Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
3
DEFINISI STROKE 2013
Stroke intracerebral hemorrhage
Defisit neurologis yang terjadi akibat dari adanya fokus
perdarahan pada parenkim otak maupun sistem ventrikel yang
tidak disebabkan oleh trauma
10% 0%
29%
61%
Victor M, Ropper AH, editor. Principles of Neurology. 7th ed. New York : Mc Graw Hill, 2006;821-924.
FISIOLOGI
Girus angularis
Girus Heschl (Broadmann 39),
(Broadmann 41,42), bahasa tulisan
bahasa lisan (kompresensi
(komprehensi membaca)
pendengaran)
Area Wernicke
(Broadmann 22),
bahasa lisan
(komprehensi
pendengaran)
Area Broca
(Broadmann 44 dan
45), aspek motorik dari
proses bicara
Area fungsional spesifik pada korteks
serebral
Impuls auditorik akan dibawa ke area
auditorik primer pada lobus temporal. Impuls visual akan dibawa menuju ke
Impuls auditorik kemudian dibawa ke area area korteks visual primer di lobus
Wernicke. Area Wernicke berfungsi untuk occipital. Impuls visual lalu diteruskan
menerjemahkan impuls auditorik ke dalam menuju ke area Wernicke.
pemahaman.
ETIOLOGI
Trauma Autoimun
Infeksi Metabolik
17
FLUENCY
Pasien diminta Komponen Non fluen Fluen
menyebutkan sebanyak Kecepatan Menurun Normal/meningkat
mungkin nama hewan biacara
dalam 60 detik. Skor : Upaya Menurun Normal
orang normal dapat Tekanan Menurun Meningkat (beberapa
menyebutkan 18-20 nama bicara dengan logorea)
bicara.
COMPREHENSIVE
Percakapan
Perintah
Pilihan Ya atau Tidak
Menunjuk
REPETITION
Pasien diminta mengulang kata-kata yang
diucapkan pemeriksa (awalnya sederhana, lama-
lama sulit)
Orang normal mengulang kalimat yang
mengandung 19 suku kata
NAMING
Pasien diminta menyebutkan nama objek, bagian dari
objek, bagian tubuh, warna, dan bila perlu gambar
geometrik, simbol matematik, atau nama suatu tindakan
READING
Kemampuan membaca dinilai dari kemampuan menilai
stimulus tulisan berupa simbol, kata, ejaan, kalimat, dan
paragraf
WRITING
Kemampuan menulis dilakukan dengan menilai tulisan,
menulis serial alfabet, dikte huruf, kata, menulis kalimat,
dan tulisan narasi dari sebuah gambar situasi
TOOLS
BDAE : Boston Diagnostic Untuk mendiagnosis jenis afasia
Aphasia Examination Pedoman penilaian perkembangan terapi
Membuat diagnosis
Membuat diagnosis
sindrom afasia yang
afasia/bukan afasia
mana
Memberi informasi
Menjadi titik tolak
kepada pasien,
untuk penanganan
lingkungannya dan
wicara (rehabilitasi)
orang ketiga yang lain.
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGIS
AFASIA
1. Sistim dopaminergik
a. Bromokriptin
a/ agonis dopamin hasilnya memuaskan bila
dikombinasi dengan terapi wicara pada afasia
transkort.motorik
b. Levodopa
Levodopa dapat meningkatkan kelancaran bicara pada
penderita afasia non fluen yang sedang-berat
2. Sistim noradrenergik
walker-Batson (1992) : amfetamin (psikostimulansia),10-
15mg selama 10 hari sebelum terapi wicara pemulihan
kemampuan lebih cepat.
3. Sistim serotonergik
Pada afasia ditujukan pada depresi yang
menyertai stroke. SSRI hasil rehabilitasi
neuropsikologik dan terapi wicara penderita
stroke
4. Sistim kolinergik dan aminergik eksitatorik
Enderby P (1994) Piracetam menunjukkan
perbaikan yg lebih cepat pada kelompok yang
diberi piracetam selama 12 minggu pasca
stroke
REHABILITASI MEDIK
TERAPI WICARA
Tahapan pemulihan bahasa:
1. Penyembuhan awal spontan: beberapa hari - 1 bulan onset
2. Pemulihan jangka panjang, (bulanan bahkan tahunan).
3-5 x/minggu untuk 2-3 bulan reevaluasi pada bulan I dan
setelah bulan II atau III.
Saat kemajuan terapi mencapai hasil baik, dapat dihentikan
bertahap reevaluasi pada bulan VI dan X.
25
TERAPI WICARA
Pendekatan terapi pada tipe afasia:
Afasia Global
Peningkatan kemampuan anggota keluarga untuk komunikasi
dengan penderita:
Menggunakan suara & ekspresi wajah.
Menunjuk benda tertentu di lingkungannya untuk
memberi masukan visual
Menggunakan gerak-isyarat sederhana untuk suatu ide
Tata bahasa sederhana, bicara pelan-pelan, jangan
mengubah topik terlalu cepat.
26
TERAPI WICARA
Afasia Broca
Pengembangan kemampuan mengeluarkan suara
(sesukanya) sebagai alat mengekspresikan maksudnya.
Afasia Wernicke
Peningkatan komprehensi pendengaran dan umpan baliknya.
Mengembangkan kesadaran bahwa ada gangguan komunikasi.
Memperbaiki kualitas keluaran.
27
TERAPI WICARA
Afasia Konduksi
Ciri utamanya repetisi kata-kata yang berat gangguannya.
Mengurangi kecepatan bicara, dan memperpanjang durasi fonem
Pasien sadar akan kekeliruannya dan berusaha membetulkannya.
Afasia Anomik
Membangun kembali asosiasi di antara kata dengan :
Mengindividualkan kata-kata yang menjadi target.
Latihan memvisualkan kata-kata target.
Melatih memikirkan ciri-ciri fisik dari kata-kata target.
Melatih mencari sinonim kata dan definisi kata-kata target.
28
METODE TERAPI WICARA
Tehnik Stimulasi (Schuell, 1964)
Tidak membeda-bedakan sindrom afasia
Pemberian stimulasi: auditori, bahasa tertulis.
Dengan stimulus diharapkan timbul respon pasien
Misalnya meminta pasien menyebutkan nama gambar,
menyuruh mengulangi kata tersebut, menuliskan kata
tersebut & mengucapkannya kembali.
29
TERAPI WICARA
MIT : Melodic Intonation Therapy (Sparks, Holland, 1976)
Pasien yang tidak dapat bicara dapat menyanyi (menyanyikan
kata-katanya).
Cocok pada pasien afasia Broca berat dengan pemahaman
yang baik namun fluensinya kurang, serta afasia konduksi.
Afasia Wernicke dan transkortikal tidak tepat untuk terapi ini.
30
TERAPI WICARA
Metode ini terdiri dari 4 tingkat
31
TERAPI WICARA
VAT : Visual Action Therapy (Helm, Benson, 1978)
Menggunakan lambang abstrak, gerak-isyarat dengan
simbolisasi gambar atau lukisan (misal: orang sedang memaku
dll).
Pasien afasia global
Petunjuk diberikan ahli terapi dengan gerak-isyarat dan mimik
muka.
32
TERAPI WICARA
PACE : Promoting Aphasics Communicative Effectiveness
Pertukaran informasi baru antara ahli terapi dan pasien.
Pasien dapat bebas memilih jalur komunikasi yang dapat ia
gunakan untuk menyampaikan informasi baru.
Ahli terapi dan pasien mempunyai porsi yang sama besarnya
dalam mengirim dan menerima pesan.
Umpan balik oleh ahli terapi sebagai tanggapan terhadap
pasien dalam menyampaikan pesan.
Membimbing & mengajarkan pasien dalam menemukan kata
agar dapat menggunakan penggambaran untuk
menyampaikan maksudnya.
Saat giliran terapis memberikan gambaran, dapat dengan
33
menunjuk atau menggambar.
PSIKOSOSIAL
Masalah-masalah psikososial dapat mempersulit kondisi serta
proses terapi pada pasien.
Memberi dukungan mental bahkan kalau perlu psikoterapi
terhadap pasien maupun keluarganya. D
Petugas sosial maupun psikolog dapat menjadi jembatan
antara dokter, terapis, keluarga dan lingkungan terhadap
pasien.
34
PROGNOSIS
Pemulihan 1 bulan pertama
setelah onset stroke
Afasia fluent perbaikan cepat pada
6 bulan pertama paska stroke
Afasia non fluent perbaikan paling
cepat bulan ke 6-12 paska stroke
Afasia motorik umumnya
prognosis lebih baik
Usia lebih muda (s/d dekade ke-4)
dapat mengalami perbaikan
sempurna
50% afasia mengalami perubahan
bentuk selama proses
penyembuhan
KESIMPULAN
Sebelum merencanakan strategi penanganan
afasia, penting untuk diagnosis afasia agar
penanganan sesuai.
Prinsip terapi : menciptakan komunikasi dengan
pasien, dapat dilakukan dengan berbagai cara
yang sesuai dengan kehendak pasien.
Terapi wicara secepat mungkin dengan metoda
tepat.
Harus diperhatikan sisi psikologis penderita
LAPORAN KASUS
37
IDENTITAS PENDERITA
Nama : Tn. MR
Umur : 44 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Buruh bangunan
Alamat : Karang Boyo,Candisari,Mranggen
Tanggal masuk : 19/02/2016
Tanggal Pulang : 04/03/2016
No CM : C572898
38
DATA SUBYEKTIF
Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis dengan isteri penderita tanggal 19 Februari 2016
Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
Lokasi : Intrakranial.
Onset : 3 jam SMRS, mendadak.
Kualitas : Pasien membuka mata dengan rangsang suara.
Kuantitas : Aktivitas hidup sehari-hari dibantu keluarga
39
KRONOLOGIS
5 jam SMRS, malam hari sepulang pertemuan RT di
lingkungannya, pasien tiba-tiba terjatuh saat hendak ke kamar
mandi, namun tidak ada yang melihat saat kejadian. Pasien masih
sadar namun tidak dapat bicara dan tidak dapat menggerakan
anggota geraknya sebelah kanan. Pasien tidak dapat
mengeluarkan suara apapun, namun masih dapat memahami
pembicaraan. Mulut pasien perot ke sisi kiri. Pasien kemudian
dibaringkan di tempat tidur oleh istri dan keponakannya. Makan
minum tersedak disangkal. Riwayat nyeri kepala sebelumnya
disangkal, riwayat muntah disangkal, kejang disangkal. BAB dan
BAK tidak ada keluhan. Karena hingga pagi tidak ada perbaikan,
pasien lalu dibawa ke IGD RS Pelita Anugerah. Saat di RS Pelita
Anugerah, pasien mengalami penurunan kesadaran, pasien
cenderung tertidur dan sulit dibangunkan, hanya membuka mata
saat dipanggil. Pasien kemudian dirujuk ke IGD RSUP dr. Kariadi
Semarang.
40
Faktor yang memperberat : (-)
Faktor yang memperingan : (-)
Gejala penyerta : tidak dapat bicara,
mulut merot ke kiri, lemah anggota gerak
kanan.
41
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat darah tinggi tidak diketahui
Riwayat kencing manis tidak diketahui.
Riwayat stroke disangkal.
Riwayat sakit jantung disangkal.
42
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah seorang petani, istri ibu rumah
tangga, memiliki 2 orang anak yang belum
mandiri. Biaya pengobatan ditanggung BPJS
(kelas 3).
Kesan sosial ekonomi kurang.
43
DATA OBJEKTIF
Status Praesens
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Tanda Vital:
Tekanan darah : 178/120 mmHg
MAP : 139
HR : 96 kali / menit
RR : 18 kali / menit
T: 36,5 C
SpO2 : 98 %
Tinggi badan : 163cm
Berat badan : 71 kg
BMI : 26,7 kg/m (normoweight)
44
Status Internus
Kepala : simetris, mesosefal
Mata : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Hidung : nafas cuping hidung (-)
Mulut : bibir kering (-), sianosis (-)
Leher : kaku kuduk (-), pembesaran limfonodi (-)
Dada :
- Jantung : konfigurasi jantung bergeser ke kaudolateral
Bunyi jantung I-II normal, gallop (-), bising sistolik (-).
- Paru : Suara dasar vesikular, ronkhi -/- wheezing (-)
- Abdomen : Supel, nyeri tekan (-), hepar/lien tak teraba, bising
usus (+) N
Ekstremitas : Edema (-), turgor cukup
45
Status Psikikus
Cara berpikir : Sulit dinilai
Perasaan hati : Sulit dinilai
Tingkah laku : Sulit dinilai
Ingatan : Sulit dinilai
Kecerdasan : Sulit dinilai
46
Status Neurologis
Kesadaran : GCS E3M5Vsuspek Afasia
Kepala : mesosefal, simetris
Mata : pupil bulat isokor, 2,5 mm/2,5 mm, reflek
cahaya +/+, visus ODS dalam batas normal
Leher : Kaku kuduk (-)
Nn Cranialis : Kesan Paresis N.VII dextra Sentral
Motorik Superior Inferior
Gerak /+ /+
Kekuatan Sulit dinilai, kesan lateralisasi kanan
Tonus N/N N/N
Trofi E/E E/E
Reflek fisiologis +++/++ +++/++
Refleks patologis -/- (B)+/-
Klonus -/-
Kesan:
Cardiomegaly (LV) disertai
elongatio aorta
Pulmo tak tampak kelainan
54
Hasil MSCT kepala tanpa kontras (19/02/2016)
Intracerebral haemorrhage
vol. + 27,02 ml pada lobus
temporoparietal kiri
Tampak tanda peningkatan
TIK 55
RESUME
Subyektif
Seorang laki-laki 44 tahun + 5 jam SMRS mendadak
mengalami penurunan keadaran, susp. afasia disertai kesan
lateralisasi ke kanan, dan asimetri wajah. Pasien kemudian
dibawa oleh keluarganya ke RSUP dr. Kariadi Semarang.
Obyektif
GCS : E3M5Vsuspek afasia
Tanda vital : TD: 178/120 mmHg, MAP: 139, HR: 96 kali/
menit, RR: 18 kali/ menit, t: 36,5 C, SpO2 : 98 %
BMI : 26,7 Kg/m2 (overweight)
56
Obyektif
Nn Cranialis : Kesan paresis N. VII Dextra Sentral
Motorik : Kesan lateralisasi ke kanan
Sensibilitas : Sulit dinilai
Vegetatif : BAK (+) terpasang DC, urin jernih
Shiriraj score : 2.5 kesan Stroke Hemoragik
Hasil EKG : Normo Sinus Rhythm
Laboratorium : dalam batas normal
R thoraks : Cardiomegaly (LV) disertai elongatio
aorta
MSCT kepala : Gambaran intracerebral
haemorrhage volume + 27,02 ml pada lobus
temporoparietal kiri, disertai tanda peningkatan TIK.
57
DIAGNOSIS
1. Diagnosis klinis : Penurunan Kesadaran
Susp. Afasia
Kesan Paresis N.VII Dextra Central
Kesan lateralisasi ke kanan
Diagnosis topis : Lobus Temporoparietal sinistra
Diagnosis etiologi : Stroke hemoragik (ICH)
2. Hipertensi emergency
3. Overweight
RENCANA AWAL
1. Stroke Hemoragik
Dx: Lab GD I/ II, profil lipid, asam urat, PPT, PTTK
Konsul mata (Funduskopi)
Tx : Posisi head up 30
O2 3 lpm (nasal kanul)
Pasang NGT
IVFD RL 20 tetes/menit
Inj. Manitol 250 cc loading 125cc/6 jam (intravena) hari I
Inj. Asam Tranexamat 1 gr/ 6 jam (intravena) hari I
Konsul Rehabilitasi Medik
Bila terjadi penurunan GCS >2, MSCT ulang cito
Mx: GCS, TTV, Defisit neurologis, tanda peningkatan TIK
Ex: diagnosis, kegawatdaruratan pasien, program dan perkiraan lama
rawat 59
2. Hipertensi emergency
Px : Konsul mata untuk funduskopi
Tx : Inj. Nicardipine mulai 0,5 mcg/KgBB/menit Syringe Pump
Jalan 31,5 cc/jam (0,75 mcg/KgBB/menit)
Target MAP 110
Mx : Tanda vital/jam
Ex : Menjelaskan tentang hipertensi, program penurunan tekanan
darah.
3. Overweight
IP Px : -
IP Tx : Konsul gizi klinik
IP Mx: BMI
IP Ex : Menjelaskan kepada keluarga untuk mengkonsumsi makanan
sesuai diet yang disediakan Rumah sakit
60
CATATAN PERKEMBANGAN
61
20/02/2016 (hari perawatan ke-1)
kontak (+), tidak dapat bicara apapun, pasien dapat memahami pembicaraan,
lemah anggota gerak kanan (+), mulut merot ke kiri (+).
tampak sakit sedang E4M6Vsusp.Afasia
Sulit dinilai
terpasang DC, urin jernih, BAB (+), NGT (+) residu kehitaman, volume + 300 cc
Stroke hemoragik Hipertensi stage II Overweight Hematemesis
Terapi tetap Inj. Nicardipine 21 Diet sesuai gizi klinik Inj. Omeprazole 40
Fisiotherapy cc/jam (0,5 mg/12 jam (IV)
Speech therapy mcg/KgBB/menit) Sucralfat Syr 1 C/8 jam
Mx: GCS, TTV Syringe Pump PO
Ex: Program dan tata Target MAP 110 Puasa s/d 8 jam bebas
laksana selanjutnya perdarahan
Diet sesuai gizi klinik
Hasil Konsul Gizi Klinik
Status gizi : Overweight
Status metabolik: Hipermetabolik
Status gastrointestinal: Hematemesis
Kebutuhan : Kalori 20 kkal/kgBBI = 1400 kkal
Protein 1 gr/kgBB = 70 gr
Diet diberikan dalam bentuk gut feeding dengan
D5% 50 cc/4 jam hari I
Peptamen 100 kkal/4 jam hari II, III
Peptamen 200 kkal/4 jam hari IV
Evaluasi : residu dan warna cairan NGT
HASIL KONSUL REHABILITASI MEDIK
FT : Proper positioning
Alih baring tiap 2 jam
Passive ROM Excercise
Stretching
Mobilisasi bertahap sesuai toleransi
Breathing excercise (jika compos mentis)
ST : Evaluasi lebih lanjut mengenai afasia
Latihan peningkatan kemampuan berbahasa ekspresif
Latihan oromotor dan menelan
SW : Evaluasi sosial ekonomi
OT : Rencana wheel chair (untuk ambulasi) & evaluasi
ulang
Hasil Konsul Mata
ODS tidak didapatkan retinopati hipertensi
ODS tidak didapatkan retinopati diabetik
ODS tidak ditemukan papil edema sebagai
salah satu peningkatan TIK
21/02/2016 (hari perawatan ke-2)
Bicara (-), pasien dapat memahami pembicaraan, lemah anggota gerak kanan (+),
mulut merot ke kiri
tampak sakit sedang E4M6Vsusp.Afasia
165/116 mmHg (128) 88x/menit
19 x/ menit 36.5oC
Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral
Sulit dinilai
terpasang DC, urin jernih, BAB (+), NGT (+) residu jernih
Terapi tetap Inj. Nicardipine 31,5 Diet sesuai gizi Terapi tetap Simvastatin 20 mg/24
Fisiotherapy cc/jam (0,75 klinik Diet sesuai gizi jam PO
Speech therapy mcg/KgBB/menit) klinik Diet sesuai gizi klinik
Mx: Tetap Syringe Pump
Ex: Tetap Target MAP 110
HASIL LABORATORIUM (20/02/2016)
PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI NORMAL
KOAGULASI
PLASMA PROTHROMBIN TIME
Waktu prothrombin 10,4 detik 9.4 11.3
PPT kontrol 10,6 Detik
PARTIAL THROMBOPLASTIN TIME
Waktu thromboplastin 35,6 Detik 23.4 36.8
APTT kontrol 34,7 Detik
KIMIA KLINIK
Glukosa puasa mg/dL 80 109 : Baik
94 110 125 : Sedang
126 : Buruk
Glukosa PP 2 jam mg/dL 80 140 : Baik
101 145 179 : Sedang
180 : Buruk
Cholesterol total mg/dL < 200
231
Trigliserid mg/dL < 150
171
HDL cholesterol mg/dL 40 - 60
56
LDL direk mg/dL 0 - 100
164
Asam urat mg/dL 2.6 6.0
6,9
23/02/2016 (hari perawatan ke-4)
Bicara (+) mengeluarkan aaaaa, sulit untuk memulai bicara, pemahaman baik,
lemah anggota gerak kanan (+), mulut merot ke kiri (+)
tampak sakit sedang E4M6Vsusp.Afasia
165/108 mmHg (121) 102x/menit
22 x/ menit 36.5oC
Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral
Sulit dinilai
terpasang DC, urin jernih, BAB (+), NGT (+) residu (-)
Manitol Stop Inj. Nicardipine Diet sesuai gizi Terapi tetap Simvastatin 20 mg/24
As. Tranexamat stop 31,5 cc/jam (0,75 klinik Diet sesuai gizi jam PO
Fisiotherapy mcg/KgBB/menit) klinik Diet sesuai gizi klinik
Speech therapy Syringe Pump
Mx: Tetap Target MAP 110
25/02/2016 (hari perawatan ke-6)
bicara (-) hanya dapat bicara satu suku kata seperti ya, pasien dapat memahami
pembicaraan, tidak dapat mengulang perkataan, lemah anggota gerak kanan (+), mulut merot
ke kiri (+)
tampak sakit sedang E4M6Vsusp.Afasia
146/90 mmHg (108) 82x/menit
21 x/ menit 36.5oC
Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral
Sulit dinilai
terpasang DC, urin jernih, BAB (+), NGT (+) residu (-)
Terapi lanjut Inj. Nicardipine Diet sesuai gizi Terapi tetap Simvastatin 20 mg/24
Fisiotherapy 10,5 cc/jam (0,25 klinik Diet sesuai gizi jam PO
Speech therapy mcg/KgBB/menit) klinik Diet sesuai gizi klinik
Mx: Tetap Syringe Pump
Ex: Tetap Amlodipin 5 mg/24
jam PO
27/02/2016 (hari perawatan ke-8)
Bicara (+) kata-kata terbata-bata, sulit untuk memulai bicara, sulit untuk mengulangi kata-kata
yang diucapkan pemeriksa, pemahaman baik, pelo (+), lemah anggota gerak kanan (+), mulut
merot ke kiri (+)
tampak sakit sedang E4M6Vsusp.Afasia
129/81 mmHg (82) 94x/menit
18 x/ menit 36.5oC
Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral
Sulit dinilai
terpasang DC, urin jernih, BAB (+), NGT (+) residu (-)
Terapi lanjut Inj. Nicardipine Diet sesuai gizi Terapi tetap Simvastatin 20 mg/24
Fisiotherapy stop klinik Diet sesuai gizi jam PO
Speech therapy Amlodipin klinik Diet sesuai gizi klinik
Pindah ruang biasa 10mg/24 jam PO
Mx: Tetap
Ex: Tetap
03/03/2016 (hari perawatan ke-13)
bicara (+) pembicaraan belum lancar, belum dapat mengucapkan kalimat yang panjang, sulit
untuk mengulangi kata-kata yang diucapkan pemeriksa, pemahaman baik, pelo (+), lemah
anggota gerak kanan (+), mulut merot ke kiri (+)
tampak sakit sedang E4M6Vsusp.Afasia
130/90 mmHg (103) 84x/menit
18 x/ menit 36.5oC
Paresis N.VII dan XII Dextra Sentral
Sulit dinilai
terpasang DC, urin jernih, BAB (+), NGT (+) residu (-)
Aff Infus
Rawat Jalan, obat pulang:
Omeprazole 20 mg/12 jam PO
Sucralfat Syr 1c/8 jam PO
Amlodipin 10 mg/24 jam
Simvastatin 20 mg/24 jam PO
Fisioterapi dan speech therapy dilanjutkan.
Diet rendah lemak dan garam.
TES KLASIFIKASI AFASIA MENURUT
BOSTON
Bicara spontan : terganggu
Kelancaran bicara : tidak lancar
Pemahaman : intak
Repetisi : terganggu
Menamai : terganggu
Kesan : Afasia Motorik
Daftar Masalah
No Masalah Aktif Tanggal No Masalah Tanggal
Pasif
1 Penurunan Kesadaran 6 19/02/2016
8 Overweight 19/02/2016
9 Hematemesis 19/02/2016
10 Dislipidemia 21/02/2016
Bagan Alur
75
DECISION MAKING
76