Вы находитесь на странице: 1из 24

KWAJIBAN ORTU TERHADAP ANAK

Kuajiban anak terhadap ortu


KENAKALAN REMAJA
Bagaimana Islam mengajarkan membina keluarga?
1. memperkokoh rasa cinta kita dan saling menjaga
kehormatan
Cinta suami istrinya hendaknya senantiasa di perbaharui, jika perlu
tiap hari diberi nafkah batin, sebab bila cinta mulai pudar, suami dapat
saja melirik kesana kemari. Alloh Swt berfirman:"Di antara tanda-
tanda kebesaran Alloh adalah bahwa Dia telah menciptakan pasangan
bagi kamu agar kamu menjadi tenteram (sakinah) bersamanya. Dia
menjadikan kamu saling mencintai (mawaddah) dan kasih sayang
(rahmah). Itu adalah pelajaran yang berharga bagi orang-orang yang
berfikir". (Q.S. al-Rum, 30: 21).

Baik suami maupun istri harus senantiasa menjaga kehormatan/harga


diri. Seorang istri sebaiknya bila dipandang menyenangkan suaminya.
Semua dilakukan dengan niat iklas.
2. saling menghormati dan menghargai
Alloh Swt berfirman dalam surat An Nisa ayat 19

"......bergaullah dengan mereka (istri-istrimu) dengan cara yang


patut/baik. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, maka
bersabarlah karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal
Alloh menjadikan padanya kebaikan yang banyak

Artinya disini ada respect (penghargaan) satu sama lain. Setiap manusia
sangat merasa suka bila dirinya dihargai dan dihormati. Itulah makanya
banyak sekali keutuhan rumah tangga memudar dikarenakan tidak
adanya penghargaan ataupun penghormatan terhadap pasangan kita.
Ada kejadian seorang suami yang berpenghasilan tidak menghargai
istrinya yang tidak bekerja, dia beranggapan bahwa bila istrinya tidak
keluar rumah untuk bekerja dianggap bukan bekerja, padahal
perkerjaan rumah tangga yang dilakukan istrinya bukanlah pekerjaan
yang mudah.
Oleh karena itu sebaiknya seorang suami senantiasa memuji istrinya
yang telah bekerja di rumah, demikian pula istri harus senantiasa
memuji suaminya yang bekerja di luar rumah.
Ucapan terima kasih konon banyak memberi pengaruh terhadap diri
kita, ada sense of respect. Kita banyak lihat di Australi, orang australia
sering kali mengucapkan excuse me, thank you, ini juga merupakan
bentuk respect atau penghargaan terhadap orang lain.

3. jangan menyebarkan kekurangan pasangan kita masing-


masing
Istrimu adalah pakaian bagimu, demikian pula suamimu adalah
pakaian bagimu.

Q.S. Al Baqarah : 187mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu


adalah pakaian bagi mereka .
Oleh karena itu jangan sampai kekurangan yang ada pada pasangan
kita sampai keluar dari rumah. Menjelekkan pasangan kita sama saja
dengan mengotori pakaian kita sendiri (menjelekkan dirimu
sendiri).Bila ada masalah sebaiknya diselesaikan dengan cara yang
dingin, bahkan dapat pula diselesaikan ditempat tidur.
4. Harus ada kerjasama (ta'awun)antara suami istri

Ada anggapan bahwa kerjaan rumah dan mendidik anak tanggung jwb
ibu/istri,padahal sebenarnya kerjaan dan mendidik anak tsb adalah tugas
bersama pasangan suami-istri. Firman Allah "....Dan tolong menolonglah
kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan ketakwaan dan janganlah
kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran..." (Al-
Ma'idah: 2).

Memang ada dalil yang menyebutkan " Al Ummu madrasatun kubra",


ibu diumpamakan seperti sekolah, maka siapkanlah sekolah itu, agar
generasinya menjadi baik.
Dari Hubungan baik itu ada semacam ikatan batin ataupun ikatan
emosional antara anak dengan orang tua. Hal ini penting sekali terutama
memenangkan atau menundukkan hati anak kita, sebab bila anak kita
sudah tunduk, maka mudahkan kita ajarkan, agama, moral dsb.
5. memfungsikan keluarga kita dengan optimal guna membentuk
manusia paripurna, muttaqin.

Adalah penting bagi orang tua mengajarkan anaknya pendidikan


agama sejak dini.
Anak merupakan amanah Allah kepada orangtuanya. Dari Abu
Hurairah, Rasulullah
s.a.w bersabda:



"Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci yakni Muslim).
Kedua orang tuanyalah yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani atau
Majusi."(Bukhari)
Pendidikan agama Islam sejak dini sangat penting terutama didalam
membentuk karakter anak. Ketika ada kesalahan pada anak, segera
tegur, namun tegurlah dengan cara yang baik, tidak dengan
kekerasan. Sebab bila kita mendidik dengan kekerasan maka
generasi yang terbentuk akan keras juga.
lanjutan

Ajarkan anak untuk menjadi manusia yang muttaqin


yaitu senantiasa menjalankan perintahNya dan
menjauhi laranganNya. Suami juga harus mendidik
istrinya,menjadi istri yang baik. Bila istri ada
kesalahan maka tergurlah, bila tidak didengar
setelah ditegur sekali,dua kali, tiga kali, maka
berpisah ranjanglah, bila tidak mempan juga maka
pukullah (pukul disini maksudnya ditegur dengan
keras).
Jadi mendidik keluarga disini sangatlah penting
dalam rangka membentuk manusia yang paripurna
(muttaqin).
KWAJIBAN ORTU TERHADAP ANAK
1. Anak mempunyai hak untuk hidup.
Allah berfirman:
Janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut miskin.
Kami akan memberikan rizqi kepadamu dan kepada mereka. ( QS. Al-
Anam: 151)

2. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih kecil,
sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin
menyempurnakan penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)

3. Memberi Nama yang Baik


Dari Abu Hurairah ra, Nabi saw bersabda, Sesungguhnya kewajiban orang
tua dalam memenuhi hak anak itu ada tiga, yakni: pertama, memberi
nama yang baik ketika lahir. Kedua, mendidiknya dengan al-Quran dan
ketiga, mengawinkan ketika menginjak dewasa. Rasulullah saw
diketahui telah memberi perhatian yang sangat besar terhadap masalah
nama. Kapan saja beliau menjumpai nama yang tidak menarik (patut) dan
tak berarti, beliau mengubahnya dan memilih beberapa nama yang
pantas. Beliau mengubah macam-macam nama laki-laki dan perempuan.
Seperti dalam hadits yang disampaikan oleh Aisyah ra, bahwa Rasulullah
saw biasa merubah nama-nama yang tidak baik. (HR. Tirmidzi).
4. Mengaqiqahkan Anak

Menurut keterangan A. Hasaan aqiqah adalah; menyembelih


kambing untuk (bayi) yang baru lahir, dicukur dan diberi nama anak
itu, pada hari ketujuhnya.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Tiap tiap seorang anak tergadai dengan
aqiqahnya. Disembelih (aqiqah) itu buat dia pada hari yang
ketujuhnya dan di cukur serta diberi nama dia. (Diriwayatkan oleh
Ahmad dan Imam yang empat dan dishahihkan oleh At Tirmidzy,
hadits dari Samurah ).

4. Mendidik anak
Pada suatu kesempatan, Amirul Mukminin Umar bin Khaththab
kehadiran seorang tamu lelaki yang mengadukan kenakalan
anaknya, Anakku ini sangat bandel. tuturnya kesal. Amirul
Mukminin berkata, Hai Fulan, apakah kamu tidak takut kepada
Allah karena berani melawan ayahmu dan tidak memenuhi hak
ayahmu? Anak yang pintar ini menyela. Hai Amirul Mukminin,
apakah orang tua tidak punya kewajiban memenuhi hak anak?
Umar ra menjawab, Ada tiga, yakni: pertama, memilihkan ibu yang
baik, jangan sampai kelak terhina akibat ibunya. Kedua, memilihkan
nama yang baik. Ketiga, mendidik mereka dengan al-Quran.
6. Memberi makan dan keperluan lainnya

Dan kewajiban ayah memberi makan dan pakaian kepada para ibu
dengan cara maruf. Seseorang tidak dibebani melainkan menurut
kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu menderita
kesengsaraan karena anaknya dan seorang ayah karena anaknya, dan
warisanpun berkewajiban demikian. Rasulullah s.a.w. bersabda;
Cukup berdosa orang yang menyia nyiakan ( tanggung jawab)
memberi makan keluarganya. ( HR Abu Daud )./1100;247/33.

Dari Abu Rafi r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w.
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis
baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi
kecuali rizqi yang baik. HR Al Hakim/Depag;51.

7. Mendidik anak tentang agama.


Rasulullah s.a.w. bersabda;
Tiap bayi dilahirkan dalam kadaan suci ( fithrah Islamy ) . Ayah dan
Ibunyalah kelak yang menjadikannya Yahudi, Nashrany, atau
Majusyi. HR Bukhary.;1100;243/15.
8. Mendidik anak untuk sholat.
9. menyediakan tempat tidur terpisah antara laki laki
dan perempuan.

Islam mengejarkan hijab sejak dini. Meskipun terhadap sesama


Muhrim , Bila telah berusia tujuh tahun tempat tidur mereka
harus dipisahkan.

Rasulullah s.a.w. bersabda;


Suruhlah anak anakmu sholat bila berumur tujuh tahun dan
gunakan pukulan jika mereka sudah berumur sepuluh tahun dan
pisahlah tempat tidur mereka ( putra putri ).
Maksudnya, kewajiban mendidik anak untuk mengerjakan sholat
dimulai setelah anak berumur tujuh tahun. Bila telah berusia
sepuluh tahun anak belum juga mau mengerjakan sholat, boleh
dipukul dengan pukulan ringan, yang mendidik, bukan pukulan
yang membekas atau menyakitkan.
10. Mendidi anak tentang adab yang baik.
Banyak anak terpelajar, namun sedikit anak yang terdidik. Banyak
orang pandai, namun sedikit orang yang taqwa. Islam mengutamakan
pendidikan mental. Taqwa itu ada disini, kata Rasulullah seraya
menunjukkan kearah dadanya. Artinya hati manusia adalah sumber
yang menentukan baik buruknya perilaku seseorang. Nabi tidak
menunjukkan kearah kepalanya , tapi kerah dadanya.
11.Memberi pengajaran dengan pelajaran yang baik;
Berkata shahabat Aly r.a.;
Ajarilah anak anakmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zaman
yang berbeda dengan zamanmu. (Depag;19).

12. Mengarahkan anak


Orang tua wajib mengarahkan anak-anak, serta menekankan mereka
untuk memilih kawan, teman duduk maupun teman dekat yang baik.
Hendaknya orang tua menjelaskan kepada anak tentang manfaat di
dunia dan di akhirat apabila duduk dan bergaul dengan orang-orang
shalih, dan bahaya duduk dengan orang-orang yang suka melakukan
kejelekan ataupun teman yang jelek. (Fiqh Tarbiyatil Abna`, hal. 154)
13 Memberi pengajaran Al Quraan.
Rasulullah s.a.w. bersabda;Sebaik baik kalian adalah barang siapa yang
belajar Al Qur aan dan mengajarkannya.

Pengetahuan tentang Al Quraan harus lebih diutaman dari Ilmu ilmu


yang lainnya. Nabi s.a.w. bersabda; Ilmu itu ada tiga macam. Selainnya
adalah sekedar tambahan. Adapun yang tiga macam itu ialah; Ilmu
tentang ayat ayat ( Al Qur aan) yang muhkamat, ilmu tentang Sunnah
Nabi, dan ilmu tentang pembagian warits. ( HR Ibnu Majah ).

14. Memberikan pendidikan dan pengajaran baca tulis .

Rasulullah s.a.w. bersabda;


Dari Abu Rafi r.a., telah berkata; Telah bersabda Rasulullah s.a.w.
Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarinya tulis
baca, mengajarinya berenang dan memanah, tidak memberinya rizqi
kecuali rizqi yang baik. HR Al Hakim/Depag;51.
15. Memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan.

Rasulullah s.a.w. bersabda; Jagalah kebersihan* dengan segala usaha


yang mampu kamu lakukan. Sesungguhnya Allah Taala menegakkan
Islam diatas prinsip kebersihan. Dan tak akan masuk sorga kecuali
orang yang memelihara kebersihan. ( HR At Thabarany )/Depag; 57.

*Kebersihan adalah pangkal kesehatan. Mengajarkan kebersihan


berarti secara tidak langsung mengajarkan kesehatan. Memberikan
pengajaran ketrampilan.
Islam memberantas pengangguran. Salah satu penyebab adanya
panganguran adalah apabila seseorang tidak mempunyai ketrapilan
tertentu. Bila dia punya ketrampilan tertentu, paling tidak bisa
melakukan sesuatu yang berguna buat dirinya ataupun orang lain.

Rasulullah s.a.w. bersabda; Sebaik baik makanan adalah hasil usaha


tangannya sendiri.

Dalam sabdanya yang lain beliau mengatakan;


Mengapa tidak kau ajarkan padanya ( anak itu ) menenun
sebagaimana dia telah diajarkan tulis baca? ( HR An- Nasai )
16. Memberikan kepada anak tempat yang yang baik dalam hati
orang tua.
Hilangkanlah rasa benci pada anak apa pun yang mereka lakukan,
doakan dia selalu, agar menjadi anak yang sholeh, santunilah dengan
lemah lembut, shobarlah menghadapi perilakunya yang tidak baik,
hadapi segalanya dengan penuh kearifan, jangan mudah membentak
apalagi memukul tanpa alasan, tempatkan dia dengan ikhlash pada
hati anda, belailah dengan penuh kasih sayang nasehati dengan
santun. Satukan hati kita dengan anak anak. Semoga Allah menjadikan
mereka waladun shoolihun yaduu lahu. Itulah harapan orang tua
yang baik. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa ; Seorang datang
kepada Nabi s.a.w. dan bertanya; Ya Rasulullah, apakah hak anakku
ini? Nabi s.a.w. menjawab; Kau memberinya nama yang baik, memberi
adab yang baik dan memberinya kedudukan yang baik ( dalam
hatimu) . ( HR At Tuusy )./1100;243/
17.Memberi kasih sayang.
Kecintaan orang tua kepada anak tidak cukup dengan hanya
memberinya materi baik berupa pakaian, makanan atau mainan dan
sebagainya. Tapi yang lebih dari pada itu adalah adanya perhatian dan
rasa kasih sayang yang tulus dari kedua orang tua.
Rasulullah s.a.w. bersabda; Bukanlah dari golongan kami yang tidak
menghormati yang lebih tua. dan ( bukan dari golongan kami ) orang
yang tidak menyayangi yang lebih muda
( HR Ahmad, At Thabrani, ). Depag; 42
18. Menikahkannya

Bila sang buah hati telah memasuki usia siap nikah, maka nikahkanlah.
Jangan biarkan mereka terus tersesat dalam belantara kemaksiatan.
Doakan dan dorong mereka untuk hidup berkeluarga, tak perlu
menunggu memasuki usia senja. Bila muncul rasa khawatir tidak
mendapat rezeki dan menanggung beban berat kelurga, Allah berjanji
akan menutupinya seiring dengan usaha dan kerja keras yang
dilakukannya.
Sebagaimana firman-Nya, Kawinkanlah anak-anak kamu (yang belum
kawin) dan orang-orang yang sudah waktunya kawin dari hamba-
hambamu yang laki-laki ataupun yang perempuan. Jika mereka itu
orang-orang yang tidak mampu, maka Allah akan memberikan kekayaan
kepada mereka dari anugerah-Nya. (QS. An-Nur:32)
Keselamatan iman jauh lebih layak diutamakan daripada kekhawatiran-
kekhawatiran yang sering menghantui kita. Rasulullah dalam hal ini
bersabda, Ada tiga perkara yang tidak boleh dilambatkan, yaitu: shalat,
apabila tiba waktunya, jenazah apabila sudah datang dan ketiga, seorang
perempuan apabila sudah memperoleh (jodohnya) yang cocok. (HR.
Tirmidzi)
Tanggung jwb anak terhdap ortu
1. Taat kepada orang tua
2. Memelihara orang tua

Qs 17 (Al Israa) : 23. Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya


kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu
mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepadamereka
perkataan yang mulia[850].

[850]. Mengucapkan kataah kepada orang tua tidak dibolehkan oleh


agama apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka
dengan lebih kasar daripada itu.
3. Berbakti kepada orang tua

Qs 2 (Al Baqarah) : 83. Dan (ingatlah), ketika Kami


mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah
kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan
orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik
kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat.
Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali
sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu
berpaling.
4. Memberi nafkah kepada orang tua
Qs 2 (Al Baqarah) :215. Mereka bertanya tentang apa yang
mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu
nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum
kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang
yang sedang dalam perjalanan." Dan apa saja kebaikan yang
kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahuinya.

5. Berdoa untuk orang tua

Qs 14 (Ibrahim) : 41. Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan


kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari
terjadinya hisab (hari kiamat)."

Qs 17 (Al Israa) : 24. Dan rendahkanlah dirimu terhadap


mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:
"Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana
mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil."
Dalam etika Islam, ukuran kebaikan dan ketidakbaikan bersifat
mutlak, jadi pedomannya adalah Al Quran dan Hadits Nabi
Muhammas saw. Di pandang dari segi ajaran yang mendasari, etika
Islam tergolong etika Theologis.

Nilai- nilai luhur Dalam Etika Islam


Nilai-nilai luhur yang tercakup dalam etika islam, sebagai sifat terpuji
(mahmudah) antara lain: berlaku jujur (al-amanah), berbuat baik
kepada kedua orang tua (birul walidaini), memelihara kesucian diri
(al-iffah), kasih sayang (al-rahmah),al-barr, berlaku hemat (al-
ightishad) menerima apa adanya dan sederhana (qonaah dan zuhud),
perlakuan baik (ihsan), kebenaran (shidiq), pemaaf (afw), keadilan
(adl), keberanian (syajaah), malu (haya), kesabaran (shabr),
berterima kasih (syukur), penyantun (hilm), rasa sepenanggungan
(muwasat), kuat (kuwwah).
LANJUTAN
KENAKALAN REMAJA DALAM SOROTAN ISLAM MELIPUTI;

1. Perbuatan zina
Menurut pengertian umum, perbuatan zina adalah hubungan-
hubungan seksual yang tidak sah. Islam melarang segala bentuk
hubungan-hubungan seksual diluar pernikahan, dan menetapkan
hukuman yang besar terhadap pelanggaran hukum yang telah
ditentukan.
2. Perbuatan kekerasan
Sering kita dengar atau dijumpai salah satunya anak-anak remaja
melakukan perbuatan kekerasan seperti penganiayaan dan
pembunuhan. Pada hakikatnya perbuatan tersebut melanggar nilai-
nilai yang terpuji, kasih sayang, perlakuan baik dan penyantun.
3. Anak durhaka
Dalam hal ini Umar Hasyim berpendapat: anak durhaka ialah anak
yang durhaka kepada orang tuanya. Durhaka karna tidak mau
berbakti / berbuat ihsan kepada kepada kedua orang tuanya. Karna
menentang tidak mau menurut perintah kedua orang tuanya dalam
hal kebaikan.
LANJUTAN
4. Khomar dan masalah Narkotika
a. Khomar
Termasuk salah satu minuman haram dan tercela dalam agama
islam untuk diminum. Penilaian cela tersebut didasarkan kepada
bahaya buruknya yang diakibatkan bagi fisik dan mental
b. Narkotika
Dibidang kesehatan dikenal zat yang besar manfaatnya untuk
pengobatan, teristimewa untuk pembiusan, menghilangkan rasa
sakit yang digunakan oleh kedokteran rumah sakit yang ahli
dalam menghitung takarannya bagi pemakai, tapi sangat besar
dampak negatifnya bagi pemakainya yang sangat berlebihan.
5. Gelandangan
Pada dasarnya gelandangan ialah mereka yang tidak memiliki
tempat tinggal yang tetap. Disamping itu mereka juga termasuk
kelompok yang tidak memiliki pekerjaan tetap dan layak
menurut ukuran masyarakat pada umumnya juga mereka
termasuk orang-orang yang tidak menetap, kotor, sebagian besar
tidak mengenali nilai-nilai keluhuran budi.

Вам также может понравиться