Вы находитесь на странице: 1из 34

Marry Nadya Elmiera

Dini Paramita Defrin

RSUD AL IHSAN FK UNISBA Preseptor:


2011 Hj. Hertika, dr., Sp.PD
1
Penyakit infeksi parasit yang disebabkan oleh
Plasmodium yang menyerang eritrosit dan
ditandai dengan ditemukannya bentuk
aseksual didalam darah.
Infeksi malaria memberikan gejala berupa
demam, menggigil, berkeringat, anemia dan
splenomegali.
Dapat berlangsung akut maupun kronis.

2
Penyebab infeksi malaria adalah plasmodium
(P. falciparum, P.vivax, P. malariae, P. ovale),
termasuk dari genus plasmodium dari famili
plasmodidae.

Fase aseksual di jaringan hati dan eritrosit


pada manusia.
Fase seksual pada nyamuk anopheles betina.

3
4
5
STADIUM PARASIT Plasmodium vivax Plasmodium malariae Plasmodium falciparum

LAMA SIKLUS 48 jam 72 jam 36-48 jam


ASEKSUAL DALAM
DARAH

ERITOSIT YANG Membesar, pucat, titik Normal, kadang terlihat Normal, berbagai ukuran
TERINFEKSI Schuffner titik kecil (Zieman) titk Maurer

CINCIN 1/3-1/4 diameter eritrosit Lebih kecil dari Pl. vivax, Lebih kecil, biasa disertai
sitoplasma tebal infeksi multipel

SKIZON MUDA Tidak teratur, berbentuk Bulat, tidak ameboid, Oval atau bulat *)
ameboid bemtuk pita

SKIZON TUA 12-18 merozoit 6-12 merozoit, seperti 18-24 merozoit *)


bunga

PIGMEN Kuning kecoklatan, halus Coklat tua, kasar Coklat tua, tak begitu
kasar

GAMETOSIT Bulat/oval, lebih besar dari Bulat, lebih kecil dari P. Seperti bulan sabit/pisang
eri. vivax

*) TIDAK TERDAPAT PADA DARAH PERIFER


Catatan : Bentuk stadium P. Ovale menyerupai P. vivax dengan bentuk relatif lebih besar, lebih oval,
tiitik Schuffner lebih kasar dan distorsi bentuk eritrosit terutama pada stadium trofozoid matang dan
skizon
NYAMUK
MORFOLOGI NYAMUK DEWASA
Tubuhnya terdiri atas :
Kepala
Thorax
Abdomen

Plumos
e
Pilose
NYAMUK
MORFOLOGI NYAMUK DEWASA
ANOPHELINI (Anopheles sp.)

Posisi hinggap (istirahat)


Membentuk sudut
NYAMUK
MORFOLOGI NYAMUK DEWASA
ANOPHELINI (Anopheles sp.)

Anopheles sp. dewasa

Nyamuk Anopheles, vektor Sumber : Atlas Parasitologi Kedokteran. 1994


penyakit malaria Juni Prianto, Tjahaya P.U., Darwanto
NYAMUK
MORFOLOGI LARVA

Anopheles sp. Aedes sp.

Culex sp.
Sumber : Color Atlas of Medicine and Parasitology. 1977 W. Peters & H.M. Gillers
Menyebar di seluruh dunia, terutama daerah
tropis
>> Afrika, Asia, Amerika Selatan, India,
Carribean
Indonesia :
o Kawasan timur (Papua, NTT, maluku Utara,
Sulawesi Tenggara),
o >> P. falciparum & P. vivax (Jawa & Bali)
o Jawa Barat : Pandeglang, Ciamis, Sukabumi
>100 juta kasus/thn, kematian 1-2 juta (>>
pada anak)
6
Slide Master

Sumber : Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid III, 4th ed.
12
13
Anamnesis : Manifestasi Klinis Umum
Pada anamnesis sangat penting diperhatikan adalah gejala
klasik yang menjadi Trias Malaria secara berurutan :
a) Demam
b) Hepatosplenomegali
c) Anemia
Sering disertai sakit kepala, mual dan atau muntah
Kadang-kadang nyeri otot atau pegal-pegal pada orang
dewasa

14
Anamnesis
Riwayat berpergian dan bermalam 1 4 minggu yang lalu ke
daerah malaria (masa inkubasi)
Tinggal dan berdomisili di daerah endemis malaria
Pernah menderita malaria
Riwayat mendapat transfusi darah
Gejala pada daerah endemis biasanya lebih ringan dan tidak
klasik karena timbulnya antibodi, sedangkan pada non
endemis lebih klasik/khas dan cenderung menjadi berat.

15
Pemeriksaan Fisik
Demam dengan suhu lebih 37,5 40C
Konjungtiva palpebra bisa ditemukan anemis
Splenomegali. Pada daerah endemis splenomegali lebih
sering dan berderajat besar khususnya anak-anak
Hepatomegali
Gejala-gejala komplikasi seperti gangguan kesadaran, ikterik,
dll.
Adanya riwayat demam, anemia dan splenomegali dapat
mengarahkan pada diagnosis malaria.

16
Infeksi malaria memberikan gejala berupa demam,
menggigil, anemia dan splenomegali.
Demam tifoid demam > 7 hari ditambah keluhan sakit
kepala, sakit perut (diare kemudian obstipasi), lidah kotor,
bradikardia relatif, leukopenia, limfositosis relatif,
aneosinofilia, uji widal (+), biakan empedu (+)
Demam dengue demam tinggi terus menerus selama 2-7
hari disertai keluhan sakit kepala, nyeri tulang, nyeri ulu hati,
sering muntah, uji torniquet (+), penurunan jumlah trombosit
dan peninggian Hb dan Ht pada DBD, tes serologi inhibisi
hemaglutinasi, IgM atau IgG anti-dengue (+)

17
ISPA batuk, beringus, sakit menelan, sakit kepala,
manifestasi kesukaran bernafas : nafas cepat/sesak nafas, ada
stridor, retraksi dada.
Leptospirosis ringan demam tinggi, nyeri kepala, myalgia,
nyeri perut, mual, muntah, conjuctival injection, nyeri betis
yang menyolok. Pemeriksaan leptodipstik (+)

18
Pemeriksaan Tetes Darah Untuk Manusia
Pemeriksaan mikroskopik darah tepi untuk menemukan
adanya parasit malaria.
Pemeriksaan darah tepi negatif 3x baru dapat menyingkirkan
diagnosa.
Pemeriksaan pada saat demam dapat meningkatkan
kemungkinan ditemukannya parasit.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan tetesan preparat darah
tebal dan tipis.

19
Pemeriksaan Tetes Darah Tebal
Tetesan darah cukup banyak dibanding preparat darah tipis
Pemeriksaan parasit dilakukan selama 5 menit
Preparat dinyatakan negatif jika telah diperiksa 200 lapang
pandang dengan pembesaran 700-1000 kali

Pemeriksaan Tetes Darah Tipis


Digunakan untuk identifikasi jenis plasmodium
Dapat dilakukan berdasar jumlah eritrosit yang mengandung
parasit per 1000 sel darah merah
Jika jumlah parasit > 10.000 darah dapat menandakan infeksi
berat
20
Tes Antigen : P-F test
Mendeteksi antigen dari P. Falciparum.
Deteksi hanya 3-5 menit
Dipasarkan dengan nama OPTIMAL
Optimal dapat mendeteksi 0-200 parasit/uL darah dan dapat
membedakan P. Falciparum atau Plasmodium lainnya

21
Pemeriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction)
Pemeriksaan ini dianggap sangat peka dengan tekhnologi
amplifikasi DNA
Waktu yg dipakai cukup cepat dan sensitivitas maupun
spesifisitasnya tinggi
Keunggulan tes ini walaupun jumlah parasit sangat sedikit
dapat memberikan hasil positif

22
Secara global WHO telah menetapkan dipakainya pengobatan
malaria dengan memakai obat ACT (Artemisinin base
Combination Therapy) karena efektif dalam mengatasi
plasmodium yang resisten dengan pengobatan.

Golongan Artemisinin
Obat ini bekerja sangat cepat dengan waktu paruh kira-kira 2
jam, larut dalam air, bekerja sebagai schizontocidal darah
Karena menurut penelitian bahwa pemakaian obat tunggal
menimbulkan terjadi rekrudensi, maka direkomendasikan
untuk dipakai bersama obat lain

23
Pengobatan Golongan Artemisin
Nama Obat Kemasan/Tablet/Cap Dosis
Artesunat Oral (tab/cap) : 50 mg/200 mg Hari I : 2 mg/kgBB, 2 x
sehari
Hari II V : dosis tunggal
Injeksi IM/IV : 60 mg/amp 2,4 mg/kg/hari. Min 3 hari
Suppositoria : 100/200 mg/sup 1600 mg/3 hari atau 5
mg/kg/12 jam
Artemeter Oral (tab/cap) : 40 mg/ 50 mg 4 mg/kg dibagi 2 dosis hari
I; 2 mg/kg/hari untuk 6 hari
Injeksi 80 mg/amp 3,2 mg/kgBB pada hari I;
1,6 mg/kg selama 3 hari
Artemisinin Oral (tab/cap) 250 mg 20 mg/kg dibagi 2 dosis; 10
mg/kg untuk 6 hari
Suppositoria : 2800 mg/ 3 hari; yaitu 600
100/200/300/400/500 mg/supp mg dan 400 mg hari I dan 2
x 400 mg, 2 hari berikutnya
24
Pengobatan Golongan Artemisin
Nama Obat Kemasan/Tablet/Cap Dosis
Dihidroartemisinin Oral (tab/cap) : 20/60/80 mg 2 mg/kgBB/dosis 2x sehari
hari I dan 1x sehari 4 hari
selanjutnya
Suppositoria : 80 mg/sup
Artheether Injeksi i.m : 150 mg/amp arteether (artemotil) : 4,8
dan 1,6 mg/kg 6 jam
kemudian dan hari I; 1,6
mg/kg 4 hari selanjutnya.

25
Pengobatan malaria falciparum
Lini pertama = Artesunat + Amodiaquine + Primaquine

Tabletnya mengandung 25mg garam atau setara 15 mg basa. Diberikan


peroral dengan dosis tunggal 0.75mg basa/kgBB. (Jangan diberikan pada
ibu hamil, bayi < 1 tahun dan penderita defisiensi G6PD)

Jika, lini pertama tidak efektif Lini kedua

26
Lini kedua = Kina + Doksisiklin atau Tetrasiklin + Primaquine

Kina
Tablet kina mengandung 200mg kina fosfat ata sulfat. Kina diberikan
peroral,3 kali sehari dengan dosis 10mg/kgbb/kali selama 7 hari.
Doksisiklin
Tablet mengandung 50mg atau 10mg HCL. Diberikan 2 kali per hari selama
7 hari dengan dosis dewasa : 4mg/kgBB/hari, dan dosis anak 8-14 tahun :
2mg/kgBB/hari
Tetrasiklin
Tablet mengandung 250mg atau 500mg tetracycline HCL. Diberikan 4 kali
perhari selama 7 hari dengan dosis 4-5mg/kgBB/kali.

27
Pengobatan Malaria Vivaks, Malaria Ovale dan
Malaria Malariae

Malaria vivaks dan ovale


Lini pertama = Chloroquine + Primaquine

Malaria vivaks persisten chloroquine


Lini kedua = Kina + Primaquine

Malaria vivaks relapse


Pengobatan kasus malaria vivaks relaps (kambuh) sama dengan regimen
sebelumnya hanya dosis primaquine ditingkatkan.

Malaria Malariae
Pengobatannya diberikan chloroquine selama satu kali 3 hari, dengan
dosis total 25mg basa/kgBB.

28
Komplikasi terjadi 5-10% pada seluruh penderita malaria yang dirawat di
RS dan 20% nya merupakan kasus fatal.
Penderita malaria dengan dengan komplikasi umunya digolongkan sebagai
malaria berat yang menurut WHO didefinisikan sebagai infeksi P.
falciparum dengan satu atau lebih komplikasi sebagai berikut :
1. Malaria Serebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau
lebih dari 30 menit setelah serangan kejang; derajat penurunan
kesadaran harus dilakukan berdasarkan penilaian GCS
2. Acidemia/Acidosis :
o pH darah < 7.25 atau
o plasma bikarbonat < 15 mmol/l,
o klinis pernafasan dalam (respiratory distress)
3. Anemia berat (Hb < 5 g/dl atau hematokrit < 15%) pada keadaan
parasit > 10.000 uL

29
4. Gagal ginjal akut (urin < 400 mL/24 jam pada orang dewasa atau 12
ml/kgBB pada anak-anak) setelah dilakukan rehidrasi, disertai
kreatinin 3 mg/dl
5. Edema paru non-kardiogenik/ADRS (Adult Respiratory Distress
Syndrome)
6. Hipoglikemi : gula darah < 40 mg/dl
7. Gagal sirkulasi atau syok : tekanan sistolik < 70 mmHg; disertai
keringat dingin dan perbedaan temperatur kulit-mukosa 10 oC
8. Perdarahan spontan dari hidung, gusi, saluran cerna dan/atau disertai
kelainan laboratorik adanya gangguan koagulasi intravaskuler
9. Kejang berulang > 2x/24 jam
10. Makroskopik hemoglobinuri oleh karena infeksi malaria akut
11. Diagnosa post-mortem dengan ditemukannya parasit yang padat pada
pembuluh kapiler pada jaringan otak

30
Sangat dianjurkan untuk memperhatikan tindakan
pencegahan untuk menghindarkan diri dari gigitan nyamuk
yaitu dengan cara :
1. Tidur dengan kelambu, sebaiknya telah dicelup ke
pestisida
2. Menggunakan obat pembunuh nyamuk,
3. Memakai perlindungan ketika di alam bebas
4. Proteksi ruangan dengan kawat nyamuk
Gunakan kemoprofilaksis
Dapat menggunakan 2 tablet kloroquin (250 mg
klorokuin diposfat) setiap minggu
1 minggu sebelum berangkat dan 4 minggu setelah
kembali
Derah yang resisten menggunakan 100 mg/hari atau
mefloquin 250 mg/minggu

31
Prognosis malaria berat tergantung kecepatan dan
ketepatan diagnosis serta pengobatan.
Pada malaria berat yang tidak ditanggulangi, maka
mortalitas yang dilaporkan pada anak-anak 15 %, dewasa
20%, dan pada kehamilan meningkat sampai 50 %.
Prognosis malaria berat dengan kegagalan satu fungsi organ
lebih baik daripada kegagalan 2 fungsi organ.
Mortalitas dengan kegagalan 3 fungsi organ, adalah
>50%.
Mortalitas dengan kegagalan 4 atau lebih fungsi organ,
adalah >75%.
Adanya korelasi antara kepadatan parasit dengan mortalitas,
yaitu:
Kepadatan parasit < 100.000 / ul, maka mortalitas <1%.
Kepadatan parasit > 100.000 / ul, maka mortalitas >1%.
Kepadatan parasit > 500.000 / ul, maka mortalitas >50%.

32
Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila
mengalami malaria berat. Pada malaria berat,
mortalitas tergantung pada kecepatan penderita
tiba di RS, kecepatan diagnosa dan penanganan
yang tepat.

Makin banyak jumlah komplikasi akan diikuti


dengan peningkatan mortilitas.

33
34

Вам также может понравиться