Вы находитесь на странице: 1из 39

Journal Reading

Time Outdoors and Physical Activity as Predictors


of Incident myopia in Childhood: A Prospective
Cohort Study
Jeremy A. Guggenheim, Kate Northstone, George McMahon, Andy R.
Ness, Kevin Deere, Calum Mattocks, Beate St Pourcain, dan Cathy
Williams
Investigative Ophthalmology & Visual Science, May 2012, Vol 53, No.6

Oleh
I Gusti Ayu Putu Wahyu Widiantari
H1A012022
Data Jurnal

Nama Penulis : Jeremy A. Guggenheim, Kate Northstone, George


McMahon, Andy R. Ness, Kevin Deere, Calum Mattocks, Beate St Pourcain,
dan Cathy Williams
Judul Jurnal : Time Outdoors and Physical Activity as Predictors of
Incident myopia in Childhood: A Prospective Cohort Study
Jurnal Asal : The Association for Research in Vision and Ophthalmology,
Inc. Investigative Ophthalmology & Visual Science, May 2012, Vol 53, No.6
Pendahuluan

Miopia terjadi ketika adanya ketidakcocokan antara panjang aksis mata


dan daya akomodasi dari elemen refraksi yakni kornea dan lensa kristalina.
Hal tersebut menyebabkan penglihatan jarak jauh yang kabur sehingga
memerlukan koreksi berupa pemakaian kacamata, lensa kontak dan
bedah refraktif.
Miopia tinggi berhubungan dengan kelainan yang mengancam
penglihatan.
Waktu yang digunakan anak-anak dalam membaca dan aktivitas jarak
dekat lainnya telah dipertimbangkan memiliki kontribusi terhadap
perkembangan miopia walaupun dengan hasil yang masih kontroversial,
Beberapa studi telah mendokumentasikan hubungan erat antara lamanya
waktu yang digunakan untuk aktivitas di luar ruangan dan masalah refraktif
mereka. Akan tetapi, temuan tersebut belum diobservasi secara universal.
Prssinen dan Lyyra : pada anak laki-laki yang menghabiskan waktu lebih
banyak di luar ruangan menunjukkan laju progresivitas miopia yang lebih
lambat.
Pada analisis data cohort dari Collaborative Longitudinal Evaluation of
Ethnicity and Refractive Error (CLEERE) oleh Jones-Jordan et al juga
menyatakan bahwa anak anak yang miopia menghabiskan waktu lebih
sedikit di luar ruangan sebelum mencapai onset miopia, bila dibandingkan
dengan anak-anak yang masih emetropia.
Pada penelitian ini akan dianalisis data dari penelitian cohort yang
memuat informasi tentang waktu yang dihabiskan untuk aktivitas di luar
ruangan (time spent outdoors) dan aktivitas fisik, sehingga dapat
menganalisis faktor tersebut sebagai faktor prediktif yang terpisah pada
incident myopia.
Metode

Subyek
ALSPAC birth cohort.
Ibu hamil dengan taksiran hari persalinan antara 1 April 1991 dan 31
Desember 1992 yang berada di wilayah kerja Avon, Inggris bagian
tenggara
Studi cohort dari 14.541 ibu hamil dan 13.988 anak-anak yang hidup
hingga usia 12 bulan.
Pengumpulan data : kuisioner yang diisi oleh ibu dan pasangannya,
wawancara dan pemeriksaan langsung di klinik setelah anak berusia 5
tahun, sampel biologis, dan pengembangan ke sekolah serta riwayat
medis
Ketersediaan Data
Semua anak yang berpartisipasi dalam ALSPAC diundang setiap tahun
(dimulai dari usia 7 tahun) ke sebuah sesi yang diadakan di lokasi pusat
dimana sejumlah pemeriksaan dan wawancara dilakukan.
Subyek diklasifikasikan sebagai myopia bila rata-rata MSE pada mata
kanan dan kirinya -1.00 D
Incident myopia, bila spherical equivalent (SE) minimal 0.75 D.
SE = daya sferis + daya silinder
Bila SE lebih dari 0.25 D emmetropia/hiperopia
Data Variabel
Derajat Aktivitas Fisik
Waktu yang digunakan di luar ruangan (time spent outdoors)
Faktor pembias
Derajat Aktivitas Fisik
Anak-anak yang datang ke klinik pada usia 11 tahun diminta untuk
memakai akselerometer Actigraph (dimensi 45 x 35 x 10 mm, berat 43
gram; model WAM 7164, Actigraph, Fort Walton Beach, FL) selama 7 hari.
Anak-anak yang tidak mengumpulkan data minimal 10 jam pada minimal
3 hari yang terpisah akan dieliminasi dari analisis.
Kedua variabel aktivitas fisik yang didapatkan dari data: Mean counts per
minute (CPM) untuk semua minggu, dan minutes of moderate to vigorous
activity (MVPA) per hari.
Waktu yang digunakan di luar ruangan (time spent outdoors)
Kuisioner
Pada (hari sekolah atau akhir pekan), berapa lama rata-rata waktu yang
anak anda habiskan di luar ruangan tiap harinya dalam (musim
panas/musim dingin).
Pilihan respon : tidak sama sekali, 1 jam, 1-2 jam, dan 3 jam.
Bila respon:
Musim panas 3 jam HIGH AMOUNT
Musim dingin tidak sama sekali atau 1 jam LOW AMOUNT
Faktor Pembias Potensial
Etnis ibu subyek
98% kulit putih
Setiap ibu dari subyek dan pasangannya melengkapi kuisioner
Bagaimana penglihatan anda tanpa memakai kacamata?
Pilihan respon : selalu sangat baik, tidak dapat melihat jauh dengan
jelas, tidak dapat melihat dekat dengan jelas, dan tidak dapat
melihat sama sekali.
Miopia tidak dapat melihat jauh dengan jelas untuk kedua mata
Pada hari biasa saat libur sekolah, berapa lama waktu yang digunakan
oleh anak-anak anda untuk membaca buku sebagai kegemaran?
Pilihan respon : tidak sama sekali, 1 jam, 1-2 jam, dan 3 jam.
Bila respon 1-2 jam atau 3 jam, HIGH AMOUNT
Untuk menilai time spent reading on pleasure
Analisis Data
Analisis univariat dan multivariat dengan model regresi Cox untuk meneliti
efek dari 2 prediktor yang diinginkan (waktu yang digunakan di luar
ruangan dan derajat aktivitas fisik yang terukur), selain prediktor onset
myopia lainnya (jumlah orang tua dengan myopia, jenis kelamin, dan
waktu yang dihabiskan untuk membaca sebagai kegemaran).
Karena peneliti hanya memiliki estimasi titik tunggal pada waktu yang
digunakan untuk aktivitas di luar ruangan dan derajat aktivitas fisik saat
periode observasi analisis sekunder untuk mengetahui apakah prediktor
tersebut masih berhubungan dengan perkembangan myopia
Hasil
Diskusi

Peneliti menggunakan analisis survival untuk mengetahui apakah waktu


yang digunakan untuk aktivitas di luar ruangan atau aktivitas fisik dapat
menjadi faktor prediktif pada perkembangan myopia
Peneliti hanya memiliki estimasi titik waktu tunggal untuk variabel yang
diinginkan
Idealnya peneliti memasukkan data pajanan di luar ruangan dan aktivitas
fisik yang diukur secara reguler.
Kuisioner untuk waktu yang dihabiskan di luar ruangan sangat prediktif
terhadap incident myopia.
Anak-anak yang diklasifikasikan menghabiskan sedikit waktu di luar
ruangan (low amount) pada usia 8-9 tahun memiliki 40% kemungkinan
lebih besar untuk memiliki myopia pada usia 11-15 tahun dibandingkan
dengan mereka yang diklasifikasikan menghabiskan banyak waktu di luar
ruangan (high amount).
Anak-anak dengan 1 SD di bawah rata-rata peningkatan aktivitas fisik
secara umum (mean CPM) atau MVPA diperkirakan memiliki 10%
kemungkinan lebih besar untuk mengalami myopia saat berusia 15 tahun,
Sejalan dengan anak-anak dengan 1 SD di atas rata-rata peningkatan
waktu yang dihabiskan untuk perilaku sedentari.
Anak-anak non-myopia menghabiskan waktu rata-rata 11.5 jam per
minggu untuk aktivitas di luar ruangan, dibandingkan dengan anak-anak
dengan incident myopia yang menghabiskan 8 jam per minggu.
Subyek dengan incident myopia menghabiskan waktu 10-20% lebih sedikit
untuk aktivitas di luar ruangan selama 4 tahun sebelum onset myopia.
Menurut studi cohort oleh Saw et al yang menggunakan anak anak dari
Singapura, didapatkan hasil bahwa waktu yang dipergunakan untuk
aktivitas di luar ruangan setiap minggu tidak bisa digunakan untuk
memperkirakan terjadinya myopia, walaupun terdapat sedikit bukti
mengenai hubungan antara variabel tersebut.
Adanya pengaruh dari faktor lain pengaruh paparan lingkungan pada
anak anak yang tinggal dan tumbuh di Singapura.
Sifat hubungan antara waktu yang digunakan
untuk beraktivitas di luar ruangan dan myopia

RCT merupakan metode yang ideal untuk menguji apakah waktu yang
dipergunakan untuk beraktivitas di luar ruangan dan onset/progresifitas
myopia memiliki hubungan sebab akibat.
Hasil penelitian yang menggunakan RCT sampai saat ini hanya satu yakni
studi pendahuluan selama 1 tahun dari Guangzhou Outdoor Activity
Longitudinal (GOAL).
Perlakuan : memberikan anak anak 1 jam tambahan beraktivitas di luar
ruangan setiap hari saat sekolah.
Anak anak yang mendapatkan perlakuan memiliki myopia yang lebih
kecil (-0.25 0.42 VS -0.34 0.46 D) dan pemanjangan jarak aksial yang
lebih rendah (0.29 0.18 mm VS 0.33 0.23 mm) dibandingkan kontrol.

Xiang F, et al. IOVS 2011;52:ARVO E-Abstract 3057


Progresifitas myopia lebih lambat pada musim panas dibandingkan musim
dingin, kemungkinan hal ini terjadi karena anak anak lebih sering
beraktivitas di luar ruangan saat musim panas dibandingkan musim dingin,
Hasil ini sesuai dengan adanya hubungan antara waktu yang
dipergunakan untuk beraktivitas di luar ruangan dengan incident myopia.

Fulk GW, Cyert LA, Parker DA. Seasonal variation in myopia progression and ocular elongation. Ophtom
Vis Sci 2010;87:406-413
Kesimpulan

Dari penelitian cohort ini, durasi waktu aktivitas di luar ruangan yang lebih
lama pada usia 8 9 tahun mampu menurunkan incident myopia dari
penelitan pada usia 7 15 tahun, dan secara spesifik pada usia 11 15
tahun.
Waktu yang digunakan untuk melakukan aktivitas fisik, yang dinilai
menggunakan metode kuantitatif , juga menunjukkan hubungan dengan
onset myopia, walaupun hanya sedikit.
Hasil dari penelitian ini sesuai dengan hasil dari studi pendahuluan RCT
GOAL, yang mengatakan semakin lama durasi waktu di luar ruangan
dapat mempengaruhi perkembangan myopia walaupun hanya memberi
pengaruh secara parsial.
Dari penelitian ini juga dapat disimpulkan aktivitas fisik berbanding terbalik
dengan incident myopia.
Analisa Jurnal
Topik Keterangan Penjelasan
Judul dan abstrak a. Menjelaskan tujuan, metode, a. Ya, pada abstrak jurnal telah dijelaskan tujuan, metode,
hasil penelitian dan dan hasil penelitian serta kesimpulan secara ringkas dan
kesimpulan jelas.
b. Informasi yang disajikan dalam abstrak berupa ringkasan
a. Memberikan ringkasan yang yang jelas dan lengkap dan sesuai dengan hasil yang
informatif dan seimbang atas didapatkan dalam penelitian.
apa yang dilakukan dan apa
yang ditemukan
Latar belakang Menjelaskan latar belakang yang Ya, pada halaman awal di jelaskan alasan perlu dilakukannya
ilmiah dan rasional mengapa penelitian ini karena myopia sangat banyak dialami oleh
penelitian perlu dilakukan masyarakat terutama dewasa muda dan myopia derajat tinggi
dapat mengancam penglihatan, namun sebenarnya
progresivitas myopia dapat dihambat dan dicegah dengan
mengendalikan faktor prediktif, yang pada jurnal ini dibahas
beberapa faktor prediktif terutama waktu yang digunakan
Tujuan Menentukan tujuan spesifik, Ya, jurnal ini menyampaikan bahwa tujuan penelitian
termasuk hipotesis yang adalah untuk mengetahui hubungan incident myopia
diajukan dengan waktu yang dihabiskan untuk aktivitas di luar
ruangan dan aktivitas fisik secara terpisah.

Populasi Menjelaskan bagaimana Tidak, penelitian ini tidak menjelaskan populasi yang
populasi ditentukan digunakan dalam penelitian.

Subyek penelitian Kriteria subyek penelitian Penelitian menjelaskan kriteria inklusi salah satunya
adalah ras kulit putih karena setelah dilakukan analisis,
98% subyek merupakan ras kulit putih sehingga subyek
selain ras kulit putih dieksklusi. Selain itu, anak-anak yang
tidak mengumpulkan data minimal 10 jam pada
minimal 3 hari yang terpisah akan dieksklusi dari analisis.
Anak-anak dengan emetropia dan hiperopia juga
termasuk ke dalam kriteria eksklusi.
Besar sampel Menjelaskan kriteria Tidak, jurnal ini tidak menjabarkan secara jelas
penentuan sampel minimal mengenai kriteria penentuan besar sampel, metode
yang diperlukan untuk sampling.
menghasilkan kekuatan
penelitian serta teknik
pengambilan sampel.

Prosedur penelitian Menjelaskan secara rinci dan Ya, pada penelitian dijabarkan prosedur penelitian yaitu
sistematik prosedur penelitian mulai dari penentuan subyek, variabel dan analisis data.
(teknik pengambilan data)

Rancangan Menjelaskan rancangan Tidak, penelitian ini tidak secara jelas menjelaskan
penelitian penelitian rancangan penelitian yang dilakukan.
Teknik analisa data Teknik analisa data yang Ya, dalam penelitian ini data yang diperoleh dilakukan
digunakan untuk beberapa analisis data yakni analisis univariat,
membandingkan hasil multivariat dan regresi logistik untuk mengetahui
penelitian hubungan antara variabel.
Alur penelitian Menjelaskan waktu penelitian Tidak, penelitian ini tidak menjelaskan waktu pelaksanaan
penelitian yang dilakukan secara jelas.

Outcome penelitian Untuk outcome hasil penelitian Hasil penelitian dijabarkan secara deskriptif dan dalam bentuk
tabel serta kurva.
Interpretasi Interpretasi hasil Interpretasi hasil dalam penelitian ini juga dibandingkan
dengan penelitian-penelitian sebelumnya yang memiliki topik
yang sama.
Generalizability Apa hasil bisa digeneralisasikan di Hasil penelitian ini dapat digeneralisasikan di masyarakat
masyarakat walaupun masih membutuhkan penelitian lebih lanjut untuk
memperbaiki kekurangan penelitian.
Overall evidence Interpretasi umum terhadap hasil Penelitian ini telah cukup baik menjabarkan hasilnya secara
dalam konteks penelitian deskriptif, tabel maupun kurva. Penelitian ini juga
membandingkan dengan hasil penelitian lainnya yang memiliki
keterkaitan dengan topik tersebut. Penelitian ini juga dapat
menunjukkan semakin lama durasi waktu di luar ruangan dapat
mempengaruhi perkembangan myopia walaupun hanya
memberi pengaruh secara parsial. Penelitian ini juga dapat
memberikan informasi bahwa aktivitas fisik berbanding terbalik
Kelebihan dan Kekurangan Jurnal

Kelebihan Kekurangan
Judul dan abstrak memberikan gambaran Jurnal ini tidak menyebutkan cara
penelitian yang jelas dan informatif bagi menentukan besar sampling dan cara
pembaca pengambilan sampling.
Latar belakang dan tujuan penelitian Pada penelitian tidak dilakukan
dijabarkan jelas bagi pembaca.
autorefraksi sikloplegik, sedangkan
Penelitian menyampaikan prosedur penelitian autorefraksi sikloplegik memiliki
secara jelas. sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
Penelitian ini memberikan informasi penting pada anak-anak.
mengenai hubungan waktu yang digunakan di Diperlukan jenis sampel yang lebih acak
luar ruangan dan aktivitas fisik terhadap
incident myopia sehingga dapat menambah sehingga menambah spektrum faktor
wawasan untuk memberikan KIE pada pasien prediktif dan pembahasan lebih lanjut.
untuk mencegah progresivitas myopia, Adanya kehilangan data pada
sehingga pasien tidak sampai mengalami
miopia tinggi yang mengancam penglihatan. penelitian ini menyebabkan terjadinya
bias pada hasil penelitian.

Вам также может понравиться