Вы находитесь на странице: 1из 97

ANALGETIK

NARKOTIK & NON


NARKOTIK
Disusun oleh:
Bonefasius Manapin
Hanindya YK

Dibantu oleh
Sutiono
PENDAHULUAN DAN PENGERTIAN
OBAT ANALGETIK OPIOID
Obat Analgetik Narkotik merupakan
kelompok obat yang memiliki sifat opium
atau morfin. Analgetika narkotik, khusus
digunakan untuk mengahalau rasa nyeri
hebat, seperti pada fractura dan kanker.
(Departemen Farmakologi dan Terapeutik, FKUI,
2007).
Analgetik narkotik kini disebut juga opioid
(= mirip opiate) adalah zat yang bekerja
terhadap Reseptor opioid khas di SSP,
hingga persepsi nyeri dan respon
emosional terhadap nyeri berubah
(Dikurangi).
(Obat-obat penting : Drs. Tan Hon Tjay dan
Drs. Kirana Raharja 2005).
Peptida Opioid Endogen (Endorphin)
Endofrin (morfin endogen) adalah
kelompok polipeptida endogen yang
terdapat di cairan cerebro spinal (CCS)
dan dapat menimbulkan efek yang
menyerupai efek morfin. Zat-zat ini dapat
dibedakan antara -endofrin, dynorfin dan
enkefalin (yunani, Enkephalos = otak
yang menduduki reseptor-reseptor
berlainan.
Reseptor Opioid
Ada 3 jenis utama reseptor opioid :
mu ()
Delta ()
Kappa ()
Klasifikasi Obat Golongan
Opioid
Atas dasar kerjanya obat ini dibagi dalam 3
kelompok.
1.Agonis opiate
Alkaloid candu : morfin, kodein, heroin, nicomorfin
Zat-zat sintesis, propoksifen, besitramida) peptidin dan
derivatnya (featanil, sufentanil) dan tramodol.
2.Antagonis opiate : Nalokson, nalorfin,
rentazosio, buprenafin dan nalbudin.
3.Kombinasi : zat-zat ini juga mengikat reseptor
opioid tetapi tidak mengaktivasi kerjanya
dengan sempurna.
(Obat-obat penting Drs. Tan Hoan Tjay dan Drs Kirana Rahardja, 2005).
Penggunaan
Tangga analgetika WHO telah menyusun suatu
program penggunaan anelgetika untuk nyeri
hebat (misalnya pada kanker) yang
menggolongkan obat dalam 3 kelas yakni :
Non Opioida : NSAIDs termasuk asetosal dan
kodein
Opioida lemah : d-propoksifen, tramodol dan
kodein atau kombinasi parasetaol dengan kodein.
Opioida kuat : Morfin dan derivate-derivatnya serta
zat-zat sintesis opioid.
Efek-Efek Samping Umum

Sepresi SSP : Dedsalnya sedasi,


menekan pernafasan dan batuk, mitosis,
hypothermia, dan perubahan suasana jiwa
(mood).
Saluran cerna : Motilitas berkurang
(obstipasi) kontraksi sfingter kandung empedu
(kolik batu empedu).
Saluran Urogenital : Retensi urin,
motilitas uterus berkurang
Saluran Napas : Bronchontriksi,
pernapasan menjadi lebih dangkal dan
frekuensinya menurun.
Sistem Sirkulasi : Vasodilatasi, hipertensi
dan bradicardi
Histamin-Liberator : Urticaria dan
gatal-gatal karena menstimulasi pelepasan
histamine.
Kebiasan dengan risiko adiksi pada
penggunaan lama. Bila terapi dihentikan dapat
Klasifikasi Obat Otonom
Berdasarkan kerjanya pada reseptor
dibagi menjadi 4 (FKUI, 2007)
Agonis penuh (Kuat)
Agonis parsial (agonis lemah sampai
sedang)
Campuran (Agonis dan antagonis)
Antagonis
Berdasarkan rumus bangunnya obat
golongan opioid dibagi menjadi :
Derifat tenantren
Fenilheptilamin
Fenilpiperidin
Morfinan
Benzomorfan
(DFT FKUI 2007, Edisi 5).
MORFIN DAN ALKALOID
OPIUM
Alkaloid asal opium secara kimia dibagi
dalam 2 golongan :

Golongan fenantren : morfin dan kodein

Gol Benzilisokinolin : Noskapin dan


Papaverin
Farmakodinamik

SSP :
Narkosis
Euforia (5-10 mg) pada pasien nyeri, sedih,
gelisah pada dosis sama pada orang normal
menimbulka DISFORIA
Analgesia
Eksitasi
Miosis
Depresi Nafas
Mual dan Muntah
Saluran Cerna :

Lambung : Morfin menghambat sekresi


HCl

USus halus : Morfin mengurangi


sekresi empedu dan pancreas dan
memperlambat pencernaan makanan di
usus halus. Mengurangi kontraksi
propulsive, meninggikan tonus dan
spasme periodic usus halus.

Usus besar : Morfin mengurangi atau


menghilangkan gerakan propuli usus
besar, meninggikan tonus dan
menyebabkan spasme usus besar
.
Duktus koledokus :Dosis terapi morfin,
kodein, hidromotorfinon dan
metilhidromorfinon menimbulkan
peninggian tekanan dalam duktus
koledokus.

Sistem kardiovaskuler :Pemberian morfin


dosis terapi tidak mempengaruhi tekanan
darah, frekuensi maupun irama denyut
jantung.
Otot polos lain :- Morfin menyebabkan
peninggian tonus,
amplitude kontraksi ureter
dan kandung kemih.
-Hilangnya rasa nyeri pada
kolik ginjal
-bronco kontriksi,
memperlambat partus
Kulitdosis terapi, morfin menyebabkan
pelebaran pembuluh darah kulit di flush area.
(muka, leher, dan dadabagian atas).
Metabolisme : suhu badan turun
vasodilatasi perifer dan
penghambatan mekanisme neural di
SSP.

Lain-lain : Opioid dapat


memodulasi system imun
Farmakokinetik :
Morfin tidak dapat menembus kulit utuh
tetapi dapat diabsorbsi melalui kulit luka,
morfin yang dapat menembus mukosa.
Efek analgetik pemberian oral lebih rendah
daripada pemberian parentesal dengan dosis
yang sama.
Pemberian dosis tungal, sebagian morfin
mengalami kenyugasi dengan asam
glukoronat di hepar, sebagian dikeluarkan
dalam bentuk bebas dan 10% tidak diketahui
nasibnya.
Ekskresi morfin terutama melalui ginjal
Indikasi :
Terhadap nyeri menghilangkan atau meredakan nyeri
hebat yang tidak dapat diobati dengan anelgesik
non-opoid.

Morfin sering diperlukan untuk nyeri yang menyertai


Infark miokard
Neoplasma
Kolik renal atau kolik empedu
Oklusio akut pembuluh darah parifer, pulmonal
atau koroner
Perikarditis akut, pleuritis dan pneumotoraks
spontan
Nyeri akibat trauma, luka baker, fraktur, nyeri
pasca bedah

Terhadap batuk
Edema paru akut
Efek Anti diare
Efek Samping :

Idiosinkrasi dan Alergi


Morfin dapat menyebabkan mual muntah
terutama pada wanita berdasarkan
idiosinkrasi.
Berdasarkan reaksi alergik dapat timbul
gejala seperti utikaria, eksantem,
dermatitis kontak, pruritas dan bersin.
Intoksikasi Akut
Toleransi, Adiksi dan
Abuse
Habituasi : Perubahan psikik
emosional, sehingga pasien kitagihan
akan morfin.
Ketergantungan fisik, yaitu kebutuhan
akan morfin karena faal dan biokimia
tubuh tidak berfungsi lagi tanpa
morfin.
Adanya toleransi
MEPERIDIN DAN DERIVAT
FENIPIPERIDIN LAIN
Farmakodinamik
SSP : Seperti morfin, meperidin
menimbulkan analgesia, sedasi euphoria,
depresi napas dan efek sentral lain.
Kardiovaskuler : Pemberian dosis terapi
meperidin pada pasien yang berbaring
tidak mempengaruhi sistem
kardiovaskuler, tidak menghambat
kontraksi miokard dan tidak mengubah
gambaran EKG.
Otot Polos :
Saluran cerna : Efek spasmogenik meperidin
terhadap lambung dan usus kecil lebih lemah
dari pada morfin. Kontraksi propulsive dan
nonpropulsif saluran cerna berkurang.
Otot bronkus : menghilangkan
bronkospasme oleh histamine dan
metakolin.
Ureter : Peristaltik ureter berkurang
Uterus : Meperidin sedikit merangsang
uterus dewasa yang tidak hamil. Aktivitas
uterus hamil tua tidak banyak dipengaruhi
oleh meperidin.
Farmakokinetik
Absorbsi meperidin setelah pemberian
cara apapun berlangsung baik. Akan
tetapi kecepatan absorbsi mungkin tidak
teratur setelah suntikan IM. Kadar
puncak dalam plasma dicapai dalam 45
menit.
50% mengalami metabolisme intas
pertama pada per oral masa paruh
meperidin + 3 jam, 1/3 dari satu dosis
meperidin ditemukan dalam urin dalam
bentuk derivat N-dimetilasi.
Indikasi

Meperidin sbg Analgesia


Tindakan diagnostik seperti sitoskopi,
pielografi netrogad gastroskopi dan
pneumoensefalografi
Efek Samping, Kontra
Indikasi, dan Intoksikasi

Efek samping ringan: pusing,


berkeringat, euphoria, mulut kering,
mual, muntah, perasaan lemah,
gangguan penglihatan, palpitasi,
disforia, sinkop dan sedasi
Kontra indikasi penggunaan meperidin
menyerupai kontra indikasi terhadap
morfin dan opioid lain.
Adiksi dan Toleransi

Toleransi terhadap efek depresi


meperidin timbul lebih lambat dibanding
dengan morfin.
Gejala putus obat pada penghentian
tiba-tiba penggunaan meperidin timbul
lebih cepat tapi berlangsung lebih singkat
daripada gejala setelah penghentian
morfin dengan gangguan sistem otonom
yang lebih ringan
METADON DAN OPIOID
LAIN
METADON
Farmakodinamik
SSP : efek analgesik 7,5-10 mg metadon sama kuat
dengan efek 10 mg morfin. Dalam dosis tunggal
tidak menimbulkan hypnosis sekuat morfin.
Otot polos : Relaksasi sediaan usus dan
menghambat efek spasmogenik asetilkolin atau
histamine.
Miosis yang ditimbulkan metadon lebih lama
daripada oleh miosis oleh morfin.
Sistem kardiovaskuler : -Vasodilatasi perifer
hipotensi orostatik.
Farmakokinetik :
Setelah suntikan metadon subkutan
ditemukan kadar dalam plasma yang tinggi
selama 10 menit pertama
Sekitar 90% metadon terikat protein
plasma. Metadon diabsorbsi baik lewat
usus.
Sebagian besar metadon yang diberikan
akan ditemukan dalam urin dan tinja
sebagai hasil biotranformasi yaitu pirolidin
dan pirolin.
Kurang dari 10% mengalami ekskresi dalam
bentuk asli.
Indikasi :

Anelgesia

Antitusif
Efek Samping :
Perasaan ringan, pusing, kantuk, fungsi
mental terganggu, berkeringat, pruritus,
mual dan muntah.
Toleransi dan
Kemungkinan Adiksi
Toleransi metadon dapat timbul terhadap efek
analgetik, mual, anorexia miotik, sedasi,
depresi napas, dan efek kardiovaskuler, tetapi
tidak timbul terhadap konstipasi.
Timbulnya ketergantungan fisik setelah
pemberian metadon secara kronik dapat
dibuktikan dengan cara menghentikan obat
atau dengan memberikan nalorfin.
Kemungkinan timbulnya adiksi ini lebih kecil
daripada bahaya adiksi morfin.
PROPOKSIVEN
Farmakodinamik
Propoksifen berefek analgetik karena kerja
sentralnya.Kurang selektif dibandingkan
morfin. Propoksifen 65-100 mg secara oral
memberikan efek yang sama kuat dengan
65 mg kodein, sedangkan 130 mg
propoksifen parental menimbulkan
perasaan panas dan iritasi ditempat
suntikan.
Farmakokinetik
Propoksifen diabsorbsi setelah
pemberian oral maupun parental seperti
kodein, aktifitas jauh berkurang jika
propoksifen diberikan peroral
Indikasi
Propoksifen digunakan untuk nyeri ringan
hingga nyeri sedang.

Efek samping
Dosis terapi : tidak berpengaruh pada
kardiovaskuler
Dosis ekuianalgetik : mual, anoreksia,
sembelit, nyeri perut dan kantuk
Dosis toksik : Depresi SSP dan depresi napas
Dosis lebih besar : Konvulsi.
Adiksi :
Timbulnya adiksi terhadap propoksifen
lebih kecil kemungkinannya daripada
terhadap kodein.
Penghentian tiba-tiba pada terapi :
Gejala putus obat ringan.
ANTAGONIS OPIOID DAN
AGONIS PARSIAL
ANTAGONIS OPIOID
Nalokson merupakan prototip antagonis
opioid yang relatif murni, demikian pula
naltrekson yang dapat diberikan peroral
dan memperlihatkan masa kerja yang
lebih lama daripada nalokson. Kedua
obat ini merupakan antagonis kompetitif
pada reseptor ,,, tetapi afinitasnya
terhadap reseptor jauh lebih tinggi.
Farmakodinamik :
Efek tanpa pengaruh Opioid
Pada berbagai eksperimen diperlihatkan
bahwa Nalokson :
Menurunkan ambang nyeri pada mereka yang
biasanya ambang nyerinya tinggi.
Mengantagonis efek analgetik plasebo.
Mengantagonis analgesia yang terjadi akibat
perangsangan akibat jarum akupuntur.

Nalorfin dan levelorfan juga menimbulkan


depresi napas yang diduga karena kerjanya
pada reseptor .
Efek dengan Pengaruh Opioid
Semua efek agonis opioid pada reseptor
diantagonis oleh nalokson dosis kecil
(0,4-0,8 mg) yang diberikan IM atau IV.
Pada dosis besar nalokson yang
menyebabkan kebalikan efek
psikotomimetik dan disforia akibat
agonis-antagonis.
Farmakokinetik :
Nalokson hy dapat diberikan parental, secara
oral mengalami metabolisme lintas pertama. Di
metabolisme dihati terutama dengan
glukoronidasi t1/2 1 jam masa kerja 1-4 jam.
Naltrekson efektif peroral, kadar puncak 1-2
jam, t1/2 3 jam masa kerja mendekati 24 jam.
Metabolitnya, 6-naltreksol,.
Naltrekson lebih poten dari Nalokson, pada
pasien adiksi opioid pemberian 100 mg secara
oral dapat menghambat efek euphoria yang
ditimbulkan oleh 25 mg heroin IV selama 48
jam
Toleransi Dan
Ketergantungan Fisik
Nalokson, nalorfin dan levalorfan kecil
kemungkinannya disalahgunakan sebab :
Tidak menyebabkan ketergantungan fisik
Tidak menyokong ketergantungan fisik
morfin
Dari segi subyektif dianggap sebagai
obat yang kurang menyenangkan bagi
para pecandu.
Indikasi :

Mengatasi depresi napas akibat takar


lajak opioid, pada bayi yang baru
dilahirkan oleh ibu yang mendapat opioid
sewaktu persalinan.
Akibat tentamen suicide dengan suatu
opioid
Mendiagnosis dan mengobati
ketergantungan fisik terhadap opioid.
Sediaan dan Posologi
Nalorfin HCl (Nalin HCl) : Parenteral 0,2
mg nalorfin / ml untuk anak, 5 mg nalorfin
/ ml untuk dewasa.
Juga tersedia levalorfon 1 mg/ml dan
nalokson 0,4 mg/ml
AGONIS PARSIAL
PENTAZOSIN
Farmakodinamik :
Antagonis lemah reseptor , agonis kuat reseptor
sehingga tidak mengantagonis depresi napas
oleh morfin.
Efek pada SSp mirip opioid : menyebabkan
analgesia, sedasi dan depresi napas.
Efek pada saluran cerna mirip efek opioid,
sedangkan pada uterus efeknya mirip efek
meperidin.
Respon kardiovaskuler, dosis tinggi
menyebabkan peningkatan tekanan darah dan
frekuensi denyut jantung.
Farmakokinetik :
Diserap baik lewat pemberian apa saja,
tetapi karena mengalami metabolisme
lintas pertama, biovaibilitas peroral
bervariasi di metabolisme efektif dihati,
diekskresi sebagai metabolit lewat urin.

Indikasi :
Mengatasi nyeri sedang
Medikasi praanestetik
BUTORFANOL
Pada pasien pasca bedah, suntikan
Butorfanol menimbulkan analgesia dan
depresi napas menyerupai efek akibat
suntikan 10 mg morfin atau 80 mg
meperidin.
Dosisi abalgesik butorfanol, meningkatkan
tekanan arteri pulmonal dan kerja jantung.
Butorfanol mirip dengan morfin dalam hal
mula kerja. Waktu tercapainya kadar
puncak dan masa kerja, t1/2 kira-kira 3 jam
Efek samping :
Kantuk
Rasa lemah
Berkeringat
Rasa mengambang dan
Mual
Gangguan kardiovaskuler palpitasi dan
gangguan kulit rash.
Indikasi :
Butorfanol efektif mengatasi nyeri akut
pasca bedah.
Untuk medikasi praanestetik tetapi efek
sedasinya lebih kuat.
Kontra Indikasi :
Untuk nyeri yang disertai infark miokard
akut.
BUPRENORFIN
Menimbulkan analgesia dan efek lain
pada SSP seperti morfin
Tergantung dosis, buprenorfin
menyebabkan gejala abstinensi pada
pasien yang sedang menggunakan
agonis reseptor untuk beberapa
minggu.
Buprenorfin diabsorbsi relatif baik,
buprenorfin 0,4-0,8 mg sublingual
menimbulkan abelgesia yang baik
pada pasien pasca bedah
Kadar puncak dalam darah dapat dicapai
dalam 5 menit setelah suntikan IM dan 1-
2 jam oral / sublingual, t1/2 3 jam
Buprenorfin dapat menimbulkan
ketergantungan fisik dan tanda-tanda
putus obat seperti morfin, tetapi tidak
terlalu berat.
TRAMADOL
Adalah analog kodein sintetik yang
merupakan agonis reseptor yang lemah.
Tramadol untuk nyeri ringan sampai
sedang, tetapi untuk nyeri berat atau
kronik lebih lemah.
Untuk nyeri persalinan tramadol sama
efektif dengan meperidin
Efek samping yang umum mual, muntah,
pusing, mulut kering, sedasi, dan sakit
kepala.
Tramadol dapat menyebabkan konvulsi
atau kambuhnya serangan konvulsi.
ANTITUSIF NON OPIOID

DEKSTROMETORFAN
Dekstrometorfan berbeda dengan I-
isomernya, tidak berefek analgesik atau
bersifat adiktif.
Toksisitas zat ini rendah sekali, tetapi
dosisi sangat tinggi mungkin
menimbulkan depresi napas.
Dekstrometorfan tersedia dalam bentuk
tablet 10 mg dan sebagai sirop dengan
akdar 10 mg dan 15 mg / 5 ml. Dosisi
dewasa 10-30 mg diberikan 3-4 kali
sehari.
NOSKAPIN
Noskapin merupakan penglepas histamine
yang paten , dosis besar dapat
menyebabkan bronkokontriksi dan
hipotensi sementara.
Zat ini tidak menimbulkan habituasi
maupun adiksi. Dosis sampai 90 mg tidak
menimbulkan depresi napas.
Dosis yang dianjurkan 3-4 kali 15-30 mg
sehari. Dosis tunggal 60 mg pernah
digunakan untuk batuk paroksismal.
Berbagai kelebihan dan kekurangan dari
analgetik opioid :
Morfin, merupakan prototipe dari obat ini, yang
tersedia dalam bentuk suntikan, per-oral
(ditelan) dan per-oral lepas lambat. Sediaan
lepas lambat memungkinkan penderita terbebas
dari rasa nyeri selama 8-12 jam dan banyak
digunakan untuk mengobati nyeri menahun.

Analgetik opioid seringkali menyebabkan


sembelit, terutama pada usia lanjut. Pencahar
(biasanya pencahar perangsang, contohnya
senna atau fenolftalein) bisa membantu
mencegah atau mengatasi sembelit
Opioid dosis tinggi sering menyebabkan
ngantuk. Untuk mengatasinya bisa
diberikan obat-obat perangsang
(misalnya metilfenidat).
Analgetik opioid bisa memperberat mual
yang dirasakan oleh penderita. Untuk
mengatasinya diberikan obat anti
muntah, baik dalam bentuk per-oral,
supositoria maupun suntikan (misalnya
metaklopramid, hikroksizin dan
proklorperazin).
Opioid dosis tinggi bisa menyebabkan
reaksi yang serius, seperti melambatnya
laju pernafasan dan bahkan koma. Efek
ini bisa dilawan oleh nalokson, suatu
penawar yang diberikan secara
intravena.
ANALGESIK
ANTIPIRETIK,
ANALGESIK AINS, OBAT
GANGGUAN SENDI
LAINNYA
(ANALGETIK NON
NARKOTIK)
PENDAHULUAN
Obat Analgesik Non-Narkotik dalam Ilmu
Farmakologi juga sering dikenal dengan
istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik
Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik),
yang terdiri dari obat-obat yang tidak
bersifat narkotik dan tidak bekerja
sentral.
Semua analgetik non-opiod (kecuali
asetaminofen) merupakan obat anti
peradangan non-steroid (NSAID, anti-
inflammatory drug).

Obat-obat ini bekerja melalui 2 cara :


Mempengaruhi sistem prostaglandin, yaitu
suatu sistem yang bertanggung jawab
terhadap timbulnya rasa nyeri.
Mengurangi peradangan, pembengkakan dan
iritasi yang seringkali terjadi di sekitar luka
dan memperburuk rasa nyeri
Efek Farmakodinamik
Efek Analgesik :
Sebagai analgesic, obat mirip aspirin hanya
efektif terhadap nyeri dengan intensitas rendah
sampai sedang, missal sakit kepala miagia,
artralgia dan nyeri lain yang berasal dari
integument.
Efek antipiretik :
Obat mirip asphirin akan menurunkan suhu
badan hanya pada keadaan demam.
Efek Anti Inflamasi :
Obat mirip aspirin lebih dimanfaatkan sebagai
anti inflamasi pada pengobatan kelainan
muskuloskeletel
Efek Samping
Induksi tukak lambung / tukak peptik
Gangguan fungsi trombosit
Reaksi hipersensitifitas (pada beberapa
orang) terhadap aspirin dan obat mirip
aspirin (seperti rimtis vasomotor, edema
angioneurotik, urtikaria, asma bronchial)
(FKUI, 2007)
PEMBAHASAN OBAT I
(FKUI, 2007)
SALISILAT, SALISILAMID &
DEFLUNISAL
SALISILAT
Farmakodinamik :
Salisilat, khususnya asetosal digunakan
sebagai analgesic, antipiretik dan
antiinflamasi.
Farmakokinetik
Per oral, diabsorbsi utuh dilambung dan
sebagian besar di usus halus bagian
atas, kemudian menyebar ke seluruh
tubuh dan cairan transeluler.
Indikasi
Antipiretik
Analgesik
Demam reumatik akut
Arthritis reumatid
Mencegah thrombus koroner, thrombus
vena dalam
Sediaan
Aspirin : tablet 100 mg (anak)
500 mg (dewasa)
SALISILAMID
Eefek analgesik salisilamid lebih rendah
daripada salisilat, mengalami metabolisme
lintas pertama.
Pemberian bersama meningkatkan efek terapi
dan toksisitas obat tersebut.
Dosis Analgesik antipiretik untuk orang dewasa
3-4 X 300-600 mg sehari, anak GS
mg/kgBB/hari, 6 X sehari untuk dosis reumatik,
oral 3-6 kali 2 g sehari
DEFLUNISAL
Analgesik dan Anti inflamasi
Tidak bersifat antipiretik
Indikasi :
Analgesik ringan sampai sedang. Dosis
awal 500 mg disusul 250-500 tiap 8-12
jam.
Untuk Osteoartritis :
Dosis awal 2 kali 250-500 mg sehari tidak
melampaui, 1,5 gram sehari.
Dosis pemeliharaan.
PARA AMINOFENOL
Derivat para amino fenol : fenasetin &
asetaminofen (parasetamol)
Farmakondinamik
Serupa dengan salisilat yaitu
menghilangkan atau mengurangi nyeri
ringan sampai sedang.
Menurunkan suhu tubuh
Farmakokinetik
Absorbsi lewat saluran cerna t 1-3 jam
konsentrasi tertinggi dalam plasma
jam. Dimetabolisma oleh enzim
mukrosom hati. Konjugasi asam
glukuronat & asam sulfat, ekskresi
melalui ginjal.
Indikasi
Analgesik dan Antipiretik
Efek Samping
eritema
urtikaria
demam
lesi mukosa
Toksisitas Akut
Nekrosis hati
Nekrosis tubuli renalis
Koma hipoglikemik
Sediaan dan Pasologi
Parasetamol : obat tunggal, tablet 500 mg atau
sirup 120 mg/5 ml kombinasi tetap dalam
bentuk tablet atau cairan.
Parasetamol dewasa 300 mg 1 g per kali
maksimum 4 g per hari. Anak 6-12 th : 150
300 mg/kali maksimum 1,2 g/hari. 1-6 tahun :
60 120 mg/hari maksimum 6 hari sekali.
Dibawah 1 tahun : 60 mg/ kali maksimum 6 kali
sehari.
PIRAZOLON DAN DERIVAT
Diprion, fenilbutazon, oksifenbutazon,
antipirin dan aminopirin.
Indikasi
Analgesik
Antipiretik
Anti Inflamasinya lemah
Efek Samping Dan Intoksikasi
Agranulositosis (dipiron)
Hemolis, edema, tremor, mual, muntah,
perdarahan lambung dan anuria. (Dipiron)
FENILBUTAZON & OKSIFENBUTAZON

Tidak lagi dianjurkan sebagai anti


inflamasi
ANALGESIK ANTI INFLAMASI
NON STEROID LAINNYA

ASAM MEFENAMAT & MEKLOFENAMAT


Asam mefenamat sebagai analgesik, anti
inflamasi, kurang efektif disbanding aspirin

Meklofenamat digunakan sebagai obat


antiinflamasi pada terapi arthritis
rheumatoid dan ostecartritis
Efek Samping
Dispesia
Diare
Iritasi mukosa lambung
Hipersensitivitas (eritemia kulit dan
bronkokontriksi
Anemia hemolitik

Dosis asam mefenamat 2-3 kali 250-


500 mg sehari
Meklofenamat : 200-400 mg sehari
untuk terapi penyakit sendi
Contoh obat analgesik antiinflamasi nonsteroid
lainnya adalah :
Dilofenak
Fenbufen
Ibubrofen
Ketoprofen
Naproksen
Asam Tiaprofenat
Indometasin
Peroksikam dan meloksikam
Nabumeton
Koks 2 selektif
OBAT PIRAI
Ada 2 kelompok obat pirai :
Yang menghentikan proses inflamasi
akut,misalnya:
Kolkisin
Fenilbutazon
Oksifenbutazon
Endometasin
Yang mempengaruhi kadar asam urat, misalnya
:
Probenesid
Alpurinol
Sulfinpirasol
ANTIREUMATIK PRAMODIFIKASI
PENYAKIT (APP)
Yang Tergolong kelompok ini adalah
:
Metrotreksat
Azatioprin
Penisilamin
hidroksiklorakmin
Klorokuin
Senyawa emas dan
Sulfasalazin
PEMBAHASAN OBAT II
(http://ishak.unpad.ao.id/?p=886)

PARACETAMOL
Parasetamol yang dijual
dengan berbagai nama
dagang. Beberapa
diantaranya adalah Sanmol,
Pamol, Fasidol, Panadol,
Itramol dan lain lain
Dalam sediaannya sering
dikombinasi dengan cofein yang
berfungsi meningkatkan
efektivitasnya tanpa perlu
meningkatkan dosisnya.
Paracetamol adalah sebuah obat
analgetik untuk pasien yang tak
tahan asetosal (dikenal dengan
Kontra Indikasi :
Hipersensitif terhadap
parasetamol dan defisiensi
glokose-6-fosfat
dehidroganase tidak boleh
digunakan pada penderita
dengan gangguan fungsi hati.
Paracetamol sering dikombinasikan
dengan aspirin untuk mengatasi rasa nyeri
pada rematik sebab paracetamol tidak
mempunyai efek anti inflamasi seperti
aspirin sehingga bila kedua obat ini
digabung maka akan didapatkan sinergi
pengobatan yang bagus pada penyakit
rematik.
Paracetamol aman diberikan pada wanita
hamil dan menyusui namun tetap
dianjurkan pada wanita hamil untuk
NEURALGIN

Indikasi :
Meringankan rasa nyeri pada sakit
kepala, sakit kepala pada migrain,
nyeri otot, sakit gigi dan nyeri haid.
Kontra Indikasi:
Hipersensitif terhadap paracetamol atau
ibuprofen dan anti-inflamasi non-steroid
(AINS) lainnya serta caffeine penderita
dengan ulkus peptikum (tukak lambung
dan usus 12jari) yang berat dan aktif.
Penderita dimana bila menggunakan
acetosal atau obat-obat AINS lainnya
akan timbul gejala asma, rhinitis
(selesma) atau urtikana.
Wanita pada kehamilan tiga bulan
terakhir
Komposisi :
Tiap tablet mengandung :
Paracetamol...................... 350mg
Ibuprofen........................ 200 mg
Cafeine .......................... 50 mg
Efek Samping :
Yang paling sering adalah gangguan
saluran eerna seperti mual, muntah,
nyeri ulu hati, kemerahan pada kulit,
trobositopenia, limfopenia, dll
Peringatan dan Perhatian :
Hati-hati penggunaan pada penderita tukak
lambung dan pendarahan saluran cerna
(aktif/riwayat), penyakit hati dan ginjal berat,
wanita hamil (tidak dianjurkan) terutama pada
kehamilan usia lanjut, wanita menyusui (tidak
dianjurkan), dan penderita dengan
ketergantungan alkohol, gagal jantung,
hipertensi, dan penyakit lain yang
menyebabkan retensi cairan tubuh, ganguan
pembekuan darah, asma, lupus eritomatosus
sistemik.
IBUPROFEN
Asetosal (dikenal sebagai aspirin) tidak
dianjurkan bila lambung pasien tidak
tahan karena sifat asamnya.
Asetosal dalam dosis 1 tablet dewasa
menyebabkan darah menjadi encer
sehingga perdarahan (seperti dalam haid
atau terluka) akan sulit berhenti karena
darah tidak dapat membeku.
Asetosal juga tidak dianjurkan bila
penyebab demam adalah virus (campak,
cacar air, dan sebagainya), terutama pada
anak karena asetosal dihubungkan
dengan komplikasi fatal yang disebut
Reye syndrome
ASAM MEFENAMAT
(tidak termasuk golongan obat bebas kecuali
yang 250 mg untuk orang dewasa)
Obat ini dikenal masyarakat sebagai
Ponstan, dan dipiron (dikenal sebagai
Antalgin atau Novalgin). Kedua obat mi tidak
dibenarkan dibeli di toko obat atau apotek
karena harus memakai resep. Asam
mefenamat digunakan sebagai analgesik.
Efek samping terhadap saluran cerna sering
timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi
lain terhadap mukosa lambung.
TRAMADOL

Tramadol digunakan untuk sakit nyeri


menengah hingga parah yang
memerlukan waktu yang lama.
Jangan minum tramadol lebih dari 300
mg sehari
BENORYLATE
Benorylate adalah kombinasi dari
parasetamol dan ester aspirin. Obat ini
digunakan sebagai obat antiinflamasi
dan antipiretik
Obat ini tidak boleh digunakan untuk
anak yang mengidap Sindrom Reye.
FENTANYL
Fentanyl termasuk obat golongan analgesik
narkotika. Analgesik narkotika digunakan
sebagai penghilang nyeri. Dalam bentuk
sediaan injeksi IM
Fentanyl digunakan untuk menghilangkan
sakit yang disebabkan kanker.

Pada pemakaian yang lama dapat


menyebabkan ketergantungan tetapi tidak
sering terjadi bila pemakaiannya sesuai
dengan aturan.
NAPROXEN
Naproxen termasuk dalam golongan
antiinflamasi nonsteroid, Naproxen
bekerja dengan cara menurunkan
hormon yang menyebabkan
pembengkakan dan rasa nyeri di
tubuh.
OBAT LAINNYA
Metamizol, Aspirin (Asetosal / Asam
asetil salisilat), Dypirone /
Methampiron, Floctafenine,
Novaminsulfonicum, dan Sufentanil.

http://ishak.unpad.ac.id/7p-886 diakses tanggal 11


Mei 2010 jam 21.39. WIB
SAMPUN

Вам также может понравиться

  • CA SERVIKS - Referat (DR - Rizki)
    CA SERVIKS - Referat (DR - Rizki)
    Документ37 страниц
    CA SERVIKS - Referat (DR - Rizki)
    Anisha Puspa Melati
    80% (5)
  • Analgetik Narkotik (Opioid)
    Analgetik Narkotik (Opioid)
    Документ35 страниц
    Analgetik Narkotik (Opioid)
    Jorge Davis
    Оценок пока нет
  • Analgetik Narkotik & Non Narkotik
    Analgetik Narkotik & Non Narkotik
    Документ97 страниц
    Analgetik Narkotik & Non Narkotik
    purwandita
    100% (4)
  • Opioid Analgesik
    Opioid Analgesik
    Документ59 страниц
    Opioid Analgesik
    shalyhasny
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Документ13 страниц
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Mohammad Fadel Satriansyah
    Оценок пока нет
  • Referat Analgesik
    Referat Analgesik
    Документ17 страниц
    Referat Analgesik
    AKD
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Документ26 страниц
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Barri Ratlisyah Ali
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Документ20 страниц
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    inezamelinda
    100% (3)
  • Ileus Obstruktif
    Ileus Obstruktif
    Документ20 страниц
    Ileus Obstruktif
    Decau Raffa
    50% (4)
  • Analgesik Opioid
    Analgesik Opioid
    Документ58 страниц
    Analgesik Opioid
    Ratih Sukmarini Sujendra
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid
    Analgetik Opioid
    Документ55 страниц
    Analgetik Opioid
    Lyna Pangaribuan
    Оценок пока нет
  • Analgesik Narkotik
    Analgesik Narkotik
    Документ8 страниц
    Analgesik Narkotik
    Saskia Maharani
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid Lengkap
    Analgesik Opioid Lengkap
    Документ29 страниц
    Analgesik Opioid Lengkap
    Kusnawati
    Оценок пока нет
  • Refrat Analgesik Opioid
    Refrat Analgesik Opioid
    Документ9 страниц
    Refrat Analgesik Opioid
    Elvina IndraDiva
    67% (3)
  • Obat Analgesik
    Obat Analgesik
    Документ12 страниц
    Obat Analgesik
    Syaila Sept
    Оценок пока нет
  • Obat Golongan Analgetik Opioid
    Obat Golongan Analgetik Opioid
    Документ12 страниц
    Obat Golongan Analgetik Opioid
    monickmahnda
    100% (2)
  • Analgetik
    Analgetik
    Документ29 страниц
    Analgetik
    Meilin Desty
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Документ26 страниц
    Analgetik Opioid Dan Non Opioid
    Barri Ratlisyah Ali
    Оценок пока нет
  • Farmakologi Morfin
    Farmakologi Morfin
    Документ12 страниц
    Farmakologi Morfin
    Elda Sari
    Оценок пока нет
  • CSS Opioid Wulanrizkyamelia
    CSS Opioid Wulanrizkyamelia
    Документ20 страниц
    CSS Opioid Wulanrizkyamelia
    WulanRizky Amelia
    Оценок пока нет
  • Obat Golongan Premedikasi
    Obat Golongan Premedikasi
    Документ8 страниц
    Obat Golongan Premedikasi
    Meyla Srirahayu
    Оценок пока нет
  • Keracunan Morfin
    Keracunan Morfin
    Документ16 страниц
    Keracunan Morfin
    Bayyinah Ardian
    100% (5)
  • Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Документ52 страницы
    Analgesik Opioid Dan Antagonis
    rian00019
    Оценок пока нет
  • Opioids Finished 2
    Opioids Finished 2
    Документ39 страниц
    Opioids Finished 2
    arthit faiz
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid
    Analgesik Opioid
    Документ20 страниц
    Analgesik Opioid
    Vicky Andrean
    Оценок пока нет
  • Microsoft Office Word Document
    Microsoft Office Word Document
    Документ7 страниц
    Microsoft Office Word Document
    Aditya Alfachri
    Оценок пока нет
  • Analgesik Dan Antagonis Opioid
    Analgesik Dan Antagonis Opioid
    Документ14 страниц
    Analgesik Dan Antagonis Opioid
    Tiara Zaharani Irawan
    Оценок пока нет
  • Referat Opioid Fitria
    Referat Opioid Fitria
    Документ13 страниц
    Referat Opioid Fitria
    kusumaningrum.fitria
    Оценок пока нет
  • ANALGESIK (Dr. Budhi Surastri)
    ANALGESIK (Dr. Budhi Surastri)
    Документ32 страницы
    ANALGESIK (Dr. Budhi Surastri)
    Astrid Bernadette Ulina Purba
    Оценок пока нет
  • Morfin Kelp 2 Revisi
    Morfin Kelp 2 Revisi
    Документ25 страниц
    Morfin Kelp 2 Revisi
    asti_rindarwati1745
    Оценок пока нет
  • Farmako Opioid
    Farmako Opioid
    Документ17 страниц
    Farmako Opioid
    Ratri Wulandari
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid
    Analgesik Opioid
    Документ3 страницы
    Analgesik Opioid
    Kiarra Vashti Nadira
    Оценок пока нет
  • Analgesik Narkotik
    Analgesik Narkotik
    Документ54 страницы
    Analgesik Narkotik
    Rifa Mahmudah
    Оценок пока нет
  • Pengelolaan Pasien Dengan Adiksi Opioid
    Pengelolaan Pasien Dengan Adiksi Opioid
    Документ16 страниц
    Pengelolaan Pasien Dengan Adiksi Opioid
    AulannisaHandayani
    Оценок пока нет
  • Makalah Analgetik
    Makalah Analgetik
    Документ35 страниц
    Makalah Analgetik
    Dewi Nurhasanah
    Оценок пока нет
  • Obat Pelengkap
    Obat Pelengkap
    Документ38 страниц
    Obat Pelengkap
    Ganpragur Ganesky
    Оценок пока нет
  • Penggolongan Obat Analgesik
    Penggolongan Obat Analgesik
    Документ16 страниц
    Penggolongan Obat Analgesik
    Vanya Fiona
    Оценок пока нет
  • Analgesik - Opioid
    Analgesik - Opioid
    Документ117 страниц
    Analgesik - Opioid
    xeon_hybridzz
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid
    Analgesik Opioid
    Документ31 страница
    Analgesik Opioid
    Melany Amdira II
    Оценок пока нет
  • Petidin Makalah
    Petidin Makalah
    Документ10 страниц
    Petidin Makalah
    errinahandayani
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Obat Opioid
    Tinjauan Obat Opioid
    Документ50 страниц
    Tinjauan Obat Opioid
    Muhamad Rockystanki
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid
    Analgetik Opioid
    Документ22 страницы
    Analgetik Opioid
    Nurshawina Kamaludin
    100% (3)
  • KERACUNAN Opioid
    KERACUNAN Opioid
    Документ16 страниц
    KERACUNAN Opioid
    Amy Tria Utami
    67% (3)
  • Presentasi Opioid Dan Antagonisnya
    Presentasi Opioid Dan Antagonisnya
    Документ18 страниц
    Presentasi Opioid Dan Antagonisnya
    Desy R L
    Оценок пока нет
  • Refrat Anesssss PP
    Refrat Anesssss PP
    Документ46 страниц
    Refrat Anesssss PP
    Elia Puspita Noviyanti
    Оценок пока нет
  • Opioid
    Opioid
    Документ9 страниц
    Opioid
    Havis
    Оценок пока нет
  • Telaah Jurnal Anestesi
    Telaah Jurnal Anestesi
    Документ8 страниц
    Telaah Jurnal Anestesi
    Anonymous VwqvAC
    Оценок пока нет
  • Opioid (Kel 4) (Revisi)
    Opioid (Kel 4) (Revisi)
    Документ21 страница
    Opioid (Kel 4) (Revisi)
    Joya Adinda
    Оценок пока нет
  • Bagian Farmakologi
    Bagian Farmakologi
    Документ25 страниц
    Bagian Farmakologi
    Markus biakai Markus
    Оценок пока нет
  • Analgetik Opioid
    Analgetik Opioid
    Документ35 страниц
    Analgetik Opioid
    Putu Reza Sandhya Pratama
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Документ10 страниц
    Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Adi Nugraha
    Оценок пока нет
  • Fentanyl
    Fentanyl
    Документ15 страниц
    Fentanyl
    WSADF
    Оценок пока нет
  • Obat Golongan Analgetik Opioid
    Obat Golongan Analgetik Opioid
    Документ6 страниц
    Obat Golongan Analgetik Opioid
    Av Rien
    Оценок пока нет
  • 8.morfin & Opioid
    8.morfin & Opioid
    Документ37 страниц
    8.morfin & Opioid
    Ika nur Anisa
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Analgesik Opioid Dan Antagonis
    Документ53 страницы
    Analgesik Opioid Dan Antagonis
    tri indriani
    Оценок пока нет
  • Percobaan Morfin
    Percobaan Morfin
    Документ9 страниц
    Percobaan Morfin
    Anastasia Lilian Suryajaya
    Оценок пока нет
  • Agonis Opioid
    Agonis Opioid
    Документ78 страниц
    Agonis Opioid
    Nicyla
    Оценок пока нет
  • Bahan Opioid
    Bahan Opioid
    Документ5 страниц
    Bahan Opioid
    Fenny Aprilia Saragih
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid
    Analgesik Opioid
    Документ12 страниц
    Analgesik Opioid
    Dedi Lihawa
    Оценок пока нет
  • Analgesik Opioid
    Analgesik Opioid
    Документ26 страниц
    Analgesik Opioid
    indranibwu
    Оценок пока нет
  • Opioid
    Opioid
    Документ39 страниц
    Opioid
    Iqbalalghifarry
    Оценок пока нет
  • Tugas Ikm
    Tugas Ikm
    Документ13 страниц
    Tugas Ikm
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Myopiaa
    Myopiaa
    Документ22 страницы
    Myopiaa
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Tinjauan Pustaka Faringitis
    Tinjauan Pustaka Faringitis
    Документ22 страницы
    Tinjauan Pustaka Faringitis
    Albert Eb
    Оценок пока нет
  • Ileus Obstruktif
    Ileus Obstruktif
    Документ20 страниц
    Ileus Obstruktif
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Myopiaa
    Myopiaa
    Документ21 страница
    Myopiaa
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Faringitis
    Faringitis
    Документ12 страниц
    Faringitis
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Faringitis
    Faringitis
    Документ12 страниц
    Faringitis
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Faringitis
    Faringitis
    Документ13 страниц
    Faringitis
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Faringitis
    Faringitis
    Документ12 страниц
    Faringitis
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Ileus
    Ileus
    Документ11 страниц
    Ileus
    Adriana Marsha Yolanda
    Оценок пока нет
  • Kanker Serviks
    Kanker Serviks
    Документ21 страница
    Kanker Serviks
    Muh Rizal
    Оценок пока нет
  • Referat Obgyn
    Referat Obgyn
    Документ37 страниц
    Referat Obgyn
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Ipi 199166
    Ipi 199166
    Документ8 страниц
    Ipi 199166
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет
  • Lapsus Kardio
    Lapsus Kardio
    Документ11 страниц
    Lapsus Kardio
    Nurul Asmi
    Оценок пока нет