Академический Документы
Профессиональный Документы
Культура Документы
DPK :
dr. Trijanto Agung N., M.Kes, Sp.KK
1
2
Identitas Jurnal
3
Pendahuluan
Bulosa
GK: vesikel kantong
tipis berisi cairan
erosi
Impetigo
Area wajah
Penyebaran impetigo
melalui orang ke orang
Non-Bulosa (70%)
(autoinoculation)
GK : papul eritem &
vesikel superfisial
krusta madu
5
Pengobatan untuk mencegah penyebaran secara
sistemik maupun pencegahan komplikasi
diperlukan penggunaan Antibiotik
Beberapa bakteri sudah mengalami resistensi
akibat dari pengobatan yang tidak tuntas, contoh :
methicillin resistantmS. aureus (MRSA) dan
macrolide-resistant S. pyogenes (Kaplan, 2008)
Pada 11 medical centre ditemukan MRSA sebagaai
penyebab tersering terjadinya impetigo sebesar
59% (moran, 2006)
6
Penelitian Dessphande 2008 menemukan adanya
resistensi mupirocin terhadap bakteri S aureus di
amerika sebanyak 6,8%
7
Manajemen Impetigo (Bangert et al, 2012)
manajemen
Mandi dengan
Antibiotik
Non-intervensi sodium Agen topical +Oral AB
topical
choride
8
Tahun 2007 Retapamulin oint 1% dikembangkan untuk
bakteri yang resisten (Glaxo, 2007).
9
PENELITIAN HASIL
Oranje 2007 membandingkan retapamulin
1% dengan sodium fusidat 2%
untuk impetigo hasilnya
retapamulin 1% (99,1%),
sodium fusidat 2% (94%)
dengan efektifitas nilai p :
0,003
Bangart 2012 Membandingkan mupirocin
cream dan retapamulin 1%
untuk infeksi kulit sekunder
hasilnya memiliki outcome yang
sama baiknya 10
Tujuan
11
Metode
Metode prospective, nonrandomized, uncontrolled,
penelitian open label, single center trial
12
Metode
KRITERIA INKLUSI KRITERIA EKSKLUSI
MENGGUNAKAN AB TOPIKAL
PRIA MAUPUN WANITA USIA 9 DALAM 48H
BULAN - 98 TH YG TERDIAGNOSA DALAM 30D MENGUIKUTI
IMPETIGO, FOLIKULITIS ATAU PENELITIAN
INFEKSI MINOR ADA TANDA INFEKSI SISTEMIK
DAPAT MENGGUNAKAN OBAT (DEMAM)
SECARA TOPIKAL ADA ABSES ATAU SELULITIS
PADA WANITA USIA SUBUR TIDAK BISA DENGAN
DIPERLUKAN PX KEHAMILAN PENGGUNAAN TOPIKAL
HAMIIL DAN MENYUSUI
SENSITIF TERHADAP PENGOBATAN
13
INTERVENSI
Pasien datang 2x visit dgn Pemberian max 100cm2
periode 5-7 hari pada dewasa pada anak
2% dari body surface
Tindakan dilakukan pada
visit 1 Setelah digunakan boleh
ditutup apabila ada risiko
Area yang terinfeksi
untuk bahan masuk mulut
dibersihkan dgn kassa
(anak)
steril pemberian 10gr
tube topical retapamulin Pasien diperbolehkan
oint 1% tidak lanjut penelitian jika
terdapat tanda tidak
Diminta mengoleskan
membaik
sebanyak 2x sehari
selama 5 hari Evaluasi dimulai dari
baseline sampai dengan
Max dosis 1 gr/hari
visit II ( day6- day8) 14
15
HASIL
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
Diskusi
PADA POPULASI MRSA TIDAK TAMPAK HASIL YANG SIGNIFIKAN
SECARA STATISTIK, WALAUPUN SECARA CLINICAL SUCCESS MAUPUN
IMPROVEMENT OUTCOME BAIK
Studi desain dan eksekusi membatasi kesimpulan yang dapat ditarik mengenai
efektivitas topikal retapamulin 1 % salep dalam pengobatan kulit infeksi bakteri,
termasuk disebabkan oleh s. Aureus dan mrsa.
Kecil responden sampel, serta plasebo pembanding, dan kegagalan untuk
memastikan microbiological post-treatment adalah keterbatasan dalam studi ini.
Namun demikian, studi ini mendukung penggunaan topikal retapamulin 1 % salep
dalam pengobatan kulit infeksi bakteri, khususnya disebabkan oleh s. Aureus,
termasuk mrsa.
27
TERIMA KASIH
28