Вы находитесь на странице: 1из 21

Temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.)


Kelompok 2
Anggota Kelompok
Tommy Agustinus Ongo
Feryra Putri Ayu Suma
Inayati Humairo
Maya Sagita
Shandy Hidayat
Dian Novita Sari
Yordan Kangsurmanto
Rona Permata Sari
Juli Harnida Purwaningayu
Gerda Marty Sura
M. Herry Septianoor
Manfaat Tanaman Tradisional
Seorang mahasiswa fakultas kedokteran gigi negeri
dalam tahap pengerjaan KTI, kini tengah melakukan suatu
penelitian yang berkaitan dengan alternatif medicine.
Mahasiswa tersebut meneliti tentang efek bakteriologis
temulawak. Hasil dari penelitian tersebut didapatkan hasil
bahwa air perasan temulawak dapat menurunkan jumlah
koloni bakteri saliva.
Problem Tree

kandungan

mekanisme
Kelebihan &
kekurangan

Temulawak
Cara
Efek pembuatan
toksisitas

Manfaat Cara
lain penggunaan
Sasaran Belajar
1. Apa saja kandungan temulawak?
2. Temulawak efektif menurunkan bakteri apa saja?
bakterisid atau bakterostatik?
3. Bagaimana mekanisme temulawak sebagai antibakteri?
4. Bagaimana cara pembuatan air perasan temulawak dan
bentuk lain dr temulawak?
5. Bagaimana efek toksisitas temulawak?
6. Bagaimana bentuk aplikasi penggunaan dari temulawak?
7. Apa saja manfaat lain dari temulawak?
8. Bagaimana cara pengujian antibakteri?
9. Apa kelebihan dan kekurangan temulawak sebagai obat
herbal?
1. Kandungan Temulawak
Rimpang temulawak mengandung minyak atsiri,saponin,
flavonoid, alkaloid dan tanin
Kandungan kimia temulawak terdiri dari
Pati (48,18 59,64%)
Serat (2,58 4,83%)
Minyak atsiri (phelandren, kamfer, tumero, sineol, borneol,
dan Xanthorrhizol (1,48 1,63%)
Kurkuminoid (kurkumin dan desmetoksikurkumin (1,6
2,2%)
Siagian, 2006
2. Temulawak sbg Antibakteri
zat aktif curcumin salah satu dilaporkan mampu
menghambat pertumbuhan bakteri patogen seperti
Clostridium botulinum, E. coli, Staphylococcus
aureus,Salmonella typhimurium

(KIM et al., 2005; SUSILAWATI et al., 1985; SINGH et al.,


2002).

Umumnya bakteri yg dihambat adalah bakteri gram (+)


seperti Staphylococcus aureus, staphlococcus epidermis dan
Streptococcus mutans
(Hidayathulla, 2011)
Bakteri yang dihambat

Temulawak kurang efektif untuk menghambat bakteri gram


negatif karena dinding sel bakteri gram negatif memiliki
susunan kimia yg lebih komplek serta memiliki kandungan lipid
yg tinggi menyebabkan lebih resisten terhadap senyawa kimia
(Hidayathulla, 2011)
Temulawak tidak spesifik menghambat Eschericia colli,
Pseudomonas gingivalis, Pseudomonas aeruginosa, dan Candida
albicans karena tidak mampu menembus dinding bakteri/jamur.
Dinding sel bakteri Gram(-) memiliki lapisan lipopolisakarida,
lipoprotein, dan periplasma yang terikat menjadi lapisan
peptidoglikan.
(Deasywaty, 2011. Hwang, 2007)
3. Mekanisme temulawak sbg antibakteri

Xanthorrhizol yang terdiri dari senyawa


fenol dan hidrokarbon (antimikroba)
Membentuk ikatan hidrogen antara
gugus hidroksil pada senyawa fenol
dengan protein membran sel

Terjadi gangguan permeabilitas membran

Komponen sel yang essensial keluar dari


dalam sel

(Parwata & Dewi,2008) Bakteri mati


4. Cara pembuatan air perasan temulawak
Temulawak segar ditimbang sebanyak 25 g lalu dicuci
bersih dg air mengalir
Temulawak dibakar di atas bara api
Temulawak lalu diparut
Parutan temulawak diperas dan disaring airnya dengan
bantuan 1 gelas air minum masak
Kriteria pemilihan temulawak
Tempat tumbuh temulawak yang optimal adalah pada
ketinggian 200-600 di atas permukan laut.
Rimpangnya berbentuk besar dan bulat.
Kadar minyak atsiri dan kurkumin tergantung pada umur
rimpang temulawak, kadar optimum diperoleh pada umur
10-12 bulan.

(Melisa, 2009)
Masa panen temulawak
Kandungan xanthorrhizol paling tinggi pada masa panen 7
bulan dan terus meningkat dan maksimal pada umur 12
bulan
Kandungan minyak atsiri dalam temulawak tertinggi pada
masa panen 12 bulan

Khaerena, 2008
5. Efek toksisitas temulawak
Efek obat herbal dalam jangka pendek memang tidak ada
tetapi efek jangka panjangnya masih belum diketahui.

(Sylviana,2009)
Pd uji toksisitas akut ekstrak ethanol dr temulawak yg
diberikan secara oral pd mencit dengan peningkatan dosis
5 g/kg.
Hasil:
ekstrak ethanol temulawak tidak mempunyai efek toksik
Dosis aman 300 mg/kg, 2000 mg/kg, dan 5000 mg/kg

(Devaraj et al, 2010)


Toksisitas Temulawak
Hasil uji toksisitas akut ekstrak etanol yang diperoleh dari rimpang
temulawak terhadap mencit jantan dan betina menunjukkan bahwa
dosis tunggal oral sampai 7500 mg/kg BB, tidak ada efek
toksik yang bermakna.

Sampai dosis 7500 mg/kg BB sebagai dosis tunggal oral tidak


memengaruhi perkembangan bobot badan dan bobot organ
(jantung, paru, hati, limpa, ginjal, limpa, adrenal, testis dan vesica
seminalis) pada mencit jantan dan betina.

(ermin et al, 2011)


6. Aplikasi penggunaan Temulawak
Pasta gigi

Menghilangkan bau badan:


rimpang ditumbuk halus, direbus dg 1 liter air hingga mendidih. Disaring,
dinginkan. Lalu diminum 2 kali 1 cangkir sehari

Mengatasi sakit kepala dan masuk angin:


2 rimpang temulawak diiris tipis lalu dikeringkan ditumbuk sampai menjadi
tepung. Rebus tepung temulawak dg 4 gelas air sampai mendidih dan tersisa
separuhnya. Saring. Minum 2 kali sehari pagi dan sore gelas

Mengobati sariawan
1 rimpang temulawak, 3 biji buah asam, dan gula aren secukupnya. Rebus
semua bahan yg sudah dibersihkan dg 2 gelas air sampai mendidih dan tersisa
1 gelas. Saring dan minum rebusannya 1 kali 1 gelas perhari

(Hwang Jk & Yaya R, 2007; Santoso, 2008)


7. Manfaat lain temulawak
Analgesik Anti-stroke
Antibakteri Obat osteoarthritis
Anti jamur Menghilangkan bau badan
Anti diabetik Mengatasi sakit kepala dan
Anti diare masuk angin
Anti inflamasi Mengobati sariawan
Anti hepatotoksik Menghilangkan jerawat
Antioksidan Menambah asi
anthelmintik Meningkatkan nafsu makan
antitumor. Mengatasi simbelit
Anti-kolesterol
(Khaerana & Edi, 2008; Santoso, 2008; Sylviana, 2009)
8. Cara pengujian antibakteri
Metode difusi
Dengan mengguunakan cakram kertas yang telah diberi air
perasan temulawak yang diletakkan pada media agar yang telah
diberi bakteri, kemudian di inkubasi selama 18-24 jam dengan
suhu 37C, kemudian diukur zona hambat.
Metode dilusi
Dengan memperhatikan kekeruhan larutan dalam beberapa
konsentrasi mikroba

(melissa, 2009)
9. Kelebihan dan kekurangan temulawak
sbg obat tradisional

Kelebihan kekurangan

Tidak mempunyai efek Tidak praktis


toksik Temulawak hanya ada pd
Tidak menimbulkan daerah tertentu
resistensi terhadap bakteri Standar mutu temulawak
yg digunakan berbeda-
beda

(Rahardjo, 2010)
Daftar Pustaka
Al Rubray KKNN et al. Antimicrobial of henna extract. Oman Medical Journal. 2008;23(4)
Devaraj S, Azadeh SE, Sabariah I, Surash R and Mun FY. Evaluation of the Antinociceptive Activity and Acute Oral Toxicity
of Standardized Ethanolic Extract of the Rhizome of Curcuma xanthorrhiza Roxb. Molecules 2010, 15, 2925-2934;
doi:10.3390/molecules154042925
DJIDE, N. and SARTINI. 2008. Antibacterial activity on infusion of rhizome Curcuma xanthorrhizae against Eschericia
coli and Shigella dysentriae. The First Int. Symp. On Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb). Bogor, 27-29 Mei 2008.
Institut Pertanian Bogor. Bogor. Abstract P09. p. 57.
Hidayathulla, S., C.K. Keshaba and K.R. Chandrashekar. Phytochemical evaluation and antibacterial activity of pterosperum
diversifolium Blume. Int j. of pharmacy and pharmaceutical science. 2011 . 3(2) : 165 167
Hwang JK dan Yaya R. Challenges and Opportunities in Applying Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) for Industrial
Oral Cre Products. Department of Biotechnology,Yonsei University. Seoul. South Korea
KIM K.J, H.H. YU , J.D. CHA , S.J. SEO, N.Y. CHOI and Y.O. YOU. 2005. Antibacterial activity of Curcuma longa
L.
Mangunwardoyo W, et al. ANTIMICROBIAL AND IDENTIFICATION OF ACTIVE COMPOUND
Curcuma xanthorrhiza Roxb.. International Journal of Basic & Applied Sciences IJBAS-IJENS Vol: 12 No: 01 . 2012
Parwata IM & Dewi PFS. Isolasi dan Uji Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri dari Rimpang Lengkuas (Alpinia galang l) Journal
Kimia. 2008;2(2):100-104
Sembiring BB, Mamun & Ginting EL. Pengaruh Kehalusan Bahan dan Lama Ekstraksi Terhadap Mutu Ekstrak Temulawak.
Ballitra. 2006;17(2);53-8
RUKAYADI, Y and J.K. HWANG. 2006. In vitro antifungal activity of xanthorrhizol isolated from Curcuma
xanthorrhiza Roxb against pathogenic candida, opportunistic filamentous fungi and Malassezia. Pros. Seminar Nasional
Himpunan Kimia Indonesia. Palembang, 19-22 Juli 2006. Dept. Kimia FMIPA IPB dan Himpunan Kimia Indonesia Cab.
Jawa Barat dan Banten. Bogor. hlm. 191-202.
SINGH, R., R. CHANDRA, M. BOSE and P. M. LUTHRA. 2002. Antibacterial activity of
Curcuma longa rhizome extract on pathogenic bacteria. Curr. Sci. 83: 737-740.
SUSILOWATI, S. BAMBANG dan D. WAHYU. 1985. Pengaruh daya anti mikroba dari rimpang
Curcuma domestica Val. Terhadap bakteri Escherichia coli. Pros. Simposium Nasional Temulawak.
Bandung 17-18 September 1985. Lembaga Penelitian Universitas Padjadjaran. Bandung. hlm. 174-
180.
Sylviana Husein, et al. Study on Antibacterial Activity from Temulawak (Curcuma xanthorriza Roxb)
Rhizomes againts Pathogenics Microbes Cell Destruction. Journal of applied and industrial biotechnology
in tropical region.2009.
Khaerana, Munif Ghulamahdi dan Edi Djauhari Purwakusumah. Pengaruh Cekaman Kekeringan dan
Umur Panen Terhadap Pertumbuhan dan Kandungan xanthorrhizol Temulawak (Curcuma
xanthorrhiza roxb.). Bul. Agron. 2008 .(36) (3) ; 241 247
Siagian, M.H. Temulawak sebagai tanaman obat dan budidayanya secara itensf. Balitbang botani,
puslitbang biologi LIPI, bogor. 2006 ; 8
Santoso HB. Ragam dan Khasiat Tanaman Obat: Sehat Alami dari Halaman Asri. Jakarta. Argomedia
Pustaka. 2008.p 133-134
Melisa. Uji Aktivitas Anti Bakteri dan Formulasi Dalam Sediaan Kapsul Dari Ekstrak Etanol Rimpang
Tumbuhan Temulawak(Curcuma Xanthorrhiza, Roxb) Terhadap Beberapa Bakteri. Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara. Medan. 2009.
Rahardjo, Mono. Penerapan SOP Budidaya Untuk Mendukung Temuawak Sebagai Bahan Baku Obat
Potensial. Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik. 2010; 9(2). Hal 78-93
Ermin Katrin, Susanto dan Hendig Winarno. Toksisitas Akut Ekstrak Etanol Temulawak (Curcuma
xanthorrizha Roxb.) Iradiasi yang Mempunyai Aktivitas Antikanker. A Scientific Journal for The
Applications of Isotopes and Radiation Vol. 7 No. 1 Juni 2011

Вам также может понравиться