Вы находитесь на странице: 1из 52

LAPORAN KASUS

Ca Paru

Oleh:
Mitha Rinjani Putri

Pembimbing:
dr. Syahril Hidayat, Sp.P

SMF ILMU PENYAKIT PARU RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI


2017
BAB 1 LAPORAN KASUS
Identitas Pasien
Nama : Tn. B
Usia : 59 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Alamat : Desa Bulu Ngawinan 1/1 Semen
Pekerjaan : Tukang tenun kain & memiliki toko sepeda.
Status pernikahan : Menikah
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal MRS : 26-05-2017
Tanggal pemeriksaan : 29-05-2017
No. RM : 26-53-56
Anamnesis
Keluhan Utama :Sesak

Riw. Penyakit sekarang


Sesak terjadi sejak 5 hari yang lalu, sesak dirasakan terus menerus bahkan ketika
beristirahat. Sesak terasa berkurang ketika pasien dalam posisi duduk. Batuk (+) sudah
berlangsung lama namunmemberat sejak 2 hari belakangan, berdahak (-). Riwayat
batuk lama (+) batuk darah (-). Badan sumer (-), keringat malam hari (+). Keluarga
pasien mengeluhkan jika pasien susah untuk makan. BAB jarang biasanya 5-1 minggu
sekali. BAK normal. Tampak benjolan padat pada dada bagian kanan awal mulanya
muncul 2 tahun yang lalu sebesar kelereng, saat ini membesar seperti telur bebek.
Tidak nyeri.
Anamnesis
Riw. Penyakit dulu
-TB paru : Pasien terdiagnosis TB paru pada Januari 2017
- Riwayat Pungsi pleura pada bulan Januari 2017 mengeluarkan cairan sebanyak 750 cc
berwarna kuning kecoklatan, dari hasil pemeriksaan sitologi PA kesimpulan: tak tampak
keganasan.
-HT : disangkal
-DM : disangkal
-Penyakit jantung : (+)
-riw.alergi obat dan makanan : disangkal

Riw. Penyakit keluarga


-Riw. Sakit serupa : disangkal -Riw. Kanker : disangkal
-Riw.Asma : disangkal -Riw. HT : disangkal
-Riw. DM : disangkal -Riw. Pengobatan OAT : disangkal
-Riw. Alergi obat dan makanan : disangkal
Anamnesis
Riw.sosial dan ekonomi
- Adanya penderita batuk lama disekita pasien : disangkal
- Adanya penderita batuk berdarah disekitar pasien : disangkal
- Pasien merupakan perokok aktif. Sehari 10-20 batang sejak muda 20 tahun. Saat ini pasien
sudah tidak merokok sejak awal tahun ini.
- Lingkungan sekitar rumah baik, jarak antar rumah cukup, jauh dari polusi pabrik atau udara.
- Kebiasaan olahraga: pasien tidak memiliki kegemaran olahraga tertentu. Tidak pernah rutin
berolahraga. Hanya sesekali berjalan dari rumah ke toko.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum Vital sign

a. KU : Lemah TD : 140/90 mmHg


N : 132 x/menit
b. GCS : 4-5-6 (cm)
RR : 40 x/menit
c. BB : 40 kg
T : 36.0 C
d. TB : 156cm.
e. Gizi : Kurang
PEMERIKSAAN FISIK
Kulit
Warna sawo matang, pucat (+), ikhterik (-), petechie (-),
hiperpigmentasi (-), hipopigmentasi (-), spider naevi (-).
Mata
Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikhterik (-/-), reflek cahaya direct
dan indirect (+/+), pupil isokor (3mm/3mm), oedem palpebra (-/-),
sekret (-/-).
Telinga
Deformitas (-/-), darah (-/-), sekret (-/-).
Mulut
Bibir kering (+), sianosis (-), lidah kotor (-), lidah simetris (+), lidah
tremor (-), stomatitis (-), mukosa pucat (-), gusi berdarah (-).
Leher
Asimetris, trakhea deviasi ke sinistra, peningkatan JVP (-/-),
pembesaran KGB (-/-), nyeri tekan (-/-), benjolan (-/-).
PEMERIKSAAN FISIK
Pulmo
Inspeksi : Asimetris dada kanan tertinggal, tampak
benjolan pada bagian dextra thorax 4 dengan
ukuran 4 x 3 x 2 cm konsistensi padat, batas
tegas, immobile, permukaan rata, tidak nyeri
tekan.
Palpasi : Ekspansi dinding dada asimetris, kanan
tertinggal. Fremitus taktil : menurun pada
bagian dextra
Perkusi : Redup pada bagian dextra

Auskultasi : Suara dasar paru menurun bagian dextra,


Rhonki +/+
PEMERIKSAAN FISIK
Cor Abdomen :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat Inspeksi : simetris, distensi (-), scar bekas op
Palpasi : Ictus cordis tidak kuat angkat (-), benjolan (-).
Perkusi Auskultasi : Bising usus (+) normal, metalik
-batas kiri atas : SIC II linea para sternalis sinistra sound (-).
-batas kanan atas : SIC II linea para sternalis dextra Palpasi : massa (-), nyeri tekan (-), defans
-batas kiri bawah : SIC V linea sternalis dextra muskular (-).
-batas kanan bawah : SIC IV linea para sternalis dextra Perkusi : timpani (+), pekak beralih (-).
Auskultasi : Bunyi jantung 1-2 reguler, suara bergeser Ekstremitas : akral dingin, pucat, kering, oedema (-).
di ICS V parasternal line dextra, bising jantung (-),
mur-mur (-), gallop (-).
Foto thorax AP/supine :

PEMERIKSAAN PENUNJANG - Tampak perselubungan homogen


diseluruh pemukaan hemithorax dextra;
corakan bronhovascular pulmo sinistra
Pemeriksaan Radiologi
meningkat; garis Kerley A,B (+)
- Trachea, Cor, terdesak ke sinistra; batas
sinistra cor terletah pada proyeksi sinus
costo frenicus sinistra.
- Sinus costofrenicus dextra dan sinistra
tertutup perselubungan.
Kalsifikasi pada arcus aortae

Kesimpulan :
Aortosklerosis
Efusi Pleura dextra massive;
kemungkinan adanya massa pada pulmo
dextra belum dapat dikesampingkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai rujukan
Laboratorium darah lengkap
Hb 12,5 g/dl L: 13,3-16,6
Eritrosit 4.260.000/uL 3.800.000-
6.000.000/uL
Hct 40,5% L: 41,3-52,1%
Leukosit 4.620/uL 4000-10.000/uL

LED - -
Trombosit 173.000/uL 150.000-450.000/uL

SGOT 27 ul 15-37 ul
SGPT 18 ul 12-78 ul
GDA 107 mg/dl 80-125 mg/dl
BUN 18 mg/dl <20 mg/dl
cratinine 1,6 mg/dl 0,5-1.2 mg/dl

Hbs Ag NEGATIF (-) Negatif


Problem List
- Malaise
- Dyspneu sejak 1 bln terakhir (memberat 2 hari ini)
- Batuk kronik
- Suara paru dekstra menurun.
- Massa pada tharax dextra
- Penurunan BB
- Anoreksia
- Takikardia
- Takipneu
- Ronkhi (+)
- Pengobatan TB (+)

Assesment
Efusi pleura masive et causa Ca Paru
Dd Efusi pleura et causa TB

Prognosis
Dubia ad malam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di
paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun
keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru).

kanker paru primer: yakni tumor ganas yang berasal dari epitel
bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma).
Epidemiologi
Kanker Paru merupakan 13 % dari semua diagnosis kanker.
1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki

Di amerika serikat tahun 2007: 213.380 kasus baru dan 160.390


kematian.

WHO: di Indonesia Ca paru menurapakan jenis Ca terbanyak pada laki-


laki dan terbanyak kelima pada perempuan.

Insidens Ca Paru lebih rendah pada usia <40 tahun. Meningkat dengan
usia 70 tahun.
Epidemiologi
Kanker paru meningkat di seluruh dunia:
Tiap tahun terdapat lebih 1,3 juta kasus dengan angka kematian 1,1 juta.
Menurut National Cancer Institute di USA, tahun 2008 terdapat 215.000
kasus dan kematian 161.840.
Di Indonesia, peringkat ke 4 terbanyak Penyebab utama kematian ,
masalah klinik dan sosial masyarakat di masa datang
Epidemiologi
5 FAKTA TENTANG KANKER PARU
I. Merupakan penyakit di dunia yang belum bisa
disembuhkan ( WHO )
II. Penyebab kematian utama, karena kanker
III. Penderita datang 80 - 90% sudah stadium
lanjut
IV. Angka tahan hidup 5 th paling rendah
V. Angka tahan hidup 5 tahun stadium I = 70%
Etiologi
Tidak jelas, belum diketahui secara pasti
Faktor : Bahan karsinogen ( Enviromental diseases )
Asap rokok 5 10 kali
3,4 Benzpyrene
Polonium 210
Zat kimia 6 10 kali
Asbes Chromium
Arsen Besi
Uranium Nikel

Fibrosis paru : 23,2 % Jaringan parut TBC


Etiologi
Resiko Kanker Paru Akibat Rokok
Merokok :
1 10 batang / hari resiko meningkat 15 kali

20 30 batang / hari resiko meningkat 40 - 50 kali

40 50 batang / hari resiko meningkat 70 - 80 kali


Karsinogen Dalam Rokok
Fase Partikulat :
Netral fraksi : Benzpyrene
Dibenzanthracene
Fase uap :Nikel karbonyl
Benzofluoranthenes Hydraziz
Basik fraksi : Nitrosamines Vinyl chlorida
Asidik fraksi : Tumor promoting agent Nitrogen oksida
Residual fraksi : Nikel, cadmium, Nitrosodiethylamine
Polonium 210
Nitrogen oksida
Faktor Resiko
Rokok
(80% penyebab Ca pada dan 50% pada )

Kerentanan genetik
(genetic susceptibility)

Polusi Udara

Pajanan radon dan pajanan industri


(Asbestos, silika, dll)
Patogenesis
konsep masa kini kanker adalah
penyakit gen
Onkogen: gen myc,
genk-ras. onkogen dengan gen tumor
Perubahan pada kromosom
Gen tumor suppresor: suppresor
gen p53, gen rb.

hilangnya heterogeniti kromosom


Rokok (63 jenis) atau LOH
karsinogenik

mutasi gen normalan pertumbuhan sel

multistep carcinogenesis
Onkogen Normal Gen tumor
supresor
k-ras
myc P 53
rb

Proliferasi Apoptosis

Siklus sel Siklus sel


faktor pertumbuhan p53
bcl2
Cancer
9-Jul-17
MUTI-STEP KARSINOGENESIS KANKER PARU

m d
n m
e i
o e
t s k
r t
a p T a
m a
p l I n
a s
l a S k
l t
a s e
s i a
r
i a s
a i
s
Deteksi Dini
Keluhan dan gejala tidak spesifik

batuk darah
batuk kronik
berat badan menurun stage II dan III.
Sesak dada, nyeri dada dll

subyek dengan risiko tinggi yaitu:

perempuan perokok pasif


Laki -laki, usia lebih dari 40
dengan salah satu gejala di
tahun, perokok
atas
Paparan industri tertentu
Riwayat tentang anggota
dengan satu atau lebih gejala
keluarga dekat yang
Riw Ca di keluarga
menderita kanker
Prosedur Diagnostik
Gambaran Klinis
Anamnesis (tidak spesifik) Pemeriksaan Fisik
Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak Tumor paru ukuran kecil dan
putih, dapat juga purulen) terletak diperifer dapat memberikan
Batuk darah gambaran normal.
Sesak napas Inspeksi : simetris, kecuali massa
Suara serak menekan keluar atau efusi pleura
Sakit dada Palpasi : Stem fremitus normal atau
Sulit / sakit menelan melemah bila massa tumor membesar.
Benjolan di pangkal leher Perkusi : normal atau beda bila ada
Sembab muka dan leher, kadang-kadang massa yang membesar atau efusi
disertai sembab lengan dengan rasa nyeri pleura.
yang hebat. Auskultasi : SP: Vesikuler, Vesikuler
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah mengeras, Vesikuler melemah.
gejala atau keluhan akibat metastasis di luar ST : Ronchi basah, bila
paru, disertai pneumonitis.
Prosedur Diagnostik
Gambaran Klinis
Anamnesis (tidak spesifik) Pemeriksaan Fisik
Batuk-batuk dengan / tanpa dahak (dahak Tumor paru ukuran kecil dan
putih, dapat juga purulen) terletak diperifer dapat memberikan
Batuk darah gambaran normal.
Sesak napas Tumor dengan ukuran besar,
Suara serak terlebih bila disertai atelektasis
Sakit dada sebagai akibat kompresi bronkus,
Sulit / sakit menelan efusi pleura atau penekanan vena
Benjolan di pangkal leher kava akan memberikan hasil yang
Sembab muka dan leher, kadang-kadang lebih informatif.
disertai sembab lengan dengan rasa nyeri pembesaran KGB atau tumor diluar
yang hebat. paru.
Tidak jarang yang pertama terlihat adalah Metastasis ke organ lain juga dapat
gejala atau keluhan akibat metastasis di luar dideteksi.
paru,
Gambaran Klinik
1. Pengaruh kanker terhadap saluran nafas :
Berupa iritasi dan gangguan mekanik, Batuk-batuk kronis ,

Hemoptysis
Infeksi paru / pneumonitis berulang

Obstruksi saluran nafas Sesak nafas Atelektasis

2. Penekanan sekitar / infiltrasi :


Vena cava superior sindroma
Dispagia ( gangguan menelan )
Kelumpuhan diaphragma,pita suara
Deviasi Trachea
Gambaran Klinik

3. Metastasis : Gejala sesuai dimana terjadi metastasis


KGB hilus / mediastinum, Tulang, Otak, Dan lain lain

4. Non metastasis extra pulmonary manifestation of bronchogenic


carcinoma atau sindrom paraneoplastik
Hypertropic osteoathropaty
Neurophati
Prosedur Diagnostik
Gambaran Radiologis

dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm.
Tanda keganasan: tepi yang ireguler, disertai identasi pleura,
Foto Thorax tumor satelit tumor.
PA

CT-scan dapat mendeteksi tumor dengan ukuran lebih kecil


dari 1 cm
CT scan
Thorax

Untuk melihat metastasis jauh.


Brain-CT untuk mendeteksi metastasis di tulang kepala /
CT scan jaringan otak, bone scan
lainnya
Prosedur Diagnostik
Pemeriksaan lainnya

Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah pemeriksan dengan tujuan diagnostik
sekaligus dapat dihandalkan untuk dapatmengambil
jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya
sel ganas.

Biopsi aspirasi jarum

Sitologi sputum
Prosedur Diagnostik
Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)
yakni didapat bahan untuk sitologi dan informasi
metastasis KGB subkarina atau paratrakeal.

Transbronchial Lung Biopsy (TBLB)


Jika lesi kecil dan lokasi agak di perifer serta ada sarana
untuk fluoroskopik maka biopsi paru lewatbronkus
(TBLB) harus dilakukan

Biopsi Transtorakal (Transthoraxic Biopsy, TTB)


Jika lesi terletak di perifer dan >2 cm, TTB dengan
bantuan flouroscopic angiography. <dari 2 cm dan
terletak di sentral dapat dilakukan TTB dengan tuntunan
CTscan.
Prosedur Diagnostik
Petanda Tumor
Petanda tumor yang telah, seperti CEA, Cyfra21-
1, NSE dan lainya tidak dapat digunakan untuk
mendiagnosis tetapi masih digunakan evaluasi
hasil pengobatan.
Pemeriksaan biologi molekuler
Pemeriksaan biologi molekuler telah semakin
berkembang, cara paling sederhana dapat
menilai ekspresi beberapa gen atau produk gen
yang terkait dengan kanker paru,seperti protein
p53, bcl2,dan lainya.
Alur Deteksi Dini Ca Paru
Alur Diagnosis Ca Paru
Jenis Histologis
1. Karsinoma skuamosa (karsinoma epidermoid)
2. Karsinoma sel kecil (small cell carcinoma)
3. Adenokarsinoma (adenocarcinoma)
4. Karsinoma sel besar (large Cell carcinoma)

Berbagai keterbatasan dokter specialis Patologi Anatomi mengalami kesulitan menetapkan jenis
sitologi/histologis yang tepat.
Karena itu, untuk kepentingan pemilihan jenis terapi,minimal harusditetapkan, apakah termasuk kanker paru
karsinoma sel kecil (KPKSK atau small cell lung cancer, SCLC) atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil
(KPKBSK, nonsmall cell lung cancer,NSCLC).
Penderajatan (Staging) Kanker Paru
International System For Lung Cancer 1997
Sistem TNM
T0 Tidak ada bukti ada tumor primer.
Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi
tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik.
Tx Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada
sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik.
T1 Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm
dikelilingi oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum
sampai ke bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama).
Tumor supervisial sebarang ukuran dengan komponen invasif terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus
utama
T2 Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm
Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina mengenai pleura viseral
Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh
paru.
T3 Tumor sebarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada (termasuk tumor sulkus
superior), diafragma, pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya kurang
dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif seluruh paru.

T4 Tumor sebarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung, pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina,
tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau satelit tumor nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer.
Sistem TNM
Nx Kelenjar getah bening tak dapat dinilai
N0 Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening
N1 Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan
tumor secara langsung
N2 Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau KGB subkarina

N3 Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB skalenus / supraklavila ipsilateral /
kontralateral

Mx Metastasis tak dapat dinilai


M0 Tak ditemukan metastasis jauh
M1 Ditemukan metastasis jauh. Metastastic tumor nodule(s) ipsilateral di luar lobus tumor primer
dianggap sebagai M1
PENGOBATAN
Penentuan modalitas terapi yang akan diberikan pada penderita tergantung pada:

1. Jenis histologi kanker paru

2. Stadium kanker

3. Status performance
Fasilitas dan pengalaman dokter
PENGOBATAN
Pembedahan

Radiasi

Kemoterapi

Hormonal
Komplikasi

Efusi pleura.Hemoptysis massif


Paru-paru kolaps (pneumothorax).
Bronchial obstruction.
Recurrent infections, seperti pneumonia.
Pericardial effusion. Tetapi kondisi ini kasus yang jarang terjadi pada
kanker paru.
Metastasis ke organ lain dengan manifestasi klinis sesuai jaringan atau
organ yang diinvasi.
Prognosis
Dubia et malam

Ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival rate) untuk


karsinoma bronkogenik tipe small cell = 0%. Untuk karsinoma
bronkogenik tipe non-small cell tergantung pentahapannya
dan dilakukan pembedahan atau tidak.
BAB 3 PEMBAHASAN
Kanker paru adalah salah satu jenis penyakit paru yang memerlukan
penanganan dan tindakan yang cepat dan terarah. Penegakan
diagnosis penyakit ini membutuhkan ketrampilan dan sarana yang
tidak sederhana dan memerlukan pendekatan multidisiplin
kedokteran.
Pada Kasus ini Tn. B usia 59 tahun didapatkan dari anamnesis pasien
mengeluhkan sesak, sesak dirasakan terus menerus dan tidak
berkurang dengan istirahat. Pasien mengeluhkan batuk lama dan
berulang. Dicantumkan dalam PDPI bahwa batuk lama atau berulang,
batuk lebih dari 2 minggu merupakan salah satu tanda intrapulmoner
pada karsinoma paru. Keluhan batuk ini terdapat pada 70-90% kasus,
namun tidak spesifik dalam mendiagnosis sebagai kanker paru.
Pasien merupakan perokok aktif, sehari dapat merokok 10-20 batang
sehari dan sudah berlangsung selama > 20 tahun. Hal tersebut sesuai
dengan faktor resiko terjadinya keganasan pada paru seperti yang
tertulis dalam penangan kanker paru oleh kemenkes yang
menyebutkan Secara umum, rokok merupakan 80% penyebab kanker
paru pada laki-laki, dan 50% pada perempuan. Faktor lain adalah
kerentanan genetik (genetic susceptibility), polusi udara, pajanan radon
dan pajanan industri (asbestos, silika, dan lain-lain).
Pada pemeriksaan fisik didapatkan massa pada thorax bagian dextra tampak
benjolan pada bagian dextra thorax 4 dengan ukuran 4 x 3 x 2 cm konsistensi
padat, batas tegas, immobile, permukaan rata, tidak nyeri tekan. Massa tersebut
muncul sejak 2 tahun yang lalu ukurannya kurang lebih seperti kelereng dan
membesar menyerupai telur bebek. Dalam 2 tahun terakhir pasien menjadi
susah makan BB turun 20 kg. Dengan adanya massa tersebut kita harus
memikirkan apakah massa tersebut berasal dari metastase dari pulmo ataukah
bukan, ganas ataukah tidak. Oleh karena itu dibutuhkan pemeriksaan
penunjang lainnya seperti CT scan thorax dan biopsi.
Dari pemeriksaan perkusi didapatkan hemithrox dekstra lebih redup dibandingkan dengan sinistra,

sehingga kita memikirkan redupnya apakah disebabkan oleh adanaya cairan ataukah pemadatan. Dari

permeriksaan palpasi ditemukan fremitus taktil pada thorax bagian dekstra menurun dan dari auskultasi

didapatkan suara paru bagian dekxtra menurun bahkan cendrung tidak terdengar. Yang dapat

mengarahkan kita akan adanya cairan ataukah masaa pada hemithorax dekstra. Untuk memastikan hal

tersebut maka dilakukan foto thorax.


Dari hasil foto thorax didapatkan perselubungan homogen diseluruh pemukaan hemithorax dextra disertai gambaran

cor dan trakhea yang terdesak kearah kontra lateral. Dari hasil foto tersebut kita harus memikirkan bahwa terdapat suatu

massa yang mendesaknya, yang dapat terpikirkan adalah apakah berupa cairan saja atau disertai adanya massa pada

pulmo dextra. 2 bulan yang lalu pasien dirawat di RSUD Gambirkan dengan keluhan yang sama. Dan mendapat

tindakan punctie cairan 750 cc berwarna coklat bening. Kita patut mencurigai adanya keganasan karena adanya efusi

pleura yang masive. Seperti yang tekutip dalam PDPI yang mengatakan bahwa pasien kadang tidak mempunyai gejala

spesik untuk datang berobat kedokter kecuali telah mengalami keluahan sesak karena adanya efusi pleura, batuk darah,

sembab pada muka akibat sindrom vena cava superior.

Pada pasien ini direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan CT scan thorax terlebih dahulu untuk melihat apakah ada
massa ukuran massa dan letaknya sehingga dapat diketahui diagnosis adanya tumor pada pasien ini dan dapat segera
dilakukan pemeriksaan lainnya untuk menilai keganasan dan pengobatan yang tepat pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
1. Islamnudin.Terapi Sistemik karsinoma Paru. Subbagian Hematologi Onkologi Medik Universitas Andalas/RSUP Dr.M.Djamil padang. 2009 diakses pada tanggal 15 Mei 2017 melalui
https://internis.files.com/2011/01/terapi-sistemik-karsinoma-paru2.pdf

2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta

3. Kementrian Keshatan Republik indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran tentang Kanker Paru.2011
4. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 2010; 113:1-2.

5. Jusuf, Anwar 2002 Pengobatan Kanker Paru Menurut Konsensus Bali 2001dalam Prof.DR dr Benjamin P Margono (Editor) Pertemuan Ilmiah ParuMillenium 2002, Surabaya 11 12.

6. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 2008 : 227.

7. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung cancer. A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.

8. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N.Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di
Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta,2005.

9. Kemoterapi Kanker Paru. Available at: http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Okto09JRI/Kemoterapi%20paru%20last%20check10.pdf. Diunduh pad 18 Mei 2017

10. Jhon D. M. Neoplasma of the Lung. In : Braunwald et al. Harrisons Principles of Internal Medicine Edisi ke-15. 2001(1).USA : Mc Graw Hill Company. Division of Thoracic Oncology.
Focus on Lung Cancer. 2006.
11. Kanker Paru. Diunduh
dari:http://www.kankerparu.org/main/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=33. Diakses pada
tanggal 16 September 2012

12. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 2010. Ca Cancer JClin 1998; 48:6-29.

13. Dwidjo, Sutjipto, Margono P Benyamin, Alrasyid Harun Samsul 1994 Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPK Ilmu
Penyakit Paru FK UNAIR RSUD Dr Soetomo Surabaya.

14. Greene FL, Page DL, Fleming ID, Fritz AG, Balch CM, Haller DG, et al. Cancer Survival Analysis. In : AJJ Cancer
Staging handbook. 6th ed, Springer, New York, 2002, p. 15-25

15. Lembar Informasi Kanker Paru. Available at:


http://www.roche.co.id/fmfiles/re7175008/Indonesian/media/lembar.informasi/Onkologi/LC/Lembar.Informasi.Kanker.P
aru.pdf. Accessed on October 1st, 2012.

Вам также может понравиться