Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
Ca Paru
Oleh:
Mitha Rinjani Putri
Pembimbing:
dr. Syahril Hidayat, Sp.P
Kesimpulan :
Aortosklerosis
Efusi Pleura dextra massive;
kemungkinan adanya massa pada pulmo
dextra belum dapat dikesampingkan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Parameter Hasil Nilai rujukan
Laboratorium darah lengkap
Hb 12,5 g/dl L: 13,3-16,6
Eritrosit 4.260.000/uL 3.800.000-
6.000.000/uL
Hct 40,5% L: 41,3-52,1%
Leukosit 4.620/uL 4000-10.000/uL
LED - -
Trombosit 173.000/uL 150.000-450.000/uL
SGOT 27 ul 15-37 ul
SGPT 18 ul 12-78 ul
GDA 107 mg/dl 80-125 mg/dl
BUN 18 mg/dl <20 mg/dl
cratinine 1,6 mg/dl 0,5-1.2 mg/dl
Assesment
Efusi pleura masive et causa Ca Paru
Dd Efusi pleura et causa TB
Prognosis
Dubia ad malam
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Kanker paru dalam arti luas adalah semua penyakit keganasan di
paru, mencakup keganasan yang berasal dari paru sendiri maupun
keganasan dari luar paru (metastasis tumor di paru).
kanker paru primer: yakni tumor ganas yang berasal dari epitel
bronkus atau karsinoma bronkus (bronchogenic carcinoma).
Epidemiologi
Kanker Paru merupakan 13 % dari semua diagnosis kanker.
1/3 dari seluruh kematian akibat kanker pada laki-laki
Insidens Ca Paru lebih rendah pada usia <40 tahun. Meningkat dengan
usia 70 tahun.
Epidemiologi
Kanker paru meningkat di seluruh dunia:
Tiap tahun terdapat lebih 1,3 juta kasus dengan angka kematian 1,1 juta.
Menurut National Cancer Institute di USA, tahun 2008 terdapat 215.000
kasus dan kematian 161.840.
Di Indonesia, peringkat ke 4 terbanyak Penyebab utama kematian ,
masalah klinik dan sosial masyarakat di masa datang
Epidemiologi
5 FAKTA TENTANG KANKER PARU
I. Merupakan penyakit di dunia yang belum bisa
disembuhkan ( WHO )
II. Penyebab kematian utama, karena kanker
III. Penderita datang 80 - 90% sudah stadium
lanjut
IV. Angka tahan hidup 5 th paling rendah
V. Angka tahan hidup 5 tahun stadium I = 70%
Etiologi
Tidak jelas, belum diketahui secara pasti
Faktor : Bahan karsinogen ( Enviromental diseases )
Asap rokok 5 10 kali
3,4 Benzpyrene
Polonium 210
Zat kimia 6 10 kali
Asbes Chromium
Arsen Besi
Uranium Nikel
Kerentanan genetik
(genetic susceptibility)
Polusi Udara
multistep carcinogenesis
Onkogen Normal Gen tumor
supresor
k-ras
myc P 53
rb
Proliferasi Apoptosis
m d
n m
e i
o e
t s k
r t
a p T a
m a
p l I n
a s
l a S k
l t
a s e
s i a
r
i a s
a i
s
Deteksi Dini
Keluhan dan gejala tidak spesifik
batuk darah
batuk kronik
berat badan menurun stage II dan III.
Sesak dada, nyeri dada dll
Hemoptysis
Infeksi paru / pneumonitis berulang
dilihat bila masa tumor dengan ukuran tumor lebih dari 1 cm.
Tanda keganasan: tepi yang ireguler, disertai identasi pleura,
Foto Thorax tumor satelit tumor.
PA
Bronkoskopi
Bronkoskopi adalah pemeriksan dengan tujuan diagnostik
sekaligus dapat dihandalkan untuk dapatmengambil
jaringan atau bahan agar dapat dipastikan ada tidaknya
sel ganas.
Sitologi sputum
Prosedur Diagnostik
Transbronchial Needle Aspiration (TBNA)
yakni didapat bahan untuk sitologi dan informasi
metastasis KGB subkarina atau paratrakeal.
Berbagai keterbatasan dokter specialis Patologi Anatomi mengalami kesulitan menetapkan jenis
sitologi/histologis yang tepat.
Karena itu, untuk kepentingan pemilihan jenis terapi,minimal harusditetapkan, apakah termasuk kanker paru
karsinoma sel kecil (KPKSK atau small cell lung cancer, SCLC) atau kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil
(KPKBSK, nonsmall cell lung cancer,NSCLC).
Penderajatan (Staging) Kanker Paru
International System For Lung Cancer 1997
Sistem TNM
T0 Tidak ada bukti ada tumor primer.
Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada sekret bronkopulmoner tetapi
tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik.
Tx Tumor primer sulit dinilai, atau tumor primer terbukti dari penemuan sel tumor ganas pada
sekret bronkopulmoner tetapi tidak tampak secara radilogis atau bronkoskopik.
T1 Tumor dengan garis tengah terbesar tidak melebihi 3 cm
dikelilingi oleh jaringan paru atau pleura viseral dan secara bronkoskopik invasi tidak lebih proksimal dari bronkus lobus (belum
sampai ke bronkus lobus (belum sampai ke bronkus utama).
Tumor supervisial sebarang ukuran dengan komponen invasif terbatas pada dinding bronkus yang meluas ke proksimal bronkus
utama
T2 Garis tengah terbesar lebih dari 3 cm
Mengenai bronkus utama sejauh 2 cm atau lebih distal dari karina mengenai pleura viseral
Berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif yang meluas ke daerah hilus, tetapi belum mengenai seluruh
paru.
T3 Tumor sebarang ukuran, dengan perluasan langsung pada dinding dada (termasuk tumor sulkus
superior), diafragma, pleura mediastinum atau tumor dalam bronkus utama yang jaraknya kurang
dari 2 cm sebelah distal karina atau tumor yang berhubungan dengan atelektasis atau pneumonitis obstruktif seluruh paru.
T4 Tumor sebarang ukuran yang mengenai mediastinum atau jantung, pembuluh besar, trakea, esofagus, korpus vertebra, karina,
tumor yang disertai dengan efusi pleura ganas atau satelit tumor nodul ipsilateral pada lobus yang sama dengan tumor primer.
Sistem TNM
Nx Kelenjar getah bening tak dapat dinilai
N0 Tak terbukti keterlibatan kelenjar getah bening
N1 Metastasis pada kelenjar getah bening peribronkial dan/atau hilus ipsilateral, termasuk perluasan
tumor secara langsung
N2 Metastasis pada kelenjar getah bening mediatinum ipsilateral dan/atau KGB subkarina
N3 Metastasis pada hilus atau mediastinum kontralateral atau KGB skalenus / supraklavila ipsilateral /
kontralateral
2. Stadium kanker
3. Status performance
Fasilitas dan pengalaman dokter
PENGOBATAN
Pembedahan
Radiasi
Kemoterapi
Hormonal
Komplikasi
sehingga kita memikirkan redupnya apakah disebabkan oleh adanaya cairan ataukah pemadatan. Dari
permeriksaan palpasi ditemukan fremitus taktil pada thorax bagian dekstra menurun dan dari auskultasi
didapatkan suara paru bagian dekxtra menurun bahkan cendrung tidak terdengar. Yang dapat
mengarahkan kita akan adanya cairan ataukah masaa pada hemithorax dekstra. Untuk memastikan hal
cor dan trakhea yang terdesak kearah kontra lateral. Dari hasil foto tersebut kita harus memikirkan bahwa terdapat suatu
massa yang mendesaknya, yang dapat terpikirkan adalah apakah berupa cairan saja atau disertai adanya massa pada
pulmo dextra. 2 bulan yang lalu pasien dirawat di RSUD Gambirkan dengan keluhan yang sama. Dan mendapat
tindakan punctie cairan 750 cc berwarna coklat bening. Kita patut mencurigai adanya keganasan karena adanya efusi
pleura yang masive. Seperti yang tekutip dalam PDPI yang mengatakan bahwa pasien kadang tidak mempunyai gejala
spesik untuk datang berobat kedokter kecuali telah mengalami keluahan sesak karena adanya efusi pleura, batuk darah,
Pada pasien ini direkomendasikan untuk dilakukan pemeriksaan CT scan thorax terlebih dahulu untuk melihat apakah ada
massa ukuran massa dan letaknya sehingga dapat diketahui diagnosis adanya tumor pada pasien ini dan dapat segera
dilakukan pemeriksaan lainnya untuk menilai keganasan dan pengobatan yang tepat pada pasien
DAFTAR PUSTAKA
1. Islamnudin.Terapi Sistemik karsinoma Paru. Subbagian Hematologi Onkologi Medik Universitas Andalas/RSUP Dr.M.Djamil padang. 2009 diakses pada tanggal 15 Mei 2017 melalui
https://internis.files.com/2011/01/terapi-sistemik-karsinoma-paru2.pdf
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 2003. Kanker Paru Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Jakarta
3. Kementrian Keshatan Republik indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran tentang Kanker Paru.2011
4. Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 2010; 113:1-2.
5. Jusuf, Anwar 2002 Pengobatan Kanker Paru Menurut Konsensus Bali 2001dalam Prof.DR dr Benjamin P Margono (Editor) Pertemuan Ilmiah ParuMillenium 2002, Surabaya 11 12.
6. Baron DN. Kapita Selekta Patologi Klinik, EGC, Jakarta, 2008 : 227.
7. Scottish Intercollegiate Guidelines network. Management of patients with lung cancer. A national clinical guidelines. SIGN, Eidenburg, 2005.
8. Jusuf A, Harryanto A, Syahruddin E, Endardjo S, Mudjiantoro S, Sutandio N.Kanker paru jenis karsinoma bukan sel kecil . Pedoman nasional untuk diagnosis dan penatalaksanaan di
Indonesia 2005. PDPI dan POI, Jakarta,2005.
9. Kemoterapi Kanker Paru. Available at: http://jurnalrespirologi.org/jurnal/Okto09JRI/Kemoterapi%20paru%20last%20check10.pdf. Diunduh pad 18 Mei 2017
10. Jhon D. M. Neoplasma of the Lung. In : Braunwald et al. Harrisons Principles of Internal Medicine Edisi ke-15. 2001(1).USA : Mc Graw Hill Company. Division of Thoracic Oncology.
Focus on Lung Cancer. 2006.
11. Kanker Paru. Diunduh
dari:http://www.kankerparu.org/main/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=33. Diakses pada
tanggal 16 September 2012
12. Landis SH, Mliiray T, Bolden S, Wingo PA. Cancer 2010. Ca Cancer JClin 1998; 48:6-29.
13. Dwidjo, Sutjipto, Margono P Benyamin, Alrasyid Harun Samsul 1994 Pedoman Diagnosis dan Terapi LAB/UPK Ilmu
Penyakit Paru FK UNAIR RSUD Dr Soetomo Surabaya.
14. Greene FL, Page DL, Fleming ID, Fritz AG, Balch CM, Haller DG, et al. Cancer Survival Analysis. In : AJJ Cancer
Staging handbook. 6th ed, Springer, New York, 2002, p. 15-25