Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
kandungan
mekanisme
Kelebihan &
kekurangan
Temulawak
Cara
Efek pembuatan
toksisitas
Manfaat Cara
lain penggunaan
Sasaran Belajar
1. Apa saja kandungan temulawak?
2. Temulawak efektif menurunkan bakteri apa saja?
bakterisid atau bakterostatik?
3. Bagaimana mekanisme temulawak sebagai antibakteri?
4. Bagaimana cara pembuatan air perasan temulawak dan
bentuk lain dr temulawak?
5. Bagaimana efek toksisitas temulawak?
6. Bagaimana bentuk aplikasi penggunaan dari temulawak?
7. Apa saja manfaat lain dari temulawak?
8. Bagaimana cara pengujian antibakteri?
9. Apa kelebihan dan kekurangan temulawak sebagai obat
herbal?
1. Kandungan Temulawak
Rimpang temulawak mengandung minyak atsiri,saponin,
flavonoid, alkaloid dan tanin
Kandungan kimia temulawak terdiri dari
Pati (48,18 59,64%)
Serat (2,58 4,83%)
Minyak atsiri (phelandren, kamfer, tumero, sineol, borneol,
dan Xanthorrhizol (1,48 1,63%)
Kurkuminoid (kurkumin dan desmetoksikurkumin (1,6
2,2%)
Siagian, 2006
2. Temulawak sbg Antibakteri
zat aktif curcumin salah satu dilaporkan mampu
menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti
Clostridium botulinum, E. coli, Staphylococcus
aureus,Salmonella typhimurium
(Melisa, 2009)
Masa panen temulawak
Kandungan xanthorrhizol paling tinggi pada masa panen 7
bulan dan terus meningkat dan maksimal pada umur 12
bulan
Kandungan minyak atsiri dalam temulawak tertinggi pada
masa panen 12 bulan
Khaerena, 2008
5. Efek toksisitas temulawak
Efek obat herbal dalam jangka pendek memang tidak ada
tetapi efek jangka panjangnya masih belum diketahui.
(Sylviana,2009)
Pd uji toksisitas akut ekstrak ethanol dr temulawak yg
diberikan secara oral pd mencit dengan peningkatan dosis
5 g/kg.
Hasil:
ekstrak ethanol temulawak tidak mempunyai efek toksik
Dosis aman 300 mg/kg, 2000 mg/kg, dan 5000 mg/kg
Mengobati sariawan
1 rimpang temulawak, 3 biji buah asam, dan gula aren secukupnya. Rebus
semua bahan yg sudah dibersihkan dg 2 gelas air sampai mendidih dan tersisa
1 gelas. Saring dan minum rebusannya 1 kali 1 gelas perhari
(melissa, 2009)
9. Kelebihan dan kekurangan temulawak
sbg obat tradisional
Kelebihan kekurangan
(Rahardjo, 2010)
Daftar Pustaka
Al Rubray KKNN et al. Antimicrobial of henna extract. Oman Medical Journal. 2008;23(4)
Devaraj S, Azadeh SE, Sabariah I, Surash R and Mun FY. Evaluation of the Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity
of Standardized Ethanolic Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Molecules 2010, 15, 2925-2934;
doi:10.3390/molecules154042925
DJIDE, N. and SARTINI. 2008. Antibacterial activity on infusion of rhizome Curcuma xanthorrhizae against Eschericia
coli and Shigella dysentriae. The First Int. Symp. On Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Bogor, 27-29 Mei 2008.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Abstract P09. p. 57.
Hidayathulla, S., C.K. Keshaba and K.R. Chandrashekar. Phytochemical evaluation and antibacterial activity of pterosperum
diversifolium Blume. Int j. of pharmacy and pharmaceutical science. 2011 . 3(2) : 165 167
Hwang JK dan Yaya R. Challenges and Opportunities in Applying Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) for Industrial
Oral Cre Products. Department of Biotechnology,Yonsei University. Seoul. South Korea
KIM K.J, H.H. YU , J.D. CHA , S.J. SEO, N.Y. CHOI and Y.O. YOU. 2005. Antibacterial activity of Curcuma longa
L.
Mangunwardoyo W, et al. ANTIMICROBIAL AND IDENTIFICATION OF ACTIVE COMPOUND
Curcuma xanthorrhiza Roxb.. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS Vol: 12 No: 01 . 2012
Parwata IM & Dewi PFS. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galang l) Journal
Kimia. 2008;2(2):100-104
Sembiring BB, Mamun & Ginting EL. Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Ekstrak Temulawak.
Ballitra. 2006;17(2);53-8
RUKAYADI, Y and J.K. HWANG. 2006. In vitro antifungal activity of xanthorrhizol isolated from Curcuma
xanthorrhiza Roxb against pathogenic candida, opportunistic filamentous fungi and Malassezia. Pros. Seminar Nasional
Himpunan Kimia Indonesia. Palembang, 19-22 Juli 2006. Dept. Kimia FMIPA IPB dan Himpunan Kimia Indonesia Cab.
Jawa Barat dan Banten. Bogor. hlm. 191-202.
SINGH, R., R. CHANDRA, M. BOSE and P. M. LUTHRA. 2002. Antibacterial activity of
Curcuma longa rhizome extract on pathogenic bacteria. Curr. Sci. 83: 737-740.
SUSILOWATI, S. BAMBANG dan D. WAHYU. 1985. Pengaruh daya anti mikroba dari rimpang
Curcuma domestica Val. Terhadap bakteri Escherichia coli. Pros. Simposium Nasional Temulawak.
Bandung 17-18 September 1985. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Bandung. hlm. 174-
180.
Sylviana Husein, et al. Study on Antibacterial Activity from Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb)
Rhizomes againts Pathogenics Microbes Cell Destruction. Journal of applied and industrial biotechnology
in tropical region.2009.
Khaerana, Munif Ghulamahdi dan Edi Djauhari Purwakusumah. Pengaruh Cekaman Kekeringan dan
Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan xanthorrhizol Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb.). Bul. Agron. 2008 .(36) (3) ; 241 247
Siagian, M.H. Temulawak sebagai tanaman obat dan budidayanya secara itensf. Balitbang botani,
puslitbang biologi LIPI, bogor. 2006 ; 8
Santoso HB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat: Sehat Alami dari Halaman Asri. Jakarta. Argomedia
Pustaka. 2008.p 133-134
Melisa. Uji Aktivitas Anti Bakteri dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul Dari Ekstrak Etanol Rimpang
Tumbuhan Temulawak(Curcuma Xanthorrhiza, Roxb) Terhadap Beberapa Bakteri. Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009.
Rahardjo, Mono. Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temuawak Sebagai Bahan Baku Obat
Potensial. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2010; 9(2). Hal 78-93
Ermin Katrin, Susanto dan Hendig Winarno. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas Antikanker. A Scientific Journal for The
Applications of Isotopes and Radiation Vol. 7 No. 1 Juni 2011