Вы находитесь на странице: 1из 13

Sistem Pengisisan Baterai Dengan IC

Regulator

ADITYA OCTA SAPUTRA 5353144342


Sistem pengisianmerupakan bagian
dari sistem kelistrikan yang terdapat
pada kendaraan baik mobil ataupun
sepeda motor, dimana sistem pengisian
ini mensuply kebutuhan listrik pada
kendaraan. Seperti di ketahui bahwa
pada sebuah kendaraan terdapat sebuah
komponen yang berfungsi menyimpan
arus listrik yaitu battery.
KOMPONEN SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR

Alternator, yang berfungsi merubah energi gerak menjadi energi listrik. Listrik
yang dihasilkan merupakan arus bolak-balik (AC), untuk merubah arus AC menjadi
arus DC digunakan diode yang dipasang menjadi satu bagian dengan alternator.
IC regulator,berfungsi untuk mengatur tegangan dan arus yang dihasilkan
alternator dengan cara mengatur kemagnetan pada rotor altenator. Regulator juga
berfungsi untuk mengatur hidup dan matinya lampu indikator pengisian, posisi
regulator di dalam alternator.
Sekering,untuk memutus aliran listrik bila rangkaian dialiri arus berlebihan akibat
hubungan singkat.
Kunci kontak, untuk menghubungkan atau memutus aliran ke lampu indicator
dan ke regulator. Aliran listrik ke regulator digunakan untuk mefungsikan IC
regulator.
Lampu indikator,berfungsi untuk indicator fungsi sistim pengisian, lampu
menyala bila mesin hidup tetapi sistem pengisian tidak berfungsi, dan lampu akan
mati bila sistem pengisian berfungsi.
Baterai, berfungsi untuk menyimpan arus listrik dan stabilizer tegangan yang
dihasilkan sistem pengisian.
RANGKAIAN SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR

Lokasi IC regulator menjadi satu kesatuan dengan altenator, pada


altenator terdapat 4 terminal yaitu terminal B, IG, S dan L. Terminal B
merupakan terminal output altenator, dihubungkan ke baterai dan beban,
terminal IG dihubungkan ke kunci kontak untuk mensuplai arus ke IC
regulator, terminal S dihubungkan ke baterai langsung dan terminal L ke
lampu indicator pengisian.
Cara kerja IC Regulator
CARA KERJA PADA SAAT KUNCI
KONTAK ON MESIN MATI
MIC mendeteksi tegangan pada
baterai dan meng ON kan Tr1. Ini
menyebabkan arus mengalir ke rotor
coil. Pada saat ini Tr1 dikendalikan
MIC dengan kondisi terputus-putus
atau ON dan OFF secara terus
menerus untuk mempertahankan
arus ke rotor coil sebesar 0,2 A,
sebagai upaya penghematan arus
dari baterai.
Karena mesin mati maka rotor tidak
berputar sehingga tidak terjadi
pembangkitan arus listrik dan
tegangan pada terminal P adalah
NOL. Kondisi ini dideteksi oleh MIC
untuk meng ON kan Tr, bila TR3 ON
maka listrik akan mengalir dari bateri
Lanjutan.
ARA KERJA PADA SAAT MESIN BERPUTAR

Pada saat mesin hidup maka


alternator berputar, sehingga stator
coil menghasilkan arus listrik. Adanya
arus pada terminal P dideteksi oleh
MIC sehingga MIC merubah dari posisi
putus-putus pada Tr1 menjadi ON
terus. Dengan Tr1 ON maka arus bari
baterai ke rotor coil menjadi besar,
kemagnetan menjadi besar, arus
yang dibangkitkan menjadi tinggi.
Adanya arus dari terminal P
menyebabkan MIC akan meng OFF
kan Tr3 dan meng ON kan Tr2.
Dengan Tr2 maka lampu menjadi mati
karena tidak ada beda potensial
antara kedua terminal lampu.
Lanjutan.

CARA KERJA PADA SAAT MESIN


BERPUTAR TINGGI

Tr1 tetap pada posisi ON tegangan


pada terminal B meningkat sesuai
dengan naiknya putaran mesin. Saat
tegangan mencapai 14,5 0,1 volt
rangkaian MIC akan mendeteksinya
dan mematikan Tr1 sehingga arus
pada rotor coil terputus. Akibatnya
tegangan pada terminal B akan drop,
dan MIC akan menghidup-kan Tr1 lagi
dan arus pada rotor coil meningkat
dan tegangan di terminal B akan naik.
MACAM-MACAM/JENIS-JENIS ALTERNATOR DENGAN IC REGULATOR

Konstruksi alternator dengan IC regulator terdapat beberapa macam


diantaranya:
1. Alternator tipe A
2. Alternator tipe B
3. Alternator tipe M

Alternator tipe M
Alternator tipe A
Ciri-ciri alternator tipe A:
Alternator mempunyai 3 terminal keluar yaitu
terminal B, IG dan L.
Pemasangan lampu indicator memerlukan relay.
Terminal yang berhubungan IC dengan alternator
adalah terminal F,E,S dan L.
IC Regulator menempel diluar.
IC regulator menggunakan 2 buah transitor.
Sudah jarang digunakan.
Alternator tipe B

Ciri-ciri alternator tipe B:


Alternator mempunyai 4 terminal keluar yaitu
terminal B, IG , L dan S.
Pemasangan lampu indicator memerlukan relay.
Terminal yang berhubungan IC dengan alternator
adalah terminal F,E,S dan L.
IC Regulator berada di dalam frame.
IC regulator terdiri dari rangkaian A ditambah
dengan rangkaian deteksi tegangan (S).
Alternator tipe M
ciri-ciri alternator tipe M:
Alternator mempunyai 4 terminal keluar yaitu
terminal B, IG , L dan S.
Pemasangan lampu indicatortidak lagimemerlukan
relay.
Terminal yang berhubungan IC dengan alternator
adalah terminal F,E,S dan L.
IC Regulator berada di dalam frame.
IC regulator merupakan Monolitic Intergrated Circuit
(MIC).
Konctruksi lebih kompak, penggantian sikat lebih
mudah.
KELEBIHAN SISTEM PENGISIAN IC REGULATOR DIBANDING SISTEM PENGISIAN
REGULATOR MEKANIK

Kelebihan sistem pengisian generator AC (alternator) yang menggunakan


IC regulator dibanding dengansistem pengisian
generator AC (alternator) yang menggunakan regulator mekanik, yaitu:
Stabilitas pengaturan tegangan dan arus yang dihasilkan lebih tinggi.

Ukuran regulator lebih kecil sehingga memungkin dijadikan satu

kesatuan dengan unit altenator.


Rangkaian sistem pengisian lebih sederhana.

Tidak memerlukan penyetelan.

Dapat dirancang altenator yang mampu bekerja pada putaran tinggi,

sehingga ukuran altenator lebih kecil untuk daya sama.


Diameter rotor lebih kecil guna meningkatkan putaran alternator.

Menggunakan V ribbed belt untuk memperluas kontak belt dengan pully

sehingga tidak slip.


Lubang radiasi lebih banyak dan kipas pendingin ada di dalam alternator

sebagai upanya meningkatkan proses pendinginan.

Вам также может понравиться