Вы находитесь на странице: 1из 36

Alat Pelindung Diri

Kesehatan Keselamatan Kerja


di Rumah Sakit
Personal Protective Equipment
(Alat Pelindung Diri)
Adalah suatu pakaian atau khusus yang
dikenakan tenaga kerja untuk melindungi
dirinya dari suatu bahaya potensial
sehubungan dengan pekerjaan yang
dilakukan.
Personal Protective Equipment
merupakan pilihan terakhir dalam
menghilangkan dan mengurangi efek
pemaparan bahan bahaya dalam bekerja.
Personal Protective Equipment di
Rumah Sakit
Antara lain:
*Jas Laboratorium
dipakai di area laboratorium dan
dilepaskan sebelum keluar ruangan.
*Rok kerja/Apron
terbuat dari karet/plastik, sebaiknya dipakai
apabila dikhawatirkan bahan-bahan
berbahaya dapat memercik/mengenai diri.
*Sarung tangan
sebaiknya dipakai pada saat menggunakan
bahan kimia, specimen, atau bahan yang
dipanaskan.
*Sepatu karet
sebaiknya dipergunakan untuk mencegah
kemungkinan tergelincir atau terjatuh.
*Kaca mata pelindung
sebaiknya dipakai apabila ada
kemungkinan terperciknya bahan bahaya
ke daerah mata.
*Respirator
dipergunakan pada saat mempergunakan
zat kimia tertentu seperti formaldehyde,
ethylene oxide.
*Pakaian kedap air
sebainya digunakan ketika sedang
menggunakan obat anti neoplastik bagi
pasiennya.
Personal Protective Equipment
di tempat bekerja lainnya disesuaikan dengan
jenis industri, alat-alat yang dipakai, dan bahan
kimia.
Misalnya:- Sepatu yang bisa menahan beban
- Helm
- Penutup/sumbat telinga
- Kaca mata
- Sarung tangan
Kesehatan dan keselamatan kerja
di Tempat pelayanan kesehatan
Tempat pelayanan kesehatan antara lain
Puskesmas, Klinik, Rumah Sakit.
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan
masalah kesehatan makin penting.
International Labor Organization (1999),
penyebab kematian pada tenaga kerja adalah
carsinoma akibat kerja.
Gangguan kesehatan lain, misalnya ketulian,
muskuloskeletal, reproduksi dan mental.
Identifikasi bahaya kesehatan di
lingkungan kerja Rumah Sakit
Berdasarkan faktor penyebabnya, bahaya
potensial (Occupational Safety and Health
Administration US Departement of
Labor,1993) di lingkungan Rumah Sakit
dapat dikategorikan:
1.Golongan Biologis
Biological Agents yang sering dijumpai
adalah Hepatitis B virus, Mycobacterium
tuberculosis, HIV dan sebagainya.
2.Golongan Ergonomik
Ergonomi sebagai suatu ilmu yang
menyesuaikan karakteristik biologik
manusia dengan lingkungan kerjanya.
Di Rumah Sakit masalah ini berupa kerja
mengangkat pasien, posisi berdiri lama
dalam jangka waktu lama, pencahayaan
yang belum optimal, pekerja pengangkut
barang.
3.Golongan kimia
Ada berbagai bahan kimia yang bersifat
toksik maupun mengiritasi antara lain
obat-obatan, pelarut dan gas berbahaya
seperti ethylene oxide, formaldehyde, gas
buangan anestesi, cytotoxic agent.
4.Golongan Psikologi
Faktor-faktor atau situasi yang
menimbulkan ketegangan sehubungan
dengan tanggung jawab pekerjaan
maupun faktor lingkungan kerja dapat
menyebabkan gangguan mental
emosional
Occupational Safety and Health
Administration US Departement of
Labor,1993, membagi lokasi kerja yang
mempunyai bahaya potensial di Rumah
Sakit:
Unit pelayanan dasar/poliklinik
- Ethylenoxide, merkuri, asbes
- Infeksi
- Alat tajam
- Uap
- Deterjen
- Gas mudah terbakar
- Alat angkat alat angkut
Unit Dialisa
-Formaldehyde
-Infeksi
Unit penyakit gigi dan mulut
- Merkuri
- Ethylene oxide
- Anaestesi
- Radiasi
- Infeksi
- Bahaya listrik
- Alat tajam
Unit penyediaan makanan
- Lantai yang basah
- Alat tajam
- Bising
- Deterjen
- Amonia
- Microwave
- Oven
Unit kebersihan
- Deterjen
- Alat tajam
- Infeksi
- Alat angkat dan alat angkut
Unit Laboratorium
- Formaldehyde
- Ethyleneoxide
- Zat mudah terbakar dan meledak
- Infeksi
Unit Laundry
- Infeksi
- Alat tajam
- Deterjent
- Pemutih
- Sampah kimia
- Alat angkat dan angkut
Kamar Bedah
- Anaestesi
- Antiseptic
- Alat tajam
- Infeksi
Unit Patologi
- Infeksi
- Formaldehyde
- Bahan pelarut
Unit Farmasi
- Bahan kimia
- Obat-obatan
- Merkuri
Unit Radiologi
- Infeksi
- Radiasi
- Alat angkat dan alat angkut
Unit perawatan pasien/rawat inap
- Infeksi
- Lama berdiri
- Alat tajam
Unit perawatan dengan tenaga nuklir
- Infeksi
- Radiasi sinar X, Radionuklir.
PENGENDALIAN
Engineering Control
bantuan teknologi dalam upaya
mengisolasi atau mengeluarkan
suatu bahaya dari lingkungan kerja
Work Practice Control
Yaitu dengan mengurangi kemungkinan terpaparnya
tenaga kerja melalui perubahan tata cara kerja:
Mencuci tangan sesegera mungkin setelah menyentuh
bahan kimia, obat-obatan, darah, cairan tubuh.
Tidak makan, minum, merokok, bermake up di ruangan
laboratorium
Jarum suntik, alat yang tajam disimpan dalam wadah
kedap air dan jangan dipegang dengan jari.
Dilarang menggunakan pipet memakai mulut.
Administrative Control
Yaitu melalui pengurangan durasi dan
frekuensi terpaparnya tenaga kerja
dengan suatu bahaya potensial dalam
lingkungan kerja:
- Job rotation
- Penyesuaian jadwal kerja
- Penyediaan tenaga kerja yang cukup bila
bahaya potensial meningkat.
Administrative Control dilakukan,
bila:
Engineering dan Work Control tidak bisa
dilakukan.
Administrative control pada dasarnya
menyangkut peraturan yang dikeluarkan
Rumah Sakit terhadap tenaga kerja dalam
rangka mengurangi keterpaparan tenaga
kerja dengan bahaya potensial dalam
bekerja.
Administratitive Control
sering dianjurkan di Rumah Sakit:
1. Memberikan pelatihan/training kepada tenaga kerja.
2. Pemberian vaksinasi sebagai upaya preventif
3. Memperhatikan hubungan tuntutan kerja dengan stress
yang ditimbulkan:
- Beban kerja tidak seimbang
- Kekurangan tenaga kerja
- Pemantauan alat kerja yang rusak
- Pengadaan alat emergensi
-Tempat cuci tangan
- Menginventarisasi bahan radioaktif.
Bila ketiga cara tidak mungkin diimplementasikan atau
hasil kurang memuaskan maka
1. PERSONAL PROTECTIVE EQUIPMENT (APD)
2. PELATIHAN dan PENDIDIKAN
untuk menyampaikan kepada seluruh tenaga kerja dan
merupakan masyarakat Rumah Sakit (The Hospital
Community) antara lain penentu kebijakan, pelaksanaan
pelayanan non medis/medis tentang hak, kewajiban dan
kebutuhan mereka masing-masing dalam mewujudkan
suatu lingkungan kerja yang bebas dari bahaya (Work
Environment Free From Hazard)
Pelatihan memberi penerangan kepada
seluruh tenaga kerja, supervisor,
pelaksana dan manager untuk
berpartisipasi aktif dalam program
keselamatan dan kesehatan kerja.
Pelatihan dan Pendidikan diberikan
kepada:1. Pihak Manajemen
2. Pihak Supervisor
3. Pihak Tenaga Kerja
Materi Pelatihan dan Pendidikan

1. Program keselamatan dan kesehatan kerja yang dilaksanakan.


2. Peraturan sehubungan dengan K-3
3. Sumber bahaya dan agent penyebab penyakit infeksi dan cara
menghilangkannya.
4. Pencegahan bahaya alat listrik
5. Pencegahan rasa nyeri otot (back injury)
6. Masalah ergonomic
7. Pelaporan kecelakaan dan sakit akibat kerja
8. Pengendalian infeksi
9. Menghadapi bahaya dalam darurat sesuai dengan jenis pekerjaan
yang dihadapi.
10. PROSEDUR PELATIHAN HARUS BERKESINAMBUNGAN!!

Вам также может понравиться