Вы находитесь на странице: 1из 50

DEREGULASI DAN SIMPLIFIKASI

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DI BIDANG PENERBANGAN

Bali, 1 Desember 2016


2

Parameter Deregulasi & Simplifikasi


Peraturan Perundang-Undangan
Parameter Deregulasi:
1. Peraturan yang dapat membawa dampak negatif dalam menimbulkan minat
terhadap dunia usaha dan investasi.
2. Peraturan yang mengakibatkan beban ekonomi (pembiayaan yang tidak tentu
jumlahnya) baik bagi operator maupun bagi pengguna jasa.
3. Perizinan bidang usaha yang otoritasnya bersifat sentralisasi dan birokrasi yang
berbelit-belit.
Parameter Simplifikasi:
1. Inventarisasi, identifikasi dan analisis peraturan sesuai dengan bussines process,
klasifikasi dan kluster yang sejenis.
2. Harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan yang overlapping
baik dari sisi penanganan maupun pembiayaan.
3

PERATURAN YANG MENJADI PRIORITAS DALAM


PENYELESAIAN DEREGULASI
4
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PENERBANGAN
YANG SUDAH DITETAPKAN
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA ATURAN BARU PENETAPAN
1 Perizinan Angkutan Udara - Merupakan ketentuan baru untuk Peraturan Menteri
mempermudah proses perizinan di Perhubungan Nomor
Online bidang angkutan udara PM 12 Tahun 2015
Proses perizinan di bidang
angkutan udara melalui sistem
tentang Perizinan
online yaitu : Angkutan Udara
a. Izin Usaha Angkutan Udara Online
Niaga
b. Izin Kegiatan Angkutan Udara
Bukan Niaga
c. Izin Rute Penerbangan
d. Persetujuan Terbang (Flight
Approval)
e. Izin Usaha Agen Penjualan
Umum (General Sales Agent)
Pengajuan online dapat dilakukan
dengan menggunakan alamat
domain: http://aol.dephub.go.id
5
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA ATURAN BARU PENETAPAN
2 Peraturan Menteri Mengatur pemberian Mengatur pemberian Izin Peraturan Menteri
Izin Khusus Menteri Khusus Direktur Jenderal Perhubungan Nomor
Perhubungan Nomor PM 66
untuk: Perhubungan Udara untuk: PM 109 Tahun 2016
Tahun 2015 tentang Kegiatan penerbangan angkutan
penerbangan tentang Perubahan
Angkutan Udara Bukan Niaga angkutan udara bukan udara bukan niaga luar negeri Atas Peraturan Menteri
Dan Angkutan Udara Niaga niaga luar negeri dan dan angkutan udara niaga
Perhubungan Republik
Tidak Berjadwal Luar Negeri tidak berjadwal luar negeri
angkutan udara niaga Indonesia Nomor PM
dengan pesawat udara sipil
Dengan Pesawat Udara Sipil tidak berjadwal luar asing untuk penerbangan 66 Tahun 2015 tentang
Asing Ke dan Dari Wilayah negeri dengan dengan kepentingan nasional Kegiatan Angkutan
Negara Kesatuan Republik pesawat udara sipil yang strategis, yaitu untuk Udara Bukan Niaga Dan
Indonesia asing untuk kepentingan kedaulatan Angkutan Udara Niaga
penerbangan dengan Negara, keutuhan wilayah Tidak Berjadwal Luar
kepentingan nasional nasional, kepentingan Negeri Dengan Pesawat
yang strategis ekonomi nasional, investasi Udara Sipil Asing Ke
Izin berlaku untuk 1 atau wisata dengan tujuan dan Dari Wilayah
(satu) kali wisata tertentu dan tidak Negara Kesatuan
penerbangan bersifat komersial Republik Indonesia
Memberikan Izin Khusus disampaikan
melalui aplikasi berbasis
pengecualian bagi
teknologi informasi (sistem
penerbangan VVIP
online)
saja Izin berlaku selama 180 hari
kalender
Memberikan pengecualian
bagi penerbangan VVIP dan
VIP
6
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA ATURAN BARU PENETAPAN
3 Peraturan Menteri 1. Pesawat Udara Pertama 1. Pesawat Udara Pertama Kali Peraturan Menteri
Kali Didaftarkan Dan Didaftarkan Dan Dioperasikan
Perhubungan Nomor PM 160 Dioperasikan Di Wilayah Di Wilayah Republik Indonesia Perhubungan Nomor
Tahun 2015 tentang Republik Indonesia a. Pesawat udara Kategori PM 7 Tahun 2016
Peremajaan Armada Pesawat a. Pesawat udara transport dan kategori tentang Perubahan
kategori transport dan normal atau komuter untuk
Udara Angkutan Udara Niaga kategori normal atau angkutan udara penumpang, atas Peraturan
komuter untuk maksimum berusia 10 tahun Menteri
angkutan udara b. Pesawat udara untuk Perhubungan Nomor
penumpang, angkutan udara khusus
maksimum 10 tahun kargo (freighter), maksimum 160 Tahun 2015
b. Pesawat udara untuk berusia 25 tahun tentang Peremajaan
angkutan udara 2. Pesawat udara yang beroperasi Armada Pesawat
khusus kargo di wilayah Republik Indonesia
(freighter), maksimum a. Pesawat udara kategori Udara Angkutan
15 tahun transport atau normal atau Udara Niaga
2. Pesawat udara yang komuter untuk angkutan
beroperasi di wilayah udara penumpang,
Republik Indonesia maksimum berusia 30 (tiga
a. Pesawat udara puluh) tahun
kategori transport b. Pesawat udara untuk
atau normal atau angkutan udara khusus
komuter untuk kargo (freighter), maksimum
angkutan udara berusia 40 (empat puluh)
penumpang atau tahun
angkutan udara
khusus kargo
(freighter), maksimum
30 tahun.
7
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA ATURAN BARU PENETAPAN
4 Perizinan di Bidang Navigasi - Perizinan di bidang navigasi penerbangan Peraturan Menteri
dengan menggunakan sistem berbasis
Penerbangan dan Publikasi Internet (Online System) dapat diakses Perhubungan Nomor
Informasi Aeronautika melalui alamat domain PM 99 Tahun 2016
(Aeronautical Information http://hubud.dephub.go.id/SIPDNP/, yang tentang Perizinan di
terdiri dari:
Publication) Indonesia dengan a. Alokasi kode Emergency Locator Bidang Navigasi
Menggunakan Sistem Transmitter (ELT) 406 MHz Penerbangan dan
Berbasis Internet (Online b. Stasiun Radio Pesawat Udara dan Publikasi Informasi
Stasiun Radio Darat Penerbangan
System) Publikasi Informasi Aeronautika Aeronautika
(Aeronautical Information Publication (Aeronautical
(AIP)) Indonesia dengan menggunakan Information
sistem berbasis Internet (On Line System)
dapat diakses melalui alamat domain Publication)
http://hubud.dephub.go.id/pada menu Indonesia dengan
Publikasi AIS yang memuat informasi Menggunakan
sebagai berikut:
a. Elektronik AIP Sistem Berbasis
b. AIP Amandement Internet (Online
c. AIP Supplement System)
d. Aeronautical Information Circular
(AIC)
e. NOTAM
f. Informasi Prakiraan (RAIM Prediction)
ketersediaan sinyal Global Navigation
Satellite System (GNSS) pada Bandar
Udara yang menggunakan prosedur
penerbangan berbasis satelit
8
5. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 610 Tahun 2016 tentang Standar
Waktu Proses Pelayanan, Masa Berlaku Kewenangan dan Penerbitan Perizinan di
Bidang Perhubungan Udara
A. Kewenangan

Menteri Perhubungan : Untuk perizinan yang sifatnya lintas sektor atau merupakan amanat Undang-
Undang
Direktur Jenderal:Untuk perizinan yang sifatnya teknis dan lintas Direktorat di lingkungan Direktorat
Jenderal Perhubungan Udara;
Direktur: Untuk perizinan yang sifatnya teknis namun tidak lintas Direktorat.
BKPM:
Izin Usaha Angkutan Udara
Izin Badan Usaha Bandar Udara

B. Standar Waktu Proses Pelayanan


Perizinan oleh Menteri Perhubungan : 14 hari kerja
Perizinan oleh Direktur Jenderal: 3-7 hari kerja
Perizinan oleh Direktur: 2-3 hari kerja
9
PERIZINAN BIDANG PERHUBUNGAN UDARA

Dit.
Dit. Bandar Dit. Navigasi Dit. Keamanan
No Jenis Angkutan Dit. KPPU TOTAL
Udara Penerbangan Penerbangan
Udara

1. Penetapan (2) - - 2 - - 2

2. Izin (12) 3 2 4 2 1 12

3. Persetujuan (10) 2 7 - 1 - 10

4. Pengesahan (10) - 4 2 - 4 10

5. Rekomendasi (4) 1 - 2 1 - 4

6. Lisensi Personel
(19) - 6 1 6 6 19

7. Sertifikat Fasilitas/
Peralatan (17) - 5 8 - 4 17

8. Sertifikat Organisasi
(20) - 7 3 6 4 20

9. Pelaporan (3) - 3 - - - 3

TOTAL 6 34 22 16 19 97
10

1. Jumlah perizinan berdasarkan KP 17 Tahun 2015 sebanyak


99 perizinan, sedangkan pada KP 610 Tahun 2015 menjadi
97 perizinan.
2. Jenis perizinan yang dihapus adalah:
a. Lisensi Navigator Penerbangan (flight navigator license)
b. Pencatatan penjaminan pesawat udara.
11
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI BIDANG PENERBANGAN
YANG SEDANG DALAM PROSES PENYEMPURNAAN
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA KONSEP BARU POSISI
1 Peraturan Menteri Mengatur mengenai Akan dicabut di dalam Peraturan Akan diintegrasikan
Menteri Perhubungan terkait
Perhubungan Nomor PM 45 peryaratan dengan permodalan pada tiap dalam Peraturan
Tahun 2015 tentang kepemilikan modal jenis usaha yaitu dalam terkaitnya.
Persyaratan Kepemilikan disetor untuk badan perubahan:
Peraturan Menteri
Modal Badan Usaha Di Bidang usaha di bidang Perhubungan Nomor PM 41
Transportasi transportasi Tahun 2015 tentang Perubahan
penerbangan Ketiga atas Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor KM 25
Tahun 2008 tentang
Penyelenggaraan Angkutan
Udara
Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 56
Tahun 2015 tentang Kegiatan
Pengusahaan di Bandar Udara
Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 153
Tahun 2015 tentang
Pengamanan Kargo dan Pos
serta Rantai Pasok (Supply
Chain) Kargo Dan Pos Yang
Diangkut Dengan Pesawat
Udara
12
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA KONSEP BARU POSISI
2 Peraturan Menteri Ketentuan modal disetor Ketentuan modal disetor untuk izin Ketentuan terkait
untuk izin badan usaha badan usaha bandar udara
Perhubungan Nomor PM 56 bandar udara mengikuti pada a. Untuk bandar udara dengan jumlah dengan permodalan
Tahun 2015 tentang Kegiatan PM 45 Tahun 2015 dengan penumpang lebih dari 15.000.000 Badan Usaha Bandar
ketentuan: (lima belas juta) penumpang per
Pengusahaan Di Bandar Udara tahun, modal disetor paling sedikit Udara akan
a. Rp. 500.000.000.000 (lima
sebagaimana yang telah ratus milyar) rupiah untuk
Rp. 1.000.000.000.000,00 (satu diintegrasikan di
triliun rupiah)
diubah dengan PM 187 Tahun bandar udara domestik b. Untuk bandar udara dengan jumlah
dalam ketentuan
2015 b. Rp. 1.000.000.000.000 penumpang lebih dari 10.000.000 penyelenggaraan
(satu trilyun) rupiah untuk (sepuluh juta) penumpang sampai
bandar udara internasional dengan 15.000.000 (lima belas juta)
bandar udara
penumpang per tahun, modal
disetor paling sedikit Rp.
750.000.000.000,00 (tujuh ratus
lima puluh miliar rupiah)
c. Untuk bandar udara dengan jumlah
penumpang lebih 5.000.000 (lima
juta) penumpang per tahun sampai
dengan 10.000.000 penumpang per
tahun, modal disetor paling sedikit
Rp. 500.000.000.000,00 (lima ratus
miliar rupiah)
d. Untuk bandar udara dengan jumlah
penumpang di bawah atau sama
dengan 5.000.000 (lima juta)
penumpang per tahun, modal
disetor paling sedikti PR.
300.000.000.000,00 (tiga ratus
miliar rupiah)
13

No PERATURAN MENTERI JENIS ANGKUTAN UDARA ATURAN LAMA KONSEP BARU POSISI

3 Peraturan Menteri berjadwal dengan tipe pesawat Rp. 500.000.000.000 Rp. 500.000.000.000 KM 25 Tahun 2008
udara terbesar dan saling (lima ratus miliar (lima ratus miliar dan perubahannya
Perhubungan Nomor menunjang dengan kapasitas rupiah) rupiah) akan
PM 41 Tahun 2015 lebih dari 70 tempat duduk
disempurnakan
tentang Perubahan berjadwal dengan tipe pesawat Rp. 300.000.000.000 Rp. 300.000.000.000 dan dijadikan
Ketiga Atas Peraturan udara terbesar dan saling (tiga ratus miliar (tiga ratus miliar dalam 1 peraturan
menunjang dengan kapasitas rupiah) rupiah)
Menteri Perhubungan baru termasuk
kurang dari atau sama dengan
Nomor KM 25 Tahun 70 tempat duduk ketentuan terkait
2008 tentang permodalannya
tidak berjadwal dengan tipe Rp. 300.000.000.000 Rp. 250.000.000.000
Penyelenggaraan pesawat udara terbesar dan dengan dilakukan
(tiga ratus miliar (dua ratus lima puluh
Angkutan Udara saling menunjang dengan rupiah) miliar rupiah) pembahasan
kapasitas lebih dari 70 tempat dengan seluruh
duduk stakehoder terkait
tidak berjadwal dengan tipe Rp. 150.000.000.000 Rp. 75.000.000.000
pesawat udara terbesar dan (seratus lima puluh (tujuh puluh lima
saling menunjang dengan miliar rupiah) miliar rupiah)
kapasitas kurang dari 70 tempat
duduk
khusus kargo dengan Rp. 100.000.000.000 Rp. 100.000.000.000
menggunakan semua tipe (seratus miliar (seratus miliar
pesawat udara yang saling rupiah) rupiah)
menunjang
bukan niaga yang melakukan Rp. 75.000.000.000 Rp. 25.000.000.000
kegiatan sekolah penerbangan (tujuh puluh lima (dua puluh lima
(flying school) miliar rupiah) miliar rupiah)
14
No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA KONSEP BARU POSISI
4 Peraturan Menteri Pemeriksaan kargo dan pos harus Dalam hal di bandar udara belum ada Pengaturannya akan
dilaksanakan oleh regulated regulated agent dan/atau Known
Perhubungan Nomor 153 agent dan/atau Known Consignor, Badan Usaha Angkutan dijadikan satu
Tahun 2015 tentang Consignor,. Udara dan Perusahaan Angkutan Udara dengan
Asing dapat bekerjasama dan
Pengamanan Kargo dan Pos mendelegasikan langkah-langkah pengangkutan kargo
keamanan kargo dan pos kepada unit dan pos
penyelenggara bandar udara, badan
usaha bandar udara, atau pengelola
terminal kargo.
Tanggung jawab keamanan a. Regulated agent bertanggung
penerbangan berada pada setiap jawab terhadap kargo dan pos
unit kerja/entitas yang termasuk sejak diterima sampai dengan
dalam rantai pasok (Supply Chain) diserahkan kepada badan usaha
angkutan udara atau perusahaan
keamanan kargo dan pos harus
angkutan udara asing.
menjamin dan melindungi
b. Known consignor bertanggung
keamanan kargo dan pos sejak jawab terhadap kargo dan pos
diterima sampai sejak bahan baku diterima, proses
diserahterimakan kepada Badan produksi dan pengemasan sampai
Usaha Angkutan Udara atau dengan kargo diserahkan kepada
Perusahaan Angkutan Udara badan usaha angkutan udara atau
Asing perusahaan angkutan udara asing.

Persyaratan modal disetor pada Tetap


Regulated Agent sekurang-
kurangnya Rp. 25.000.000.000,-
(Dua puluh lima miliar rupiah)
Persyaratan modal disetor pada Untuk persyaratan modal disetor pada
pengirim pabrikan (Known pengirim pabrikan (Known Consignor)
Consignor) sekurang-kurangnya Rp. termasuk di dalam aset dan biaya
25.000.000.000,- (Dua puluh lima operasional keseluruhan dari badan
miliar rupiah) usaha
15

No PERATURAN MENTERI ATURAN LAMA KONSEP BARU POSISI


1. PESAWAT UDARA YANG PERTAMA 1. PESAWAT UDARA YANG PERTAMA KALI Telah dilakukan
5 Peraturan Menteri KALI DIDAFTARKAN DAN DIDAFTARKAN DAN DIOPERASIKAN DI
Perhubungan Nomor PM 7 DIOPERASIKAN DI INDONESIA INDONESIA pembahasan dengan
Tahun 2016 tentang
a. Pesawat udara Kategori transport a. Pesawat udara kategori transort INACA dan Badan
dan kategori normal atau untuk angkutan udara penumpang
Usaha Angkutan Udara.
Perubahan atas PM 160 komuter untuk angkutan udara maksimum 10 tahun
penumpang, maksimum berusia b. Helikopter dan pesawat terbang
Tahun 2015 tentang 10 (sepuluh) selain kategori transpor untuk Ditjen Perhubungan
b. Pesawat udara untuk angkutan angkutan udara penumpang,
Peremajaan Armada udara khusus kargo (freighter), maksimum 15 tahun Udara akan mengkaji
Pesawat Udara Angkutan maksimum berusia 25 (dua puluh c. Pesawat udara untuk angkutan batas usia maksimum
lima) tahun udara khusus kargo (freighter),
Udara Niaga 2. PESAWAT UDARA YANG BEROPERASI maksimum 30 tahun
pesawat udara kategori
DI INDONESIA 2. PESAWAT UDARA YANG BEROPERASI DI transort untuk
a. Pesawat udara kategori transport INDONESIA angkutan udara
atau normal atau komuter untuk a. Pesawat udara kategori transort
angkutan udara penumpang, untuk angkutan udara penumpang penumpang
maksimum berusia 30 (tiga puluh) maksimum 30 tahun
tahun b. Helikopter dan pesawat terbang
b. Pesawat udara untuk angkutan selain kategori transpor untuk
udara khusus kargo (freighter) angkutan udara penumpang,
yang beroperasi di wilayah maksimum 35 tahun
Republik Indonesia, maksimum c. Pesawat udara untuk angkutan
berusia 40 (empat puluh) tahun udara khusus kargo (freighter),
maksimum 40 tahun
16

PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DI BIDANG PENERBANGAN
Peraturan Menteri: 92
Peraturan Dirjen: 155
Instruksi Menteri: 5
Surat Edaran Menteri: 1
Instruksi Dirjen: 6
Surat Edaran Dirjen: 16
PERATURAN BIDANG ANGKUTAN UDARA
17
1. KM 51 Tahun 2000 tentang Jasa Penunjang Angkutan Udara
2. KM 25 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Angkutan Udara (Dirubah terakhir perubahan ke delapan dengan PM 56
Tahun 2016)
3. PM 77 Tahun 2011 Tanggung Jawab Pengangkut Angkutan Udara sebagaimana diubah terakhir dengan PM 92 Tahun
2011
4. PM 1 Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Udara Haji
5. PM 88 Tahun 2013 tentang Jaringan dan Rute Penerbangan
6. PM 12 Tahun 2015 tentang Perizinan Angkutan Udara Online
7. PM 18 Tahun 2015 tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Oleh Badan Usaha Angkutan Udara
8. PM 61 Tahun 2015 tentang Fasilitasi (FAL) Udara
9. PM 66 Tahun 2015 tentang Kegiatan Angkutan Udara dan Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal Luar Negeri Dengan
Pesawat Udara Sipil Asing ke dan dari Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Dirubah terakhir dengan PM 109
Tahun 2016)
10. PM 89 Tahun 2015 tentang Penanganan Keterlambatan Penerbangan (Delay Management) Pada Badan Usaha
Angkutan Udara Niaga Berjadwal di Indonesia
11. PM 97 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kepemilikan dan Penguasaan Pesawat Udara
12. PM 185 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Penumpang Kelas Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam
Negeri
18
13. PM 194 Tahun 2015 tentang Tarif Angkutan Udara Perintis
14. PM 9 Tahun 2016 tentang Kriteria dan Penyelenggaraan Kegiatan Angkutan Udara Perintis
15. PM 57 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Alokasi Ketersediaan Waktu Terbang (Slot Time) Bandar
Udara
16. PM 14 Tahun 2016 tentang Mekanisme dan Formulasi Tarif Batas Atas dan Batas Bawah Angkutan Udara
Niaga Berjadwal Dalam Negeri
17. SKEP 195 Tahun 2008 tentang Petunjuk Pelaksanaan Persetujuan Terbang (FA) (Diubah terakhir
perubahan ke dua dengan SKEP 2759 Tahun 2010)
18. KP 121 Tahun 2012 Sistem Pelayanan Informasi Arus Barang Ekspor dan Impor Secara Elektronik di
Bandar Udara Soekarno Hatta
19. KP 480 Tahun 2012 tentang Roadmap Hubungan Udara Indonesia
20. KP 217 Tahun 2013 tentang Keterbukaan Informasi Angkutan Udara
21. KP 503 Tahun 2014 tentang Penilaian dan Pengawasan Pemenuhan Standar Pelayanan Penumpang Kelas
Ekonomi Angkutan Udara Niaga Berjadwal Dalam Negeri
22. KP 541 Tahun 2014 tentang Fasilitas FAL
23. KP 280 Tahun 2015 Tata Cara Pengelolaan Slot Time
24. KP 12 Tahun 2015 tentang Pembayaran PSC disatukan di dalam Tiket Pesawat Udara sebagaimana
diubah terakhir dengan KP 59 Tahun 2015
25. KP 321 Tahun 2015 tentang Petunjuk Laporan Keuangan dan Penilaian Kinerja Keuangan Oleh Badan
Usaha Angkutan Udara
19

26. KP 611 Tahun 2015 tentang Pengawasan Pesawat Udara Sipil Asing
27. KP 4 Tahun 2016 tentang Agen Pengurus FA
28. Instruksi Dirjen Nomor INST 2 Tahun 2016 tentang Pelaporan Pemakaian Bahan Bakar (Fuel
Consumption) Bagi Penerbangan Komersil di Indonesia

Jumlah
Peraturan Menteri: 16
Peraturan Dirjen: 11
Instruksi Menteri: -
Instruksi Dirjen: 1
Surat Edaran Dirjen: -
PERATURAN BIDANG BANDAR UDARA
20

1. PM 69 Tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional


2. PM 20 Tahun 2014 tentang Tata Cara dan Prosedur Penetapan Lokasi Bandar Udara
3. PM 36 Tahun 2014 ttg Tata Cara dan Prosedur Pengenaan Tarif Jasa Kebandarudaraan
4. PM 43 Tahun 2015 ttg Konsesi dan Bentuk Kerjasama Lainnya Antara Pemerintah Dengan Badan Usaha Bandar Udara
Untuk Pelayanan Jasa Kebandarudaraan
5. PM 55 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139 tentang Bandar Udara (Aerodromes)
6. PM 56 Tahun 2015 ttg Kegiatan Pengusahaan di Bandar Udara sebagaimana telah diubah terakhir dengan PM 179 Tahun
2015
7. PM 77 Tahun 2015 ttg Standarisasi dan Sertikasi Fasilitas Bandar Udara
8. PM 129 Tahun 2015 ttg Pedoman Penyusunan SLA dalam Pemberian Layanan Kepada Pengguna Jasa Bandar Udara
9. PM 174 Tahun 2015 tentang Pembatasan Usia Peralatan Penunjang Pelayanan Darat Pesawat Udara (Ground Support
Equipment/GSE) dan Kendaraan Operasional yang Beroperasi di Sisi Udara
10. PM 178 Tahun 2015 ttg Standar Pelayanan Pengguna Jasa Bandar Udara
11. PM 190 Tahun 2015 ttg Manajemen Operasi Irregular Bandar Udara
12. PM 87 Tahun 2016 tentang Tata Cara dan Prosedur Pemberian Izin Mendirikan Bangunan Bandar Udara dan Persetujuan
Pengembangan Bandar Udara
13. SKEP/223/X/2009 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management
System ) Operasi Bandar Udara, Bagian 139-01 (Advisory Circular 139-01, Airport Safety Management System)
21
14. SKEP/39/III/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-02
Pembuatan Program Pengelolaan Keselamatan Operasi Bandar Udara (Advisory Circular CASR 139-02, Safety
Plan For Airport)
15. SKEP/40/III/2010 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pelaporan Kejadian, Kejadian Serius Dan Kecelakaandi Bandar
Udara Bagian 139-04 (Advisory Circular Part 139-04, Incident, Serious Incident, And Accident Report)
16. SKEP/42/III/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-03
Manajemen Bahaya Hewan Liar di Bandar Udara dan Sekitarnya (Advisory Circular CASR 139-03, Wildlife Hazard
Management On In The Vicinity Of An Aerodrome)
17. SKEP/100/VI/2010 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-06,
Prosedur Pembangunan dan Pengoperasian Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter (Advisory Circular
CASR 139-06, The Procedure To Built And Operate Heliport)
18. SKEP/227/VIII/2010 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Manual of Standard CASR Part 139) Volume III Bandar Udara Perairan (Waterbase)
19. SKEP/2771/XII/2010 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-09
(Advisory Circular CASR Part 139-09), Prosedur Pembangunan Dan Pengoperasian Bandar Udara Perairan
(Waterbase)
20. KP 468 Tahun 2011 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-15
(Advisory Circular CASR Part 139-15), Prosedur Pelaporan Serangan Burung di Bandar Udara dan Sekitarnya
21. KP 271 Tahun 2012 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-17
(Advisory Circular CASR Part 139-17) Panduan Pembuatan Buku Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan dan /
atau Pelatihan Personel Bandar Udara
22
22. KP. 289 Tahun 2012 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-19
(Advisory Circular CASR Part 139-19), Prosedur Pengujian Di Darat Alat Bantu Pendaratan Visual
23. KP 359 Tahun 2012 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-18
(Advisory Circular CASR Part 139-18),Penerbitan Izin Lembaga Inspeksi Keselamatan Untuk Bandar Udara,
Heliport dan Waterbase
24. KP 238 Tahun 2014 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-22
(Advisory Circular CASR Part 139-22, Prosedur Penetapan Jam Operasi Bandar Udara
25. KP 590 Tahun 2014 tentang Pedoman Teknis Pembuatan Rencana Induk Bandar Udara
26. KP 20 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-07
(Advisory Circular CASR Part 139-07), Pemberian Akreditasi Lembaga Pendidikan Dan/Atau Pelatihan Personel
BU
27. KP 21 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-11
(Advisory Circular CASR Part 139-11) Lisensi Personel Bandar Udara
28. KP 22 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-14
(Advisory Circular CASR Part 139-14) Standar Kompetensi Personel Bandar Udara
29. KP 23 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-02 (Staff
Instruction CASR Part 139-02) Penguji Personel Bandar Udara
30. KP 39 Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipi Bagian 139
Volume I tentang Bandar Udara
31. KP 40 Tahun 2015 tentang Standar Teknis dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipi Bagian 139
Volume II Tempat Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter
32. KP 93Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-23
(Advisory Circular CASR Part 139-23) Pedoman Perhitungan PCN Perkerasan Prasarana Bandar Udara
23
33. KP 94 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-24 (Advisory
Circular CASR Part 139-24) Pedoman Pavement Management System
34. KP 479 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-10 (Advisory
Circular CASR Part 139-10) Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara
35. KP 575 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-05 Sertifikasi
dan Registrasi Bandar Udara (Advisory Circular CASR 139-05,Certification And Registration Of An Aerodrome)
36. KP 577 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-08, Standar
Pembuatan Buku Pedoman Pengoperasian Bandar Udara (Advisory Circular Casr Part 139-08, Aerodrome Manual)
37. KP 578 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-03, Prosedur
Perubahan / Amandemen Sertifikat / Register Bandar Udara
38. KP 580 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengawasan Keselamatan Operasi Bandar Udara dan Tempat
Pendaratan dan Lepas Landas Helikopter Bagian 139-01 (Staff Instruction 139-01)
39. KP 593 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-05, Verifikasi Data
Aeronautika Bandar Udara
40. KP 596 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-06,Prosedur Evaluasi
Perubahan / Amandemen Buku Pengoperasian Bandar Udara
41. KP 608 Tahun 2015 ttg AC 139-27 (Prosedur Pemeliharaan Alat Bantu Pendaratan Visual)
42. KP 607 Tahun 2015 ttg SI 139-07 (Pengawasan Alat Bantu Pendaratan Visual)
43. KP 636 Tahun 2015 ttg Tata Cara dan Prosedur Sertifikasi Peralatan dan Utilitas Bandar Udara
44. KP 622 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-08, Penerimaan
(Acceptance) Pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan (Safety Management System / SMS) Bandar Udara
45. Instruksi Menhub Nomor IM 8 Tahun 2016 tentang Perataan Distribusi Jadwal Penerbangan dan Slot Time di Bandar
Udara Internasional Soekarno Hatta Untuk Peningkatan Pelayanan dan Keselatan Penerbangan
24
46. Instruksi Menhub Nomor IM 9 Tahun 2016 tentang Penunjukan Penanggung Jawab Tunggal (Single Accountable)
Operasional di Bandar Udara
47. Surat Edaran Menhub Nomor SE 10 Tahun 2016 tentang Fasilitas Gedung VIP Bandar Udara di Bandar Udara Seluruh
Indonesia

Jumlah
Peraturan Menteri: 12
Peraturan Dirjen: 32
Instruksi Menteri: 2
Surat Edaran Menteri: 1
Instruksi Dirjen: -
Surat Edaran Dirjen: -
PERATURAN BIDANG KEAMANAN PENERBANGAN 25

1. KM 23 Tahun 2009 tentang Kartu Tanda Pengenal Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penerbangan Sipil
2. PM 90 Tahun 2013 tentang Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya dengan Pesawat Udara
3. PM 33 Tahun 2015 tentang Pengendalian Jalan Masuk (Access Control) ke Daerah Keamanan Terbatas di Bandar
Udara sebagaimana telah diubah dengan PM 167 Tahun 2015
4. PM 92 Tahun 2015 tentang Program Pengawasan Keamanan Penerbangan Nasional.
5. PM 127 Tahun 2015 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional.
6. PM 128 Tahun 2015 tentang Pemindahan Pesawat Udara Yang Rusak di Bandar Udara.
7. PM 137 Tahun 2015 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Keamanan Penerbangan Nasional
8. PM 153 Tahun 2015 tentang Pengamanan Kargo dan Pos Serta Rantai Pasok (Supply Chain) Kargo dan Pos Yang
Diangkut Dengan Pesawat Udara.
9. PM 94 Tahun 2016 tentang Perubahan PM 137 Tahun 2015 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan
Keamanan Penerbangan Nasional
10. Keputusan Menhub No. KP 247 Tahun 2015 tentang Komite Nasional Keamanan Penerbangan.
11. SKEP/100/VII/2003 tentang Petunjuk Teknis Penanganan Penumpang Pesawat Udara Sipil Yang Membawa
Senjata Api Beserta Peluru Dan Tata Cara Pengamanan Pengawalan Tahanan Dalam Penerbangan Sipil.
12. SKEP/43/III/2007 tentang Penanganan Cairan, Aerosol Dan Gel (Liquids, Aerosols And Gels) Yang Dibawa
Penumpang Ke Dalam Kabin Pesawat Udara Pada Penerbangan Internasional
13. SKEP/95/IV/2008 tentang Petunjuk Teknis Penanganan Petugas Pengamanan Dalam Penerbangan (In Flight
Security Officer / Air Marshal) Pesawat Udara Niaga Berjadwal Asing).
14. SKEP/160/VIII/2008 tentang Sertifikat Kecakapan Petugas Pengamanan Penerbangan SipiL
15. SKEP/2765/XII/2010 tentang Tata Cara Pemeriksaan Keamanan Penumpang, Personel Pesawat Udara Dan
Barang Bawaan Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara Dan Orang Perseorangan.
26
16. KP 002 Tahun 2012 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-12
(Advisory Circular CASR Part 139-12), Lisensi Dan Standar Kompetensi Personel Pertolongan Kecelakaan
Penerbangan Dan Pemadam Kebakaran
17. KP 018 Tahun 2012 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-13
(Advisory Circular CASR Part 139-13), Lisensi Dan Standar Kompetensi Personel Salvage.
18. KP 260 Tahun 2012 tentang Sertifikasi Peralatan Keamanan Penerbangan
19. KP 473 Tahun 2012 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-21
(Advisory Circular CASR Part 139-21) Pemberian Akreditasi Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Personel
Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) dan/atau Salvage
20. KP 481 Tahun 2012 tentang Lisensi Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan
21. KP 04 Tahun 2013 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-20
(Advisory Circular CASR Part 139-20) Pedoman Pengoperasian, Pemeliharaan dan Sistem Pelaporan Kendaraan
Atau Peralatan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan - Pemadam Kebakaran (PKP-PK).
22. KP 262 Tahun 2013 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pemeriksaan Dan Pengujian Kinerja Peralatan Keamanan
Penerbangan
23. KP 26 Tahun 2014 tentang Lisensi Personel Penanganan Pengangkutan Barang Berbahaya
24. KP 63 Tahun 2014 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pemberian Sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan
Dan Pelatihan Personel Keamanan Penerbangan Dan Personel Fasilitas Keamanan Penerbangan
25. KP 241 Tahun 2014 tentang Pedoman Pengoperasian, Pemeliharaan Dan Pelaporan Fasilitas Keamanan
Penerbangan
26. KP 412 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya dengan Pesawat
Udara.
27. KP 593 Tahun 2014 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Pemberian Sertifikasi Lembaga Penyelenggara Pendidikan
Dan Pelatihan Personel Penanganan Pengangkutan Barang Berbahaya
27
28. KP 14 Tahun 2015 tentang Standar Teknis Dan Operasi Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139
(Manual Of Standard CASR Part 139) Volume IV Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK).
29. KP 458 Tahun 2015 tentang Sertifikasi Pelayanan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam
Kebakaran (PKP-PK).
30. KP 479 Tahun 2015 tentang Petunjuk dan Tata Cara Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-10
(Advisory Circular CASR Part 139-10), Rencana Penanggulangan Keadaan Darurat Bandar Udara.
31. KP 447 Tahun 2015 tentang Penetapan Inspektur Keamanan Penerbangan.
32. KP 506 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Keamanan Penerbangan.
33. KP 546 Tahun 2015 tentang Program Pendidikan dan Pelatihan Personel Penanganan Pengangkutan Barang
Berbahaya
34. KP 547 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-
25 (Advisory Circular CASR Part 139-25) Kendaraan Pertolongan Kecelakaan Penerbangan Dan Pemadam
Kebakaran/PKP-PK (Guidelinesfor Technical Specifications Of Airport Rescueand Fire Fighting Services-ARFFS)
35. KP 571 Tahun 2015 tentang Izin Pengangkutan Barang Berbahaya Dengan Pesawat Udara
36. KP 573 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Pengangkutan Barang Berbahaya Dengan Pesawat
Udara.
37. KP 605 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pemeriksaan dan Pengujian Kinerja Fasilitas Pelayanan Darurat.
38. KP 624 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Penilaian Resiko (Risk Assesment).
39. KP 626 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Program Keamanan Penerbangan.
40. KP 662 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Penyidik Pegawai Negeri Sipil Bidang Penerbangan Sipil
41. KP 2 Tahun 2016 tentang Pas Bandar Udara Dengan Aplikasi Berbasis Teknologi Informasi (Sistem Online).
28
42. KP 90 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 139-
16 (Advisory Circular CASR Part 139-16), Pedoman Penyusunan Dokumen Rencana Penanggulangan Keadaan
Darurat Bandar Udara (Airport Emergency Plan Document)
43. KP 301 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Dirjen Nomor KP 412 Tahun 2014 tentang Petunjuk
Teknis Keselamatan Pengangkutan Barang Berbahaya Dengan Pesawat Udara
44. Instruksi Menhub Nomor IM 4 Tahun 2016 tentang Pemeriksaan Keamanan Penerbangan Terhadap Orang
Perseorangan, Karyawan, Dan Awak Pesawat Udara Yang Akan Memasuki Daerah Keamanan Terbatas di Bandar
Udara
45. Instruksi Dirjen Hubud Nomor INST 3 Tahun 2015 tentang Kewajiban Perbaikan Sistem Keamanan Bandar Udara
46. Instruksi Dirjen Hubud Nomor INST 4 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pemeriksaan Keamanan Penerbangan
Terhadap Orang, Penumpang, Petugas Cleaning Services, Barang, Katering, Peralatan Pesawat Udara, Kargo dan
Pos Serta Kendaraan Yang Memasuki Daerah Keamanan Terbatas Bandar Udara
47. Instruksi Dirjen Hubud Nomor INST 5 Tahun 2015 tentang Peningkatan Kondisi Kemanan Penerbangan Dari
Kondisi Hijau Menjadi Kondisi Kuning Pada Bandar Udara
48. Instruksi Dirjen Nomor SE 5 Tahun 2016 tentang Penggunaan Aplikasi Pengujian Lisensi Personel Keamanan
Penerbangan Berbasis Web (Online)
49. Instruksi Dirjen Hubud Nomor INST 1 Tahun 2016 tentang Pemeriksaan Keamanan Karyawan Yang Bertugas di
Sisi Udara Bandar Udara
50. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 35 Tahun 2014 tentang Peningkatan Keamanan Bandar Udara
51. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 02 Tahun 2015 tentang Peningkatan Keamanan Kargo dan Pos Yang
Diangkut Dengan Pesawat Udara
52. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 06 Tahun 2015 tentang Peningkatan Keamanan Dan Pemeriksaan
Keamanan Penerbangan
53. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 11 Tahun 2015 tentang Peningkatan Kualitas dan Konsistensi Pemeriksaan
Penumpang dan Bagasi Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara
29
54. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 15 Tahun 2015 tentang Penanganan Senjata Api dan Peluru Dalam
Penerbangan Sipi
55. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 16 Tahun 2015 tentang Peningkatan Keamanan Perimeter Bandar Urara
56. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 17 Tahun 2015 tentang Penertiban dan Larangan Taxi Gelap/Liar
Beroperasi di Bandar Udara
57. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 18 Tahun 2015 tentang Operasional Pemeriksaan Keamanan Kargo dan
Pos Oleh Regulated Agent di Lingkungan Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta
58. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 33 Tahun 2015 tentang Penggunaan Peralatan Mesin X-Ray Yang Memiliki
Kemampuan Mendeteksi Bahan Peledak Pada Bandar Udara Internasional
59. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 45 Tahun 2015 tentang Peningkatan Keamanan
60. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 53 Tahun 2015 tentang Kepatuhan Pelaksanaan Sistem Keamanan
Penerbangan dan Pelayanan Penumpang Pesawat Udara.
61. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 55 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pengawasan Keamanan Penerbangan
62. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 5 Tahun 2016 tentang Penggunaan Aplikasi Pengujian Lisensi Personel
Kemanan Penerbangan Bebasis Web (Online).
63. Surat Edaran Dirjen Hubud Nomor SE 6 Tahun 2016 tentang Prosedur Pemeriksaan Bagasi dan Barang Bawaan
Yang Berupa Perangkat Elektronik Yang Diangkut Dengan Pesawat Udara.
Jumlah
Peraturan Menteri: 10
Peraturan Dirjen: 33
Instruksi Menteri: 1
Surat Edaran Menteri: -
Instruksi Dirjen: 5
Surat Edaran Dirjen: 14
PERATURAN BIDANG KELAIKUDARAAN DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA
30
1. KM 90 Tahun 1993 tentang Prosedur, Standard Kelaikan Udara, Bahan Bakar Terbuang, Gas Buang, Kebisingan dan
Marka Pesawat Udara
2. KM 7 Tahun 1995 tentang Penyempurnaan Keputusan Menteri Perhubungan Udara No. T.II/2/4-U Tentang Peraturan-
Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
3. KM 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Pesawat Udara, Sertifikasi Personil Pesawat Udara, Pengoperasian Pesawat
Udara, Organisasi Pendidikan dan Pelatihan serta Perawatan Pesawat Udara
4. KM 78 Tahun 2000 tentang Perawatan, Perawatan Preventif, Perbaikan dan Modifikasi Pesawat Udara
5. KM 80 Tahun 2000 tentang Sertifikat Kecakapan bagi Personil Perawatan Pesawat Udara
6. KM 25 Tahun 2001 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 23 tentang Rancang Bangun Standar
Kelakan Udara Untuk Pesawat Udara Kategori Normal, Utiliti, Akrobatik dan Komuter sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 45 Tahun 2014
7. KM 38 Tahun 2001 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 25 tentang Standar Kelaikan Udara Untuk
Pesawat Udara Kategori Transport sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 44 Tahun 2014Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 18 Tahun 2002 tentang
Persyaratan-Persyaratan Sertifikasi dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Niaga Untuk Penerbangan Komuter
dan Charter sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM
152 Tahun 2015
8. KM 42 Tahun 2001 tentang Spesifikasi Penerbang dan Instruktur Penerbang sebagaimana telah diubah beberapa kali
dan terakhir dengan Peeraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 30 Tahun 2010
9. KM 82 Tahun 2004 tentang Prosedur Pengadaan Pesawat Terbang dan Helikopter
10. KM 25 Tahun 2006 tentang Perubahan Atas Keputusan Menteri Perhubungan KM 90 Tahun 1993 tentang Prosedur,
Standard Kelaikan Udara, Bahan Bakar Terbuang, Gas Buang, Kebisingan dan Marka Pesawat Udara
11. KM 4 Tahun 2006 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (Civil Aviation Safety Regulations) Part 31 Standar
Kelaikan Udara Untuk Balon Berpenumpang (Airworthiness Standards : Manned Free Balloons)
31
12. KM 31 Tahun 2008 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 133 (Civil Aviation Safety Regulations Part
133) tentang Pengoperasian Rotorcraft Muatan Eksternal (Rotorcraft Extermal Load Operations)
13. KM 32 Tahun 2008 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 137 (Civil Aviation Safety Regulations Part
1370 tentang Pengoperasian Pesawat Udara Untuk Pertanian (Agricultural Aircraft Operations)
14. KM 60 Tahun 2008 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 45 (Civil Aviation Safety Regulations Part
45) tentang Identifikasi dan Tanda Pendaftaran Pesawat Udara (Identifcation and Registration Marking) sebagaimana
telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 61 Tahun 2009
15. KM 17 Tahun 2009 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 145 Amandemen 3 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 145 Amandement 3) Tentang Organisasi Perusahaan Perawatan Pesawat Udara (Approved
Maintenance Organizations) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 164 Tahun
2015
16. KM 27 Tahun 2009 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 33 Amandemen 1 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 33 Amendement 1) Tentang Standar Kelaikudaraan Untuk Mesin Pesawat Terbang (Airworthiness
Standards : Aircraft Engines) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 76 Tahun
2015
17. KM 28 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 34 Amandemen 1 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 34 Amandement 1) tentang Persyaratan Bahan Bakar Terbuang dan Emisi Gas Buang Untuk Pesawat
Udara yang Digerakkan dengan Mesin Turbin (Fuel Venting And Exhause Emission Requirement For Turbin Engine
Powered Airplanes) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 49 Tahun 2015
18. PM 29 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 36 Amandemen 1 (Civil Aviation Safety
Regulations Part 36 Amandement 1) Tentang Sertifikasi Standar Kebisingan Jenis Pesawat Terbang Dan Kelaikan Udara
(Noise Standards : Aircraft Type And Airworthiness Certifications) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor PM 50 Tahun 2015
19. KM 49 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 47 (Civil Aviation Safety Regylation Part
47) Tentang Pendaftaran Pesawat Udara (Aircraft Registration)
32
20. KM 16 Tahun 2010 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil (PKPS) Bagian 63 (Civil Aviation Safety
Regulations (CASR) Part 63) tentang Persyaratan Personel Pesawat Udara Selain Penerbang Dan Personel Penunjang
Operasi Pesawat Udara
21. KM 57 Tahun 2010 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 141 (Civil Aviation Safety Regulations Part
141) Tentang Persyaratan Sertifikasi Dan Operasi Untuk Sekolah Penerbang (Certification And Operating Requirement
For Pilot Schools) sebagiamana telah diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 64 Tahun
2015
22. KM 27 Tahun 2013 tentang Sertifikasi dan Persyaratan Operasional Untuk Distributor Produk-Produk Aeronautika
23. PM 28 Tahun 2013 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 121 (Civil Aviation Safety Regulation Part
121) tentang Persyaratan-Persyaratan Sertifikasi dan Operasi Bagi Perusahaan Angkutan Udara Yang Melakukan
Penerbangan Dalam Negeri, Internasional dan Angkutan Udara Niaga Tidak Berjadwal (Certification and Operating
Requirements: Domestic, Flag, And Supplemental Air Carriers) sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 107 Tahun 2015
24. PM 50 Tahun 2014 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 39 (Civil Aviation Safety Regulations Part
39) Tentang Perintah Kelaikudaraan (Airworthiness Directive)
25. PM 8 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 67 (Civil Aviation Safety Regulation Part 67)
Tentang Standar Kesehatan Dan Sertifikasi Personel Penerbangan
26. PM 14 Tahun 2015 Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 830 (Civil Aviation Safety Regulation Part
830) Tentang Pemberitahuan Dan Pelaporan Kecelakaan, Kejadian Serius Pesawat Udara Sipil Serta Prosedur Investigasi
Kecelakaan Dan Kejadian Serius PEsawat Udara Sipil
27. PM 62 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 27 (Civil Aviation Safety Regulations Part
27) Tentang Standar Kelaikudaraan Untuk Helikopter Kategori Normal (Airworthiness Standards : Normal Category
Rotorcraft)
28. PM 84 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 35 (Civil Aviation Safety Regulations Part
35) Tentang Standar Kelaikudaraan Untuk Baling-Baling Pesawat Terbang (Airworthiness Standards : Propellers)
33
29. PM 85 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 129 (Civil Aviation Safety Regulations Part 129)
Tentang Validasi Dan Pengawasan Perusahaan Angkutan Udara Asing Dan Operator Asing Yang Mengoperasikan Pesawat Udara
Indonesia (Validation And Surveillance Of Foreign Air Operators And Foreign Operators Of Indonesian-Registered Aircraft)
30. PM 94 Tahun 2015 tentangn Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 91 (Civil Aviation Safety Regulations Part 91)
tentang Pengoperasian Pesawat Udara (General Operating And Flight Rules)
31. PM 97 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Kepemilikan Dan Penguasaan Pesawat Udara
32. PM 98 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamaatan Penerbangan Sipil Bagian 21 (Civil Aviation Safety Regulation Part 21)
Tentang Prosedur Sertifikasi Untuk Produk dan Bagian-Bagiannnya (Certification Procedures For Product and Parts)
33. PM 160 Tahun 2015 tentang Peremajaan Armada Pesawat Udara Angkutan Udara Niaga sebagaiman telah diubah terakhir
dengan PM 7 Tahun 2016
34. PM 169 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 29 (Civil Aviation Safety Regulations Part 29)
Tentang Standar Kelaikudaraan Untuk Helikopter Kategori Transport (Airworthness Standards : Transport Category Rotorcraft)
35. SKEP/68/IV/2008 / 8 April 2008 Staff Instruction Practical Test Standard PTS 8081-14 Private Pilot For Airplane
(SEL,MEL,SES,MES)
36. SKEP/69/IV/2008 / 8 April 2008 Staff Instruction Practical Test Standard PTS 8081-15 Private Pilot For Rotorcraft, Helicopter,
Gyroplane
37. SKEP/70/IV/2008 / 8 April 2008 Staff Instruction Practical Test Standard PTS 8081-16 Commercial Pilot For Rotorcraft, Helicopter,
Gyroplane
38. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/71/IV/2008 tentang Staff Instruction Practical Test Standard PTS
8081-20 Airline Transport Pilot and Aircraft Type Rating For Helicopter
39. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara tentang SKEP/83/IV/2008 tentang Staff Instruction (SI) 47-01 Prosedur
Pendaftaran Pesawat Udara (Aircraft Registration Procedure)
40. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/134/VII/2008 tentang Perubahan I Petunjuk Pelaksanaan (Staff
Instruction) Nomor 141-01 Tentang Sertifikasi dan Persyaratan Operasi Untuk Sekolah Penerbangan
41. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/30/II/2009 tentang Pengujian Kesehatan Tambahan Untuk
Penerbang Berusia Di Atas 60 (Enam Puluh) Tahun
42. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/166/VII/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan (Staff Instruction) (SI) Nomor 47- 34
02 Tentang Kuasa Untuk Memohon Penghapusan Pendaftaran dan Ekspor Yang Tidak Dapat Dicabut Kembali (Irrevocable Deregistration
and Export Request Authorisation ((IDERA))
43. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/95/VI/2010 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor SKEP/132/VI/2008 Tentang Petunjuk Pelaksana (Staff Instruction) (SI) 61-01 Mengenai Tugas dan Tanggung
Jawab Inspektur Operasi
44. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/250/IV/2011 tentang Petunjuk dan Tata Cara Bagian 43.13-2 (Advisory
Circular (AC) Part 43.13-2) Tentang Metode, Teknis dan Pelaksanaan Modifikasi Pesawat Udara Yang Diperbolehkan (Acceptable Methods,
Techniques and Practices Aircraft Alterations)
45. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/256/IV/2011 tentang Petunjuk dan Tata Cara Bagian 120-92 (Advisory
Circular Part 120-92) Mengenai Sistem Manajemen Keselamatan Untuk Pemegang Sertifikat Operator Pesawat Udara dan Pemegang
Sertifikat Organisasi Perawatan
46. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 457 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 21-11 (Staff Instruction CASR Part 21-11) Tentang Pemberitahuan Terhadap Tipe Pesawat Udara Baru yang Di
Daftar Di Indonesia dan Penanganan terhadap Pemberitahuan dari negara lain dimana pesawat udara Terdaftar (Notification of new type Of
Aircraft Registered In Indonesia and handling of such notification from other state Of registry)
47. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 012 Tahun 2012 tentang Petunjuk dan Tata Cara Bagian 120-CSEA 001 (Advisory
Circular Part 120-CSEA 001) Panduan Bagi Operator Untuk Program Pelatihan Penggunaan Sistem Peringatan dan Situasi Terhadap Daratan
(Guidance For Operators On Training Programmes For The Use Of Terrain Awareness And Warning System
48. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 013 Tahun 2012 tentang Petunjuk dan Tata Cara Bagian 120-CSEA 010 (Advisory
Circular Part 120-CSEA 010) Upaya Pengurangan Kecelakaan Saat Pendekatan dan Pendaratan Pesawat Udara) Approach And Landing
Accident Reduction Measures)
49. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 016 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Dan Tata Cara Bagian 120-CSEA 008 (Advisory
Circular Part 120 - CSEA 008), Panduan Bagi Operator Untuk Pelaksanaan Pendekatan Akhir Sudut Tetap Pada Pendekatan Non Presisi
(Guidance For Operators for Conducting Constant Descent Final Approach(CDFA) For Non - Precision Approaches)
50. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 362 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan SIpil Bagian 8900-3.18 (Staff Instructuion) Tentang Sertifikat Operator Pesawat Udara, Sertifikat Operasi Dan Spesifikasi
Pengoperasian)
35
51. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 363 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-4.6 (Staff Instruction) Tentang Penerbitan dan Pengawasan untuk Otorisasi Extended Operations (ETOPS)
52. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 364 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-4.10 (Staff Instruction) Tentang Penerbitan dan Pengawasan untuk Otorisasi Reduced Vertical Separation
Minimums (RVSM)
53. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan KP 365 Tahun 2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil
Bagian PTS 8081-11 (Staff Instruction) Tentang Awak Kabin dan Rating Tipe Awak Kabin
54. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor KP 105 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Dirjen No. SKEP/237/XI/2008
Tentang Petunjuk Pelaksanaan (Staff Instruction / SI) Nomor 21 10 Tentang Prosedur Sertifikasi Untuk Persetujuan Organisasi Perancangan
(Certification Procedures For Design Organization Approval)
55. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Nomor KP 343 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor : SKEP/180/VII/2006 Tentang Tata Cara Pemeriksaan Kesehatan Penyakit Jantung Koroner Kepada Penerbang Dan Juru Mesin
Pesawat Udara
56. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara KP 344 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan
Udara Nomor : SKEP/30/II/2009 Tentang Pengujian Kesehatan Tambahan Untuk Penerbang Berusia Di Atas 60 (Enam Puluh) Tahun
57. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 435 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 65-1 (M) (Staff Instruction) Tentang Prosedur Pemberian Sertifikat Kecakapan Personil Ahli Perawatan Pesawat
Udara (Personnel Licensing Procedures)
58. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 460 Tahun 2013 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Bagian 145-9 (Advisory
Circular) Tentang Panduan Dalam Pembuatan Pedoman Organisasi Perawatan Pesawat Udara (Guidance For Developing AMO Manual)
59. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 461 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-11.10 (Staff Instruction) Tentang Prosedure Evaluasi Peralatan Pelatihan Dan Pendidikan Sintesis (Synthesis
Training Device Evaluations)
60. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 462 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-2.10 (Staff Instruction Part 8900-2.10) Tentang Prosedure Sertifikasi Persyaratan Operasi Dan Pengawasan
Pusat Pendidikan Dan Pelatihan (Certification, Operating Requirement And Continuing Surveillance For Training Center)
36
61. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 463 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-2.11 (Staff Instruction) Tentang Prosedure Sertifikasi, Perpanjangan, Penambahan Untuk Organisasi
Perawatan Pesawat Udara Dalam Negeri (Certification, Renewal, and Amendment For Domestic AMO)
62. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 464 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-2.13 (Staff Instruction) Tentang Prosedure Sertifikasi, Perpanjangan, Penambahan Untuk Organisasi
Perawatan Pesawat Udara Luar Negeri (Certification, Renewal, And Amendment For Foreign AMO)
63. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara KP 465 Tahun 2013 tentang Petunjuk Dan Tata Cara Bagian 120-42 (Advisory Circular Part
120-42) Tentang Perpanjangan Jarak Operasi Pesawat Udara Pada Pesawat Bermesin Dua (EXtended Range Operation With Two Engine
Airplane)
64. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 467 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-6.11 (Staff Instruction) Tentang Prosedure Pengawasan Terhadap Organisasi Perawatan Pesawat Udara
(Surveillance of Approved Maintenance Organization)
65. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 468 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-6.9 (Staff Instruction) Tentang Inspeksi Organisasi Perawatan Pesawat Udara
66. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 472 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-5.2 (Staff Instruction Part 8900-5.2) Tentang Prosedure Personil Lisensi Dan Tanggung Jawab Inspektur
Operasi Penerbangan (Personnel Licensing Procedure And Flight Operations Inspector Tasks And Responsibilities)
67. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 477 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-2.20 (Staff Instruction) Tentang Prosedur Validasi Terhadap Sertifikat Operator Pesawat Udara (Validation Of
Air Operator Certificate)
68. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 252 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-4.1 (Staff Instruction) Tentang Manual Basis Kinerja Operasi Navigasi Yang Disyahkan (Performance Based
Navigation Operations Approval Manual)
69. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 253 Tahun 2014 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 8900-4.2 (Staff Instruction) Tentang Pengoperasian Pesawat Udara Dalam Kategori Semua Cuaca (All Weather
Operations)
37
70. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 468 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 39-01 (Staff Instruction CASR 39-01) Tentang Penerbitan Perintah Kelaikan Udara (Issuance Of Airworthiness
Directive)
71. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 26 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 45-01 (Advisory Circular CASR 45-01) Tentang Persetujuan Tanda Pendaftaran Pesawat Udara (Assigment Of
Aircraft Registration Marks)
72. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 273 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 45 -
01 (Staff Instruction CASR 45 -01) Tentang Persetujuan Tanda Pendaftaran Pesawat Udara (Assigment Of Aircraft Registration Mark)
73. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 274 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 8900-4.10 Tentang Penerbitan dan Pengawasan Untuk Otorisasi RVSM) Issuance And Surveillance For Reduced Vertical
Separation Minimums Authorizations)
74. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 275 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 21-02 (Staff Instruction CASR 21-02) Tentang Sertifikat Kelaikudaraan Untuk Pesawat Udara Dan Persetujuan Yang Berkaitan
(Airworthiness Certification Of Aircraft And Related Products)
75. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 278 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 183-04 (Staff
Instruction Casr 183-04) Tentang Administrasi (Evaluasi) Untuk Perwakilan Penguji Teknisi Perawatan Pesawat Udara Yang Ditunjuk
(Administration Evaluation Designated Aircraft Maintenance Engineer Examiner Representatives Dameer)
76. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 389 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 36-01
(Staff Instruction CASR 36-01) Tentang Prosedur Sertifikasi Kebisingan Pesawat Udara (Procedures For The Noise Certification Of Aircraft)
77. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 477 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 129-
01 (Staff Instruction CASR 129-01) Tentang Validasi Dan Pengawasan Perusahaan Angkutan Udara Asing (Validation And Surveillance Of
Foreign Air Operators)
78. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 522 Tahun 2015 tentang Standar Minimal Ruang Kerja Dan Peralatan Penunjang
Inspektur Penerbangan
79. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 523 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-4.4 (Staff Instruction
8900-4.4) Tentang Prosedur Untuk Pembuatan, Evaluasi Dan Pengesahan Terhadap Minimum Equipment List (MEL) Dan Configuration
Deviation List (CDL) (Procedures For The Development Review And Approval Of A Minimum Equipment List (MEL) And Configuration
Deviation List (CDL))
38
80. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 572 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor PM 8 Tahun 2015 Tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 67 (Civil Aviation Safety Regulation Part 67) Tentang
Standar Kesehatan dan Sertifikasi Personel Penerbangan
81. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 576 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-2.11 (Staff Instruction
8900-2.11) Prosedur Sertifikasi, Perpanjangan, Perubahan Untuk Organisasi Perusahaan Perawatan Pesawat Udara Dalam Negeri
(Certification of Renewal or Amendement of a CASR Part 145 for Domestics Approved Maintenance Organization (AMO)
82. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 606 Tahun 2015 tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia Inspektur
Penerbangan Di Lingkungan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara
83. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 619 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-2.1 (Staff Instruction
8900-2.1) Prosedur Penerbitan, Perpanjangan Atau Perubahan Sertifikat Operator Pesawat Udara Bagian 121 Dan Bagian 135 (Certification
Or Renewal Or Amendment Of A CASR Part 121 And Part 135 Air Operator Certificate (AOC))
84. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara KP 621 Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis HRD-01.1 (Staff Instruction HRD-01.1)
Pengembangan Sumber Daya Manusia Personel Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (Human Resources
Development Of Directorate Of Airworthiness And Aircraft Operations Personnel)
85. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 64 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 21-01 (Staff Instruction 21-01) Prosedur Untuk Sertifikasi Tipe (Type Certification Procedures)
86. Peraturan DirekturJenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 121 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional Peraturan Keselamatan
Penerbangan Sipil Bagian 21 - 11 (Advisory Circular CASR 21 - 11) Tentang Persyaratan, Mutu, Dan Identifikasi Produk Aeronautika Yang
Memenuhi Persyaratan Sebagai Barang Pengganti (Eligibility, Quality And Identification Of Approved Aeronautical Replacement Parts)
87. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor: KP 122 Tahun 20i6 Tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 8900- 3.552
(Advisory Circular 8900-3.552) Tentang Administrasi Dan Pengendalian Pengelasan Pesawat Udara Dan Uji Tak Rusak (UTR) [Administration
And Control Of Aircraft Welding And Non Destructive Testing (NDT)
88. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 124 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 8900-2.1
(Advisory Circular 8900-2.1) Prosedur Penerbitan, Perpanjangan Atau Perubahan Sertifikat Operator Pesawat Udara Bagian121 dan Bagian
135 (Certification or Renewal or Amendment of A CASR Part 121 and Part 135 Air Operator Certificate (AOC))
39
89. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 125 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900-3.324 (Staff Instruction
8900-3.324) Prosedur Persetujuan dan Inspeksi Terhadap Manual Pengoperasian Pesawat Udara (Approval and Inspection of Operation
Manual)
90. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 126 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 8900 - 3.13
(Advisory Circular 8900 - 3.13) Perjanjian Swa Guna Usaha (Leasing Agreement)
91. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 127 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900 - 3.13 (Staff Instruction
8900 - 3.13) Perjanjian Swa Guna Usaha (Leasing Agreement)
92. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 128 Tahun 2016 tentang Petunjuk teknis Bagian 8900-3.328 (Staff Instruction
8900-3.328) Evaluasi Terhadap Manual Perawatan Pesawat Udara (Evaluate Company Maintenance Manual (CMM))
93. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 137 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Bagian 8900- 3.552 (Staff Instruction
8900- 3.552) Tentang Administrasi Dan Pengendalian Pengelasan Pesawat Udara Dan Uji Tak Rusak (UTR) (Administration And Control Of
Aircraft Welding And Non Destructive Testing (NDT)
94. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 166 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Direktur Jenderal
Perhubungan Udara Nomor: KP 472 Tahun 2013 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 8900- 5.2
(Staff Instruction 8900- 5.2) Tentang Prosedur Personil Lisensi Dan Tanggung Jawab Inspektur Operasi Penerbangan (Personnel Licensing
Procedure And Flight Inspector Tasks And Responsibilities)
95. Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor KP 221 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan
Sipil Bagian 21-01 (Staff Instruction 21-01) Prosedur Untuk Sertifikasi Tipe (Type Certification Procedures)

Jumlah
Peraturan Menteri: 34
Peraturan Dirjen: 61
Instruksi Menteri: -
Surat Edaran Menteri: -
Instruksi Dirjen: -
Surat Edaran Dirjen: -
PERATURAN BIDANG NAVIGASI PENERBANGAN
40
1. KM 14 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 170 (Civil Aviation Safety Regulation Part 170) tentang Air
Traffic Rules
2. KM 49 Tahun 2009 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 172 (Civil Aviation Safety Regulation Part 172) tentang
Penyelenggara Pelayanan Lalu Lintas Penerbangan Sipil (Air Tarffic Service Provider)
3. PM 57 Tahun 2011 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 171 (Civil Aviation Safety Regulation Part 171) tentang
Penyelenggara Pelayanan Telekomunikasi Penerbangan (Aeronautical Telecommunication Service Provider) sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 38 Tahun 2014
4. PM 1 Tahun 2014 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 69 (Civil Aviation Safety Regulation Part 69) tentang Lisensi,
Rating, Pelatihan dan Kecakapan Personel Navigasi Penerbangan, sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Perhubungan
Nomor 17 Tahun 2016
5. PM 17 Tahun 2014 tentang Formulasi dan Mekanisme Penetapan Biaya Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Nomor PM 103 Tahun 2015;
6. PM 33 Tahun 2014 tentang Biaya Pelayanan Jasa Navigasi Penerbangan
7. PM 9 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174 (Civil Aviation Safety Regulation Part 174) tentang
Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan (Aeronautical Meteorological Information Services) sebagaimana diubah terakhir dengan
Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 138 Tahun 2015
8. PM 44 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173 (Civil Aviation Safety Regulation Part 173) tentang
Perancangan Prosedur Penerbangan (Flight Procedure Design);
9. PM 60 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 175 (Civil Aviation Safety Regulation Part 175) tentang
Pelayanan Informasi Aeronautika (Aeronautical Information Service)
10. PM 115 Tahun 2015 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 176 (Civil Aviation Safety Regulation Part 176) tentang
Pencarian dan Pertolongan Pada Kecelakaan Pesawat Udara (Search and Rescue)
11. PM 131 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pelayanan Keselamatan Navigasi Penerbangan
12. PM 180 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Sistem Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia
41

13. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 43 Tahun 2016 tentang Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 143 (Civil Aviation
Safety Regulation Part 143) tentang Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan di Bidang Navigasi Penerbangan (Air Navigation Trainning
Providers)
14. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 47 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 180
tentang Pengendalian Pengoperasian Sistem Pesawat Udara Tanpa Awak di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia
15. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 55 Tahun 2016 tentang Tatanan Navigasi Penerbangan Nasional
16. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 59 Tahun 2016 tentang Sertifikasi Stasiun Penerbangan di Pesawat Udara (Aircraft Aeronautical
Station License)
17. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 60 Tahun 2016 tentang Pengalihan Penyelenggaraan Pelayanan Navigasi Penerbangan
18. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor M 93 Tahun 2016 tentang Program Keselamatan Penerbangan
19. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 108 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas PM Nomor 9 Tahun 2015 tentang Peraturan
Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 174 (CASR 174) tentang Pelayanan Informasi Meteorologi Penerbangan (Aeronautical
Meteorological Information Services)
20. PM 99 Tahun 2016 tentang Perizinan di Bidang Navigasi Penerbangan dan Publikasi Informasi Aeronautika (AIP) Indonesia Menggunakan
Sistem Berbasis Internet (Online System)
21. SKEP/29/II/2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengukuran Dan Pengawasan Kualitas Koordinat Navigasi Penerbangan Dengan Sistem
Geodesi Dunia (World Geodetic System) 1984 Bagian 173-4 (Advisory Circular Part 173-4)
22. SKEP/130/VI/2009 tentang Petunjuk Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 173 (Manual of Standard Part 173) Standar
Pelaksanaan Ketentuan Perancangan Prosedur Penerbangan Instrumen (Standard Applicable To Provision of Instrument Flight Procedure
Design)
23. KP 243 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemberian Izin Kode Secondary Surveillance Radar Mode-S (SSR Mode-S) dan Emergency Locator
Transmitter (Elt) 406 Mhz Pada Pelayanan Navigasi Penerbangan
24. KP 103 Tahun 2015 Standar Teknis dan Operasi (Manual of Standard CASR 171-02) Spesifikasi Teknis Fasilitas Telekomunikasi Penerbangan
25. KP 287 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 69-01 (Advisory Circular Part 69-01) Tentang Lisensi, Rating, Pelatihan dan
Kecakapan Personel Pemandu Lalu Lintas Penerbangan
26. KP 301 Tahun 2015 tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 69-05 (Advisory Circular Part 69-05) Tentang Lisensi, Rating, Pelatihan dan
Kecakapan Personel Pelayanan Informasi Aeronautika
42
27. KP 429 Tahun Tahun 2015 tentang Petunjuk Teknis Pengawasan Inspektur Navigasi Penerbangan
28. KP 440 Tahun 2015 Pedoman Teknis Operasional Bagian 175-02 tentang Petunjuk dan Tata Cara Pembuatan Buku
Manual Operasi Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika
29. KP 443 Tahun 2015 Pedoman Teknis Operasional Bagian 175-03 (AC 175-03) Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan pada Penyelenggara Pelayanan Informasi Aeronautika (Implementation SMS in Aeronautical Information
Service Provider)
30. KP 444 Tahun 2015 Standar Teknis Dan Operasi Bagian 175-01 (Manual of Standard 175-01) Peta Penerbangan
(Aeronautical Charts)
31. KP 558 Tahun 2015 prosedur dan Tata Cara Pengkajian Ulang (review) dan Eleminasi Defisiensi Dalam Kerangka
APANPIRG Di Bidang Navigasi Penerbangan
32. KP 564 Tahun 2015 tentang Protokol (checklist) Pengawasan Pada Pelayanan Navigasi Penerbangan
33. KP 119 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Peraturan Keselamatan Penerbangan Sipil Bagian 61 (SI CASR Part 61)
Pengujian Radiotelephony
34. KP 151 Tahun 2016 tentang Standar Teknis dan Operasi (Manual Of Standard 172-01) Pelayanan Lalu Lintas
Penerbangan
35. KP 249 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penagihan Penerimaan Negara Bukan Pajak Pelayanan Jasa Navigasi
Penerbangan
36. KP 280 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional Bagian 69-02 (Advisory Circular Part 69-02) Lisensi, Rating,
Pelatihan dan Kecakapan Personel Teknik Telekomunikasi Penerbangan
37. KP 283 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis (Staff Instruction) Inspector Trainning System (ITS) Inspektur Navigasi
Penerbangan
38. KP 331 Tahun 2016 tentang Pedoman Teknis Operasional 171-08 (Advisory Circular Part 171-08) Sertifikasi Tipe
Peralatan Automatic Dependent Surveillance Broadcast (ADS-B) System
43

38. Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 18 Tahun 2015 tentang Peningkatan Pelayanan Keselamatan Penerbangan
pada Bandar Udara yang didarati pesawat udara bermesin jet dan akan diberikan pelayanan pendaratan presisi;
39. Instruksi Menteri Perhubungan Nomor IM 8 Tahun 2016 tentang Perataan Distribusi Jadwal Penerbangan dan Slot time
di bandar udara Internasional Soekarno Hatta untuk peningkatan pelayanan dan keselamatan penerbangan
40. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 9 Tahun 2016 tentang Prosedur dan Mekanisme
Pengajuan Publikasi Informasi Aeronautika
41. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor SE 13 Tahun 2016 tentang peningkatan pengawasan dan
keselamatan penerbangan di daerah manuvering (manouvering area)
42. Surat Edaran Direktur Jenderal Perhubungan Udara SE 20 Tahun 2016 tentang Publikasi Informasi Aeronautika
(Aeronautical Information Publication) Indonesia Dengan Menggunakan Sistem Berbasis Internet (Online System)

Jumlah
Peraturan Menteri: 20
Peraturan Dirjen: 18
Instruksi Menteri: 2
Surat Edaran Menteri: -
Instruksi Dirjen: -
Surat Edaran Dirjen: 3
44

RENCANA SIMPLIFIKASI PERATURAN


DI BIDANG PENERBANGAN
Simplifikasi Peraturan Bidang Angkutan Udara
45

Angkutan
Udara

Pelayanan Tarif Jasa


Penyelenggaraan Tanggung Pengawasan Penunjang
Badan Usaha Angkutan Angkutan
Angkutan Udara Angkutan Jawab Angkutan
Udara Udara Udara
Udara Niaga Pengangkut
Berjadwal
Formulasi Mengatur
Penyelenggaraan
perhitungan,
Angkutan Udara, mengenai
Jaringan & Rute, penetapan tarif
Delay melalui GSA, GSE,
Kepemilikan dan
Penguasaan Pesawat, Management, Keputusan Ticketing,
Kegiatan Angkutan Standar Menteri Aircraft
Udara Bukan Niaga & Pelayanan Leasing, dll
Niaga Tidak Berjadwal Angkutan (mengatur tarif
Asing, Kewajiban Udara Niaga dalam negeri,
Penyampaian Laporan luar negeri &
Keuangan, Perizinan
Berjadwal
perintis)
Angud, Kriteria
Penyelenggaraan Peraturan terkait di DAU
Perintis yang diluar kegiatan
(belum diatur: Angkutan Udara:
Kerjasama badan Penyelenggaraan Slot
usaha angkutan udara FAL
nasional, RPTKA)
PSC on Ticket
SIMPLIFIKASI PERATURAN BIDANG BANDAR UDARA
46

Bandar
Udara

Pembangunan Operasi Penyelenggaraan Pengawasan


Perencanaan

Perancangan
teknis fasilitas Fungsi
dan Sertifikat alat,
pemerintahan dan
lingkungan lisensi personel,
Tatanan pegusahaan bandar
hidup SBU/RBU
kebandarudaraan udara
nasional, tatacara (termasuk di
dan prosedur dalamnya
penetapan lokasi peralatan dan
bandar udara, utilitas
bandar udara)
SIMPLIFIKASI PERATURAN BIDANG KEAMANAN PENERBANGAN
47

Keamanan
Penerbangan
(Annex 17)

NQCP Airport Aircraft Air National


NCASP NCASTP
(Quality Security Security Navigation Contingency
(Program (Training)
Control) Measures Measures Security Plan
Keamanan Measures
Penerbangan
Nasional

Kargo Udara Safety


akan mengatur business
process pengangkutan
kargo termasuk sisi
safety dan security

PKP-PK & Dangerous Goods


Salvage (CASR (Annex 18)
139)
SIMPLIFIKASI PERATURAN BIDANG KELAIKUDARAAN DAN PENGOPERASIAN PESAWAT UDARA
48

Kelaikudaraan dan
Pengoperasian Pesawat
Udara

CASR 43 CASR 91 CASR 65


CASR 21 CASR 61
Maintenance, Preventive Pilot General Licensing of
Certification Aircraft
Procedures for Maintenance, Licensing Operating and
Rebuilding, and Maintenance
Product and Parts Flight Rules Engineer
Alteration
Part 60, 63,
Part 23, 25, 27, 29, 31, 67, 141, 142 Part 101, 107,
Part 45, 47, 57, Part 147
33, 34, 35, 36, 39, 45, 47 145 121, 129, 133,
135, 137

Peraturan terkait terkait lainnya:


SMS
DEFINITION AND ABBREVIATIONS
UNIT OF MEASUREMENTS
PROCEDURAL REQUIREMENTS FOR AMENDING AND REPEALING OF, AND Wacana penggabungan AOC
GRANTING OR DENYING PETITION OF EXEMPTION, AND SPECIAL CONDITION
FROM THE CIVIL AVIATION SAFETY REGULATIONS
121 & AOC 135 menjadi
REPRESENTATIVES OF THE DIRECTOR GENERAL AOC 119
ADMINISTRATIVE SANCTION ON VIOLATIONS OF AIRWORTHINESS (Single AOC)
REGULATIONS
NOTIFICATION AND REPORTING OF AIRCRAFT ACCIDENTS, INCIDENTS OR
OVERDUE AIRCRAFT AND ACCIDENT/INCIDENT INVESTIGATION PROCEDURES
SIMPLIFIKASI PERATURAN BIDANG NAVIGASI PENERBANGAN
49

Navigasi Penerbangan

Training &
Regulasi Safety Perencanaan Pengawasan Perizinan Personel
Navigasi
Penerbangan

Part 91, 170, 171, 172, Rencana induk ATS, Weiver, Mode S &
173, 174, 175, 176 CNS, AIS, MET & Training Area
SAR, PJNP Part 67, 69, 143

Peraturan terkait lainnya:


SMS
DEFINITION AND ABBREVIATIONS
UNIT OF MEASUREMENTS
ADMINISTRATIVE SANCTION OF AIR NAVIGATION
TERIMA KASIH

Вам также может понравиться