Вы находитесь на странице: 1из 34

DERMATITIS

Dermatitis adalah peradangan kulit ( epidermis


dan dermis ) sebagai respon terhadap
pengaruh fakor eksogen atau pengaruh factor
endogen, menimbulkan kelainan klinis berupa
efloresensi polimorfik ( eritema, edema, papul,
vesikel, skuama ) dan keluhan gatal ( Djuanda,
Adhi, 2007 ).
VESIKULA ERITEMA

EKSUDASI PRURITUS
DERMATITIS
DERMATITIS
ETIOLOGI
Sebagian besar merupakan respon kulit
terhadap agent-agent misalnya : zat
kimia, protein , bakteri dan fungus yang
berhubungan dengan alergi.
Alergi: perubahan kemampuan tubuh
yang didapat dan spesifik untuk bereaksi
karena banyaknya agens penyebab.
EPIDEMIOLOGI

Dermatitis kontak iritan dapat diderita oleh semua


orang dari berbagai golongan umur, ras, dan jenis
kelamin.
Bila dibandingkan dengan dermatitis kontak iritan,
jumlah penderita dermatitis kontak alergik lebih
sedikit, karena hanya mengenai orang yang
kulitnya sangat peka (hipersensitif). Namun sedikit
sekali informasi mengenai prevalensi dermatitis ini
di masyarakat.
ETIOLIGI

a. Luar ( eksogen ) misalnya bahan kimia (


deterjen, oli, semen ), fisik ( sinar matahari,
suhu ), mikroorganisme ( mikroorganisme,
jamur).
b. Dalam ( endogen ) misalnya dermatitis atopik.
DERMATITIS KONTAK

Adalah inflamasi pada kulit yang terjadi


karena kulit telah terpapar oleh bahan yang
mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi
alergi.
Gejala dermatitis kontak akan menghilang
bila kulit sudah tidak terpapar oleh bahan
yang mengiritasi kulit tersebut.
Ada 4 jenis Dermatitis kontak
1. DERMATITIS KONTAK IRITAN
Terjadi akibat kontak dengan bahan yang secara
kimiawi atau fisik merusak kulit tanpa dasar
imunologik.
Terjadi sesudah kontak pertama dengan iritan
atau kontak ulang dengan iritan ringan selama
waktu yang lama.
Dermatitis ini terjadi karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu ukuran molekul, daya larut,
konsentrasi bahan tersebut, lama kontak,
kekerapan, gesekan dan trauma fisis, suhu serta
kelembaban
2. DERMATITIS KONTAK ALERGIK.

Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV yang


terjadi akibat kontak kulit dengan bahan
alergik ( bahan pelarut, deterjen, minyak
pelumas ).
3. DERMATITIS KONTAK FOTOTOKSIK

Merupakan dermatitis yang menyerupai tipe


iritan tetapi memerlukan kombinasi sinar
matahari dan bahan kimia yang merusak
epidermis kulit. Gambaran klinis yang terjadi
serupa dengan dermatitis iritan
4. DERMATITIS KONTAK FOTOALERGIK

Menyerupai dermatitis alergi tetapi


memerlukan pajanan cahaya disamping kontak
alergen untuk menimbulkan reaktivitas
imunologik. Gambaran klinis serupa dengan
dermatitis iritan.
KONTAK
CONTOH DK
DKA karena nikel pada
jam tangan
DKI Air liur
DKI Ditergen
ALERGIK
ALERGIK
KONTAK
KONTAK
PENCEGAHAN
Pencegahan dermatitis kontak berarti menghindari
berkontak dengan bahan yang mjd alergen.
Strategi pencegahan meliputi:
Bersihkan kulit yang terkena bahan iritan dengan
air dan sabun. Bila dilakukan secepatnya, dapat
menghilangkan banyak iritan dan alergen dari
kulit.
Gunakan sarung tangan saat mengerjakan
pekerjaan rumah tangga untuk menghindari
kontak dengan bahan pembersih.
Bila sedang bekerja, gunakan pakaian pelindung
atau sarung tangan untuk menghindari kontak
dengan bahan alergen atau iritan
DERMATITIS ATOPIK

mempunyai penyebab multi faktorial antara


lain faktor genetik, emosi, trauma, keringat,
imunologik
Tipe gatal kronik yang sering timbul, dalam
keadaan yang sering disebut eksema.
Manifestasi klinik dimulai sejak selama kanak-
kanak
DERMATITIS ATOPIK

Dalam keadaan akut, yang pertama tampak


kemerahan dan banyak kerak.
Pada bayi lesi kulit tampak pada wajah dan
bokong. Pada anak yang yang lebih tua dan
remaja, lesi tampak lebih sering muncul di
tangan dan kaki, di belakang lutut dan lipat
siku.
ATOPIK
ATOPIK
ATOPIK
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1. Anamnesa
a. Identitas Pasien
Meliputi nama, jenis kelamin, umur,
alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan,
pekerjaan, asuransi, golongan darah, no.
register, tanggal MRS, diagnosa medis.

b. Keluhan utama
c. Riwayat Penyakit Sekarang
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
f. Riwayat Alergi
g. Riwayat Psikososial
h. Pola-pola Fungsi Kesehatan
II. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum

Tingkat Kesadaran, kondisi penyakit,


TTV
b. Sistematis

Head to too

Persistem
IV. Analisa Data
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
- DS
- DO

V. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan integritas kulit
b. Resiko infeksi
c. Nyeri
d. Kurang pengetahuan
e. Gangguan citra tubuh
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan 3x24 jam
kondisi kulit klien menunjukkan perbaikan.
Kriteria hasil :
Klien akan mempertahankan integritas kulit,
mempunyai hidrasi yang baik, turunnya peradangan
ditandai dengan:
- Mengungkapkan kenyamanan kulit.
- Berkurangnya derajat pengelupasan kulit,
berkurangnya kemerahan, berkurangnya lecet karena
garukan, penyembuhan area kulit yang telah rusak.
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT
Intervensi:
Jaga kebersihan kulit, mandi minimal sekali sehari
selama 15 20 menit.
Gunakan air hangat jangan panas.
Gunakan sabun yang mengandung pelembab atau
sabun untuk kulit sensitive. Hindari mandi busa.
Kolaborasi: oleskan/berikan salep atau krim yang
telah diresepkan 2 atau tiga kali per hari.
Rasional : salep atau krim akan melembabkan
kulit.
GANGUAN CITRA TUBUH
Tujuan: Setelah diberikan asuhan keperawatan 3x24 jam
peningkatan penerimaan diri pada klien tercapai.
Kriteria Hasil :
- Mengembangkan peningkatan kemauan untuk menerima
keadaan diri.
- Mengikuti dan turut berpartisipasi dalam tindakan perawatan
diri.
- Melaporkan perasaan dalam pengendalian situasi.
- Menguatkan kembali dukungan positif dari diri sendiri.
- Mengutarakan perhatian terhadap diri sendiri yang lebih sehat.
- Menggunakan teknik penyembunyian kekurangan dan
menekankan teknik untuk meningkatkan penampilan.
GANGUAN CITRA TUBUH
Intervensi :
Kaji adanya gangguan citra diri (menghindari kontak
mata,ucapan merendahkan diri sendiri).
Identifikasi stadium psikososial terhadap perkembangan.
Berikan kesempatan pengungkapan perasaan.
Nilai rasa keprihatinan dan ketakutan klien, bantu klien yang
cemas mengembangkan kemampuan untuk menilai diri dan
mengenali masalahnya.
Dukung upaya klien untuk memperbaiki citra diri , spt
merias, merapikan.
Mendorong sosialisasi dengan orang lain.

Вам также может понравиться