermoid vulva
harus dilakukan.
Hidradenoma
Hidradenomas adalah tumor kelenjar keringat
apokrin.
biasanya diameter < 1 cm. Dan terdapat
dimedial dari labia majora
Lesi yang tegas dan dapat digerakkan bebas.
Ulserasi dan nyeri dapat berkembang.
Histologi, hidradenoma memiliki ruang kistik yang
dilapisi dengan sel kolumnar.
Pengobatan bedah eksisi.
Syringoma
Tumor jinak kelenjar keringat ekrin.
Biasanya, beberapa lesi yang hadir, dan
mungkin terjadi pada lebih dari satu tempat
pada tubuh.
Lesi tidak menunjukkan gejala, dan tidak
memerlukan pengobatan kecuali rasa sakit atau
berkembang menjadi pruritus.
Pilihan pengobatan termasuk eksisi, cryotherapy,
elektro, dan karbon dioksida laser.
Pigmented Vulvar Tumors

Lesi vulva berpigmen terjadi pada 10 % sampai


12 % dari semua wanita.
2% dapat berubah karakteristik menjadi lesi
prakanker.
Lesi berpigmen jinak diklasifikasikan sebagai
lentigines, melanosis vulva, dan Nevi.
Lentigines kecil (1 sampai 4 mm), makula
berbatas tegas. Terjadi pada 3 % sampai 6 %
wanita.
Tidak ada terapi yang diperlukan.
Melanosis Vulva adalah lesi yang lebih besar
dari lentigo dan memiliki batas yang tidak
teratur.
Vulva melanosis dan lentigo merupakan bagian
dari spektrum perubahan pigmentasi vulva.
Hal ini penting untuk membedakan mereka dari
melanoma dengan melakukan biopsi dari daerah
yang terkena.
Nevi vulva terjadi pada 2 % wanita.
Gejala : Lesi papul yang hiperpigmentasi.
Nevi yang infeksi atau perdarahan harus
dipotong.
Suatu kecurigaan yang tinggi terhadap
keganasan dan dilakukan eksisi harus menjadi
bagian dari penatalaksanaan.
Tumor yang Berasal dari Jaringan
Masenchymal
o Leiomioma
Leiomioma berasal dari komponen otot polos
vulva.

Merupakan sisa dari ligamen rotundum, jaringan


otot polos kulit, jaringan erectile, dan pembuluh
darah.

Tumor biasanya lembut dan dapat digerakan


dan paling sering terjadi pada labia majora.
Pengobatan eksisi lokal
Lipoma

Lipoma, atau tumor lemak, adalah tumor padat


yang paling umum kedua yang ditemukan di daerah
vulva.
Etiologi tumor jinak ikat lainnya di daerah ini tidak
diketahui.
Pada labia majora, lipoma mungkin muncul sebagai
massa lunak tak bertangkai atau bertangkai bervariasi
dalam diameter dari 1 cm sampai beberapa
sentimeter.
Lesi yang besar secara bertahap dapat mengalami
ulserasi.
Diagnosis klinis dan dikonfirmasi dengan biopsi
tumor ini biasanya tidak memerlukan eksisi bedah
kecuali mereka menjadi nyeri atau secara
kosmetik tidak dapat diterima oleh pasien.
Fibroma
Tumor jinak padat pada vulva yang paling sering
Fibromas, fibromyomas, dan Dermatofibroma
biasanya muncul secara tunggal, sedikit menonjol,
abu-abu-coklat, lesi dapat digerakan (diameter 3-8
mm) berkembang sepanjang insersi ligamen rotundum
ke dalam labia mayora.
Fibromas dapat bertangkai dan jarang dapat
mencapai ukuran yang cukup besar.
Dermatofibroma: Lesi ini biasanya tidak menimbulkan
gejala sampai mereka mencapai ukuran yang lebih
besar dan / atau yang terletak di dekat introitus
atau uretra
Diagnosis biasanya berdasarkan klinis dan
pemeriksaan biopsi.
Terapi dengan menghilangkan tumor ini untuk
tujuan diagnostik terdiri dari eksisi lokal.
Neurofibroma
Neurofibroma adalah tumor kulit yang terjadi 5%
dari semua lesi jinak pada vulva.

Neurofibroma merupakan lesi polypoid berdaging


dan mungkin soliter, tumor padat dari vulva atau
berhubungan dengan neurofibromatosis (penyakit
Recklinghausen).

Timbul dari selubung saraf dan biasanya lesi kecil


tidak menimbulkan gejala.
Beberapa tumor mengubah bentuk vulva dapat
mengganggu fungsi seksual dan memerlukan
eksisi atau vulvectomy.
Granular Cell Tumor
Didaerah vulva berukuran dari 1-4 cm.
Lesi ini khas membentuk nodul tegas dengan
enkapsulasi yang buruk, biasanya terdapat di
labia mayora.
Biasanya asimtomatik, tumbuh lambat, timbul
dari jaringan saraf, dan dapat terjadi di lokasi
dalam atau permukaan dari epidermis.
Bila terdapat infiltrat jaringan di bawah tumor
mungkin dapat mengalami ulserasi jika mencapai
epidermis, yang dapat mirip dengan kanker.
eksisi lokal luas diperlukan dan ditambah untuk
mengeksisi sel meluas ke jaringan yang
berdekatan (sehat).
Hemangioma
Mungkin bawaan atau diperoleh, dan biasanya
tidak menunjukkan gejala.
Hemangioma kavernosa menunjukkan proliferasi
atipikal ruang endotel berlapis dan pembuluh
darah, besar, dilatasi pembuluh yang meluas ke
subdermis dan jaringan subkutan.
Kebanyakan hemangioma genital melibatkan
labia majora, tapi labia minora, daerah
perineum.
Muncul sebagai makula merah yang dengan
cepat berkembang menjadi berbatas tegas,
menonjol, merah, dan lesi lembut ukuran
bervariasi.
Karena kecenderungan ke arah kemunduran
secara spontan, tidak ada tindakan terapeutik
yang diperlukan kecuali terjadi komplikasi.
Jika trauma penyebabnya perdarahan atau
gejala lain yang berkembang. Manajemen aktif
termasuk eksisi, terapi laser, atau cryotherapy.
Lymphangioma
Lymphangioma adalah tumor jinak dari pembuluh
limfatik yang jarang terjadi pada vulva.
Mungkin bawaan atau didapat.
Kondisi ini biasanya terdeteksi secara dini pada
bayi pada labia minora atau majora gejala
asimtomatik, menonjol, lunak, massa pucat,
kadang-kadang multiple, dipermukaan,
berdinding tipis, tembus, dan terus-menerus diisi
dengan cairan bening yang mungkin semakin
lama semakin tumbuh.
Lesi biasanya subdermal. Pengobatan bedah
eksisi bila timbul gejala.
Sarkoma Kaposi
Sarkoma Kaposi adalah tumor pembuluh darah
multifokal terkait dengan acquired
immunodeficiency syndrome, jarang terjadi pada
vulva.
Peradangan, perdarahan, dan fibrosis
berhubungan dengan proliferasi dermal
pembuluh endotel berlapis dan sel spindle.
Harus diuji untuk human immunodeficiency virus.
Lesi yang lebih kecil dapat excised. Lesi yang
lebih besar dikelola dengan terapi radiasi lokal
atau kemoterapi sistemik.
Kista grandular
Tumor vulva mungkin akibat dari pembesaran
kista kelenjar vulva. Kista dari kedua saluran
Bartholin dan duktus Skene mungkin terjadi.
Secara patofisiologis melibatkan penyumbatan
saluran kelenjar, dengan sekresi yang terus
berlanjut atau infeksi pada kelenjar itu sendiri.
Tanpa jalur jalan keluar, kelenjar membengkak
dan membesar.
Terjadi di bagian bawah dan lateral labia
majora, jika besar, kista dapat mengganggu
hubungan seksual dan berkemih.
Manajemen adalah insisi dan drainase

Tidak ada pengobatan yang diperlukan kecuali


abses terbentuk. Dalam hal ini, insisi dan drainase
diikuti dengan pemberian antibiotik oral
diperlukan.

Eksisi dianjurkan pada wanita menopause karena


risiko yang lebih tinggi dari Bartholin gland
carcinoma pada kelompok usia ini.
Tumor Ganas pada Vulva
Data menunjukkan bahwa human papillomavirus
(HPV) dapat menjadi penyebab dari beberapa
keganasan vulva.
Kanker vulva menyumbang sekitar 5% dari semua
keganasan alat kelamin perempuan.
Hampir setengah dari pasien yang berusia 70
tahun atau lebih.
Dapat muncul pada pasien yang lebih muda, dan
sekitar 15% dari semua kanker vulva terjadi pada
wanita yang lebih muda dari 40 tahun
Diagnosa
Evaluasi histologis merupakan prasyarat sebelum

merencanakan terapi definitif untuk perubahan


epitel vulva, apakah pigmentasi, hipertrofi, atau
benjolan atau massa.

Sebuah biopsy kulit dapat digunakan seperti


yang digunakan di tempat lain pada kulit.
Kebanyakan kanker vulva adalah berasal dari
sel skuamosa. Karena vulva ditutupi dengan
kulit, setiap keganasan yang muncul di tempat
lain pada kulit juga dapat terjadi pada vulva
Karsinoma skuamosa dapat muncul dalam latar
belakang perubahan atrofi (yaitu, lichen
sclerosis) atau epitel hipertrofik.
Pruritus yang lama, benjolan, atau massa pada
vulva yang hadir pada kebanyakan pasien
dengan kanker vulva invasif.
Klasifikasi menurut FIGO
Tumor primer (T)
TNM FIGO
Tx Tumor primer tidak dapat dinilai
T0 Tidak ada bukti tumor primer
Tisa Karsinoma in situ (preinvasive)
T1a IA Lesi 2 cm, terbatas pada vulva atau perineum dan
dengan invasi stroma 1 mmb
T1b IB Lesi> 2 cm atau ukuran dengan invasi stroma> 1 mm,
terbatas pada vulva atau perineum
T2 II Tumor dari berbagai ukuran dengan ekstensi struktur
perineum yang berdekatan (sepertiga distal uretra,
sepertiga distal vagina, keterlibatan anal)
T3 IVA Tumor dari berbagai ukuran dengan perluasan ke salah
satu hal berikut bagian proksimal dua pertiga dari uretra,
bagian proksimal dua pertiga dari vagina, mukosa
kandung kemih atau mukosa rektum atau menetap di
tulang panggul
Kelenjar getah bening regional (N)
TNM FIGO
Nx Kelenjar getah bening regional tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastasis ke kelenjar getah bening regional
N1 1 atau 2 daerah (inguinofemoral) kelenjar getah bening dengan fitur
sebagai berikut (lihat N1A, N1B)

N1a IIIA 1 atau 2 metastasis ke kelenjar getah bening, masing-masing <5 mm


N1b IIIA 1 daerah metastasis kelenjar getah bening 5 mm
N2 Regional (inguinofemoral) kelenjar getah bening dengan fitur berikut
(lihat N2a, N2B, N2C)

N2a IIIB 3 atau lebih metastasis kelenjar getah bening, masing-masing <5 mm
N2b IIIB 2 atau lebih metastasis kelenjar getah bening regional 5 mm
N2c IIIC Regional metastasis kelenjar getah bening dengan penyebaran
ekstrakapsular
N3 IVA Tetap atau ulserasi kelenjar getah bening regional metastasis
Metastasis jauh (M)
TNM FIGO
M0 Tidak ada metastasis jauh
M1 IVB Metastasis jauh (termasuk ke kelenjar getah
bening panggul)
aFIGO tidak lagi meliputi tahap 0 (Tis)b Kedalaman invasi didefinisikan
sebagai pengukuran tumor dari perbatasan stroma epitel yang berdekatan,
paling permukaan papilla dermal ke titik terdalam dari invasi.
Stagging TNM
0a Tis N0 M0
IA T1a N0 M0
IB T1b N0 M0
II T2 N0 M0
IIIA T1, T2 N1A, N1B M0
IIIB T1, T2 N2a, N2B M0
IIIC T1, T2 N2C M0
IVA T1, T2, T3 N3 M0
IVB Setiap T Apa saja M1
a FIGO tidak lagi memakai stadium 0
Penatalaksanaan
Kanker Vulva Primer jarang terjadi, dengan

perkiraan 4300 kasus baru setiap tahun di


Amerika Serikat.
Kanker vulva sebagian besar terdiri

dari karsinoma sel skuamosa.


Stadium I-II :

pembedahan dengan vulvectomy radikal ditambah


limfadenektomi inguinofemoral; batas harus 1 cm

Reexcision dapat dipertimbangkan jika batas lesi <8


mm, terapi tambahan radiasi adjuvant dapat digunakan
daripada reexcision, terutama jika prosedur ulang akan
mengakibatkan morbiditas berlebihan.

Radiasi adjuvan
Stadium III-IV
Operasi radikal (vulvectomy radikal ditambah
limfadenektomi bilateral): Jika pengangkatan
sebagian struktur yang terlibat lainnya yang
diperlukan (misalnya, uretra, vagina, anus,
kandung kemih, rektum) dan / atau eksenterasi
panggul diperlukan, pertimbangkan
kemoradiasi pra operasi

Kemoterapi
Stadium IV B
Kemoterapi untuk kanker vulva metastasis mirip

dengan yang digunakan untuk metastasis


kanker serviks

Kombinasi kemoterapi dan radiasi dapat


diterapkan
Pengobatan kanker vulva berulang
Kanker vulva berulang dapat dikelompokkan
menjadi lokal (regional), pangkal paha, dan
kategori metastasis jauh, dan berikut ini harus
diperhatikan

Kekambuhan lokal : reseksi atau radiasi


Kekambuhan di selangkangan : reseksi bedah
atau radiasi
Kekambuhan dengan metastasis jauh diobati
dengan kemoterapi
Prognosa
tingkat kelangsungan hidup 5 tahun pada

pasien dengan stadium I epidermoid kanker


invasif adalah 85-90%.

Tingkat kelangsungan hidup berkurang dengan


bertambahnya stadium, namun, tingkat
kelangsungan hidup 5 tahun perkiraan 40%
dapat diperoleh, bahkan pada pasien dengan
metastasis kelenjar getah bening.
Melanoma Maligna

Melanoma adalah kanker invasif yang paling


umum kedua terjadi di vulva.
Melanoma mungkin timbul dari lesi nevus.
Pertimbangkan lesi berpigmen pada vulva yang
mencurigakan jika berwarna biru-hitam, memiliki
batas tidak jelas, menonjol atau ulserasi, atau
lebih besar dari kira-kira 1 cm
Kebanyakan melanoma terletak di labia minora
atau klitoris, dan prognosis yang berkaitan
dengan ukuran lesi dan kedalaman invasi.
Dalam beberapa tahun terakhir, pengobatan
konservatif lebih disukai, seperti telah
dipraktekkan selama lesi ini di tempat lain di
tubuh, telah menjadi lebih umum. Sebuah eksisi
lokal radikal sampai kekulit sehat sepanjang 2
cm dapat dilakukan.
Paget Disease
Penyakit Paget kulit adalah neoplasia
intraepithelial, atau adenokarsinoma in situ, dan
menyumbang kurang dari 1 % dari semua
keganasan vulva.

Penyakit Paget pada vulva jarang. Hal ini terjadi


pada wanita pada dekade ketujuh kehidupan
namun dapat terjadi pada pasien muda. Gejala
pruritus dan nyeri atau identifikasi lesi vulva yang
paling sering terjadi.
Lesi vulva biasanya hyperemis, dan dapat
berbatas tegas serta penebalan dengan fokus
dari ekskoriasi dan adanya indurasi. Kulit vulva
mungkin tebal, menyebabkan kesan leukoplakia.
Vagina
Saluran antara cervix uteri dan vulva
Panjang 3-4 inchi (7 -10 cm)
Dilapisi oleh sel epitel squamosa
Dinding dibawah lapisan epitel
Jaringan ikat
Jaringan otot
Pembuluh darah dan getah bening
Serabut saraf

Kelenjar lendir dan pelembab

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Tumor Jinak Vagina
Tumor Kistik
Kista Gartner
Kista Duktus Paramesonefros

Kista Inklusi

Kista endometriosis

Kista Solid
Granuloma

TumorMiksoid Vagina
Adenosis Vagina

Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta : EGC, 2008.


Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Kista Gartner
Dapat ditemukan di vulva dan vagina
Regresi tidak sempurna mesonefrik wolfii
Kista Gartner
Dapat multipel
Terletak submukosa
Sepanjang sebelah lateral vagina bagian atas
Sediaan histologis
Sel nonsekretoris epitel kolumnar
Kista kecil keluhan jarang

Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Gejala klinis
Dewasa
Dispareunia
Kelainanbentuk
Massa atau terasa penuh divagina
Masa awal kehidupan
massa genitalia eksternal
nyeri perut
Keputihan
infeksi saluran kemih berulang
Inkontinensia atau enuresis.

Binsaleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Binsaleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14];
available from :
http://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Diagnosa Banding
Bayi baru lahir
Rabdomiosarkoma
Uretokel
Ureter ektopik
Kelenjar paravagina
Divertikulum uretra

Binsaleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Pemeriksaan Penunjang
Penyuntikan media kontras
Biopsi

MRI

Tindakan Marsupialisasi
Tindakan sederhana
Minimal invasif

Jaringan parut minimal

Follow up tanpa komplikasi dan kekambuhan

Binsaleh, Saleh. Gartner Duct Cyst Simplified Treatment Approach. Medical Journal, 2006. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://faculty.ksu.edu.sa/binsaleh/Documents/10.pdf
Kista Duktus Paramesonefros
Dilapisi oleh sel sekretori
Asal duktus mullerian
Ditemukan dimana saja di vagina
Kista mengandung lendir
Diagnosis ditegakkan sekaligus dengan eksisi kista
Ukuran kista besar
Timbul gejala

Telah diidentifikasi

Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Kista Inklusi
Lapisan mukosa masuk ke lapisan submukosa
Prosedur episiotomi
Kolporafi
Trauma persalinan

Semakin besar timbul gejala


Kista
Dilapisi epitel skuamosa
Mengandung keratin dan debris skuamous

Tatalaksana
Pengangkatan kista utuh dan aproksimasi jaringan normal

Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Kista Endometriosis Vagina
Berasal dari
Bekas operasi sebelumnya
Implantasi primer
Cul-de-sac endometriosis

Kolposkopi
Tampak biru tua atau coklat
Fibrosis tampak putih

Biopsi
Bahan berwana coklat
Tampak fibrosis

Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Lesi kecil simtomatik
Eksisi atau laser vaporisasi
Lesi besar cul-de-sac yang meluas
Laparatomi & eksisi
Terapi preoperatif analog GnRH

Pasien dengan gejala dan menolak operasi


Analog GnRH

Delmore. Benign neoplasms of the Vagina. GLOWM, 2008. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.glowm.com/section_view/heading/Benign%20Neoplasms%20of%20the%20Vagina/item/5
Tumor Solid
Sifat tumor hampir sama dengan tumor vulva,
kecuali :
Granuloma
Bukan neoplasma yang sebenarnya
Jaringan granulasi berbatas-batas
Sering berbentuk polip
Timbul dari bekas operasi
Kolporafi
Histerektomi

Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta : EGC, 2008.


Tumor miksoid
Konsistensi lunak
Berisi jaringan miksomatosa, jaringan ikat dan lemak
Dapat kambuh dan menjadi ganas
Adenosis Vagina
Berasal dari duktus mullerian
Terletak dekat serviks uteri
Epitel thorak mensekresi mukus
Mukosa merah bergranula
Paparan DES in utero
Ganas clear cell adenocarcinoma
Diagnosis
Kolposkopi
Biopsi dan pemeriksaan hisopatologi

Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta : EGC, 2008.


Tumor Ganas Vagina
Definisi
Kankervagina
Tumbuh cepat tidak terkendali

Merusak jaringan sekitar

Epidemiologi
1 dari 100 tumor ginekologi
Sering pada usia 70 tahun

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Etiologi dan Faktor Resiko
Usia
Infeksi HPV
Kanker serviks
Adenosis vagina
DES
Merokok
Alkohol
Iritasi kronik mekanik
Infeksi HIV

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Klasifikasi
Squamous Cell Ca
Adenocarcinoma

Melanoma

Sarcoma

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Squamous Cell Carcinoma
70% dari kanker serviks
Berasal dari sel skuamosa
Sering pada 1/3 atas vagina
Perkembangan bertahun-tahun
Normal lesi prakanker kanker
Lesi prakanker VAIN
VAIN 1, 2, 3
Sering terjadi setelah histerektomi atau kanker serviks

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Adenocarcinoma
Berasal dari sel kelenjar
15% dari kanker vagina
Sering terjadi pada usia > 50 tahun
Clear cell adenocarcinoma
Usiamuda
Riwayat terpapar DES in utero

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Melanoma
Berkembang dari sel penghasil pigmen
9% dari kanker vagina
Lokasi bagian bawah atau luar vagina
Tumor ini bervariasi
Ukuran

Warna dan pola pertumbuhannya

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Sarcoma
Berkembang dari
Jaringan otot
Jaringan ikat

Angka kejadian sekitar 4% dari kanker vagina


Lokasi didalam dinding vagina dibawah lapisan epitel.
Rhabdomiosarkoma
Paling sering
Terjadi pada usia muda

Leiomiosarkoma
Terjadi pada usia tua > 50 tahun

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Manifestasi Klinis
Stadium awal asimtomatis
Keluar darah setelah hubungan sexual
Perdarahan spontan pervaginam tidak nyeri
Nyeri pada pelvis dan vagina
Benjolan atau massa di vagina
Stadium lanjut
retensi urin
Hematuri
Enuresis
Tenesmus
Konstipasi
hematosezia

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Stadium
Stadium Kriteria
Stadium 0 Karsinoma in situ
Stadium 1 Terbatas pada dinding vagina
Stadium 2 Invasi ke jaringan sub-vagina, belum ke dinding
pelvic

Stadium 3 Invasi ke dinding panggul


Stadium IVA Invasi ke organ sekitar

Stadium IVB Metastasis ke organ jauh

Prawirohardjo. Ilmu Kandungan. Edisi Kedua. Jakarta : EGC, 2008.


Stadium UICC
FIGO T N M
0 Tis N0 M0
I T1 N0 M0
II T2 N0 M0
III T1 N1 M0
T2 N1 M0
T3 N0 M0
T3 N1 M0
IVA T4 N0 atau N1 M0

IVB T1-T4 N0 atau N1 M1

Jewell, Elizabeth. Vaginal Cancer Staging. Medical Journal, Jan 2013. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://emedicine.medscape.com/article/2156399-overview
Pemeriksaan Fisik dan Penunjang
Tes Pap dan pemeriksaan pelvik
Kolposkopi
Biopsi
X-ray foto thorak
CT-scan
MRI

American Cancer Society. Vaginal Cancer. Medical Article. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://www.cancer.org/acs/groups/cid/documents/webcontent/003146-pdf.pdf
Tatalaksana
Berdasarkan stadium :
Stadium 1 biasanya dilakukan reseksi dengan atau
tanpa radioterapi dan kemoterapi
Stadium 2,3 dan 4 radioterapi dengan atau tanpa
kemoterapi, terapi operatif jarang

Sloan et al. Vaginal Cancers Treatment Protocols. Medical Journal, Jan 2013. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://emedicine.medscape.com/article/2156461-overview
Prognosis
Menurut FIGO 1998

Survival rates (%)


Stadium
1 tahun 2 tahun 3 tahun
0 100 100 63
I 92 88 73
II 78 64 51
III 63 40 33
IVA 48 31 20
IVB 33 0 0
Komplikasi
Metastasis paru-paru, hati dan tulang pelvis
Pneumothorax
Fistula rektovagina
Obstruksi uretra pielnefritis gagal ginjal
Trombosis vena subklavia
Infeksi
Pascaoperasi
Sepsispelvis (10%)
Dehisensi (12%)

Bardawil, Tarek. Vaginal Cancer. Medical Journal, May 2012. [Cited 2014 Jan 14]; available from :
http://emedicine.medscape.com/article/269188-overview#aw2aab6c27
Cervix
Anatomi cervix
Bagian terbawah uterus, terdiri dari pars vaginalis

(berbatasan / menembus dinding dalam vagina)


dan pars supravaginalis.
Bagian luar di dalam rongga vagina yaitu portio

cervix uteri (dinding) dengan lubang ostium uteri


externum dan ostium uteri.
Posisi serviks mengarah ke kaudal-posterior,
setinggi spina ischiadica.
Polip servix
Umumnya kecil, bertangkai, tidak sering menjadi
ganas, pertumbuhannya rapuh
Berasal dari endoserviks, kadang dari portio.
Polip sering terjadi, terutama pada multigravida
dengan usia lebih dari 20 tahun.
Jarang terjadi sebelum menarche, tapi kadang
dapat terjadi setelah menopause.
Polip muncul dari endoserviks yang mengalami
fokal hyperplasia.
Polip ektoserviks: wanita yang telah memasuki
periode paska-menopause, kadang pada wanita
usia produktif.
Polip endoserviks: wanita premenopause (di atas
usia 20 tahun) dan telah memiliki setidaknya satu
anak, pertumbuhan polip sering berasal dari
bagian dalam serviks
Gejalanya adalah menoragia, perdarahan vagina
abnormal seperti metroragia, pasca menopause
dan pasca coitus serta leukorea.
Penatalaksanaan ada 2 cara yaitu:
Konservatif: bila ukuran polip kecil, tidak

mengganggu, dan tidak menimbulkan keluhan


Agresif, yakni bila ukuran polip besar, ukuran

membesar, mengganggu aktifitas, atau


menimbulkan keluhan. Berupa tindakan curettage
atau pemotongan tangkai polip.
Leiomioma cervix
Kasus terjadinya leiomioma serviks adalah 12:1.
Sering tunggal dan memenuhi pelvis dan menekan
vesica urinaria, rectum dan ureter.
Biasanya tidak ada keluhan, kadang juga ada
keluhan hipermenorea, dismenorea dan distensi
abdomen.
Biasanya dapat diraba pada pemeriksaan
bimanual.
Penatalaksanaan, jika ukuran masih kecil tidak
dilakukan apa apa.
Jika ukuran besar, bisa dilakukan histeroskopi
reseksi atau histerektomi tergantung dari kebutuhan
pasien.
Kekambuhan setelah dilakukan pembedahan
jarang terjadi.
Squamous cell carcinoma
Tipe yang paling sering terjadi dari ca serviks yaitu
80-90%.
Hampir sebagian wanita didiagnosa dengan
karsinoma skuamosa sel dan sekitar 20% pada usia
lebih dari 65 tahun.
Prekursor lesi mungkin ditemukan mulai aktivitas
pertama kali seksual dilakukan.
Faktor resiko yang penting adalah HPV (human
papilloma virus) dan berkembang menjadi lesi
prekanker.
Gejala klinisnya perdarahan vaginal abnormal,
peningkatan vaginal discharge, nyeri pelvis dan
dispareuni.
Diagnosa: Pap smear, jika positif biasanya
dilakukan kolposcopi atau biopsi.
Stadium 0: lesi pre kanker atau ca in situ.
Stadium 1: karsinoma skuamosa sel kecil dan
terbatas pada serviks.
Stadium 2 dan 3: diantara stadium 1 dan 4.
Stadium 4: menyebar melebihi serviks.
Sel serviks normal Invasif sel karsinoma
Penatalaksanaan dengan pembedahan, terapi
radiasi dan kemoterapi atau kombinasinya.
Pilihannya yaitu konisasi, cryosurgery, laser surgery
atau LEEP (loop electrosurgical excision procedure).
Terapi radiasi terbagi dua yaitu radiasi eksternal
dan radiasi internal berasal dari implant yang
diinsersi ke dalam serviks.
Jika telah menyebar keluar dari serviks, dipilih
kemoterapi.
Adenocarcinoma cervix
Tipe kedua yang terjadi pada tipe ca serviks: 10-
20%.
Gejala klinis yaitu perdarahan vagina abnormal
dengan nyeri pelvis.
Ditemukan massa yang tumbuh abnormal pada
serviks dilihat dari kolposkopi. Namun jika
berukuran kecil akan tidak terlihat sehingga
sebaiknya dilakukan biopsy.
Sel endoserviks normal Sel endoserviks ganas
Ovarium
Fisiologi Ovarium
Fungsi proliferatif (generatif), yaitu sebagai sumber

ovum selama masa reproduksi.


Fungsi sekretorik (vegetatif), yaitu tempat

pembentukan dan pengeluaran hormon steroid


(estrogen, progesteron dan androgen).
Selain itu, juga berperan dalam mengatur siklus
haid wanita.
Kista Ovarium
Kista Ovarium adalah suatu kantung yang berisi
cairan atau materi semisolid yang tumbuh pada
atau sekitar ovarium
Faktor resiko:
Pengobatan infertilitas
Tamoxifen

Kehamilan

Hypothyroidism

Gonadotropin maternal
Merokok
Patofisiologi
Folikel de Graff

Folikel rupture

Korpus luteum

Tidak terjadi fertilisasi Terjadi fertilisasi

Fibrosis dan pengerutan Membesar


Sifat kista
Kista fisiologis: Kista patologis:
Dialami oleh orang di Pembesaran bisa
usia reproduksi karena terjadi relatif cepat,
masih mengalami yang kadang tidak
menstruasi, tidak disadari penderita.
menimbulkan nyeri pada Karena, kista
saat haid, tidak perlu tersebut sering
operasi, tidak muncul tanpa gejala
berbahaya dan tidak seperti penyakit
menyebabkan umumnya.
keganasan.
Klasifikasi
Tumor ovarii yang Benigna
Kistik Neoplastik Solid

Non-neoplastik Cystadenoma mucinosum Fibroma

Folikel Cystadenoma serosum Lymphangioma

Lutein Dermoid Mesothelioma

Stein-Luventhal Osteochondroma

Endometrial Brener

Peradangan tubo ovarial

Inclusion germinal
Tumor ovarii maligna
Kistik Solid

Cystadenocarcinoma mucinosum Carcinoma

Cystadenocarcinoma serosum Endrometrioid carcinoma (adeno-acanthoma)

Epidermoid carcinoma dari kista Mesonephroma


dermoid
Tumor kistik ovarium

Kista ovarium non-neoplastik (fungsionil)


Kista follikel
Berasal dari follikel yang menjadi besar semasa proses
atresia folliculi.
Sering terjadi pada pubertas, climacterium, dan sesudah
salpingektomi.
Tidak menunjukkan gejala. Bila sudah cukup besar akan
terasa tidak nyaman.
Diagnosa ditentukan dengan palpasi
Tanpa terapi, akan mengalami resorpsi. Bila kista kecil
dilakukan punksi atau eksisi saja. Bila besar di enucleasi
dengan meninggalkan jaringan ovarium yang normal
Kista lutein
Kista ini dapat terjadi pada kehamilan, lebih jarang di
luar kehamilan.
Sering menyerupai kehamilan ektopik.
Haid kadang-kadang terlambat, diikuti dengan
perdarahan sedikit yang terus-menerus, disertai rasa sakit
pada bagian perut bawah. Dapat dibedakan dengan
pemeriksaan test kehamilan.
Pada pemeriksaan klinis ditemukan benjolan yang sakit.
Pada umumnya bersifat konservatif karena biasanya akan
mengecil dengan sendirinya. Jika ukuran besar ,harus
dilakukan ekstirpasi
Sindrom Ovarium Polikistik
Penyakit herediter yang autosomal dominant
Kedua ovarium membesar dan bersifat polykistik,
permukaan rata, berwarna keabu-abuan dan
berdinding tebal
Menyebabkan 5-10% wanita usia reproduktif
menjadi infertil
Konsesus Rotterdam 2003, kriteria diagnostik
adanya 2 dari 3 keadaan berikut: olligomenorhea,
tanda-tanda hiperandrogen dan ovarium polikistik
Didapati 30% pasien mengalami amenorea, 75%
oligomenorea dan 90% adanya peningkatan
konsentrasi kadar luteinizing hormone (LH) dan
androgen.
Patogenesa: adanya gangguan hubungan umpan
balik antara pusat (hipotalamus hipofisis) dan
ovarium sehingga kadar estrogen selalu tinggi yang
mengakibatkan tidak pernah terjadi kenaikan
kadar FSH yang cukup adekuat.
Terapi: - operatif (wedge resection)
- non operatif (Clomiphene citrate (clomide)
50 mg dan gonadotrophin 4500 i.u. )
Germinal Inclusion cyst
Terjadi oleh karena invaginasi dari epitel germinal
dari ovarium.
Biasanya terjadi pada wanita tua.
Tidak pernah memberi gejala-gejala yang berarti.
Kista ovarium yang neoplastik atau
proliferatif
Kistoma ovarii simpleks
Permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai,
seringkali bilateral, dan dapat menjadi besar.
Dinding kista tipis dan cairan didalam kista jernih,
serous, dan berwarna kuning.
Berhubung dengan adanya tangkai, dapat terjadi
torsi (putaran tangkai) dengan gejala-gejala
mendadak.
Terapi: pengangkatan kista dengan reseksi ovarium,
lalu pemeriksaan PA
Cystadenoma mucinosum

Bentuk bulat atau bentuk tidak teratur, permukaan rata


dan berwarna putih atau putih kebiru-biruan. Di
beberapa tempat dindingnya sangat tipis sehingga
transparan.
Isi kista: cairan yang jernih, kadang-kadang sangat
kental, berisi mucin. Bila disertai unsur darah dapat
berwarna kecoklat-coklatan
Tatalaksana: pengangkatan tumor.
Jika tumor sudah cukup besar biasanya dilakukan
pengangkatan ovarium beserta tuba (salpingo-
ooforektomi).
Cystadenoma serosum
Dinding luarnya dapat menyerupai kista mucinosum,
tetapi pada beberapa kasus terlihat pertumbuhan
yang papillomatus yang menyerupai gambaran
bloemkool
Isinya merupakan cairan encer, kadang-kadang
berwarna merah atau kecoklat-coklatan berisi
protein, darah.
Terapi pada umumnya sama seperti pada
kistadenoma musinosum
Kista dermoid
Dinding tebal berwarna keputih-putihan.
Isi: rambut, cairan kental dan licin dan kadang-
kadang ditemukan juga gigi, tulang rawan atau
butir-butir tulang pada dindingnya.
Patogenesa:
Disebabkan oleh karena perkembangan yang tidak
sempurna pada akhir stadium blastomer.
Berasal dari perkembangan sel telur yang tidak
dibuahi dalam ovarium.
1 3 % dari kista dermoid dapat berubah menjadi
ganas, yaitu menjadi carcinoma epidermoid.
Terapi pada kista dermoid terdiri atas
pengangkatan, biasanya dengan seluruh ovarium
Kista ovarium berdasarkan
lokalisasi
Kista bebas (penduculata)
Gerakan bebas
Batas jelas
Kista intraligamentair
Letaknya diantara 2 lig. Latum
Gerakan terbatas
Tampak pembuluh-pembuluh darah yang bersilangan satu
sama lain
Kista pseudo intraligamentair
Letaknya di luar lig. Latum
Gerakan terbatas, karena perlekatan (infeksi, metastase)
Gamb. Pembuluh darah biasa.
Gejala klinis
Tidak menimbulkan gejala dalam waktu yang lama.
Pada stadium awal: gangguan haid.
Jika menekan rektum atau kandung kemih mungkin
terjadi konstipasi atau sering berkemih.
Terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul
yang menyebabkan nyeri spontan atau nyeri pada saat
bersenggama.
Pada stadium lanjut: adanya asites, penyebaran ke
omentum (lemak perut), dan organ-organ di dalam
rongga perut lainnya.
Perut membuncit, kembung, mual, gangguan nafsu
makan, gangguan buang air besar dan buang air kecil.
Pemeriksaan penunjang
Laparaskopi
Ultrasonografi
Foto Rontgen
Parasintesis
Bila pada kehamilan muda ditemukan kista jinak kecil,
pengangkatannya diundur sampai setelah trimester ke-1,
setelah produksi progesterone diambil alih oleh placenta.
Bila ada keluhan akut, operasi tidak boleh ditunda.
Bila pada waktu kehamilan tua perlu diangkat atau tidak,
tergantung pada besarnya, posisinya, cepat/tidaknya
berkembang, dan pada tuanya kehamilan.
Bila ukurannya sedang dan letaknya diatas, sebaiknya
operasi ditunda sampai setelah partus. Bila ada dugaan
keganasan harus segera dioperasi.
Jika menghalangi jalan lahir, dilakukan SC dan
pengangkatan tumor sekaligus.
Tindakan operasi pada tumor ovarium
neoplastik yang tidak ganas: pengangkatan tumor
dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor
Jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, biasanya disertai
dengan pengangkatan tuba
(salphyngoooforektomi).
Jika terdapat keganasan operasi: histerektomi dan
salphyngoooforektomi bilateral.
Gen BRCA1 dan BRCA2
BRCA1 dan BRCA2 merupakan gen supresor tumor,
berinteraksi dengan rekombinasi DNA memperbaiki
protein untuk memelihara struktur utuh kromosom.
Mutasi BRCA1 dan BRCA2 menyebabkan
ketidakstabilan genetik, mengakibatkan sel
beresiko lebih tinggi bertransformasi menjadi
ganas.
BRCA1 pada kromosom 17q21 terbukti memiliki
resiko peningkatan pada kanker payudara (45-
85%) dan kanker ovarium (20-45%).
BRCA2 terletak di 13q12 kurang cenderung
mengarah pada kanker payudara (30-50%) dan
kanker ovarium (10-20%)
PENDAHULUAN

Mioma uteri suatu tumor jinak yang tumbuh dalam


otot uterus.
Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri,
fibroid.
Berdasarkan otopsi, Novak menemukan 27% wanita
berumur 25 tahun mempunyai sarang mioma.
Hanya kira-kira 10% mioma ditemukan pada wanita
setelah menopause
Amerika Serikat : angka kejadian mioma uteri adalah 2-
12,8 orang per 1000 wanita tiap tahunnya.
Penelitian Ran Ok et-al di Pusan Saint Benedict Hospital
Korea menemukan 17% kasus mioma uteri dari 4784
kasus-kasus bedah ginekologi yang diteliti.
Di Indonesia : 2,39 11,7% dari kasus ginekologi
Paling sering pada wanita umur 35 45 tahun
(25%)
Jarang pada wanita 20 tahun dan wanita post
menopause.
Statistik menunjukkan 60% mioma uteri
berkembang pada wanita yang tak pernah hamil
atau hanya hamil 1 kali
Penyebab pasti belum diketahui.
Bentuk tumor : tunggal atau multiple
umumnya tumbuh didalam otot rahim intramural
mioma
keluhan : berupa perdarahan saat siklus dan diluar siklus
haid.
Sedangkan yang tumbuh dikulit luar rahim tipe
subserosa
tidak ada keluhan perdarahan, keluhan ada bila tumor
membesar dengan dijumpai benjolan keras, sulit
digerakkan.
Etiologi
Mioma uteri yang berasal dari sel otot polos
miometrium, menurut teori onkogenik maka
patogenesa mioma uteri dibagi menjadi 2 faktor
yaitu inisiator dan promotor
Tidak didapat bukti bahwa hormon estrogen
berperan sebagai penyebab mioma, namun
diketahui estrogen berpengaruh dalam
pertumbuhan mioma
Patologi
Mioma uteri umumnya bersifat multiple, berlobus yang
tidak teratur maupun berbentuk sferis.
Berbatas jelas dengan miometrium sekitarnya,
enukleasi mioma dapat dilepaskan dengan mudah dari
jaringan miometrium disekitarnya
Pemeriksaan makroskopis berwarna lebih pucat
dibanding miometrium, halus, berbentuk lingkaran dan
lebih keras dibanding jaringan sekitar, dan terdapat
pseudocapsule
Mioma dapat tumbuh disetiap bagian dari dinding
uterus
Jenis Mioma Uteri :
Intra mural - 54 %
Subserosum - 48,2 %
Submukosum - 6,1 %
Intraligamenter - 4,4 %
( Benson & Pernolls, 2001 )
bentuk lain :
Pedunculated (bertangkai)
Wandering Mioma (parasit)

Simon H. Uterine Fibroids,2000


Gejala klinis
Gejala Klinis :
- Mungkin tanpa gejala

- Keluhan sangat tergantung dari lokasi, arah pertumbuhan,


jenis, besar dan jumlah mioma.
20-50% mioma menimbulkan keluhan (Hillard- Novaks
2002)
- Rasa penuh / berat pada perut bagian bawah sampai teraba
benjolan yang padat kenyal
- Gangguan haid atau perdarahan abnormal dari uterus (klasik) :
Meno-metroraghi, Kejadian : 44%

- Gangguan akibat penekanan mioma ( dismenore, nyeri perut


bagian bawah, nyeri pinggang (65%), disuria (14%),
inkontenesia urin, retensi urin, konstipasi (13%), edem tungkai,
varises.
Pemeriksaan dan Diagnosis :
Anamnesa riwayat penyakit
Palpasi abdomen : tumor di daerah atas pubis
atau abdomen bagian bawah dengan
konsistensi padat-kenyal, berdungkul, tidak
nyeri, berbatas tegas, mobil (jika tidak ada
perlekatan).
Pmk bimanual : tumor menyatu atau
berhubungan dengan uterus.
Pemeriksaan dengan sonde uterus (mioma
intramural menyebabkan kavum uterus
menjadi luas).
Mioma uteri hubungannya dengan infertilitas
Kejadian : 27-55%
Mekanisme :
Obstruksi mekanik dari serviks atau tuba

Perubahan pada bentuk kavum uteri (penambahan panjang uteri)

Iritasi pada mioma akibat perubahan degenerasi

Kontraktilitas uteri terganggu

Gangguan vaskularisasi endometrium dan gangguan endokrinologi


endometrium.
Tatalaksana
Tergantung pada : besar kecilnya mioma, ada
tidaknya keluhan/ komplikasi dan usia + paritas.
Observasi : jika besarnya uterus sama atau kurang
dari ukuran uterus pada kehamilan 12 minggu
tanpa disertai penyulit lain. Pengawasan
dilakukan tiap 3 bulan sekali. Apabila terjadi
pembesaran atau timbul komplikasi
dipertimbangkan tindakan operatif.
Expectant management/Watchful Waiting
Terapi Medikamentosa
Antifibrinolitik
AntiInflamasi Non-steroid
Kontrasepsi Oral

Magnetic resonance-guided focused ultrasound


surgery
Embolisasi A. Uterina
Terapi Pembedahan
Bila disertai keluhan/ komplikasi perdarahan :
Koreksi anemia dengan transfusi sampai HB > 10 gr%
Kuretase dikerjakan bila HB > 10 gr% kecuali pada perdarahan yang
profuse.
Tujuan kuret : menghentikan perdarahan & untuk pemeriksaan patologi
anatomi guna menyingkirkan kemungkinan keganasan atau penyakit lain.
Setelah kuretase, jika tidak ada keganasan tindakan selanjutnya
tergantung usia dan paritas pasien :
Usia < 35 th, pingin anak terapi konservatif

Usia > 35 th , cukup anak tindakan operatif


Miomektomi (jika fungsi reproduksi diperlukan dan secara
teknis memungkinkan). Kekambuhan pasca miomektomi :
15-30% (Benson-Pernoll)
Histerektomi :
Besar tumor > uterus hamil 12 mg ( ada/ tdk keluhan)
Reproduksi tidak diperlukan
Pertumbuhan tumor sangat cepat
Perdarahan yang membahayakan penderita (hemostasis)
Miomektomi
Abdominal Myomectomy
Hysteroscopic Myomectomy
Vaginal Myomectomy
Laparoscopic/robotically assisted laparoscopic
myomectomy
Histerektomi
Total histerektomi abdominal.
supracervical atau histerektomi subtotal.
Histerektomi radikal.
Ooforektomi dan salpingo-ooforektomi:
Vaginal histerektomi.
Histerektomi vaginal Laparoskopi
Prognosis
Histerektomi seluruh mioma adalah kuratif.
Miomektomi yang ekstensif dan secara signifikan
melibatkan miometrium atau menembus
endometrium maka diharuskan SC pada persalinan
berikutnya. Mioma yang kambuh kembali setelah
miomektomi terjadi 15-40% pasien dan 2/3-nya
memerlukan tindakan lebih lanjut
Endometriosis
Endometriosis adalah satu keadaan di mana
jaringan endometrium yang masih berfungsi
terdapat di luar kavum uteri.
Bila endometrium terdapat di dalam miometrium
disebut adenomiosis.
Lokasi endometriosis
Klasifikasi
The American Society for Reproductive Medicine
Pembagian stadium:
Stadium: Stadium I (minimal): 1-5

Stadium II (ringan): 6-15

Stadium III (moderat): 16-40

Stadium IV (berat): >40


Penyebab
Terdapat beberapa teori tentang terjadinya
endometriosis:
1. Metaplasia coelom
2. Penyebaran limfatis
3. Mentruasi retrograde (Toeri Sampson)
4. Defek Imunogenetik
Diagnosis
Anamnesa
Gejala: dismenorea, dispareuni, diskezia,

gangguan miksi/hematuria, gangguan haid,


infertilitas
Pada Pemeriksaan
Nyeri tekan pada daerah pelvic

Ligament uterosakral dan kul-de-sac yang bernodul

Uterus terfiksasi secara retroversi

Nodul kebiruan dapat ditemukan pada vagina


Pemeriksaan Laboratorium
Terdapat darah pada tinja atau urin pada waktu

haid.
Pemeriksaan Radiologi
Rontgen dengan barium memberikan gambaran
filling defect pada rektosigmoid
Transvaginal ultrasonografi bila kista coklat klasik

dari ovarium. Tampilannya adalah echo homogeny


internal.
Laparoskopi dengan biopsy
Temuannya adalah lesi biru-hitam dan classic

powder burn.
Gambaran mikroskopik pada ovarium tampak kista

biru kecil sampai besar berisi darah tua/coklat.


Pada permukaan rectum dan sigmoid sering

dijumpai benjolan kebiruan tersebut.


Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan ciri ciri
khas endometrium. Disekitarnya tampak sel radang
dan jaringan ikat.
Kista Coklat Ovarium Powder Burn Lesion
Penatalaksanaan
Terapi medik
Terapi Operatif
Terapi bedah konservatif dilakukan pada kasus
infertilitas, penyakit berat dengan perlekatan
hebat, usia tua.
Terapi pembedahan dapat dilaksanakan dengan
laparoskopi untuk mengangkat kista-kista,
melepaskan adhesi dan menghilangkan implantasi
dengan sinar laser atau elektrokauter.
Komplikasi
Bila implantasi terjadi di usus atau ureter dapat
mengakibatkan obstruksi dan gangguan fungsi
ginjal.
Fertilitas
Ruputur kista
Prognosis
Endometriosis ditemukan dapat menghilang secara
spontan pada 1/3 wanita yang tidak ditatalaksana
secara aktif.
Kombinasi estrogen progestin meredakan nyeri
hingga 80-85% dari pasien dengan endometriosis
yang berkaitan dengan nyeri pelvis.
Setelah 6 bulan terapi danazol, sebesar 90%
pasien dengan endometriosis sedang mengalami
penurunan nyeri pelvis.
Total abdominal hysterectomy and bilateral
salpingooophorectomy dilaporkan efektif hingga
90% dalam meredakan nyeri.
Kehamilan masih mungkin bergantung pada
keparahan penyakit.
Tanda dan gejala secara umum menurun dengan
adanya onset menopause dan selama kehamilan.
Karsinoma endometrium
Karsinoma endometrium menduduki rangking
ketujuh penyebab kematian dari keganasan pada
wanita.
Pada wanita yang berusia 50-65 tahun dengan
usia rata-rata 61 tahun
Secara keseluruhan kira-kira 2-3% wanita akan
mengalami karsinoma endometrium
Sebagian besar (70-80%) jenis karsinoma
endometrium adalah adenocarcinoma
Definisi
Keganasan sel-sel epithelial pada korpus uteri
(terutama bagian endometrium), satu di antara
kanker ginekologi yang paling sering, terutama
menyerang wanita pasca menopause; gejala yang
sering terjadi adalah perdarahan per vaginam
abnormal.
Klasifikasi
Klasifikasi berdasarkan morfologinya:
Adenocarcinoma

Mucinous carcinoma

Papillary serous carcinoma

Clear cell carcinoma

Squamous carcinoma
Stadium Klinik Ca Endometrium
Menurut FIGO
Stadium Pembedahan Ca Endometrium
Menurut FIGO
Penyebaran
Cara penyebaran carcinoma endometrium
Jaringan sekitarnya

Melalui kelenjar limfe

Melalui aliran darah


Etiologi
Penyebab carcinoma endometrium belum diketahui
secara pasti namun umumnya disebabkan oleh
perangsangan estrogen pada endometrium
Hiperestrogenisme: diabetes melitus, hipertensi,
obesitas, estrogen eksogen
Tamoxifen: anti estrogen, tapi memiliki efek
estrogenik
Risiko meningkat bila didapatkan keganasan
ovarium/kolon/mammae pada riwayat penyakit
terdahulu.
Patogenesis
Gambaran Klinis
Perdarahan yang abnormal umumnya bersifat menorrhagi
Metrorrhagia dapat terjadi pada 80-90% wanita post
menopause
Pembesaran abdomen dan gejala penekanan kandung
kemih dan rectum
Keluar cairan putih yang encer atau jernih (pada wanita
pasca menopause)
Rasa nyeri bersifat his (kolik)
Penurunan berat badan
Anemia
Diagnosis
1. Gejala Klinis
2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan ginekologi

Pembesaran uterus dan atau massa tumor di

rongga panggul
Dilakukan pemeriksaan rektovaginal
3. Pemeriksaan Penunjang
USG Transvaginal

Pemeriksaan sitologi

Dilatasi dan Kuretase (D&C)


Gambaran USG
Penatalaksanaan
Pembedahan
Histerosalpingooforektomi bilateral pada stadium I,

II, III

Radioterapi
Pada stadium I, II, III

Terdapat 2 macam radioterapi: internal dan

eksternal
Kemoterapi
Pada stadium III dan IV
Prognosis
Kemampuan tumor ganas endometrium untuk tumbuh
agresif dan menyebar, adalah relatif rendah,
dengan prognosis pada umumnya baik, angka
ketahanan hidup tergantung dari luasnya keganasan.
Terima kasih

Вам также может понравиться