Fungsi reproduksi dan Hormonal

pria

Dibagi menjadi 3 yaitu :

1. Spermatogenesis ; pembentukan sperma
2. Kinerja kegiatan seksual
3. Pengaturan fungsi reproduksi oleh
berbagai hormon ; Fungsi reproduksi disertai
oleh pengaruh pada hormon kelamin pria
terhadap organ acecoris pria, metabolisme
sel dan lain-lain
 Reproduksi

Reproduksi adalah naluri setiap organisme untuk

beranak pinak.
Karena umur setiap organisme termasuk manusia
terbatas, pada suatu ketika dia jompo dan mati
maka perlu ada pergantian generasi baru agar
populasi suatu spesies tidak punah
Untuk reproduksi perlu perkawinan, setelah kawin
akan dihasilkan anak. Anak tumbuh menjadi
dewasa. Dalam tingkat dewasa baru mampu
bereproduksi.
TAHAP-TAHAP REPRODUKSI
1. Masa Persiapan
2. Masa Kawin
3. Masa Pembuahan
4. Masa Pertumbuhan dalam Kandungan
5. Kelahiran
6. Pertumbuhan Anak
7. Dewasa
 Masa Persiapan

Pada masa ini terjadi persiapan untuk melakukan

reproduksi
Gamet dimatangkan dan disalurkan ke tempat
pembuahan
 Masa Kawin

Masa pelaksanaan proses reproduksi, pria dan

wanita melakukan perkawinan (coitus)
Sebelumnya diawali dengan ketertarikan,
percintaan, pacaran dan nikah
Ketika coitus sebaiknya dilandasi rasa sayang,
cinta dan sah menurut agama
Moralitas demi keturunan
 Masa Pembuahan

Setelah terjadi coitus spermatozoa dan ovum

bergerak ke tempat pembuahan
Setelah bertemu terjadi pembuahan
Terbentuk embrio
Masa Pertumbuhan dalam Kandungan

Nidasi, placenta dan selaput embrio

Pembelahan
Organogenesis
Kulit, jaringan ikat, rangka dan otot
Pencernaan dan pernafasan
Peredaran darah
Pembuangan dan kelamin
Saraf dan indra
Kelenjar endokrin
Sistem immun
 Kelahiran

Usia kehamilan kurang lebih 9 bulan 10 hari bayi

siap dilahirkan
Kejadian kelahiran kurang dan lebih dari usia
kandungan sering terjadi dan normal
 Spermatogenesis
Spermatogenesis terjadi di tubulus seminiferus selama
kehidupan sexual aktif, diawalai pada usia 13 tahun
sebagai akibat dari stimulasi hormon Gonadotropin
hipofisis anterior dan berlanjut sepanjang hidup
Tahapan spermatogenesis
spermatogonia tipe A ----spermatogonia tipe B ---
spermatosiy primer --- spermatosit sekunder----
spermatid ---- Spermatozoa
Semua tahapan spermatogenesis selalu kontak
dengan sel sertoli yg memiliki fungsi khusus
menyediakan makanan dan mengatur proses
spermatogenesis
 sel sertoli

Fungsi dalam spermatogenesis :

Memberikan lingkungan khusus tempat
berkembangnya sel-sel germinal dan memberikan
sekresi tambahan ke dalam lumen tubulus
seminiferus untuk menyediakan nutrisi bagi
sperma yg berkembang dan baru dibentuk
Memainkan peranan penting dalam perubahan
spermatosit menjadi sperma (spermiasi) selama
spermiasi melekat pada sel sertoli
 Faktor hormonal yg menstimulasi
spermatogenesis
Testosteron, disekresi oleh sel-sel Leydig yg terletak di
intestinum testis, penting dalam pembelahan sel-sel
germinal untuk membentuk sperma
Hormon Pelutein (LH), disekresi oleh kelenjar hipofisis
anterior, menstimulasi sel-sel Leydig untuk mensekresi
testosteron
Hormon perangsang Folikel (FSH), disekresi oleh
kelenjar hipofisis anterior menstimulasi sel-sel sertoli
Estrogen, dibentuk oleh sel-sel Sertoli ketika mereka
sedang distimulasi oleh FSH, untuk maturasi sperma
Hormon Pertumbuhan, meningkatkan pembelahan
awal spermatogenesis
 Kinerja seksual pria
Rangsangan saraf untuk kinerja aksi seksual pria
sumber terpenting impuls untuk memulai aksi
seksualnya adalah glan penis
Glans penis mengandung sistem organ akhir sensorik
yg sangat terorganisi yg diteruskan ke sistem saaraf
pusat dari tempat sensasi khusus yg disebut sensasi
seksual
Aksi gegsekan pada hubungan seksual terhadap glan
penis merangsang organ akhir sensorik dan sensasi
seksual selanjutnya menjalar melalui saraf pudendus
kemudian melalui pleksus sakralis ke dalam bagian
sakral dari medula spinalis dan akhirnya dari korda
sampai ke daerah yg belum ditentukan di serebrum.
 Tahapan aksi seksual pria

Ereksi;
Lubrikasi
Emisi
Ejakulasi
Orgasme
 Ereksi
Ereksi disebabkan oleh impuls saraf parasimpatis yg
menjalar dari bagian sakral medula spinalis melaui
nervi erigentes penis.
Impuls ini melebarkan arteri pada penis, sehingga
memungkinkan darah arteri terbentuk di bawah
tekanan yg tinggi dalam jaringan erektil penis.
Jaringan erektil merupakan sinusoid-sinusoid venosa
cavernosa besar. Juga badan erektil terutama kedua
korpus kavernosa dikelilingi oleh selaput jaringan yg
kuat, oki tekanan yg tinggi di dalam sinus
menyebabkan mengelembungnya jaringan erektil
sehingga penis menjadi keras dan memanjang
Tidak ereksi
 Lubrikasi
Selama rangsangan seksual, impuls parasimpatis
selain meningkatkan ereksi menyebabkan kelenjar
uretra dan bulbouretra untuk mensekresi lendir.
Lendir ini mengalir melaui uretra selam hubungan
seksual untuk membantu dalam melubrikasi
selama coitus
Namun demikian lubrikasi sering dibantu oleh
organ kelamin wanita
Tanpa lubrikasi yg cukup menyebabkan gangguyan
nyeri yang menghambat ketimbang sensasi
seksual yang menyenangkan
 Emisi
Emisi dan ejakulasi adalaah akhir dari aksi seksual pria
Ketika rangsangan menjadi amat kuat, pusat reflek pada
medula spinalis mu;lai melepas impuls simpatis yg
meninggalkan korda pa L-1 dan L-2 dan menjalar ke organ
genital melalui plexus hipogastrik untuk mengawali emisi
Mulai emisis diduga sejalan dengan kontraksi vas deferens
dan ampula untuk menyebabkan keluarnya sperma ke
dalam uretra interna
Kontraksi otot yg melapisi kelenjar prostat diikuti dengan
kontraksi vesicula seminalis mengeluarkan cairan prostat
dan seminal mendorong sperma lebih jauh
Semua cairan bercampur dalam uretra interna dengan
mukus yg telah disekresi oleh kelenjar bulbouretra
membentuk semen . Prosesnya dinamakan emisi
Ereksi
 Ejakulasi

Pengisian uretra interna kemudian mengeluarkan

sinyal yg ditransmisikan melalui saraf pudendus ke
regio sakralis medula spinalis
Selanjutnya sinyal merangsang kontraksi organ genital
interna dan juga kontraksi otot iskiokavernosus dan
bulbokavernosus yg menekan dasar jar erektil penis.
Kedua pengaruh ini menyebabkan peningkatan
tekanan ritmik sepeerti gelombang di dalam duktus
genital dan uretra dan mengejakulasi semen dari
uretra keluar. Proses ini dinamakan Ejakulasi
 Orgasme
Pada saat yang sama, kontraksi otot berirama dari
otot pelvis dan beberapa otot tubuh
menyebabkan gerakan pelvis dan penis, yg
membantu mengalirkan semen ke dalam bagian
terdalam vagina dan mungkin bahkan melalui
serviks ke dalam uterus
Keseluruhan periode emisi dan ejakulasi disebut
orgasme pria
Pada akhir proses tersebut, gairag seksual pria
hampir menghilang secara keseluruhan dalam
satu sampai dua menit dan ereksi juga menghilang
 Semen
Diejakulasi selama aktivitas seksual pria terdiri atas
cairan yg berasal dari vas deferns, dari vesicula
seminalis, dari kelenjar prostat dan dari kelenjar
mukosa terutama kelenjar bulbouretra.
Cairan terbesar berasal dari vesicula seminalis (60%)
yg terakhir diejakulasikan dan berfungsi mendorong
sperma keluar dari ductus eyakulatoris dan uretra
pH rata-rata 7,5
Cairan prostat membuat semen terlihat seperti susu
Cairan dari vesicula seminalis dan dari kelenjar
mukosa membuat semen menjadi agaak kental
Beberapa menit setelah ejakulasi sperma tiak
bergerak, namun setelah koagulan dilarutkan sperma
secara simultan menjadi sangat motil
 Semen

Volume ejakulasi berkisar antara 1 ml sampai

10 ml dan rata-rata 3 ml.
Terdiri dari 90 % air dan mengandung 50 120
juta sperma/ml dan volume sperma mencapai
5 % volume semen
 Hormon reproduksi pria
1. Testosteron, diproduksi oleh testis, bertanggungjkawab
terhadap perkembangan dan pemeliharaan karakteristik
seks sekunder pria, yaitu :
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
genetalia pria
Bertanggungjawab atas pendistribusian rambut yg
menjadi ciri khas pria
Pembesaran laring dan perpanjangan serta penebalan
pita suara sehingga menghasilkan suara bernada rendah
Meningkatkan ketebalan dan tekstur kkulit serta
mengakibatkan permukaan kulit menjadi lebih gelap dan
lebih kasar
 Hormon reproduksi pria
Meningkatkan aktifitas kelenjar keringat dan kelenjar
sebasea serta terlihat pada pembentukan jerawat
Meningkatkan masa tulang dan otot
Meningkatkan laju metabolik dasar
Meningkatkan jumlah sel darah merah
Meningkatkan kapasitas oksigen pada pria
2. Hormon FSH (Folikel stimulating hormon),
memiliki reseptor pada sel tubulus seminiferus dan
diperlukan dalam spermatogenesis
3. Hormon LH (Lutenezing hormon), sebagai perangsang
sel interstitial pada pria