Вы находитесь на странице: 1из 9

KONTROVERSI PEMIKIRAN

IBNU ARABI AL HATIMI AL SHUFI

DI KUTIB DALAM KITAB

RASAIL WAL FATAWA FI DZAMMI


IBNU ARABI AS SHUFI

Karangan :
Dr. MUSA BIN SULAIMAN AD-DUWAISY

Ceramah : Tgk.Abdul Razak Muh.Amin


Siapakah sosok ibnu arabi ?
Ibnu Arabi di akui sebagai Filosofi atau ahli
Filsafat terkemuka, buku buku karyanya
menjadi rujukan utama dalam mata kuliah
Theologi dan Filsafat di Universitas universitas
Islam di Amerika dan Eropa, karena tujuan dari
didirikannya universitas tersebut adalah
memang untuk mencetak kader kader
orientalis dari kalangan generasi muslim sendiri
yang sangat dangkal pemahamannya tentang
agama Islam dan nantinya akan merusak Islam
dari dalam.
BAGAIMANA PEMAHAMAN AQIDAH IBNU ARABI ?

Dalam bukunya Fushushul Hikam Ibnu Arabi


menjelaskan secara gamblang tentang
aqidahnya yaitu dengan paham Wihdatul
Wujud paham ini menyebutkan bahwa tidak
ada perbedaan antara Tuhan dan Makhluk.
Karena sesungguhnya, Tuhan adalah alam
semesta yang kita lihat ini. Dengan
berlandaskan pada perinsip Filsafat yang
dianutnya, maka ia beranggapan bahwa semua
manusia berada diatas kebenaran, tidak
terkecuali para penyembah berhala.
BEBERAPA PEMIKIRAN IBNU ARABI

1. Firaun beriman kepada Allah dan Rasulnya serta selamat


dari api neraka. (berdasarkan Q.S. Yunus : 90)
2 Iblis adalah makhluk Allah yang paling bertauhid karena ia
tidak mau sujud kepada Adam.
3 Firaun setelah di tenggelamkan oleh Allah lalu ia keluar
dari lautan dalam keadaan suci dan tersucikan.
4 Mengakui keimanan Firaun lebih utama dan aman dari
pada mengkafirkannya.
5 Semua agama adalah sama (pluralisme agama)
6 Berhala berhala yang disembah oleh kaum musyrikin
adalah perwujudan bahkan hakikat Allah sendiri.
7 Neraka itu bersifat Fana (tidak kekal) tapi akan hancur,
sehingga para penghuni neraka seluruhnya akan masuk
SEPINTAS TENTANG PEMAHAMAN PARA SUFI

1. Orang arif menurut para sufi adalah orang yang


telah sampai pada masyarakat Wihdatul Wujud
dengan daya rasa musyahadah, yaitu mengetahui
bahwa Allah itu adalah alam semesta itu sendiri.

2. Mendengarkan nyanyian , yang dalam istilah sufi


disebut Sima lebih berpengaruh pada hati
seorang sufi dari pada Al Quran.

3. Memang betul, bahwa kalamullah lebih utama dari


nyanyian apapun, itu tidak ada yang menolak. Tapi
ketahuilah bahwa nyanyian mempunyai kelebihan
dalam membangkitkan cinta seseorang yang arif.
4. Ayat Al-Quran tidaklah cocok dengan keadaan
pendengar dan tidak bisa langsung di pahami. Maka
barang siapa yang diliputi rasa sedih, rindu dan
penyesalan maka Al-Quran tidak mampu
mengatasinya.
5. Al Quran dihafal oleh orang banyak dan hati serta
telinga sudah sering mendengarkannya. Al-Quran
ketika di dengarkan pertama kali, ia mempunyai
pengaruh yang sangat besar pada hati namun pada
bacaan yang kedua pengaruhnya semakin lemah dan
pada pengulangan yang ketiga hampir saja
pengaruhnya itu tidak ada lagi.
6. Sesungguhnya kata kata yang berirama dan berdaya
puitis akan mampunyai pengaruh yang sangat besar
dalam jiwa. Adapun irama puitis itu ada pada syair dan
bukan pada Ayat ayat Al Quran.
7. Melodi dan nada nada yang indah sangatlah cocok
dengan karakter dasar manusia . Jika gubahan
gubahan yang indah itu di padukan dengan suara
suara yang berirama puitis dari bait bait dan
berbentuk syair yang satu dengan yang lainnya,
maka terjadilah saling menyerupai dan
menyempurnakan. Sehingga ia akan lebih cepat lagi
dalam membangkitkan kebahagiaan hati maka
kecendrungan kaum untuk menyaksikan lamanya
kebahagiaan ini untuk mencapai tujuan lebih utama
dari pada kecendrungan kami kepada Firman Allah
SWT. (lihat dalam Ihyaa ulumuddin juz 11 hal.298
301)
8. Para tokoh sufi menasehatkan agar lebih
memperbanyak zikir kepada Allah dari pada
menyibukkan diri dengan membaca Al
Quran.

9. Kaum Sufi mengingkari keberadaan akal


yang mampu mengetahui dan memahami
hukum hukum Syariat. Teks teks yang
disebut dalam dunia tasawuf tidak
menyebutkan sama sekali peranan akal,
tetapi menjadikan hati sebagai perantara
tunggal untuk kesempurnaan pengaturan
antara makhluk dan sang pencipta
DIANTARA PRINSIP AL QURAN
YANG DI INGKARI IBNU ARABI

Salah satu syarat dari sahnya Iman adalah


pengingkaran kita terhadap Thaghut (Syaithan
dan apa saja yang disembah selain Allah SWT)
seperti yang termaktub dalam Firman Alla SWT
maka barang siapa yang ingkar kepada Thaghut
dan beriman kepada Allah SWT, sesungguhnya ia
telah berpegang teguh kepad tali yang sangat
kokoh yang tidak akan putus
(Q.S. Al Baqarah : 256)
Tetapi Ibnu Arabi mengingkari prinsip ayat ini.

Вам также может понравиться