Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DERMATITIS SEBOROIK
Pembimbing :
dr. R.A. Lucia Devianty, Sp.KK
Disusun Oleh :
Dwi Puspitasari 1510221029
1
LATAR BELAKANG
3 faktor diduga :
Dermatitis seboroik : - sekresi glandula sebasea
penyakit radang kulit (seborrhea)
superfisial bersifat kronis - keberadaan mikroba
residif pada area jamur Malassezia
seboroik (efek mikrobial)
- kerentanan individu
2
LATAR BELAKANG
Keluhan berlangsung
lama
3
TUJUAN
Penatalaksanaan
4
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
ANAMNESIS
Nama : Ny. MWE PEMERIKSAAN FISIK
JK : Perempuan ANJURAN PEMERIKSAAN
Usia : 53th PENUNJANG
Alamat : Palembang DIAGNOSIS BANDING
Pekerjaan : Pegawai Kantor DIAGNOSIS
Tanggal Kunjungan : 23 Agustus 2016 PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
5
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Timbul kerak tebal berwarna putih pada kulit kepala pasien sejak 2
minggu yang lalu.
Keluhan Tambahan
kulit kepala pasien sering terasa gatal. Ketika menyisir rambut
kepala terasa pedih dan dirasakan adanya bentol kecil berukuran
seperti ujung jarum pentul di kulit kepala sejak 2 hari yang lalu.
6
ANAMNESIS
8
ANAMNESIS
9
ANAMNESIS
Riwayat Hygiene
Pasien mengatakan rajin keramas 2 hari sekali dan tidak menggunakan
apapun selain sampo. Pasien menggunakan jilbab dan ninja setiap harinya
tetapi hanya saat bekerja dan bepergian. Pasien mengatakan kulit kepalanya
sering berkeringat.
10
STATUS GENERALIS
11
STATUS DERMATOLOGIS
Regio skalp. (a) Patch eritema berukuran 2 x 1 cm, bentuk tidak teratur dan
berbatas tegas. (b) Skuama kasar berlapis berwarna putih kekuningan
12
STATUS DERMATOLOGIS
Regio skalp. Pustul soliter dengan dasar eritema berukuran <0,5 cm.
13
STATUS DERMATOLOGIS
Regio nasolabialis fold. Patch eritema berukuran 3 x 1 cm, bentuk tidak teratur,
berbatas tegas, disertai skuama halus selapis berwarna putih. 14
ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan KOH
2. Pewarnaan Gram
3. Pemeriksaan Histopatologi
16
Tatalaksana Umum (Edukasi)
DIAGNOSIS BANDING
Edukasi tentang penyakit yang diderita
Dermatitis seboroik dan pengobatannya.
Tinea Kapitis Edukasi pasien untuk meminimalisasi
Psoriasis Vulgaris faktor yang memperburuk keluhan.
Dermatitis Atopik Tidak banyak menggaruk pada daerah
gatal.
Tidak menggaruk dengan tangan atau
DIAGNOSIS KERJA benda yang kotor.
Dermatitis seboroik +
Infeksi sekunder Tatalaksana Khusus (Medikamentosa)
Obat sistemik
Cetirizine 1 kali 10 mg/hari/oral jika gatal
Diagnosis banding :
Dermatitis Seboroik
Tinea Kapitis
Psoriasis Vulgaris
Dermatitis Atopik
Dermatitis Seboroik Pada Ny.MWE ditemukan :
Radang kulit kronik residif pada Regio skalp. (a) Patch eritema
kulit yang mengandung banyak berukuran 2 x 1 cm, bentuk
kelenjar sebasea. tidak teratur dan berbatas tegas.
Lesi : kemerahan dengan batas (b) Skuama kasar berlapis
relatif tegas yang tertutup berwarna putih kekuningan
skuama berminyak yang sering Regio skalp. Pustul soliter dengan
disertai dengan rasa gatal. dasar eritema berukuran <0,5 cm.
Dermatitis seboroik pada dewasa Regio nasolabialis fold. Patch
biasanya ditemukan di kulit eritema berukuran 3 x 1 cm,
kepala, dan pada bentuk yang bentuk tidak teratur, berbatas
ringan di wajah (dahi, glabela, tegas, disertai skuama halus
nasolabialis, preaurikular, daerah selapis berwarna putih.
kumis dan jenggot) dan daerah
sternal, interskapula dan ketiak.
Diagnosis kerja :
Dermatitis seboroik + Infeksi sekunder
Tatalaksana secara umum dan khusus.
Tatalaksana Umum Tatalaksana Khusus
Edukasi tentang penyakit Topikal :
yang diderita dan Sampo ketokonazol 2%, 2x
pengobatannya seminggu
Edukasi pasien untuk Desoximetasone 2x sehari
meminimalisasi faktor yang untuk skalp yang eritema
memperburuk keluhan dan berskuama
Salep Gentamycin 3x sehari
Tidak banyak menggaruk
untuk infeksi sekunder
pada daerah gatal
Sistemik :
Tidak menggaruk dengan
Cetirizine : 1 kali 10
tangan atau benda yang kotor
mg/hari/oral jika gatal
Sampo Menurut literatur, terapi utama untuk
ketokonazol 2% dermatitis seboroik pada dewasa :
digunakan 2x ketokonazol 2% dengan tingkat
seminggu. keberhasilan pengobatan sebesar 75-90%.
DEFINISI
EPIDEMIOLOGI
ETIOLOGI
PATOGENESIS
GAMBARAN
KLINIS
DIAGNOSIS
BANDING
PROGNOSIS
PENATALAKSANAAN
DIAGNOSIS
35
Definisi
Dermatitis Seboroik (DS) adalah penyakit radang kulit
superfisial pada area seboroik. DS termasuk penyakit
golongan chronic papulosquamous dermatosis.
Epidemiologi
Semua golongan umur terutama 3 bulan pertama kehidupan
(42%) dan usia dekade ke-4 sd ke-7 (terutama >50 tahun).
Perbandingan insidensi laki-laki vs perempuan yaitu 3,0 : 2,6.
36
Etiopatogenesis
Faktor Fisik
Aktivitas kelenjar
sebasea.
Metabolit yang
dihasilkan oleh jamur
Sensitivitas individu Malassezia.
terhadap metabolit
jamur Malassezia.
37
Gejala klinis
Dermatitis seboroik infantil utamanya mengenai kulit
kepala dan area intertriginosa dengan skuama
berminyak dan krusta.
Dermatitis seboroik pada dewasa biasanya ditemukan
di kulit kepala, dan pada bentuk yang ringan di wajah
(dahi, glabela, nasolabialis, preaurikular, daerah kumis
dan jenggot) dan daerah sternal, interskapula dan
ketiak. Skuama yang berlebihan pada kulit kepala
sering ditandai dengan rasa gatal dan kadang-kadang
didapatkan inflamasi ringan.
38
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan histopatologi berasal dari
jaringan kulit yang diambil dengan biopsi.3
Biopsi kulit dibutuhkan untuk membedakan
DS dengan beberapa kelainan yang serupa.
39
Diagnosis
Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan pada
lokasi kulit yang terkena serta sifat skuama,
seperti skuama kering atau berminyak, halus
atau kasar, selapis atau berlapis, serta
warnanya
40
Penatalaksanaan
Kombinasi kortikosteroid topikal + antijamur
topikal.
Tujuan dari pengobatan dermatitis seboroik
yaitu menurunkan populasi jamur Malassezia,
menurunkan dan mengeliminasi gejala
inflamasi, dan mencegah rekurensi.
Tambahan antibiotik digunakan pada
dermatitis seboroik dengan terinfeksi bakteri.
41
KESIMPULAN
42
DAFTAR PUSTAKA
Terroe, RO, Kapantow, MG & Kandou, RT. Profil dermatitis seboroik di poliklinik kulit dan kelamin RSUP
Prof. Dr. R. D. Kandou Manado periode januari-desember 2012. Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 3, Nomor
1, Januari-April 2015. Hal. 237-242.
Astindari, Sawitri & Sandhika, W. Perbedaan dermatitis seboroik dan psoriasis vulgaris berdasarkan
manifestasi klinis dan histopatologi. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin Vol. 26 No. 1 April 2014.
Hal. 72-78.
Gayatri, L & Barakbah, J. Dermatitis seboroik pada HIV/AIDS. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin
Vol. 23 No. 3 Desember 2011. Hal. 229-233.
Del Rosso, JQ. Adult seborrheic dermatitis, a status report on practical topical management. The
Journal of Clinical Aesthetic Dermatology, May 2011 Vol. 4 No. 5. Hal. 32-38.
Hajar, S. Manifestasi klinis dermatitis seboroik pada anak. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Volume 15
Nomor 3 Desember 2015. Hal. 175-178.
Ardhie, AM. Dermatitis dan peran steroid dalam penanganannya. Dexa Media, No. 4, Vol. 17, Oktober
- Desember 2004. Hal. 157-163.
Kartowigno, S. 10 besar kelompok penyakit kulit. Edisi pertama. Bagian/Departemen Ilmu Kesehatan
Kulit & Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya/RSUP Dr. M. Hoesin Palembang. Unsri Press.
Hal. 67-100.
Borda, LJ & Wikramanayake, TC. Seborrhoic dermatitis and dandruff: a comprehensive review. Journal
of Clinical & Investigative Dermatology 2015 Volume 3 Issue 2. Hal. 1-10.
Djuanda, A, Hamzah, M & Aisah, S. 2007. Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Edisi V. Bagian Ilmu Penyakit
Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta: FKUI. 43
TERIMA KASIH...