Вы находитесь на странице: 1из 35

Temuan pada KTG

Baseline : 120-160
dpm
DJJ basal (saat
relaksasi)

Variabilitas : 6-25 dpm

DJJ dalam
pemeriksaan CTG
Akselerasi : normalnya
ada akselerasi
Perubahan DJJ
periodik (saat
kontraksi/ aktivitas
janin) Deselerasi : tidak ada
deselerasi atau hanya
timbul deselerasi dini

Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. BACK
USA. 2010: 410-440.
BACK

Baseline
Takhikardia >160 dpm, Bradikardia <120 dpm,
dalam keadaan : dalam keadaan :
Hipoksia janin (ringan/ Hipoksia janin (berat/
kronik) akut)
Kehamilan <30 minggu Hipotermia janin
Infeksi ibu atau janin Bradiaritmia janin
Ibu febris atau gelisah Obat : propanolol, obat
Ibu hipertiroid anestesia lokal
Takhiaritmia janin Janin dengan kelainan
Obat : atropin, jantung bawaan
betamimetik

Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Variabilitas
Variabilitas menggambarkan sistem persarafan janin
Penyebab variabilitas rendah selain hipoksia :
Janin tidur
Kehamilan preterm
Janin anensefalus
Blokade n.Vagus
Kelainan jantung bawaan
Obat : narkotik, diazepam, MgSO4
Variabilitas :
Amplitudo 6-25 dpm : normal
Amplitudo 2-5 dpm : berkurang
Amplitudo <2 dpm : menghilang
Amplitudo >25 dpm : saltatory

Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-
440.
Variabilitas Variabilitas

Jangka pendek Jangka panjang

Gambaran osilasi kasar


Perbedaan interval antar
dan jelas, rata-rata 3-
denyut, rata-rata 2-3 dpm
6x/mnt

Variabilitas jangka pendek hilang dan variabilitas jangka


panjang lebih dominan maka dikatakan sebagai gambaran
sinusoidal, menggambarkan :
-Hipoksia janin berat
-Anemia kronik
-Fetal eritoblastosis
-Rh-sensitized
-Pengaruh obat Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18.
Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
BACK

Gambaran KTG normal


VARIABILITAS :
6 - 25 dpm

CARDIO

BASELINE :
140 dpm

KONTRAKSI :
>2X dlm 10 mnt

TOCO
BACK
Akselerasi
Respon simpatetik dimana terjadi peningkatan
frekuensi DJJ dengan amplitudo >15 dpm, selama
15 detik dan terjadi minimal 2x dalam 20 menit AKSELERASI :
>2X dlm 10 mnt

Terjadi sesuai
Akselerasi dengan
seragam kontraksi
uterus

Akselerasi

Terjadi sesuai
dengan
Akselerasi
gerakan/
bervariasi
rangsangan
janin

Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Deselarasi
Respon parasimpatis (n.Vagus) melalui baroresptor
atau kemoreseptor sehingga terjadi penurunan
frekuensi DJJ
Deselerasi
dini
Deselerasi
Deselerasi
variabel
Deselerasi
lambat
Saifuddin AB, et al. Ilmu Kebidanan. Kardiotokografi janin dan velosimetri. Edisi Keempat. yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawihardjo. Jakarta. 2010: 221-246.
Deselerasi dini
Timbul dan hilang bersama
dengan kontraksi uterus
Amplitudo turun tidak >20
dpm
Lamanya <90 detik
baseline dan variabilitas
normal

Sering terjadi pada persalinan normal,


akibat penekanan kepala janin oleh
jalan lahir mengakibatkan hipoksia dan
merangsang refleks vagal
Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd edition. Chapter 18. Intrapartum assessment. McGraw-Hill. USA. 2010: 410-
440.
Deselerasi variabel
Gambaran deselerasi yang
bervariasi
Deselerasi terjadi cepat &
penurunan frekuensi bisa sampai
60 dpm
Biasanya terjadi akselerasi
sebelum dan sesudah deselerasi
Deselerasi variabel berat jika
mencapai 60 dpm dgn lama 60
detik
Bila deselerasi variabel berulang
atau memanjang hipoksia janin
berlanjut

Penekanan tali pusat selama


kehamilan atau kala I, jika variabilitas
Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd
baik janin tidak mengalami hipoksia
edition. Chapter 18. Intrapartum assessment.
McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
yang berarti
Penurunan aliran darah dari ibu menyebabkan hipoksia
janin, jika janin bisa kompensasi tidak ada perubahan CTG,
namun kontraksi uterus menyebabkan aliran darah
semakin berkurang sehingga merangsang kemoreseptor
dan n.Vagus

Deselerasi lambat
Timbul 20-30 detik setelah kontraksi
dimulai
Berakhir setelah 20-30 detik setelah
kontraksi hilang
Lamanya <90 detik
Timbul berulang setiap kontraksi dengan
intensitas sesuai kontraksi uterus
DJJ normal atau takikardia ringan, hipoksia Cunningham FG, et al. William Obstetrics. 23rd
berat menjadi bradikardi edition. Chapter 18. Intrapartum assessment.
McGraw-Hill. USA. 2010: 410-440.
BACK

DESELERASI
VARIABEL

DESELERASI DESELERASI
DINI LAMBAT
Interpretasi penilaian DJJ

BACK
National institute for clinical excellence. The use of electronic fetal monitoring : the use and interpretation of
cardiotocography in intrapartum fetal surveillance. London. Mei 2001: 1-10.
Non Stress Test (NST) : Menilai hubungan
DJJ dengan aktivitas janin. Interpretasi :
Reassuring : minimal 2x gerakan janin dalam 20
menint, akselerasi 10-15 dpm, baseline 120-160,
variabilitas 6-25
Non reassuring : tidak ada gerakan janin selama 20
menit, akselerasi tidak tampak setiap gerakan janin,
variabilitas mungkin masih ada, berkurang atau hilang
Meragukan : gerakan janin <2x dalam 20 menit,
akselerasi <10 dpm, baseline 120-160, variabilitas 6-25
NST abnormal : bradikardia, deselerasi 40 dpm atau
lebih di bawah baseline atau DJJ sampai 90 dpm lama
nya 60 detik
Contraction stress test (CST) : menilai DJJ
dlm hubungannya dengan kontraksi uterus.
Interpretasi :
Negatif : baseline normal, variabilitas normal, tidak ada deselerasi
lambat, mungkin ada deselerasi dini dan ditemukan akselerasi
Positif : deselerasi lambat berulang minimal pada 50% dari jumlah
kontraksi, deselerasi lambat berulang walaupun kontraksi tidak
adekuat, variabilitas berkurang atau menghilang
Mencurigakan : deselerasi lambat berulang <50% dari jumlah
kontraksi, deselerasi variabel, baseline abnormal (ulang dalam 24
jam)
Tidak memuaskan : hasil tidak baik karena ibu terlalu gemuk,
gelisah atau janin bergerak berlebihan, tidak terjadi kontraksi uterus
yang adekuat (ulang dalam 24 jam)
Hiperstimulasi : kontraksi uterus >5x dalam 10 menit, lama
kontraksi >90 detik (tetania uteri), sering terjadi deselerasi lambat
atau bradikardi
Katagori I
Katagori satu adalah kondisi normal dari pemantauan DJJ dan menggambarkan
status asam basa janin saat pemantauan dalam keadaan normal. Katagori I dapat
dipantau pada pemeriksaan rutin asuhan antenatal dan tidak memerlukan
tatalaksana khusus.

Katagori II
Katagori II tidak memprediksi adanya abnormalitas status asam basa janin, saat ini
belum ditemukan bukti yang adekuat untuk mengkasifikasikan katagori ini menjadi
Katagori I atau Katagori III. Katagori II memerlukan evaluasi dan pemantauan lanjut
serta reevaluasi dan mencari factor-faktor yang berkaitan dengan keadaan klinis.
Pada beberapa keadaan diperlukan uji diagnostic untuk memastikan status
kesejahteraan janin atau melakukan resusitasi intrauterine pada hasil Katagori II ini.

Katagori III
Katagori III berkaitan dengan abnormalitas status asam basa pada saat
pemantauan janin tersebut dilakukan. Katagori III memerlukan evaluasi yang baik
(akurat). Pada kondisi ini, tindakan yang dilakukan tidak terbatas hanya untuk
memberikan oksigenasi bagi ibu, merubah posisi ibu, menghentikan stimulasi
persalinan, atasi hipotensi maternal, dan penatalaksanaan takhisistol, tetapi juga
dilihat situasi klinis yang terjadi pada waktu itu. Bila Katagori III tidak dapat diatasi,
pertimbangkan untuk mengakhiri kehamilan (persalinan).
Tatalaksana

Institute of Obstetrician and Gynaecologist.


Royal College of physicians of ireland. Clinical
practice guideline : intrapartum fetal heart rate
monitoring. juni 2012; 6: 1-15.
Tatalaksana

Institute of Obstetrician and Gynaecologist. Royal


College of physicians of ireland. Clinical practice
guideline : intrapartum fetal heart rate monitoring.
juni 2012; 6: 1-15.

BACK

Вам также может понравиться