Вы находитесь на странице: 1из 30

HIPERTENSI GESTASIONAL

FARMAKOLOGI 2014
PENDAHULUAN
HIPERTENSI dalam KEHAMILAN ( HIPERTENSI GESTASIONAL) / TRANSIENT
HYPERTENSION: kenaikan tekanan darah yang timbul pada paruh kedua
masa kehamilan atau dalam waktu 24 jam post partum, tanpa disertai
tanda-tanda lain preeklamsia atau hipertensi kronis yang mendasarinya dan
sembuh dalam waktu 10 hari setelah persalinan. (Cunningham et al, 1997)
PATOFISOLOGI
Pada kehamilan normal, invasi trofoblas ke dalam jaringan desidua menghasilkan suatu
perubahan fisiologis pada arteri spiralis, karena suplai darah yang dibutuhkan pada
kehamilan meningkat, maka diameter arteri spiralis harus membesar, yang menurut
hukum Poiseuilles meningkat 4 sampai 6 kali.
Kemampuan untuk melebarkan diameter arteri spiralis merupakan kebutuhan utama
untuk keberhasilan suatu kehamilan. Hasil akhir dari perubahan fisiologis tadi adalah
arteri spiralis yang sebelumnya tebal berubah menjadi kantung elastis yang lebar,
bertahanan rendah, sehingga memungkinkan suplai darah yang adekuat untuk
oksigenasi dan nutrisi bagi janin.
Pada ibu yang mengalami defisiensi plasentasi akan menyebabkan tidak terjadinya
secara sempurna perubahan fisiologis arteri spiralis tersebut, sehingga hanya sebagian
arteri spiralis segmen desidua yang berubah, sedang arteri apiralis segmen miometrium
masih diselubungi oleh sel-sel otot polos. Selain itu juga ditemukan adanya hiperplasia
tunika media dan trombosis, sehingga diameter arteri spiralis 40% lebih kecil
dibandingkan kehamilan normal sehingga timbul penyumbatan yang dapat bersifat
parsial ataupun total. Hal inilah yang menimbulkan insufisiensi, hipoksia dan iskemia dan
timbul preeklamsia.

(Wibowo, 2001; Assche et al, 1999; Arias, 1993)


FARMAKOTERAPI
Obat-obat yang sering digunakan:

1. Atenolol
2. Methyldopa or labetalol
3. Thiazide diuretics
4. Nifedipine
5. Magnesium sulfat 4
6. Nitrogliserin
1. ATENOLOL
Atenolol (USP 27): Serbuk berwarna putih atau praktis putih, tidak berbau.
Sedikit larut dalam air, dan isopropil alkohol; sangat sedikit larut dalam
alkohol; mudah larut dalam metil alkohol.

During the first and second trimesters is associated with significantly reduced
fetal growth along with decreased placental growth and weight.26 On the
other hand, no such effects on fetal or placental growth were reported with
other b-blockers, such as metoprolol, pindolol, and oxprenolol, but data on
the use of these agents in early pregnancy are very scarce.
MEKANISME KERJA
Kerja fisiologi utama atenolol adalah dengan secara kompetitif
menghambat stimulasi adrenergik dari reseptor beta-adrenergik dalam
miokardium dan otot halus vaskular.
Pada dosis kecil, atenolol secara selektif menghambat reseptor jantung dan
reseptor lipolitik 1-adrenergik dan hanya sedikit efek pada reseptor 2-
adrenergik bronki dan otot halus vaskular.
Pada dosis tinggi (>100 mg/hari), selektivitas atenolol untuk reseptor 1-
adrenergik biasanya hilang, dan akan secara kompetitif menghambat
reseptor 1- dan 2-adrenergik.
FARMAKOKINETIK
50 % dosis diabsorbsi setelah pemberian oral.
Konsentrasi plasma puncak tercapai dalam 2 - 4 jam.
Kelarutan atenolol dalam lemak rendah.
Menembus plasenta, terdistribusi dalam ASI dengan konsentrasi lebih tinggi
dibandingkan dengan dalam plasma ibu pernah tercapai. Sejumlah kecil
obat menembus sawar otak, dan ikatan dengan plasma protein minimal.
T 1/2 plasma 6-7 jam.
Atenolol tidak atau hanya sedikit dimetabolisme di hepar dan ekskresinya
terutama di urin. Obat ini dikeluarkan dengan hemodialisa
KONTRA INDIKASI

Asma, gagal jantung yang tidak terkontrol, Prinzmetal's angina, bradikardi,


hipotensi, sick sinus syndrome, AV blok derajat dua atau tiga (second- or
third- degree AV block), syok kardiogenik, asidosis metabolik, penyakit arteri
perifer yang parah, phaeochromocytoma (selain penggunaan bersamaan
dengan penyekat alfa)
EFEK SAMPING
Efek ke jantung: bradikardi (3%); hipotensi; (AV) blok atrioventrikular derajat
kedua atau tiga; dan mempercepat parahnya gagal jantung, yang
biasanya terjadi pada pasien yang sudah mempunyai disfungsi ventrikular
kiri. Sick sinus syndrome telah dilaporkan; dinginnya kaki tangan (0-12%),
postural hipotensi (2-4%, dikaitkan dengan syncope); dan sakit kaki (0-3%).
Efek ke SSP: pusing, letih, depresi. Lesu, mengantuk, mimpi yang tidak biasa,
dan vertigo terjadi pada 3% pasien. Sakit kepala dan halusinasi juga telah
dilaporkan. Efek samping lain yang terlihat pada penggunaan penyekat
beta dapat juga terjadi pada penggunaan atenolol seperti gangguan
penglihatan, disorientasi, gangguan memori jangka pendek, emosi yang
labil, psikosis, dan katatonia.
Efek ke saluran pencernaan: diare dan mual (2-4%), dan mulut kering juga telah
dilaporkan. Efek endokrin: penggunaan penyekat -adrenergik pada pasien
hipertensi meningkatkan resiko ( 28%) tipe 2 diabetes mellitus. Penyekat -
adrenergik dapat menutupi tanda-tanda dan gejala hipoglikemi (seperti palpitasi,
tahikardi, tremor) dan memperkuat efek hipoglikemi yang disebabkan oleh insulin.
Efek samping yang lain: Ruam, eksaserbasi psoriasis, sindroma lupus, mata kering,
gangguan penglihatan, alopesia yang reversibel, penyakit Peyronie, antinuclear
antibodies (ANA), impoten, meningkatnya konsentrasi enzim liver dan bilirubin,
purpura, Raynauld's phenomena, dan trombositopenia juga telah dilaporkan.
Reaksi alergi: demam, sakit kerongkongan, spasme laring, dan respiratory distress
BENTUK SEDIAAN
Tablet: 50 mg, 100mg. Injeksi: 5 mg/10 ml.
2. METHYLDOPA/LABETOLOL
Methyldopa or labetalol : no adverse maternal or fetal outcome with the use
of these medications, none of the exposed newborns had major congenital
anomalies.26 A follow up study of infants after 7,5 years showed no long-term
adverse effects on development among those exposed to methyldopa in
utero,as compared with infants not exposed to such treatment.26
Metildopa merupakan obat pilihan utama untuk hipertensi kronik pada
kehamilan (tekanan diastolik lebih dari 110 mmHg) yang dapat
menstabilkan aliran darah uteroplasenta dan hemodinamik janin.
Obat ini termasuk golongan 2-agonis sentral yang mempunyai mekanisme
kerja dengan menstimulasi reseptor 2-adrenergik di otak.
Stimulasi ini akan mengurangi aliran simpatik dari pusat vasomotor di otak.
Pengurangan aktivitas simpatik dengan perubahan parasimpatik akan
menurunkan denyut jantung, cardiac output, resistensi perifer, aktivitas renin
plasma, dan refleks baroreseptor.
Metildopa aman bagi ibu dan anak, dimana telah digunakan dalam jangka
waktu yang lama dan belum ada laporan efek samping pada
pertumbuhan dan perkembangan anak. Metildopa memiliki faktor resiko B
pada kehamilan.
Nama Dagang : Dopamet (Alpharma) tablet salut selaput 250 mg, Medopa
(Armoxindo) tablet salut selaput 250 mg, Tensipas (Kalbe Farma) tablet salut selaput
125 mg, 250 mg, Hyperpax (Soho) tablet salut selaput 100 mg

Indikasi : Hipertensi, bersama dengan diuretika, krisis hipertensi jika tidak diperlukan efek
segera.

Kontraindikasi : Depresi, penyakit hati aktif, feokromositoma, porfiria, dan hipersensitifitas.

Efek samping : mulut kering, sedasi, depresi, mengantuk, diare, retensi cairan, kerusakan
hati, anemia hemolitika, sindrom mirip lupus eritematosus, parkinsonismus, ruam kulit, dan
hidung tersumbat.

Peringatan : mempengaruhi hasil uji laboratorium, menurunkan dosis awal pada gagal
ginjal, disarankan untuk melaksanakan hitung darah dan uji fungsi hati, riwayat depresi.
Dosis dan aturan pakai : oral 250mg 2 kali sehari setelah makan, dosis maksimal 4g/hari,
infus intravena 250-500 mg diulangi setelah enam jam jika diperlukan.
LABETALOL
Labetalol merupakan antihipertensi non kardioselektif yang memiliki kerja
penghambat beta lebih dominan dibandingkan antagonis alfa.
Melalui penggunaan labetalol, tekanan darah dapat diturunkan dengan
pengurangan tahanan sistemik vaskular tanpa perubahan curah jantung
maupun frekuensi jantung yang nyata sehingga hipotensi yang terjadi
kurang disertai efek takikardia.
Labetalol juga dapat melakukan blokade terhadap efek takikardia
neonates yang disebabkan oleh terapi beta bloker pada ibu .
Pemberian labetalol dapat secara oral maupun injeksi bolus intravena. Dosis
oral harian labetalol berkisar dari 200-2400 mg/hari dengan dosis awal 2 x
100 mg. Dosis pemeliharaan biasanya 2 x 200-400 mg/hari. Akan tetapi
pada pasien dengan hipertensi gawat, dosis dapat mencapai 1,2 hingga
2,4 gram/hari.
3. THIAZIDE DIURETICS
is not associated with increased risk of major fetal anomalies or adverse
fetal-neonatal events. However, their use was associated with reduced
plasma volume expansion.
Merupakan Obat diuretik yang paling banyak digunakan.
Diuretik tiazid, seperti bendroflumetiazid, bekerja pada bagian awal tubulus
distal (nefron).
Obat ini menurunkan reabsorpsi natrium dan klorida, yang meningkatkan
ekskresi air, natrium, dan klorida.
Obat-obat diuretik yang termsuk golongan ini adalah ; klorotiazid,
hidroklorotiazid, hidroflumetiazid, bendroflumetiazid, politiazid, benztiazid,
siklotiazid, metiklotiazid, klortalidon, kuinetazon, dan indapamid.
Farmakodinamik
Meningkatkan ekskresi natrium, klorida dan sejumlah air. Efek natriuresis dan kloruresis ini disebabkan oleh
penghambatan reabsorbsi elektrolit pada hulu tubuli distal.
Pada penderita hipertensi, tiazid menurunkan tekanan darah bukan saja karena efek diuretiknya, tetapi juga
karena efek langsung terhadap arteriol sehingga terjadi vasodilatasi.

Mekanisme Kerja

Bekerja pada tubulus distal untuk menurunkan reabsorpsi Na+ dengan menghambat kotransporter Na+/Cl-
pada membran lumen.

Farmakokinetik
Absorbsi tiazid melalui saluran cerna baik sekali. Umumnya efek obat tampak setelah 1 jam. Didistribusikan ke
seluruh ruang ekstrasel dan dapat melewati sawar uri. Dengan proses aktif, tiazid diekskresi oleh sel tubuli
proksimal ke dalam cairan tubuli. Biasanya dalam 3-6 jam sudah diekskresi dari badan.
EFEK SAMPING
1. Reaksi alergi berupa kelainan kulit, purpura, dermatitis disertai
fotosensitivitas dan kelainan darah.
2. Pada penggunaan lama dapat timbul hiperglikemia, terutama pada
penderita diabetes yang laten. Ada 3 faktor yang menyebabkan antara
lain : berkurangnya sekresi insulin terhadap peninggian kadar glukosa
plasma, meningkatnya glikogenolisis dan berkurangnya glikogenesis.
3. Menyebabkan peningkatan kadar kolesterol dan trigliserid plasma
dengan mekanisme yang tidak diketahui.
4. Gejala infusiensi ginjal dapat diperberat oleh tiazid, mungkin karena tiazid
langsung megurangi aliran darah ginjal.
INDIKASI
Merupakan salah satu obat penting pada pengobatan hipertensi, baik
sebagai obat tunggal atau dalam kombinasi dengan obat hipertensi lain.
Pengobatan diabetes insipidus terutama yang bersifat nefrogen dan
hiperkalsiuria pada penderita dengan batu kalsium pada saluran kemih.
4. NIFEDIPINE
Nifedipin adalah calsium channel blocker yang digunakan untuk mencegah
spasme pembuluh darah jantung.
Merupakan vasodilator perifer yang baik dan juga sebagai tokolitik.
Nifedipin menurukan tekanan darah dengan cara menurunkan afterload.
Tereabsorbsi secara cepat peroral dalam waktu 30 menit, dengan waktu
paruh 2 jam 27.
Dosis initialnya 10 mg oral, jika tidak terjadi efek samping dapat diberikan 10-
20 mg setiap 4-6 jam tergantung pada tekanan darah. Dosis di atas 120 mg
/ hari sangat jarang.
Antagonis kalsium merupakan relaksan otot polos yang menghambat
aktivitas uterus dengan mengurangi influks kalsium melalui kanal kalsium
yang bergantung pada voltase. Terdapat beberapa kelas antagonis
kalsium, namun sebagian besar pengalaman klinis adalah dengan nifedipin
FARMAKOKINETIK
Nifedipin diabsorbsi cepat di saluran pencernaan setelah pemberial oral
ataupun sublingual.
Konsentrasi maksimal pada plasma umumnya dicapai setelah 15-90 menit
setelah pemberian oral, dengan pemberian sublingual konsentrasi dalam
plasma dicapai setelah 5 menit pemberian.
Lama kerja obat pada pemberian dosis tunggal dapat sampai 6 jam dan
tidak terjadi efek komulatif pada pemberian oral setiap 6 jam.
Absorpsi secara oral tergantung dari keasaman lambung.
Nifedipine dimetabolisme di hepar, 70-80% hasil metabolismenya
dieksresikan ke ginjal dan sisanya melalui feses
KONTRAINDIKASI
Pemberian nifedipine dikontraindikasikan untuk penderita penyakit hati dan
hipotensi.
EFEK TERHADAP IBU
Nifedipin menghasilkan hipotensi sistemik dengan menyebabkan
vasodilatasi perifer. Obat ini telah digunakan dalam terapi hipertensi selama
kehamilan atau post partum.
5. MGSO4
Efek MGSO4, antara lain:
efek vasodilatasi pada vascular bed yang meningkatkan sirkulasi uteroplasenta,
meningkatkan aliran darah ke ginjal sehingga memperbaiki filtrasi,
meningkatkan pelepasan prostasiklin pada endotel sehingga dapat menyeimbangkan kadar
tromboxanA2-prostasiklin sehingga mengurangi vasokonstriksi dan menurunkan tekanan darah,
menurunkan agregasi trombosit, juga efektif sebagai anti kejang tanpa mendepresi susunan saraf
pusat.
Sebagai antikonvuulsan perifer, yaitu dengan memblok transmisi neuro muskular yaitu menurunkan
pelepasan asetilkolin yang bekerja pada potensial aksi saraf, namun peneliti lain menyatakan
bahwa magnesium sulfat dalam terapi tidak pernah mencapai kadar yang cukup tinggi untuk
menimbulkan paralisis otot perifer, oleh karena itu cara kerjanya di SSP harus diterangkan. Pada
saat KOGI VI tahun 1985 satgas gestosis POGI telah menetapkan MgSO4 sebagai obat untuk
pengobatan dan pencegahan kejang pada preeklamsia-eklamsia.
FARMAKOKINETIK
Jumlah total magnesium dalam tubuh manusia adalah 24gr yang sebagian
besar terdapat pada tulang dan ruang intraseluler dan hanya 1% pada
ekstraseluler.
Konsentrasi magnesium pada serum wanita normal berkisar antara 1,83
mEq/l dan turun menjadi 1,39 mEq/l pada wanita hamil
Magnesium dikeluarkan dari tubuh melalui ginjal oleh karena itu konsentrasi
magnesium plasma ditentukan oleh jumlah pemberian melalui infus dan
kecepatan filtrasi glomerulus.
Magnesium sulfat 4 g intravena meningkatkan kadar normal 1,6-2,1 mEq/L menjadi 7-9 mEq / L,
dan dalam 1 jam difiltrasi lewat glomerulus menjadi tingga 4-5 mEq /L.27
Cara pemberian magnesium menurut Anderso dan Sibai adalah sebagai berikut:
Loading dose : 6 gr MgSO4 dalam 100 cc dex.5% habis dalam waktu 10-15 menit.
Dosis Meantenance : 2 gr/jam, untuk mencapai kadar 4,8-9,6 mEq /L habis dalam waktu 4-6 jam.
Monitoring : diuresis minimal 30 ml / jam (Mg disekresi lewat urine) , refleks patella harus tetap
positip (merupakan tanda pertama, refleks akan menghilang pada kadar 8-10 mEq/L, dalam hal
ini Mg harus distop sampai refleks positip lagi) , respirasi rate minimal 14 x / menit (pada kadar > 12
mEq / L akan terjadi depresi pernafasan).
Jika timbul tanda-tanda toksisitas, maka kadar magnesium darah harus dievaluasi dan berikan
antidotum calsium glukonas 1000 mg dalam 3 menit.
Magnesium dalam melewati barier plasenta dalam kadar yang sama, sehingga bayi baru lahir
dari ibu yang diterapi dengan magnesium sulfat bisa mengalami depresi pernafasan dan
hiporefleksi , hal ini tidak atau jarang ditemukan pada pemberian intramuskular.
Magnesium sulfat bekerja secara sinergis dengan obat anestesi umum, sehingga dosisnya harus
lebih rendah.
EFEK SAMPING
Efek samping yang paling signifikan dari terapi magnesium sulfat adalah
berkembangnya edema pulmonal.
Refleks patella menghilang pada kadar 10 mEq/l (antara 9-13 mg/dl) dan
pada kadar plasma lebih dari 10 mEq/l akan timbul depresi pernapasan dan
henti napas dapat terjadi pada kadar plasma 12 mEq/l atau lebih.
Untuk meminimalisir atau mencegah terjadinya intoksikasi seperti hal di atas
maka perlunya disediakan kalsium glukonas 1 gr sebagai anti dotum dari
MgSO4
6. NITROGLISERIN
Karena nitrat mempunyai efek venodilator yang kuat dan juga bersifat
arteriodilator, maka dapat menurunkan preload (terutama) dan afterload.
Dengan demikian nitrat dapat menurunkan tekanan kapiler paru secara bermakna,
sehingga dapat mengurangi ekstravasasi cairan dan telah terbukti dapat
mengatasi simptom edema paru.
Nitrat akan membentuk radikal bebas NO yang reaktif dalam sel otot polos., yaitu
dengan mengaktivasi siklik GMP sehingga terjadi defosforisasi myosin yang pada
akhirnya mengakibatkan relaksasi otot polos pembuluh darah, hal ini dapat ikut
menurunkan tekanan darah.
Cara pemberian nitrogliserin dimulai dari 5 ug boleh dititrasi hingga maksimal 200
ug, demikian juga dengan tatalaksana edema paru yang lain, seperti pemberian
diuretik dengan tujuan untuk mengurangi preload.

Вам также может понравиться